Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan PT.
ASA Sumber Rezeki berdasar Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik
(SAK ETAP) No. 15 dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu SAK ETAP No. 15 sebagai suatu standar yang telah ditetapkan dalam
mengatur perlakuan akuntansi aset tetap. Hasil analisis yang diperoleh yaitu perlakuan akuntansi aset
tetap pada PT. ASA Sumber Rezeki di Tenggarong telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Tentang Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Meskipun masih ada hal yag perlu
disesuaikan dalam pengakuan, pencatatan, dan perhitungan aset tetap. Nilai perolehan aset tetap pada
tahun 2015 menurut PT. ASA Sumber Rezeki di Tenggarong yaitu sebesar Rp 847.533.076 dengan
akumulasi penyusutan sebesar Rp 4.940.216.944, sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) nilai perolehan memiliki jumlah yang sama yaitu
sebesar Rp 847.533.076, dengan akumulasi penyusutan sebesar 4.875.560.428 sehingga ada selisih
nilai buku sebesar Rp. 53.218.912 yang menyebabkan perbedaan nilai aset tetap dan nilai ekuitas
perusahaan ditahun 2015.
Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal
atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu
yang penjang. Salah satu investasi ini yaitu aset tetap yang digunakan dalam kegiatan normal
perusahaan yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya
diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan
akuntansinya.
Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aset tetap ini harus dapat
dibebankan selama memiliki usia ekonomis dan caranya yaitu dengan menentukan metode
penyusutan. Dimana penyusutan merupakan konsekuensi akibat dari penggunaan aset tetap. Dimana
aset tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi.
Pengertian penyusutan menurut penalaran umum merupakan cadangan yang akan diperuntukan
untuk membeli aset baru guna menggantikan aset lama yang tidak produktif. Sedangkan pengertian
menurut akuntansi, penyusutan merupakan pengalokasian harga perolehan aset tetap ke dalam harga
pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aset tetap ini .
Pada saat kita ingin membangun perusahaan, untuk bisa berjalannya perusahaan harus memiliki
faktor-faktor pendukung. Salah satu faktor pendukung yang utama yaitu aset tetap, agar seluruh
kegiatan operasional perusahaan bisa berjalan dengan baik. Dalam suatu perusahaan, selaluada aset
tetap untuk menjalankan operasinya. Aset tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan
karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu yang lama.
Aset tetap dibedakan menjadi dua, yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Aset
tetap berwujud merupakan harta yang dalam bentuk nyata, bisa dilihat dengan panca indera. Aset
berwujud yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
permanen menunjukan sifat dimana aset yang bersangkutan dalam mengalami perubahan, kerusakan,
kehancuran, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
Salah satu perusahaan yang menggunakan aset tetap dalam kegiatan operasionalnya yaitu PT.
Asa Sumber Rezeki di Tenggarong. PT. Asa Sumber Rezeki ini merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Terkait dalam hal perlakuan atas aset tetap
yang dimiliki perusahaan PT. Asa Sumber Rezeki ini memerlukan perlakuan kembali atas aset
tetap berwujudnya, yaitu dikarenakan adanya kekeliruan pencatatan terhadap laporan keuangannya.
PT. Asa sumber Rezeki melakukan pembelian aset tetap yang tidak pada awal tahun, namun
penyusutannya dialokasikan selama satu tahun penuh, sehingga perlakuan atas aset tetap tidak sesuai
dengan penyusunan laporan keuangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) No.15 tentang aset tetap.
Perlakuan akuntansi aset tetap yang dimiliki PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong dilakukan
karena ada adanya angka yang kurang wajar pada laporan keuangan yang berakhir tanggal 31
Desember 2015 yang diduga akibat kekeliruan terhadap pencatatannya, karena adanya pembebanan
beban depresiasi aset tetap yang dibeli pada pertengahan tahun diperhitungkan selama setahun penuh.
Menurut (SAK ETAP) No.15 tentang aset tetap, depresiasi aset dimulai ketika suatu aset tersedia
untuk digunakan. Dengan demikian perusahaan mencatat beban depresiasi terlalu besar, maka hal
ini akan mengurangi laba perusahaan.
Metode garis lurus yaitu metode yang digunakan oleh PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong
dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang mudah dalam proses perhitungannya.
Dalam metode garis lurus, beban penyusutan periodik, sepanjang masa pemakaian aset yaitu
sama besarnya. Dengan rumus harga perolehan disusutkan yaitu harga perolehan dikurangi dengan
nilai residu. Perhitungan penyusutan berdasar pada manfaat ekonomis aset, biaya reparasi dan
pemeliharaan karena penggunaan aset tiap-tiap periode relatif tetap, dan kegunaan ekonomis berkurang
karena lewatnya waktu.
Sehubungan dengan mekanisme penyajian penyusutan nilai aset tetap pada PT. Asa Sumber
Rezeki di Tenggarong maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menilai kesesuaian aset
tetap berdasar Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) No.15.
berdasar uraian ini di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti perlakuan akuntansi aset
berdasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ETAP No.15 pada PT.ASA di Tenggarong sehingga
penelitian ini berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laporan
Keuangan pada PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong”.
Kajian Pustaka
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu alat untuk menginformasikan keadaan perusahaan atau organisasi
kepada pemakai. Secara umum akuntansi yaitu cara untuk mengumpulkan data ekonomis dan
melaporkan kepada macam-macam individu dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan,
penggolongan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan,
penggolongan, analisis dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan kemudian
melaporkan hasilnya.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang akuntansi, berikut akan dikemukakan
pengertian akuntansi menurut beberapa ahli.
Menurut Wibowo dan Abubakar (2008:1) menyatakan:
“Akuntansi yaitu merupakan proses identifikasi, pencatatan, dan komunikasi terhadap transaksi
ekonomi dari suatu entitas”.
menyatakan:
“Akuntansi yaitu sistem informasi yang mengindentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan
peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan”.
Jusuf (2011:4) menyatakan:
“Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang pemakai jasa
akuntansi dan definisi dari sudut pandang dan proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pandang
pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
entitas. Sedangkan definisi akuntansi ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data
keuangan suatu entitas”.
berdasar definisi ini di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa akuntansi menghasilkan
informasi keuangan secara kuantitatif dan relefan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemakai
informasi ini ) dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, baik dalam mengukur
keberhasilan operasi perusahaan, maupun membuat rencana di masa yang akan datang.
2. Pengertian Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan pada dasarnya lebih bersifat spesifik terkait dengan hal-hal yang
berhubungan dengan akun-akun yang ada dalam laporan keuangan. Implementasi akuntansi
keuangan di lapangan harus merujuk pada pedoman atau standara akuntansi yang berlaku yaitu dalam
hal ini yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Akuntansi keuangan yaitu bidang akuntansi yang bertujuan untuk menghitung rugi laba
perusahaan selama jangka waktu tertentu dan menentukan posisi keuangan perusahaan pada akhir tahun
buku. Hasil akhir dari akuntansi keuangan yaitu laporan keuangan yang ditujukan kepada semua pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan.
Akuntansi Keuangan yaitu bahasa bisnis yang menghasilkan
informasi keuangan yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi
keuangan entitas pada tanggal tertentu.
berdasar beberapa definisi akuntansi keuangan yang telah dikemukakan diatas dapat dibuat
kesimpulan bahwa akuntansi keuangan yaitu akuntansi yang memberikan informasi keuangan berupa
laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan
ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga
digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak luar
perusahaan.
Laporan keuangan juga merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi
pengertian tentang laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
“Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir untuk
proses pencatatan serta media untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang paling dominan
memerlukan informasi mengenai laporan keuangan serta aktivitas perusahaan.
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:5) yaitu sebagai berikut:
“Laporan keuangan yaitu suatu bentuk pelaporan yang terdiri dari Neraca dan perhitungan Laba
Rugi serta Laporan Perubahan Modal Kerja, dimana Neraca menunjukkan jumlah aset, hutang, dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan Laba Rugi memperlihatkan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu , dan
Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan modal perusahaan”.
Output akuntansi yaitu informasi keuangan dalam bentuk
Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi menurut Standar
Akuntansi Keuangan yaitu Laporan posisi keuangan (Neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
ada beberapa jenis laporan keuangan, yaitu:
1. Laporan Laba Rugi
Merupakan jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi berisi mengenai
semua pendapatan dan semua beban.
2. Laporan perubahan modal (Owner’s Equity Statement)
Laporan perubahan modal merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai modal awal,
investasi, laba (rugi) periode berjalan, prive, dan modal akhir.
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta, kewajiban, dan modal.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus
kas keluar selama periode akuntansi dari berbagai aktivitas oleh perusahaan.
Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemilik, manajer, kreditor, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya untuk mengambil keputusan-keputusan bisnis yang cerdas. Pembaca laporan
mestilah mengetahui apa arti angka yang ada dalam laporan keuangan dan bagaimana menganalisis dan
menafsirkan data dalam cara logis dan sistematik. Laporan keuangan dari sebagian besar perusahaan
publik yaitu terklasifikasi (classified), dan disajikan dalam bentuk komparatif. Kadangkala kata
konsolidasi muncul pada laporan keuangan ini .
Dalam penyusunan laporan keuangan dasar akrual lebih banyak digunakan karena lebih rasional
dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual
dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak
menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Standar Akuntansi
Keuangan memberikan kelonggaran dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan.
4. Tujuan Laporan Keuangan
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan ini dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, terdiri dari neraca, laporan laba rugi
serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan
dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang hasil atau perkembangan dari perusahaan ini .
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji pekerjaan
pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga
sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan ini , dimana dengan hasil
analisa ini pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.
Jadi laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan umum dari berbagai pemakaian
laporan dan bukan hanya untuk kepentingan tertentu saja.
5. Aset Tetap
Setiap perusahaan memiliki aset untuk menunjang kegiatan perusahaan. berdasar bentuknya
aset dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar atau aset tetap. Aset lancar yaitu harta
perusahaan yang dapat diperjualbelikan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan yang nilainya dapat
berubah sewaktu-waktu. Sedangkan aset tetap yaitu harta perusahaan yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan dan tidak untuk dijual kembali.
6. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
No. 15
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam penyusunan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement). Standar ini mengadopsi IFRS untuk small medium
enterprises (SME) dengan beberapa penyederhanaan.
SAK ETAP yaitu standar pelaporan keuangan bagi perusahaan yang tidak go public atau laporan
keuangan yang tidak terbuka untuk umum. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ETAP No.15
mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami
informasi atas investasi entitas aset tetap yaitu pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan
penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.
Dari konsep definisi operasional dapat disimpulkan bahwa definisi operasional menggambarkan
variabel yang diteliti yang bersifat kongkrit yang dijelaskan oleh perusahaan atau instansi-instansi yang
terkait dalam penelitian sebagai berikut:
1. PT. Asa Sumber Rezeki merupakan salah satu perusahaan di Tenggarong yang bergerak dibidang
Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
2. Perlakuan akuntansi terhadap penilaian aset tetap perusahaan dengan mengarah pada penilaian
dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Perlakuan akuntansi penyajian aset tetap perusahaan, disajikan di neraca dalam kelompok aset tetap
sebesar biaya perolehan atau nilai wajar pada saat aset diperoleh.
3. SAK ETAP No.15 akan diterapkan pada perhitungan aset tetap karena perusahaan tidak menghitung
aset tetapnya sesuai dengan masa perolehan, sedangkan pada SAK ETAP No.15 perhitungan beban
penyusutannya harus sesuai dengan awal masa perolehan aset tetap ini .
4. Aset tetap yang dimiliki oleh PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong meliputi:
Tanah, bangunan (kantor dan workshop), kendaraan dan mesin peralatan, dan inventaris kantor
(meja, kursi, komputer, printer, dan lain-lain), tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
5. Metode garis lurus yaitu suatu bentuk perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap, dimana
besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya, tidak menghiraukan kegiatan dalam
periode ini . Metode garis lurus yaitu metode penyusutan yang digunakan oleh PT. Asa
Sumber Rezeki di Tenggarong karena metode ini merupakan salah satu metode yang mudah dalam
proses perhitungannya.
1. Kertas kerja Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menurut perusahaan dengan catatan setelah
adjustment, yaitu sebagai berikut:
PT. ASA SUMBER REZEKI yaitu salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam
memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang berkantor di Jl. Udang No. 18 RT. 13
Tenggarong Kalimantan Timur, dan berlokasi di JL. S. Parman Km 10 RT 3 Loa-Kulu Tenggarong.
PT ASA berdiri pada hari Senin, tanggal 20 bulan Agustus tahun 2007 yang dipimpin oleh Hj.
Erna Fauziah. Kegiatan usaha produksi air minum dalam kemasan ini dimulai pada bulan April tahun
2008 dengan memproduksi kemasan gallon 19 liter, botol 330 ml, botol 600 ml, botol 1500 ml, dan cup
240 ml dengan merek dagang “ASA”.
Dalam proses produksi air minum dalam kemasan ini, PT ASA SUMBER REJEKI selalu
mengacu terhadap standar yang diterapkan oleh pemerintah yaitu SNI 01-3553-2006, dan termasuk
perusahaan AMDK yang tersertifikasi oleh LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) Samarinda Etam pada
tahun 2012.
berdasar analisis diatas maka rincian jurnal penyesuaian/reklasifikasi aset tetap yang dimiliki oleh
PT ASA Sumber Rezeki di Tenggarong yaitu sebagai berikut:
berdasar hasil analisis diatas maka dapat dilihat beberapa hal yang yang terkait dalam
perlakuan akuntansi aset tetap pada PT ASA Sumber Rezeki di Tenggarong dan pengaruhnya terhadap
laporan keuangan perusahaan tahun 2015, yaitu:
1. ada beberapa pengakuan aset tetap perusahaan yang sebaiknya dilakukan penyesuaian terkait
tanggal perolehan dan penggunaan aset tetap dalam operasional perusahaan sehingga sesuai dengan
Standar Akuntansi (SAK ETAP) yang berlaku, dan menjadikan acuan dalam pencatatan, penilaian
aset tetap di masa mendatang agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan penyajian dalam nilai
beban penyusutan, akumulasi dan nilai buku aset tetap perusahaan yang akan mempengaruhi posisi
keuangan perusahaan dan laba-rugi perusahaan.
2. ada selisih nilai buku aset tetap per tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 53.218.912 yang
meningkatkan nilai aset perusahaan dan dikoreksi ke Saldo Laba periode 31 Desember 2015 sehingga
mempengaruhi penyajian kekayaan perusahaan dan posisi ekuitas perusahaan terkait periode
ini . Hal ini terjadi akibat dari nilai buku aset tetap tahun 2015 yang seharusnya lebih besar
dibandingkan dengan saldo nilai buku aset tetap yang dicatat perusahaan pada tahun 2015.
Dari beberapa hasil yang telah dipaparkan di atas, PT ASA sumber Rezeki seharusnya melakukan
koreksi atas pencatatan aset tetapnya untuk tahun 2015 agar dapat digunakan sebagai dasar perhitungan
ditahun-tahun selanjutnya yang benar menurut Standar akuntansi yang berlaku (ETAP). Untuk
pencatatan, pengakuan, penilaian dan penghentian aset tetapnya, perusahaan harus lebih memperhatikan
dan menekankan penggunaan standar umum (ETAP) agar pelaporan keuangannya memiliki informasi
yang lebih akurat dan akuntabel.
berdasar hasil analisis dan pembahasan aset tetap perusaahaan dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perusahaan belum sepenuhnya menerapkan pengakuan, pencatatan dan pelaporan aset tetap
perusahaan sesuai standar akuntasi yang berlaku, sehingga ada selisih nilai buku aset tetap per
tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 53.218.912, selisih ini berpengaruh terhadap Nilai Buku
Aset Tetap dan Saldo Laba periode 31 Desember 2015 yang menyebabkan peningkatan pada nilai
aset dan ekuitas PT ASA Sumber Rezeki periode 31 Desember 2015.
2. Perusahaan sebaiknya melakukan pengakuan, pencatatan dan pelaporan aset tetapnya sesuai
dengan SAK ETAP No. 15 yang berlaku untuk di masa selanjutnya agar tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan penyajian dalam nilai beban penyusutan, akumulasi dan nilai buku aset tetap perusahaan
sehingga informasi yang diterima perusahaan atas laporan keuangan akan lebih akurat dan akuntabel.