akutansi aset 2

 












Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan PT. 

ASA Sumber Rezeki berdasar  Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik 

(SAK ETAP) No. 15 dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan. Alat analisis yang digunakan 

dalam penelitian ini yaitu  SAK ETAP No. 15 sebagai suatu standar yang telah ditetapkan dalam 

mengatur perlakuan akuntansi aset tetap. Hasil analisis yang diperoleh yaitu  perlakuan akuntansi aset 

tetap pada PT. ASA Sumber Rezeki di Tenggarong telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan 

Tentang Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Meskipun masih ada  hal yag perlu 

disesuaikan dalam pengakuan, pencatatan, dan perhitungan aset tetap. Nilai perolehan aset tetap pada 

tahun 2015 menurut PT. ASA Sumber Rezeki di Tenggarong yaitu  sebesar Rp 847.533.076 dengan 

akumulasi penyusutan sebesar Rp 4.940.216.944, sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan 

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) nilai perolehan memiliki jumlah yang sama yaitu 

sebesar Rp 847.533.076, dengan akumulasi penyusutan sebesar 4.875.560.428 sehingga ada  selisih 

nilai buku sebesar Rp. 53.218.912 yang menyebabkan perbedaan nilai aset tetap dan nilai ekuitas 

perusahaan ditahun 2015. 

Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan yaitu  untuk memperoleh laba yang optimal 

atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu 

yang penjang. Salah satu investasi ini  yaitu  aset tetap yang digunakan dalam kegiatan normal 

perusahaan yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya 

diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan 

akuntansinya. 

Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aset tetap ini  harus dapat 

dibebankan selama memiliki usia ekonomis dan caranya yaitu  dengan menentukan metode 

penyusutan. Dimana penyusutan merupakan konsekuensi akibat dari penggunaan aset tetap. Dimana 

aset tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi. 

Pengertian penyusutan menurut penalaran umum merupakan cadangan yang akan diperuntukan 

untuk membeli aset baru guna menggantikan aset lama yang tidak produktif. Sedangkan pengertian 

menurut akuntansi, penyusutan merupakan pengalokasian harga perolehan aset tetap ke dalam harga 

pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aset tetap ini .  

Pada saat kita ingin membangun perusahaan, untuk bisa berjalannya perusahaan harus memiliki 

faktor-faktor pendukung. Salah satu faktor pendukung yang utama yaitu  aset tetap, agar seluruh 

kegiatan operasional perusahaan bisa berjalan dengan baik. Dalam suatu perusahaan, selaluada  aset 

tetap untuk menjalankan operasinya. Aset tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan 

karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu yang lama. 

Aset tetap dibedakan menjadi dua, yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Aset 

tetap berwujud merupakan harta yang dalam bentuk nyata, bisa dilihat dengan panca indera. Aset 

berwujud yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah 

permanen menunjukan sifat dimana aset yang bersangkutan dalam mengalami perubahan, kerusakan, 

kehancuran, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. 

Salah satu perusahaan yang menggunakan aset tetap dalam kegiatan operasionalnya yaitu  PT. 

Asa Sumber Rezeki di Tenggarong. PT. Asa Sumber Rezeki ini merupakan perusahaan yang bergerak 

di bidang Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Terkait dalam hal perlakuan atas aset tetap 

yang dimiliki perusahaan PT. Asa Sumber Rezeki ini  memerlukan perlakuan kembali atas aset 

tetap berwujudnya, yaitu dikarenakan adanya kekeliruan pencatatan terhadap laporan keuangannya. 

PT. Asa sumber Rezeki melakukan pembelian aset tetap yang tidak pada awal tahun, namun 

penyusutannya dialokasikan selama satu tahun penuh, sehingga perlakuan atas aset tetap tidak sesuai 

dengan penyusunan laporan keuangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa 

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) No.15 tentang aset tetap. 

Perlakuan akuntansi aset tetap yang dimiliki PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong dilakukan 

karena ada  adanya angka yang kurang wajar pada laporan keuangan yang berakhir tanggal 31 

Desember 2015 yang diduga akibat kekeliruan terhadap pencatatannya, karena adanya pembebanan 

beban depresiasi aset tetap yang dibeli pada pertengahan tahun diperhitungkan selama setahun penuh. 

Menurut (SAK ETAP) No.15 tentang aset tetap, depresiasi aset dimulai ketika suatu aset tersedia 

untuk digunakan. Dengan demikian perusahaan mencatat beban depresiasi terlalu besar, maka hal 

ini  akan mengurangi laba perusahaan.  

Metode garis lurus yaitu  metode yang digunakan oleh PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong 

dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang mudah dalam proses perhitungannya. 

Dalam metode garis lurus, beban penyusutan periodik, sepanjang masa pemakaian aset yaitu  

sama besarnya. Dengan rumus harga perolehan disusutkan yaitu  harga perolehan dikurangi dengan 

nilai residu. Perhitungan penyusutan berdasar  pada manfaat ekonomis aset, biaya reparasi dan 

pemeliharaan karena penggunaan aset tiap-tiap periode relatif tetap, dan kegunaan ekonomis berkurang 

karena lewatnya waktu. 

Sehubungan dengan mekanisme penyajian penyusutan nilai aset tetap pada PT. Asa Sumber 

Rezeki di Tenggarong maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menilai kesesuaian aset 

tetap berdasar  Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) No.15.  



berdasar  uraian ini  di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti perlakuan akuntansi aset 

berdasar  Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ETAP No.15 pada PT.ASA di Tenggarong sehingga 

penelitian ini berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laporan 

Keuangan pada PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong”. 

Kajian Pustaka 

 

1. Pengertian Akuntansi 

Akuntansi merupakan suatu alat untuk menginformasikan keadaan perusahaan atau organisasi 

kepada pemakai. Secara umum akuntansi yaitu  cara untuk mengumpulkan data ekonomis dan 

melaporkan kepada macam-macam individu dan pihak-pihak yang berkepentingan. 

Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, 

penggolongan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, 

penggolongan, analisis dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan kemudian 

melaporkan hasilnya. 

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang akuntansi, berikut akan dikemukakan 

pengertian akuntansi menurut beberapa ahli. 

Menurut Wibowo dan Abubakar (2008:1) menyatakan: 

“Akuntansi yaitu  merupakan proses identifikasi, pencatatan, dan komunikasi terhadap transaksi 

ekonomi dari suatu entitas”. 

menyatakan: 

“Akuntansi yaitu  sistem informasi yang mengindentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan 

peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan”. 

Jusuf (2011:4) menyatakan: 

 “Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang pemakai jasa 

akuntansi dan definisi dari sudut pandang dan proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pandang 

pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang 

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu 

entitas. Sedangkan definisi akuntansi ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan 

sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data 

keuangan suatu entitas”. 

berdasar  definisi ini  di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa akuntansi menghasilkan 

informasi keuangan secara kuantitatif dan relefan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemakai 

informasi ini ) dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, baik dalam mengukur 

keberhasilan operasi perusahaan, maupun membuat rencana di masa yang akan datang. 

2. Pengertian Akuntansi Keuangan 

Akuntansi keuangan pada dasarnya lebih bersifat spesifik terkait dengan hal-hal yang 

berhubungan dengan akun-akun yang ada  dalam laporan keuangan. Implementasi akuntansi 

keuangan di lapangan harus merujuk pada pedoman atau standara akuntansi yang berlaku yaitu dalam 

hal ini yaitu  Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 

Akuntansi keuangan yaitu  bidang akuntansi yang bertujuan untuk menghitung rugi laba 

perusahaan selama jangka waktu tertentu dan menentukan posisi keuangan perusahaan pada akhir tahun 

buku. Hasil akhir dari akuntansi keuangan yaitu  laporan keuangan yang ditujukan kepada semua pihak 

yang berkepentingan dalam perusahaan. 

Akuntansi Keuangan yaitu  bahasa bisnis yang menghasilkan 

informasi keuangan yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi 

keuangan entitas pada tanggal tertentu. 

berdasar  beberapa definisi akuntansi keuangan yang telah dikemukakan diatas dapat dibuat 

kesimpulan bahwa akuntansi keuangan yaitu  akuntansi yang memberikan informasi keuangan berupa 

laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 

 

3. Laporan Keuangan 

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan 

dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan 

ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang 

dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga 

digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak luar 

perusahaan. 

Laporan keuangan juga merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pihak manajemen 

perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan yaitu  menyediakan informasi yang 

berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan 

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi 

pengertian tentang laporan keuangan yaitu  sebagai berikut: 

“Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan 

suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang 

bersangkutan”. 

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir untuk 

proses pencatatan serta media untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang paling dominan 

memerlukan informasi mengenai laporan keuangan serta aktivitas perusahaan. 

Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:5) yaitu  sebagai berikut: 

“Laporan keuangan yaitu  suatu bentuk pelaporan yang terdiri dari Neraca dan perhitungan Laba 

Rugi serta Laporan Perubahan Modal Kerja, dimana Neraca menunjukkan jumlah aset, hutang, dan 

modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan Laba Rugi memperlihatkan 

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu , dan 

Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan 

perubahan modal perusahaan”. 

Output akuntansi yaitu  informasi keuangan dalam bentuk 

Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi menurut Standar 

Akuntansi Keuangan yaitu  Laporan posisi keuangan (Neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan 

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. 

 ada beberapa jenis laporan keuangan, yaitu: 

1. Laporan Laba Rugi 

Merupakan jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi berisi mengenai 

semua pendapatan dan semua beban. 

2. Laporan perubahan modal (Owner’s Equity Statement) 

Laporan perubahan modal merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai modal awal, 

investasi, laba (rugi) periode berjalan, prive, dan modal akhir. 

3. Neraca (Balance Sheet) 

Neraca merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta, kewajiban, dan modal. 

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) 

Laporan arus kas merupakan salah satu laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus 

kas keluar selama periode akuntansi dari berbagai aktivitas oleh perusahaan. 

Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemilik, manajer, kreditor, dan pihak-pihak 

berkepentingan lainnya untuk mengambil keputusan-keputusan bisnis yang cerdas. Pembaca laporan 

mestilah mengetahui apa arti angka yang ada dalam laporan keuangan dan bagaimana menganalisis dan 

menafsirkan data dalam cara logis dan sistematik. Laporan keuangan dari sebagian besar perusahaan 

publik yaitu  terklasifikasi (classified), dan disajikan dalam bentuk komparatif. Kadangkala kata 

konsolidasi muncul pada laporan keuangan ini . 

Dalam penyusunan laporan keuangan dasar akrual lebih banyak digunakan karena lebih rasional 

dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual 

dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak 


menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Standar Akuntansi 

Keuangan memberikan kelonggaran dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam 

penyusunan laporan keuangan. 

4. Tujuan Laporan Keuangan 

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu 

untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan ini  dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat 

diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, terdiri dari neraca, laporan laba rugi 

serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan 

dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang hasil atau perkembangan dari perusahaan ini .  

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji pekerjaan 

pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga 

sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan ini , dimana dengan hasil 

analisa ini  pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. 

Jadi laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan umum dari berbagai pemakaian 

laporan dan bukan hanya untuk kepentingan tertentu saja. 

5. Aset Tetap 

Setiap perusahaan memiliki aset untuk menunjang kegiatan perusahaan. berdasar  bentuknya 

aset dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar atau aset tetap. Aset lancar yaitu  harta 

perusahaan yang dapat diperjualbelikan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan yang nilainya dapat 

berubah sewaktu-waktu. Sedangkan aset tetap yaitu  harta perusahaan yang digunakan untuk kegiatan 

operasional perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. 

6. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) 

No. 15 

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk 

entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam penyusunan laporan keuangan untuk 

tujuan umum (general purpose financial statement). Standar ini mengadopsi IFRS untuk small medium 

enterprises (SME) dengan beberapa penyederhanaan. 

SAK ETAP yaitu  standar pelaporan keuangan bagi perusahaan yang tidak go public atau laporan 

keuangan yang tidak terbuka untuk umum. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ETAP No.15 

mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami 

informasi atas investasi entitas aset tetap yaitu  pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan 

penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap. 

  

Dari konsep definisi operasional dapat disimpulkan bahwa definisi operasional menggambarkan 

variabel yang diteliti yang bersifat kongkrit yang dijelaskan oleh perusahaan atau instansi-instansi yang 

terkait dalam penelitian sebagai berikut: 

1. PT. Asa Sumber Rezeki merupakan salah satu perusahaan di Tenggarong yang bergerak dibidang 

Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).  

2. Perlakuan akuntansi terhadap penilaian aset tetap perusahaan dengan mengarah pada penilaian 

dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak 

memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. 

 Perlakuan akuntansi penyajian aset tetap perusahaan, disajikan di neraca dalam kelompok aset tetap 

sebesar biaya perolehan atau nilai wajar pada saat aset diperoleh. 

3. SAK ETAP No.15 akan diterapkan pada perhitungan aset tetap karena perusahaan tidak menghitung 

aset tetapnya sesuai dengan masa perolehan, sedangkan pada SAK ETAP No.15 perhitungan beban 

penyusutannya harus sesuai dengan awal masa perolehan aset tetap ini . 

4. Aset tetap yang dimiliki oleh PT. Asa Sumber Rezeki di Tenggarong meliputi: 


 

Tanah, bangunan (kantor dan workshop), kendaraan dan mesin peralatan, dan inventaris kantor 

(meja, kursi, komputer, printer, dan lain-lain), tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam 

rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 

5. Metode garis lurus yaitu  suatu bentuk perhitungan beban penyusutan untuk aktiva tetap, dimana 

besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya, tidak menghiraukan kegiatan dalam 

periode ini . Metode garis lurus yaitu  metode penyusutan yang digunakan oleh PT. Asa 

Sumber Rezeki di Tenggarong karena metode ini merupakan salah satu metode yang mudah dalam 

proses perhitungannya. 

1. Kertas kerja Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menurut perusahaan dengan catatan setelah 

adjustment, yaitu sebagai berikut: 

 


PT. ASA SUMBER REZEKI yaitu  salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam 

memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang berkantor di Jl. Udang No. 18 RT. 13 

Tenggarong Kalimantan Timur, dan berlokasi di JL. S. Parman Km 10 RT 3 Loa-Kulu Tenggarong. 

PT ASA berdiri pada hari Senin, tanggal 20 bulan Agustus tahun 2007 yang dipimpin oleh Hj. 

Erna Fauziah. Kegiatan usaha produksi air minum dalam kemasan ini dimulai pada bulan April tahun 

2008 dengan memproduksi kemasan gallon 19 liter, botol 330 ml, botol 600 ml, botol 1500 ml, dan cup 

240 ml dengan merek dagang “ASA”. 

Dalam proses produksi air minum dalam kemasan ini, PT ASA SUMBER REJEKI selalu 

mengacu terhadap standar yang diterapkan oleh pemerintah yaitu SNI 01-3553-2006, dan termasuk 

perusahaan AMDK yang tersertifikasi oleh LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) Samarinda Etam pada 

tahun 2012. 

berdasar  analisis diatas maka rincian jurnal penyesuaian/reklasifikasi aset tetap yang dimiliki oleh 

PT ASA Sumber Rezeki di Tenggarong yaitu  sebagai berikut: 


berdasar  hasil analisis diatas maka dapat dilihat beberapa hal yang yang terkait dalam 

perlakuan akuntansi aset tetap pada PT ASA Sumber Rezeki di Tenggarong dan pengaruhnya terhadap 

laporan keuangan perusahaan tahun 2015, yaitu: 

1. ada  beberapa pengakuan aset tetap perusahaan yang sebaiknya dilakukan penyesuaian terkait 

tanggal perolehan dan penggunaan aset tetap dalam operasional perusahaan sehingga sesuai dengan 

Standar Akuntansi (SAK ETAP) yang berlaku, dan menjadikan acuan dalam pencatatan, penilaian 

aset tetap di masa mendatang agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan penyajian dalam nilai 

beban penyusutan, akumulasi dan nilai buku aset tetap perusahaan yang akan mempengaruhi posisi 

keuangan perusahaan dan laba-rugi perusahaan. 

2. ada  selisih nilai buku aset tetap per tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 53.218.912 yang 

meningkatkan nilai aset perusahaan dan dikoreksi ke Saldo Laba periode 31 Desember 2015 sehingga 

mempengaruhi penyajian kekayaan perusahaan dan posisi ekuitas perusahaan terkait periode 

ini . Hal ini terjadi akibat dari nilai buku aset tetap tahun 2015 yang seharusnya lebih besar 

dibandingkan dengan saldo nilai buku aset tetap yang dicatat perusahaan pada tahun 2015. 

Dari beberapa hasil yang telah dipaparkan di atas, PT ASA sumber Rezeki seharusnya melakukan 

koreksi atas pencatatan aset tetapnya untuk tahun 2015 agar dapat digunakan sebagai dasar perhitungan 

ditahun-tahun selanjutnya yang benar menurut Standar akuntansi yang berlaku (ETAP). Untuk 

pencatatan, pengakuan, penilaian dan penghentian aset tetapnya, perusahaan harus lebih memperhatikan 

dan menekankan penggunaan standar umum (ETAP) agar pelaporan keuangannya memiliki informasi 

yang lebih akurat dan akuntabel. 

 

berdasar  hasil analisis dan pembahasan aset tetap perusaahaan dapat disimpulkan beberapa 

hal sebagai berikut: 

1. Perusahaan belum sepenuhnya menerapkan pengakuan, pencatatan dan pelaporan aset tetap 

perusahaan sesuai standar akuntasi yang berlaku, sehingga ada  selisih nilai buku aset tetap per 

tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp. 53.218.912, selisih ini  berpengaruh terhadap Nilai Buku 

Aset Tetap dan Saldo Laba periode 31 Desember 2015 yang menyebabkan peningkatan pada nilai 

aset dan ekuitas PT ASA Sumber Rezeki periode 31 Desember 2015. 

2. Perusahaan sebaiknya melakukan pengakuan, pencatatan dan pelaporan aset tetapnya sesuai 

dengan SAK ETAP No. 15 yang berlaku untuk di masa selanjutnya agar tidak terjadi kelebihan atau 

kekurangan penyajian dalam nilai beban penyusutan, akumulasi dan nilai buku aset tetap perusahaan 

sehingga informasi yang diterima perusahaan atas laporan keuangan akan lebih akurat dan akuntabel. 

 


  


Related Posts:

  • akutansi aset 2 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan PT. ASA Sumber Rezeki berdasar  Standar Aku… Read More