Tampilkan postingan dengan label penerapan akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penerapan akuntansi. Tampilkan semua postingan

penerapan akuntansi

  




Dalam menjalankan kegiatan bisnis, suatu perusahaan dihadapkan pada 

berbagai masalah yang kompleks, hal ini terkait dengan adanya berbagai macam 

transaksi bisnis yang terus berkembang sejalan dengan kegiatan perekonomian. 

Terlepas dari semakin kompleksnya kegiatan usaha dan juga transaksi yang 

beraneka ragam ini  maka secara otomatis kegiatan operasional juga semakin 

beragam pula, dengan demikian diperlukan adanya pengelolaan kegiatan usaha 

sehingga kegiatan operasional dapat terkontrol dengan baik. Untuk itu diperlukan 

adanya suatu sistem akuntansi yang dapat dipakai  untuk mengelola berbagai 

macam transaksi ini . 

Sistem akuntansi terdiri dari berbagai macam prosedur-prosedur yang 

mengatur tentang berbagai langkah yang harus dilaksanakan agar suatu perusahaan 

dapat berjalan efisien dan efektif. Semakin kompleks suatu kegiatan operasional 

perusahaan maka sistem akuntansi semakin penting untuk diterapkan. Hal ini 

dimaksudkan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan efisien dan efektif.  

Hasil dari sistem akuntansi ini  adalah berupa informasi yang dapat 

dipakai  untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan. Informasi yang 

disampaikan ini  adalah bersifat moneter yang dituangkan dalam bentuk 

laporan keuangan. Informasi ini  bermanfaat untuk penilaian kinerja suatu 

perusahaan, di antaranya untuk mengetahui berapa perolehan laba suatu perusahaan 

yang bermanfaat untuk menjaga kontinuitas suatu perusahaan. Karena tujuan utama 

suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang bermanfaat untuk 

mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan. 

Informasi keuangan yang merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi 

ini  dipakai  oleh berbagai pihak-pihak yang berkepentingan. Karena ada 

beragam pemakai yang berkepentingan ini  maka diperlukan adanya standar 

dalam penyusunannya, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami 

laporan keuangan. Standar ini  dituangkan dalam Pernyataan Standar 

Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi 

Keuangan (DSAK). 

Untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai standar terlebih dahulu harus 

ada pembenahan sistem dari dalam perusahaan itu sendiri, karena sistem yang bagus 

akan memudahkan dalam penerapannya. Sistem Akuntansi ini  ada yang secara 

manual dan ada juga yang sudah komputerisasi, hal yang membedakan adalah dalam 

proses akuntansinya, karena dengan komputerisasi semua proses sudah dilakukan 

oleh komputer, tetapi dengan manual semua masih dikerjakan oleh manusia, tetapi 

terlepas dari sistem manual maupun komputerisasi, sistem akuntansi tetap harus 

dimulai dari dasar dengan cara pelatihan bagi sumber daya manusianya (SDM). 

Penerapan sistem akuntansi ini  tidak terkecuali juga dilakukan oleh 

semua skope usaha baik pengusaha kecil, menengah maupun besar, dan juga sistem 

juga perlu diterapkan dalam semua jenis kegiatan usaha, baik perusahaan 

manufaktur, dagang maupun jasa, karena dengan diterapkannya sistem akuntansi 

yang benar maka akan memperkecil terjadinya kesalahan baik disengaja maupun 

tidak disengaja, dan akan dapat menghasilkan informasi yang akurat.  

Hal ini juga terjadi pada suatu kegiatan usaha bengkel assecories dan variasi 

mobil ”Goro Profesional” di Jalan Bayangkara Tipes Solo, yang usahanya adalah 

menyediakan berbagai keperluan assecories untuk mobil, serta Memberi  jasa 

pemasangan kaca film. Perusahaan ini  sudah lama menjalankan kegiatan 

operasionalnya, tetapi karena keterbatasan sumber daya manusianya sehingga 

pemilik perusahaan belum mengelola usahanya secara profesional, dengan demikian 

operasional perusahaan tidak terkontrol dengan baik, hal ini menimbulkan keinginan 

peneliti untuk mencoba menerapkan sistem akuntansi pada perusahaan ini .  

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Nathan Thomas (2009) yang meneliti 

tentang ”Rancang Bangun Sistem Akuntansi Pada Yayasan Pendidikan dan Pengem-

bangan Musik (YPPM) Kythara Surakarta” hasil penelitian menyatakan bahwa 

yayasan ini  memiliki kompleksitas yang cukup rumit dengan demikian perlu 

penanganan administrasi yang cukup serius, serta yayasan ini  perlu menerapkan 

sistem akuntansi agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang sesuai standar 

akuntansi, dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 45. 

 Penelitian ini juga meneliti hal yang sama yaitu mengenai penerapan sistem 

akuntansi dan menerapkan cara membuat laporan keuangan, tetapi dalam hal ini 

tidak sampai pada nilai nominal yang lebih detail dari kegiatan keuangan 

perusahaan tetapi lebih menekankan pada pembenahan dari sistem akuntansi yang 

sesuai standar saja serta jenis kegiatan usaha juga berbeda dengan yang 

sebelumnya, kalau pada penelitian sebelumnya objeknya adalah yayasan yang 

merupakan non profit oriented sedangkan pada penelitian sekarang objeknya adalah 

perusahaan profit oriented. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat Memberi  

gambaran bagi para pengelola kegiatan bisnis serta pihak-pihak yang berkepenting-

an tentang perlunya penerapan sistem akuntansi bagi suatu perusahaan dan 

penerapan cara penyusunan laporan keuangan yang sesuai standar. Permasalahan 

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan 

diterapkannya sistem akuntansi pada suatu perusahaan , maka kegiatan operasional 

perusahaan akan lebih terkontrol dan penyimpangan dapat diminimalkan 

 

SISTEM DAN SISTEM AKUNTANSI 

Sistem diibaratkan sebagai jantungnya suatu perusahaan, sehingga tanpa ada 

sistem perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan bila  sistem 

tidak diterapkan maka kegiatan operasional tidak dapat berjalan secara efektif dan 

efisien dan kemungkinan terjadi banyak penyelewengan-penyelewengan dalam 

praktik. Oleh karena sedemikian pentingnya sistem ini  maka perusahaan harus 

mulai menerapkannya dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. 

Menurut Wilkinson (2000: 6) sistem merupakan suatu kesatuan dari bagian-

bagian yang saling berinteraksi dan berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai 

suatu tujuan. Mulyadi (2001: 6) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan 

prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan 

pokok perusahaan. Dari dua definisi di atas dapat dijelaskan bahwa suatu sistem 

tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan kumpulan dari bagian-bagian sistem 

yang membentuk satu kesatuan, atau dengan kata lain sistem terdiri dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan satu sama lain. Prosedur ini  merupakan 

urutan-urutan kegiatan yang harus dilaksanakan, jadi dalam suatu kegiatan 

perusahaan dapat dicontohkan prosedur ini  merupakan urutan kegiatan yang 

harus dilaksanakan mulai dari adanya transaksi sampai bagaimana caranya transaksi 

ini  harus dilaporkan. 

Sistem akuntansi ini harus diterapkan untuk semua jenis usaha perusahaan, 

baik perusahaan dagang, jasa maupun perusahaan manufaktur, dan juga menurut 

skala perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil, tetapi dalam pelaksanaannya 

disesuaikan dengan jenis dan kondisi perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya 

tidak kaku, dalam artian penerapan sistem untuk perusahaan kecil dengan besar 

semestinya berbeda, hal ini mempertimbangkan cost benefit nya, karena dalam 

perusahaan besar transaksinya relatif lebih kompleks, sehingga penerapan 

sistemnya juga lebih kompleks pula. 

Sesuai dengan siklus dalam perusahaan, maka sistem itu terdiri dari: sistem 

akuntansi penerimaan kas, sistem pengeluaran kas, sistem pembelian dan sistem 

penjualan. Sistem penerimaan kas ada dua macam, yaitu secara tunai dan kredit. 

Secara teori ada tiga macam prosedur penerimaan kas, yaitu penerimaan kas dari 

over-the-counter sale, penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD) dan dari 

credit card sales ,

Dari uraian tentang prosedur-prosedur yang membentuk suatu sistem 

akuntansi ini  maka secara ringkas dapat disimpulkan bahwa akhir dari 

penyusunan sistem dan prosedur ini  adalah untuk dapat menyajikan informasi 

yang bermanfaat dalam bentuk laporan keuangan.  

 

LAPORAN KEUANGAN 

Hongren mendefinisikan laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang 

melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter ,mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: 

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-

transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan”. 

Secara umum pengertian laporan keuangan adalah mendasarkan pada 

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1 2007) yang menyatakan 

bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, dalam 

Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang lengkap 

terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan 

keuangan dan informasi tambahan misalnya informasi keuangan segmen industri 

dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. 

Diungkapkan dalam Accounting Principles Board (APB) Opinion No.4 yang 

menyatakan tentang fungsi dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi 

yang bersifat finansiil mengenai aktivitas ekonomi dan dapat dipakai  untuk 

pengambilan keputusan ekonomi ,

Disebutkan pula dalam Statement of Financial Accounting Concepts bahwa tujuan pelaporan keuangan salah satunya adalah menyediakan 

informasi kepada investor dan kreditor mengenai prospek kondisi keuangan 

perusahaan, terutama yang menyangkut jumlah, waktu dan kepastian arus kas yang 

diperoleh perusahaan. Bagi investor hal ini berkaitan dengan retun yang diharapkan 

dari dana yang diinvestasikan. Informasi akuntansi yang dimaksud terutama 

mengenai laporan laba rugi dan cash flow suatu perusahaan. Mengingat beraneka 

ragamnya para pengguna informasi akuntansi ini  maka dalam penyusunan 

laporan keuangan harus tetap mendasarkan kepada aturan-aturan dalam Standar 

Akuntansi Keuangan sehingga laporan keuangan dapat dipahami oleh beraneka 

ragam pengguna dan laporan keuangan harus mempunyai format yang standar. 

Mengenai standar format yang baku dalam penyusunan laporan keuangan 

diatur di dalam PSAK ini , termasuk penyusunan laporan keuangan sesuai 

kriteria organisasinya, misal untuk perusahaan dagang atau manufaktur atau 

organisasai non profit.  

 

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN 

Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas 

dimaksudkan agar laporan keuangan mudah dipahami, mengingat adanya pengguna 

yang beraneka ragam, untuk itu laporan keuangan harus memenuhi beberapa 

karakteristik kualitatif, disebutkan dalam Statement of  bahwa agar laporan keuangan dapat bermanfaat untuk 

pengambilan keputusan ekonomi, maka yang pertama dipertimbangkan adalah cost 

dan benefit nya, diharapkan benefit lebih besar dibanding cost nya, agar benefit 

lebih besar dari cost, maka laporan keuangan mempunyai kriteria khusus yaitu 

dapat dipahami, sehingga berguna dalam pengambilan keputusan. 

Kriteria yang lain agar laporan keuangan berguna untuk pengambilan 

keputusan adalah laporan keuangan memenuhi kualitas primer dan kualitas 

sekunder, kualitas primer yang dimaksud adalah relevan dan reliabel, relevan 

dimaksudkan laporan keuangan dapat untuk memprediksi kejadian-kejadian 

ekonomi, serta tepat waktu, sedangkan reliabel adalah laporan keuangan 

menyajikan kondisi yang sebenarnya, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. 

Setelah terpenuhinya kualitas utama maka kualitas sekunder adalah laporan 

keuangan dapat diperbandingkan, sehingga bila  pengguna laporan keuangan 

berkepentingan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dengan 

membandingkan laporan keuangan antar periode maka tidak ditemui kesulitan 

karena pemakaian  metode dan penerapan yang konsisten dari tahun ke tahun, 

dengan demikian bila  laporan keuangan sudah memenuhi beberapa hal di atas 

maka dikatakan laporan keuangan bebas dari salah saji material. 

 

SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) 

Berbicara tentang prosedur-prosedur akuntansi yang membentuk suatu 

sistem, di dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari sistem pengendalian interen 

(SPI), karena SPI ini berfungsi sebagai kontrol untuk memantau jalannya sistem 

yang ada di perusahaan apakah sudah berjalan sesuai yang diharapkan serta untuk 

menjamin bahwa kegiatan operasional berjalan efektif dan tidak ada penyelewengan 

atau penyimpangan. The COSO report mendefinisikan internal control berikut ini 

“Internal control is a process, effected by an entity’s board of 

directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable 

regarding the achievement of objectives in the following categories: reliability of 

financial reporting, compliance with applicable laws and regulations and 

effectiveness and efficiency of operations”.  

Abdul Halim Memberi  pemahaman bahwa SPI adalah serangkaian proses 

yang dijalankan entitas, proses ini  merupakan rangkaian kebijakan dan 

prosedur yang sistematis, dengan tujuan untuk menjaga keandalan pelaporan 

keuangan entitas, menjaga efektivitas dan efisiensi operasi dan menjaga kepatuhan 

hukum dan peraturan yang berlaku 

Dengan demikian suatu Sistem Pengendalian Interen (SPI) merupakan suatu 

sistem yang dipakai  oleh suatu entitas untuk menjamin bahwa pelaksanaan 

operasional perusahaan berjalan sesuai tujuan, menjaga agar laporan keuangan 

dapat diandalkan, untuk itu SPI sebaiknya diterapkan dalam perusahaan, karena 

dengan SPI yang bagus maka diharapkan segala bentuk penyelewengan dan 

kecurangan dapat diminimalkan. bila  SPI suatu perusahaan kuat maka bila  

dilakukan pemeriksaan atau audit dalam perusahaan ini  maka skope audit 

dapat dipersempit karena segala dokumen dan catatan yang mendukung 

pemeriksaan dapat tersedia serta penyimpangan minim terjadi. Tetapi berhasil 

tidaknya SPI ini  sangat didukung oleh kerjasama dari pihak-pihak yang terkait 

diantaranya, pihak manajemen selaku yang bertanggung jawab, dan juga pelaksana, 

dalam hal ini karyawan perusahaan, hal ini juga didukung oleh sumber daya 

manusia yang kompeten dalam perusahaan ini .  

 


Evaluasi pelaksanaan transaksi di perusahaan  

Setelah beberapa data dan dokumen pendukung berhasil dikumpulkan maka 

dihasilkan gambaran tentang perusahaan sebagai berikut:  

- Kelebihan 

a. Perusahaan sudah memiliki kesadaran untuk mencatat apa yang menjadi 

kewajiban (utang) yang harus dilunasi karena ada  tanggal transaksi, 

sehingga dapat dipakai  sebagai kontrol mengenai berapa kewajiban yang 

harus dibayar dan kapan harus melunasi. 

b. Perusahaan mencatat daftar persediaan barang sehingga dapat diketahui apa 

saja persediaan barang yang dimiliki dan dapat dipakai  sebagai kontrol 

kapan perusahaan harus melakukan pengadaan barang bila  persediaaan 

barangnya sudah habis 

- Kelemahan 

a. Format yang dipakai  masih sangat sederhana dan belum sesuai standar 

b. Masih memakai  pencatatan manual, sehingga memerlukan waktu yang 

lama untuk melakukan pencatatan 

c. Belum semua transaksi didukung oleh bukti transaksi yang sah, bukti 

transaksi atau nota terutama berasal dari pembelian persediaan barang di 

tempat lain, tetapi yang terkait dengan penerimaan kas dari pendapatan hanya 

dilakukan pencatatan di buku saja, dan tidak detail 

d. Nota atau bukti transaksi yang ada tidak diarsip dan tidak diurutkan sesuai 

tanggal terjadinya, sehingga menyulitkan bila  suatu saat membutuhkan 

data ini  dan transaksi sulit terkontrol 

e. Kurang adanya pencatatan yang jelas yang terkait dengan utang dan piutang, 

meskipun ada pencatatan tetapi tidak jelas berapa umur utang piutangnya 

 

Evaluasi Berdasarkan Sistem Pengendalian Interen (SPI) 

Sesuai dengan unsur-unsur dalam SPI maka beberapa kelemahan-

kelemahan ini  dapat diidentifikasi sebagai berikut:  

1. Organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas 

(pemisahan fungsi). 

Karena skope perusahaan meskipun termasuk menengah, tetapi berdasarkan 

jenisnya termasuk perusahaan perorangan, dengan demikian pemilik dalam hal 

ini sekaligus sebagai manajer perusahaan. Hal ini boleh dilaksanakan tetapi 

untuk bagian-bagian tertentu sebaiknya harus tetap ada bagian-bagian yang 

terpisah, contoh kasus misalnya untuk pihak pemilik sekaligus pihak 

manajemen sebaiknya tidak secara langsung menangani kas, tetapi dapat 

dilimpahkan kepada bagian keuangan, dalam hal ini bagian kasir, segala 

penerimaan maupun pengeluaran kas diurusi oleh kasir, tetapi untuk setiap 

transaksi pemilik tetap harus mengetahuinya. Untuk pencatatan transaksi 

sebaiknya juga ada yang mengurusi sendiri. 

Kondisi yang ada di perusahaan ini  adalah, pemilik sekaligus sebagai 

pihak manajemen, sebaiknya perlu menambah karyawan yang kompeten di 

bidangnya untuk menangani administrasi perusahaan, sebaiknya ada dua orang, 

satu untuk kasir dan satu bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan dan 

penyusunan laporan keuangan. Perusahaan juga perlu membuat job description, 

sehingga masing-masing karyawan mempunyai gambaran yang jelas apa yang 

menjadi tugas dan kewajiban masing-masing. 

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan (Otorisasi) 

Otorisasi diperlukan dengan tujuan agar semua transaksi dapat dibuktikan 

keabsahannya, terutama yang terkait dengan pengeluaran kas harus 

sepengetahuan pihak manajemen, dan juga usulan untuk pembelian barang juga 

harus mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang. Untuk setiap transaksi 

harus diikuti dengan pencatatan, hal ini sebagai dasar dalam penyusunan 

laporan keuangan. 

Kondisi yang ada di perusahaan ini , belum ada  otorisasi untuk setiap 

transaksi, karena bukti transaksi memang belum dipakai  dalam perusahaan, 

dalam penelitian ini diberikan contoh form bukti-bukti transaksi yang perlu 

dipakai  dan bagaimana pelaksanaan pencatatan sampai dengan penyusunan 

laporan keuangan diberikan secara lengkap dengan tujuan perusahaan akan 

lebih tertata rapi dan penyimpangan dapat dikurangi sehingga kekayaan 

perusahaan dapat terjaga.  

3. Praktik yang Sehat 

Praktik yang sehat dimaksudkan agar dalam pelaksanaan transaksi sesuai 

dengan yang seharusnya sehingga kegiatan operasional dapat terkontrol,dalam 

hal ini yang terkait dengan prosedur pencatatan adalah dipakai nya formulir 

(bukti-bukti transaksi) yang bernomor urut dan sesuai urutan tanggal transaksi, 

tujuannya adalah agar setiap transaksi dapat dipantau kapan terjadinya, dan 

bila  dibutuhkan sewaktu-waktu mudah dalam penelusurannya. Pada setiap 

akhir periode sebaiknya selalu dilakukan pencocokan jumlah asset fisik dengan 

catatannya, asset ini  meliputi jumlah kas maupun stock barang dagangan. 

Untuk kas sebaiknya dilakukan cash opname setiap akhir periode dan untuk 

persediaan barang dilakukan stock opname setiap akhir periode, kemudian 

dicocokkan antara jumlah fisiknya dengan catatan akuntansi, bila  ada  

selisih harus ditelusur dan dicari penyebab dari selisih ini , karena ada  

kemungkinan selisih ini  karena kelalaian dalam pelaksanaan atau karena 

ada penyelewengan. 

Pelaksanaan cash opname secara sederhana dalam artian sebatas menghitung 

jumlah fisik sebenarnya juga sudah dilakukan, tetapi tidak diikuti dengan 

pencocokkan antara fisik dengan catatan akuntansinya, sehingga tidak dapat 

menunjukkan kemungkinan adanya penyimpangan atau tidak. Dalam hal ini 

termasuk stock opname, juga dilakukan penghitungan fisik persediaan dan 

hanya dicatat hasil penghitungan saja tidak ada pencocokkan dengan catatan 

akuntansinya. 

Selain itu perusahaan juga perlu menginventarisir aktiva tetap yang dimilikinya 

termasuk menghitung adanya penyusutan aktiva tetap dan memperhitungkan 

umur ekonomisnya.  

 

4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya (Karyawan yang 

Kompeten) 

Peusahaan dalam hal ini sebagian sudah dilaksanakan, contohnya adalah dalam 

Memberi  jasa pemasangan kaca film dilakukan oleh orang yang ahli dalam pe-

kerjaan ini , tetapi untuk jasa akuntansi belum dilaksanakan dalam perusahaan 

ini , sehingga proses akuntansi yang sesuai standar belum dapat dilaksanakan. 

 

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan 

Melihat kondisi yang ada di perusahaan ini , maka peneliti mencoba 

untuk mengusulkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pembenahan 

sistem akuntansi di perusahaan ini . Langkah-langkah yang dilakukan adalah 

sebagai berikut:  

1. Menyusunkan sistem dan prosedur akuntansi  

Peneliti mencoba menyusunkan sistem akuntansi yang dapat dipakai  sebagai 

pedoman dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Penyusunan 

sistem dan prosedur akuntansi ini  berpedoman pada teori serta standar 

yang berlaku dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan ini , 

karena skope dan jumlah karyawan yang tidak begitu banyak sehingga sistem 

akuntansi dibuat sederhana.  

2. Menyusun laporan keuangan 

a. Neraca. Berdasar kondisi yang ada maka peneliti menyusunkan neraca sbb:  

 


c. Laporan Arus Kas 

Untuk laporan arus kas ini peneliti baru mencoba mengusulkan formatnya, 

dan sedang berusaha untuk menyusun laporan arus kas, hal ini disebabkan 

keterbatasan SDM-nya, serta untuk Memberi  pemahaman mengenai 

sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan ini bukan hal yang 

mudah, karena latar belakang personel yang menangani bukan dari orang 

akuntansi, dengan demikian pemahaman dilakukan secara bertahap. 

Format yang diusulkan adalah seperti diuraikan dalam teori di atas dengan 

memakai  metode langsung dan transaksi yang disesuaikan dengan 

kondisi perusahaan sebagai berikut:  

 

 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bengkel accesories goro 

profesional adalah perusahaan yang sudah cukup berkembang, karena transaksinya 

sudah bertambah banyak maka perusahaan ini  perlu menerapkan sistem 

akuntansi, dalam praktiknya di perusahaan ini , pencatatan secara manual 

sudah dilaksanakan, hanya belum sesuai dengan standar akuntansi, dan laporan 

keuangan juga belum pernah disusun, hal ini karena kurangnya sumber daya 

manusia yang memadai.  

Saran yang dapat penulis usulkan adalah, sebaiknya perusahaan ini  

sudah mulai melakukan pembenahan agar pelaksanaan transaksi dapat dikontrol, 

dan juga Sistem Pengendalian Interen perlu diterapkan dengan tujuan untuk 

meminimalkan adanya penyelewengan. Laporan Keuangan juga perlu disusun 

untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan ini .