Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 4. Tampilkan semua postingan

manajemen bisnis 4




 order, perencanaan tenaga kerja serta perencanaan 

kapasitas kerja.

c. berdasar  sifat ramalan yang telah disusun, meliputi:

1) peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan 

atas kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang 

dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. 

ini  penting sebab  hasil peramalan ditentukan 

berdasar  pemikiran yang bersifat intuisi, judgement 

atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman 

dari penyusunnya. Peramalan ini didasarkan atas 

hasil penyelidikan, seperi Delphi, S-curve, analogies 

dan penelitian bentuk atau morphological research atau 

didasarkan atas ciri-ciri normatif seperti decision matrices 

atau decisions trees; 

2) peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan 

atas data kuntitatif pada masa lalu. Hasil peramalan 

yang dibuat sangat bergantung pada metode yang 

dipergunakan dalam peramalan ini . 

Pada dasarnya, peramalan yaitu proses untuk memperkirakan 

kebutuhan pada masa datang yang meliputi kebutuhan dalam 

ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan 

dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah 

satu jenis peramalan yaitu peramalan permintaan. 


1. Komponen Proses Peramalan

Peramalan permintaan yaitu  tingkat permintaan produk 

yang diharapkan terealisasi untuk jangka waktu tertentu dan pada 

masa yang akan datang.

Menurut Yamit (2003), untuk menjamin efektivitas dan efisiensi 

dari sistem peramalan permintaan, ada  sembilan langkah 

kegiatan yang harus dilakukan, yaitu: 

a. menentukan tujuan dari peramalan; 

b. memilih item independent demand yang diramalkan; 

c. menentukan horizon waktu dari peramalan; 

d. memilih model peramalan; 

e. memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan 

peramalan; 

f. validasi model peramalan; 

g. membuat peramalan;

h. implementasi hasil peramalan;

i. memantau keandalan hasil peramalan.

2. Komponen Pertimbangan dalam Peramalan

Menurut Yamit (2003), dalam melakukan peramalan diperlukan 

beberapa pertimbangan, antara lain: 

a. item yang diramalkan; 

b. peramalan dari atas (top-down) atau dari bawah (buttom-up); 

c. teknik peramalan (model kuantitatif atau kualitatif); 

d. satuan yang dipakai ; 

e. interval waktu; 

f. komponen peramalan;

g. ketepatan peramalan; 

h. pengecualian dan situasi khusus; 

i. perbaikan parameter model peramalan.


Dengan demikian, peramalan tidak terlalu dibutuhkan 

dalam kondisi permintaan pasar yang stabil sebab  perubahan 

permintaannya relatif kecil. 

Akan namun , peramalan akan sangat dibutuhkan jika  

kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya 

sedikit lingkungan bisnis yang dapat menghindari proses peramalan 

dan hanya menunggu hal-hal yang terjadi untuk mengambil 

kesempatan. 

2. Sifat Hasil Peramalan

dalam membuat peramalan ada  

beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.

a. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya 

bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, namun  tidak 

dapat menghilangkan ketidakpastian ini .

b. Peramalan seharusnya memberi  informasi tentang beberapa 

ukuran kesalahan, artinya sebab  peramalan pasti mengandung 

kesalahan maka penting bagi peramal untuk menginformasikan 

seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.

c. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan 

peramalan jangka panjang. ini  disebab kan pada peramalan 

jangka pendek, faktor- faktor yang memengaruhi permintaan 

relatif masih konstan. Panjangnya periode peramalan, semakin 

besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor 

yang memengaruhi permintaan.

Metode yang baik yaitu metode yang memberi  nilai-nilai 

perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Dengan metode yang 

berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Adapun yang 

perlu diperhatikan dari penggunaan metode yaitu baik-tidaknya 

metode yang dipergunakan sangat ditentukan oleh perbedaan 

atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang 

terjadi. 


Atas dasar logika, langkah dalam metode peramalan secara 

umum yaitu mengumpulkan data, menyeleksi dan memilih data, 

memilih model peramalan, memakai  model terpilih untuk 

melakukan peramalan, evaluasi hasil akhir. 

 berdasar  sifatnya, peramalan 

dibedakan menjadi dua metode, yaitu peramalan kualitatif dan 

kuantitatif. Peramalan yang didasarkan atas data kualitatif didasarkan 

pada pengamatan kejadian-kejadian pada masa sebelumnya digabung 

dengan pemikiran dari penyusunnya. Adapun peramalan yang 

didasarkan atas data kuantitatif diperoleh dari pengamatan nilai-

nilai sebelumnya. Hasil peramalan yang dibuat bergantung pada 

metode yang dipakai , memakai  metode yang berbeda akan 

diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Kedua metode peramalan 

ini , 



1. Metode Peramalan Kualitatif (Judgement Method)

Peramalan kualitatif biasanya  bersifat subjektif, 

dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman 

seseorang. Oleh sebab  itu, hasil peramalan seseorang dengan orang 

yang lain akan berbeda. Walaupun demikian, peramalan dengan 

metode kualitatif tidak hanya memakai  intuisi, namun  juga

mengikutsertakan model statistik sebagai bahan masukan dalam 

melakukan judgement (keputusan), hal itu dapat dilakukan secara 

individu ataupun kelompok.

Peramalan kuantitatif (Sofyan Assauri, 1984), hanya dapat 

dipakai  jika  ada  tiga kondisi berikut ini. 

a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.

b. Informasi ini  dapat dikuantifikasikan dalam bentuk 

data.

c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan 

pada masa yang akan datang. 

Beberapa metode peramalan yang digolongkan sebagai model 

kualitatif yaitu sebagai berikut.

a. Metode Delphi 

Dalam metode ini, sekelompok pakar mengisi kuesioner. 

Variabel moderator menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan 

menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok 

ini , demikian seterusnya. ini  yaitu  suatu proses 

pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan 

atau intimidasi individu. 

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Rand Corporation 

pada tahun 1950-an. Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan, 

yaitu sebagai berikut.

1) Menentukan beberapa pakar sebagai partisipan. Dalam 

menentukan para pakar ini , sebaiknya bervariasi dari 

latar belakang disiplin ilmu yang berbeda.

2) Melalui kuesioner (atau e-mail), diperoleh peramalan dari 

seluruh partisipan.

3) Menyimpulkan hasilnya, kemudian mendistribusikan kembali 

pada seluruh partisipan dengan pertanyaan yang baru.

4) Menyimpulkan kembali hasil revisi peramalan dan kondisinya, 

kemudian dikembangkan dengan pertanyaan yang baru.


5) jika  diperlukan, ulangi tahap 4 kemudian seluruh hasil 

akhir didistribusikan kepada seluruh partisipan.

b. Dugaan Manajemen (Management Estimate) atau Panel 

Consensus 

Metode ini cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap 

intuisi dari sekelompok kecil orang yang mampu memberi  opini 

kritis dan relevan. 

Teknik ini akan dipergunakan dalam situasi saat  tidak ada 

aternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. 

Walaupun demikian, metode ini  memiliki  banyak 

keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode 

peramalan yang lainnya.

c. Riset Pasar (Market Research)

Riset pasar (market research) yaitu  sebuah metode 

peramalan berdasar  hasil survei pasar yang dilakukan oleh 

tenaga pemasaran produk atau yang mewakilinya. 

Metode ini akan berfungsi untuk menjaring informasi dari 

pelanggan potensial (konsumen), berkaitan dengan rencana pembelian 

mereka pada masa mendatang. 

Pada dasarnya riset pasar bukan hanya untuk membantu 

peramalan, melainkan untuk meningkatkan desain produk dan 

perencanaan produk baru.

d. Metode Kelompok Terstruktur (Structured Group Methods)

Metode kelompok terstruktur (structured group methods) sama 

seperti metode Delphi dan metode lainnya. jika  metode Delphi 

yaitu  teknik peramalan berdasar  proses konvergensi dari 

opini beberapa orang ahli secara interaktif tanpa menyebutkan 

identitasnya, metode kelompok terstruktur tidak bertemu secara 

bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, namun  diminta 

pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh secara berunding. 

ini  dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias sebab  

pengaruh kelompok. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari 


para ahli yang lain dalam grup ini  akan dinyatakan lagi kepada 

yang bersangkutan, sehingga akhirnya diperoleh angka estimasi 

pada interval tertentu yang dapat diterima. 

Metode Delphi ini dipakai dalam peramalan teknologi yang 

sudah dipakai  pada pengoperasian jangka panjang. Dalam 

kapasitasnya, metode ini juga bermanfaat dalam pengembangan 

produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan ke 

segmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.

e. Analogi Historis (Historical Analogy)

Pada dasarnya analogi historis (historical analogy) yaitu  

teknik peramalan berdasar  pola data masa lalu dari produk-

produk yang dapat disamakan secara analogi. Misalnya, peramalan 

untuk pengembangan pasar televisi multisistem yang memakai  

model permintaan televisi hitam putih atau televisi berwarna 

biasa. 

Dengan demikian, analogi historis cenderung akan menjadi 

baik untuk penggantian produk di pasar, jika  ada  hubungan 

substitusi langsung dari produk di pasar ini .

2. Metode Peramalan Kuantitatif (Statistical Method)

Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan 

atas dua bagian, yaitu sebagai berikut. 

a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan Analisa  

pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan 

dengan variabel waktu, yang yaitu  deret waktu atau 

time series. 

b. Metode peramalan yang didasarkan atas dasar penggunaan 

Analisa  pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan 

dengan variabel lain yang memengaruhinya, bukan waktu yang 

disebut metode korelasi atau sebab akibat (causal method).

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang perlu dilakukan 

dalam peramalan secara kuantitatif, yaitu: 

a. mendefinisikan tujuan peramalan;

b. membuat diagram pencar;

c. memilih minimal dua metode peramalan yang dianggap 

sesuai;

d. menghitung parameter fungsi peramalan;

e. menghitung kesalahan setiap metode peramalan;

f. memilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan 

terkecil;

g. melakukan verifikasi peramalan.

Sofyan Assauri (1984) mengilustrasikan langkah-langkah 

peramalan secara kuantitatif seperti berikut ini.


Langkah I:

De nisikan tujuan peramalan

Langkah III:

Pilih beberapa metode peramalan

Langkah VI:

Pilih metode dengan kesalahan terkecil

Langkah II:

Buat diagram pencar

Langkah V:

Hitung kesalahan setiap metode

Langkah IV:

Hitung parameter-parameter

Langkah VII:

Veri kasi Peramalan


a. Metode Time Series

Time series yaitu suatu rangkaian atau seri dari nilai-nilai suatu 

variabel atau hasil observasi, yaitu nilai indeks harga saham yang 

dicatat dalam jangka waktu yang berurutan 

Metode time series yaitu metode dalam peramalan dengan 

memakai  Analisa  pola hubungan antara variabel yang akan 

diperkirakan dengan variabel waktu atau Analisa  time series. Adapun 

variabel-variabel ini , antara lain metode smoothing, metode box 

jenkins (ARIMA), metode proyeksi trend dengan regresi.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan 

peramalan, antara lain: 

1) pada galat (error), yang tidak dapat dipisahkan dalam metode 

peramalan;

2) untuk mendapatkan hasil yang mendekati data asli, seorang 

peramal harus berusaha membuat error sekecil mungkin.

Dengan adanya data time series, pola gerakan data dapat 

diketahui. Dengan demikian, data time series dapat dijadikan 

sebagai dasar untuk pembuatan keputusan pada saat ini, peramalan 

keadaan perdagangan dan ekonomi pada masa yang akan datang, 

perencanaan kegiatan untuk masa depan.

Pada prinsipnya, Analisa  data time series menurut Hasan (2002: 

184) yaitu Analisa  yang menerangkan dan mengukur berbagai 

perubahan atau perkembangan data selama satu periode. 

Di samping itu, Analisa  time series dapat dilakukan untuk 

memperoleh pola data time series dengan memakai  data masa 

lalu yang akan dipakai  dalam meramalkan nilai pada masa yang 

akan datang. 

Dalam time series, ada  empat macam tipe pola data, yaitu 

sebagai berikut.

1) Metode time series yaitu metode yang dipergunakan untuk 

mengAnalisa  serangkaian data yang yaitu  fungsi dari 

waktu. 

2) Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola 

selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat 

diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial 

itu.

3) Dengan Analisa  deret waktu dapat ditunjukkan dengan 

permintaan terhadap produk tertentu bervariasi terhadap 

waktu. 

4) Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan 

untuk meramalkan penjualan pada masa yang akan datang.

Di samping itu, ada  empat komponen utama yang 

memengaruhi Analisa  metode time series, antara lain sebagai 

berikut.

1) Pola Siklis (Cycle)

Penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang secara 

periodik. Banyak produk dipengaruhi pola pergerakan aktivitas 

ekonomi yang terkadang memiliki kecenderungan periodik. 

Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan jangka 

menengah. Pola data ini terjadi jika  data memiliki kecenderungan 

untuk naik atau turun terus-menerus. 

Untuk lebih jelasnya dalam memahami pola data dalam bentuk 

trend ini, 

2) Pola Musim (Seasonal)

Dalam konteks ini, perkataan musim menggambarkan 

pola penjualan yang berulang setiap periode. Komponen musim 

dapat dijabarkan dalam faktor cuaca, libur, atau kecenderungan 

perdagangan. Pola musiman juga berguna dalam meramalkan 

penjualan dalam jangka pendek.

Pola data semacam ini terjadi jika  nilai data sangat 

dipengaruhi oleh musim, misalnya permintaan bahan baku jagung 

untuk makanan ternak ayam di pabrik pakan ternak selama satu 

tahun. Selama musim panen harga jagung akan menjadi turun 

sebab  jumlah jagung yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah 

yang besar. 

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pola data musiman 

ini , 

Dengan demikian, dalam meramalkan biaya yang termasuk 

dalam biaya operasi yang memakai  pola trend, cenderung 

naik jika mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka 

waktu pemakaiannya. 

b. Metode Kausal

Metode kausal mengasumsikan faktor yang diperkirakan 

menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau 

beberapa variabel bebas (independen). Contoh, jumlah pendapatan 

berhubungan dengan faktor jumlah penjualan, harga jual, dan 

tingkat promosi. 

jika  metode kausal dikaitkan dengan konteks penelitian, 

menurut Suryabrata (2006) penelitian kausal komparatif bersifat 

expost facto, artinya data dikumpulkan sesudah berlangsungnya 

semua kejadian yang dipersoalkan. Peneliti mengambil satu atau 

lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu 

dengan menelusuri kembali ke masa lalu untuk mencari sebab, 

saling hubungan, dan maknanya.

Menurut Sukmadinata (2010: 55), penelitian expost facto meneliti 

hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan 

(dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. 

Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, 

kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. 

Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoretis 

bahwa suatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel 

tertentu atau memicu  variabel tertentu.

Penelitian expost facto mirip dengan penelitian eksperimen, 

namun  tidak ada pengontrolan variabel dan tidak ada prates. 

Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan memakai  

kelompok pembanding. 

Tujuan penelitian kausal komparatif dimaksudkan untuk 

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara 

pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang 

mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. ini  berbeda 

dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada 

waktu kini dalam kondisi yang dikontrol 

Dengan demikian, metode kausal dalam konteks ini diperlukan 

untuk:

1) menemukan bentuk hubungan antara variabel-variabel,

2) meramalkan nilai dari variabel tidak bebas (dependen),

3) meramalkan permintaan.

Selain itu, metode ini dapat dipergunakan juga untuk kondisi 

lain, yaitu variable penyebab terjadinya item yang akan diramalkan 

sudah diketahui. Dengan adanya hubungan ini , diharapkan 

output dapat diketahui jika input juga diketahui. 

Dalam meramalkan permintaan di  atas,  t idak hanya 

memperhatikan waktu, namun  juga faktor yang memengaruhinya. 

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatian, antara lain:

1) harga produk, jika harga produk naik maka permintaan 

naik;

2) saluran distribusi, jika banyak saluran distribusi maka 

permintaan naik.

Dalam pelaksanaanya, metode kausal perlu didukung pula 

oleh beberapa metode lainnya, seperti metode regresi dan korelasi, 

metode ekonometri, dan metode input dan output. Penjelasan 

mengenai keempat metode pendukung ini , antara lain sebagai 

berikut.

1) Metode Regresi dan Korelasi

Analisa  regresi berkenaan dengan studi kebergantungan suatu 

variabel, variabel tidak bebas, pada satu atau lebih variabel lain, 

variabel yang menjelaskan (explanatory variables), dengan maksud 

menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau 

rata-rata (populasi) variabel tidak bebas, dipandang dari segi nilai 

yang diketahui atau tetap variabel yang menjelaskan (Gujarati, 

2004).

Regresi dalam statistika yaitu salah satu metode untuk 

menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel 

yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan bermacam-

macam istilah, seperti variabel penjelas, variabel eksplanatorik, 

variabel independen, atau secara bebas, variabel X (sebab  sering 

digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel 


yang kedua yaitu variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, 

variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini yaitu  

variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus 

selalu variabel acak.

Analisa  regresi yaitu salah satu Analisa  yang paling 

populer dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang 

memerlukan Analisa  sebab-akibat mengenal Analisa  ini.

Analisa  ini pertama kali dipergunakan oleh Karl Pearson, 

seorang matematikawan dan penyokong ide eugenetika, untuk 

mengAnalisa  hubungan antara sifat orang tua dan anaknya.

Korelasi dan regresi memiliki  hubungan yang sangat erat. 

Setiap regresi pasti ada korelasinya, namun  korelasi belum tentu 

dilanjutkan dengan regresi. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan 

regresi yaitu korelasi antara dua variabel yang tidak memiliki  

hubungan kausal/sebab-akibat atau hubungan fungsional. Untuk 

menetapkan kedua variabel memiliki  hubungan kausal atau tidak, 

harus dilandaskan pada teori atau konsep tentang dua variabel 

ini 

Contoh persamaan regresi:

Y = 2 + 10X ……..(1)

Y = variabel respon

X = variabel prediktor/bebas 

Angka 2 pada persamaan (1) disebut sebagai intersep.

Metode regresi dan korelasi pada penetapan suatu persamaan 

estimasi memakai  teknik least squares. 

a) Hubungan yang ada perlu diAnalisa  secara statistik. 

b) Ketepatan peramalan dengan memakai  metode regresi 

dan korelasi sangat baik untuk peramalan jangka pendek, 

sedang  untuk peramalan jangka panjang ketepatannya 

kurang begitu baik. 

biasanya  metode ini banyak dipakai  untuk peramalan 

penjualan, perencanaan keuntungan, peramalan permintaan, dan 

peramalan keadaan ekonomi. 

Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode ini yaitu 

data kuartalan dari beberapa tahun lalu.

Model yang dapat dipakai  sama dengan model pada regresi 

linier berganda, yaitu:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn + bnd + En

Keterangan:

Y = nilai observasi dari variabel yang diukur

b

0

 = konstanta

X = variabel pengukur (independen)

d = variabel surrogates (dummy)

ε = error

2) Metode Ekonometrik

Dalam definisi yang sederhana, ekonometrika yaitu suatu 

aplikasi dari metode statistika pada ekonomi. Akan namun , tidak 

seperti pada ilmu statistika, yang hanya terfokus pada data statistik, 

ilmu ekonometrika yaitu  gabungan dari teori ekonomi, 

matematika, dan statistika. 

Istilah ekonometrika pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar 

Frisch (1933), seorang pakar ekonomi dan statistika berkebangsaan 

Norwegia. Ia menjelaskan definisi ekonometrika sebagai berikut: 

 “... ada  banyak metode kuantitatif sewaktu mengAnalisa  

ilmu ekonomi, namun  tiada satu pun di antara metode kuantitatif 

ini  dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari yang lain 

untuk menerangkan ekonometrika. Oleh sebab  itu, ketiga 

faktor yaitu teori ekonomi, matematika dan statistika sama-

sama penting untuk menerangkan hubungan kuantitatif dalam 

mempelajari ilmu ekonomi.”

-- 118

Beberapa pakar mendefinisikan ekonometrika sebagai ilmu 

sosial yang memakai  alat berupa teori ekonomi, matematika, 

dan statistika inferensi yang dipakai  untuk mengAnalisa  kejadian-

kejadian ekonomi (Arthur S. Goldberger, 1964: 1).

J. Supranto (1983: 6) mendefinisikan ekonometrika yaitu 

gabungan penggunaan matematik dan statistik untuk memecahkan 

persoalan ekonomi. 

Ekonometri didefinisikan oleh Catur Sugianto (1994): 

 “… suatu ilmu yang mengombinasikan teori ekonomi dengan 

statistik ekonomi, dengan tujuan menyelidiki dukungan empiris 

dari hukum skematik yang dibangun oleh teori ekonomi. 

Dengan memanfaatkan ilmu ekonomi, matematik, dan statistik, 

ekonometri membuat hukum-hukum ekonomi teoretis tertentu 

menjadi nyata.” 

Model ekonometrika setidaknya terdiri atas dua golongan 

variabel, yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas 

(independen). Jumlah variabel bebas tidak harus satu, namun  dapat 

berjumlah lebih dari satu variabel. Untuk model dengan satu variabel 

bebas disebut dengan regresi tunggal (single regression), sedang  

untuk model yang memiliki  lebih dari satu variabel bebas disebut 

regresi berganda (multiple regression).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode 

ekonometrik, antara lain sebagai berikut.

a) Pada dasarnya metode ekonometrik didasarkan atas 

peramalan sistem persamaan regresi yang diestimasikan 

secara simultan. 

b) Metode ini dapat dipakai , baik untuk peramalan jangka 

pendek maupun peramalan jangka panjang, ketepatan 

peramalan dengan metode ini sangat baik. 

c) Metode ini biasanya  selalu dipergunakan untuk 

peramalan penjualan menurut kelas produk, atau peramalan 

keadaan ekonomi warga , seperti permintaan, harga, dan 

penawaran. 

-- 119

d) Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode ini yaitu 

data kuartalan beberapa tahun.

3) Metode Input-Output

Metode input-output biasanya  dipergunakan untuk 

menyusun proyeksi tren ekonomi jangka panjang. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan 

metode ini, antara lain:

a) model ini kurang baik ketepatannya untuk peramalan jangka 

panjang,

b) model ini banyak dipergunakan untuk peramalan penjualan 

perusahaan, penjualan sektor industri dan subsektor industri, 

produksi dari sektor dan subsektor produksi. 

Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode ini yaitu 

data tahunan, yaitu sekitar sepuluh sampai lima belas tahun.

c. Metode Peramalan Dekomposisi

1) Hakikat Metode Peramalan Dekomposisi

Metode dekomposisi yaitu  salah satu pendekatan 

peramalan yang tertua. Model ini mulai dikenal dan dipergunakan 

pada permulaan abad ke-20 oleh para ahli ekonomi dalam mencoba 

mengidentifikasikan dan mengendalikan siklus ekonomi dan usaha. 

Dasar dari model ini disusun pada tahun 1920-an, saat  konsep rasio 

atau tren diperkenalkan. Sejak itu pendekatan ini mulai dipergunakan 

secara luas oleh para ahli ekonomi dan pengusaha.

Dalam sebuah deret data ada  pola yang mendasarinya. 

Pola ini  dapat dipecah (didekomposisi) menjadi sub-pola 

yang menunjukkan tiap-tiap komponen deret berkala secara 

terpisah. Pemisahan seperti itu membantu meningkatkan ketepatan 

peramalan dan pemahaman atas perilaku deret data secara lebih 

baik (Makridakis, 2000: 150).

Prinsip dasar metode dekomposisi yaitu memisahkan 

(mendekomposisi) data deret waktu menjadi beberapa pola dan 

-- 120

mengidentifkasi masing-masing komponen dari deret waktu ini  

secara terpisah. 

Komponen-komponen ini  yaitu faktor tren, siklus, dan 

musiman. Faktor tren menggambarkan perilaku data dalam jangka 

panjang, dan dapat meningkat, menurun, atau tidak berubah. Faktor 

siklus menggambarkan turunnya ekonomi atau industri tertentu 

dan sering ada  pada deret data seperti Produk Bruto Nasional 

(GDP), indeks produksi industri, permintaan untuk perumahan, 

penjualan barang industri seperti mobil, harga saham, tingkat 

obligasi, penawaran uang, dan tingkat bunga. Faktor musiman 

berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan panjang konstan 

yang disebabkan oleh temperatur, curah hujan, bulan pada suatu 

tahun, saat liburan, dan kebijakan perusahaan. Perbedaan antara 

musiman dan siklus yaitu musiman itu berulang pada interval 

yang tetap seperti tahun, bulan, atau minggu, sedang  faktor 

siklus memiliki  jangka waktu yang lebih panjang dan lamanya 

berbeda atau acak dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Dalam model dekomposisi ada  asumsi bahwa data 

yaitu  gabungan dari komponen-komponen berikut.

Data = pola + eror

= f (tren, siklus, musim) + eror

Dalam ini  terlihat adanya unsur tambahan dari pola, yaitu 

unsur eror atau random, yang diasumsikan sebagai perbedaan dari 

kombinasi hasil dari ketiga komponen (tren, siklus, dan musiman) 

dari deret data dengan data yang sebenarnya (aktual). 

Beberapa pendekatan alternatif untuk mendekomposisi suatu 

deret berkala bertujuan memisahkan setiap komponen deret data 

seteliti mungkin. Konsep dasar dalam pemisahan ini  bersifat 

empiris dan tetap yang mula-mula memisahkan musiman, lalu 

tren, dan akhirnya siklus. Residu yang ada dianggap unsur acak 

walaupun tidak dapat ditaksir, namun  dapat diidentifikasi. Menurut 

Assauri (1990), komponen eror diasumsikan sebagai perbedaan 

dari kombinasi komponen tren, siklus, dan musiman dengan data 

yang sebenarnya. 

-- 121

Bentuk tradisional dari model dekomposisi yang klasik dapat 

dinyatakan sebagai berikut.

Xt = f (Tt , It , Ct , Et)

Keterangan:

Xt  =  nilai deret waktu (aktual data) pada periode-t

Tt  =  komponen tren pada periode-t

It  =  komponen musiman (atau indeks musiman)  pada 

periode-t

Ct  =  komponen siklus pada periode-t

Et  =  komponen eror pada periode-t

Asumsi di atas mengandung pengertian bahwa ada  

empat komponen yang memengaruhi deret waktu, yaitu tren, 

siklus, dan musiman, sedang  komponen kesalahan (eror) tidak 

dapat diprediksi sebab  tidak memiliki pola yang sistematis dan 

memiliki  gerakan yang tidak beraturan (Awat, 1990).

Menurut Hildebrand (1991), metode dekomposisi dapat 

berasumsi pada model aditif atau multiplikatif dalam bentuk 

perkalian. Formulanya dinyatakan sebagai berikut:

  Xt = (Tt . It . Ct) + Et (2.1)

Model perkalian ini yaitu  suatu model yang sering 

dipakai . Dalam model ini komponen faktor musim dan siklus 

dinyatakan dalam bentuk indeks. Unsur atau komponen acak 

yaitu  sisa pelengkap, yang mungkin pula dipergunakan dalam 

perkalian seperti pada bentuk di atas.

Di samping model perkalian, ada  pula model pertambahan 

(aditif), yaitu:

  Xt = (Tt + It + Ct) + Et (2.2)

-- 122

Dalam model ini, komponen tren, musim, dan siklus dinyatakan 

dalam nilai absolut. Seperti halnya dengan model perkalian 

(multiplikatif), unsur atau komponen acak yaitu  sisa pelengkap, 

yang dipergunakan dalam penjumlahan.

Model penjumlahan atau pertambahan (aditif) ternyata lebih 

sulit jika  dibandingkan dengan model perkalian dalam cara 

pengerjaannya sebab  masing-masing faktor atau komponen berdiri 

sendiri, sehinga tren tidak memiliki  pengaruh atas faktor musim. 

Oleh sebab  itu, model ini tidak banyak dipergunakan, kecuali 

untuk waktu yang sangat pendek, sehingga hampir seluruh pemakai 

Analisa  dekomposisi memakai  model perkalian.

2) Manfaat Analisa  Dekomposisi

Analisa  dekomposisi dilakukan bukan untuk mengidentifikasi-

kan masing- masing komponen dari pola dasar yang ada, melainkan 

untuk memecahkan atau mendekomposisikan pola ini  ke dalam 

subpola yang mengidentifikasikan masing-masing komponen dari 

deret waktu (time series) secara terpisah. 

Dengan memecah atau mendekomposisikan pola ini , 

ketepatan dalam peramalan dapat meningkat dan dapat membantu 

memahami pola deret data dengan lebih baik (Makridakis, 2000: 

209).

Manfaat memakai  Analisa  dekomposisi, yaitu sebagai 

berikut. 

a) Peramal menentukan tren jangka panjang dari variabel yang 

dipertimbangkan. Contoh, jika suatu perusahan meneliti 

perluasan pabrik dan peralatannya, perusahan ini  tentu 

ingin mengetahui kelebihan penjualan potensial, katakanlah 

untuk 20 tahun yang akan datang. Proyeksi dengan faktor 

tren memberi  perkiraan atau estimasi yang diinginkan.

b) Peramal manajemen dapat membuat rancangan jangka pendek. 

Contoh, suatu perusahaan dapat menjual 12000 unit setahun, 

namun  mungkin pada musim puncak, penjualan pada bulan 

tertentu dapat mencapai 3000 unit per bulan.

-- 123

c) Dapat menentukan pengaruh musiman, manajemen atau 

perencanaan dapat memperkirakan lebih tepat besarnya 

persediaan dan jumlah tenaga penjualan yang dibutuhkan. 

Suatu penafsiran faktor siklus dapat membantu dalam 

penyusunan rencana jangka menengah, misalnya rekrutmen 

personalia dapat dipercepat atau diperlambat, sehingga dapat 

dicapai tingkat pemanfaatan tenaga kerja yang lebih efisien.

Metode dekomposisi yang klasik dapat dipergunakan dalam 

banyak hal, baik di dunia ekonomi maupun dunia usaha. Metode 

ini tidak hanya dipergunakan dalam tingkat ekonomi mikro, namun  

juga dalam tingkat ekonomi makro, seperti angka-angka tingkat 

pengangguran (unemployment rate) dan ekspor.

3) Proses Dekomposisi suatu Deret Waktu (Time Series)

Berikut akan diuraikan proses dekomposisi menurut Makridakis 

dan Wheelwright (1985) yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu 

sebagai berikut.

a) Untuk deret data yang sebenarnya, Xt dihitung rata-rata 

bergerak (moving average) yang memiliki  panjang masa N, 

yang sama dengan panjang atau lamanya musiman. Maksud 

dari rata-rata bergerak untuk menghilangkan faktor musiman 

dan faktor acak (randomness) dalam data. Perataan sepanjang 

periode selama pola musim (12 bulan, 4 triwulan atau 7 

hari) akan menghilangkan musiman. Kesalahan acak tidak 

memiliki  pola yang sistematis, sehingga dengan perata-

rataan akan mengurangi acakan pada deret data.

b) Memisahkan hasil rata-rata bergerak dengan N periode pada 

butir satu di atas dari deret data asalnya untuk dapat diperoleh 

faktor tren dan siklus.

c) Memisahkan faktor atau komponen musim dengan merata-

ratakannya pada setiap periode untuk membuat panjang yang 

tepat dari musiman.

d) Mengidentifikasikan bentuk yang tepat dari tren dan 

menghitung nilai-nilai pada periode Tt.

-- 124

e) Memisahkan hasil yang diperoleh pada butir atau tahap kedua 

dari yang keempat (nilai kombinasi tren dan siklus) untuk 

dapat memperoleh faktor siklus memisahkan faktor musiman, 

tren dan siklus dari deret data asli untuk memperoleh faktor 

acakan yang tersisa (Et).

Peramalan sebenarnya usaha  untuk memperkecil risiko yang 

timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan 

produksi. Semakin besar usaha  yang dikeluarkan, risiko yang dapat 

dihindari semakin besar pula. usaha  memperkecil risiko ini  

dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat mengusaha kan hal 

ini . Faktor-Faktor yang harus dipertimbangkan, di antaranya 

seperti berikut ini.

1. Horizon Peramalan

Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan 

masing-masing metode peramalan, yaitu: 

a. cakupan waktu pada masa yang akan datang; 

b. untuk perbedaan dari metode peramalan yang dipakai  

sebaiknya disesuaikan berdasar : 

1) jumlah periode untuk ramalan diinginkan;

2) beberapa teknik dan metode hanya dapat disesuaikan 

untuk peramalan satu atau dua periode di muka, 

sedang  teknik dan metode lain dapat dipergunakan 

untuk peramalan beberapa periode  pada masa 

mendatang.

2. Tingkat Ketelitian

Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya 

dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam peramalan. 

Untuk beberapa pengambilan keputusan diharapkan ada variasi 

atau penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10 persen 

-- 125

sampai dengan 15 persen, sedang  untuk hal atau kasus lain 

mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan 

atas ramalan sebesar 5 persen yaitu cukup berbahaya.

3. Ketersediaan Data

Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya jika  

dikaitkan dengan keadaan, informasi, dan data yang ada. jika  

dari data yang lalu diketahui adanya pola musiman, untuk peramalan 

satu tahun ke depan sebaiknya dipakai  metode variasi musim. 

jika  dari data yang lalu diketahui adanya pola hubungan antara 

variabel-variabel yang saling memengaruhi, sebaiknya dipergunakan 

metode sebab akibat (causal) atau korelasi (correlation).

a. Bentuk Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan yaitu anggapan bahwa 

macam dari pola yang ada dalam data yang diramalkan akan 

berkelanjutan. Contoh, beberapa deret yang melukiskan suatu pola 

musiman, demikian pula halnya dengan suatu pola tren. Metode 

peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri atas nilai rata-

rata dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. 

sebab  adanya perbedaan kemampuan metode peramalan untuk 

mengidentifikasikan pola-pola data, diperlukan adanya usaha 

penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan terlebih dahulu 

dengan teknik dan metode peramalan yang akan dipakai .

b. Jenis dari Model

Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa 

pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan 

telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang 

diramalkan. 

Model-model ini yaitu  suatu derat saat  waktu 

digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan 

dalam pola, yang secara sistematis dapat dijelaskan dengan Analisa  

regresi atau korelasi. 

Model yang lain yaitu model sebab akibat atau causal model, 

yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat 

-- 126

bergantung pada terjadinya beberapa peristiwa yang lain, atau 

sifatnya campuran dari model-model yang telah disebutkan di 

atas. 

Model-model ini  sangat penting diperhatikan sebab  

masing-masing model memiliki  kemampuan yang berbeda dalam 

Analisa  keadaan untuk pengambilan keputusan.

c. Biaya

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam 

penggunaan prosedur ramalan, yaitu biaya pengembangan, 

penyimpanan (storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan 

penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya. 

Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, memiliki  

pengaruh atas dapat menarik-tidaknya penggunaan metode tertentu 

untuk suatu keadaan yang dihadapi.

4. Mudah-Tidaknya Penggunaan dan Aplikasinya

Prinsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan 

untuk manajemen dan Analisa  yaitu metode-metode yang dapat 

dimengerti dan mudah diaplikasikan akan dipergunakan dalam 

pengambilan keputusan dan Analisa . 

Prinsip ini didasarkan pada alasan bahwa seorang manajer 

atau Analisa  bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya 

atau hasil Analisa  yang dilakukan, sudah tentu tidak memakai  

dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya. Sebagai ciri 

tambahan dari teknik dan metode peramalan bahwa yang diperlukan 

untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan yaitu teknik dan metode 

peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manajer 

atau Analisa  yang akan memakai  metode ramalan ini .

1. Faktor-faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, 

yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh 

dalam pembuatan keputusan oleh manajer. 

-- 127

Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, 

seperti bahan baku, dana, tenaga kerja, dan energi dari lingkungan 

eksternal, mentransformasikan menjadi produk dan jasa, kemudian 

memberi  sebagai keluaran-keluaran di lingkungan eksternal.

 Lingkungan eksternal memiliki  unsur-unsur yang 

berpengaruh langsung (lingkungan ekstern mikro) dan yang 

berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro). 

a. Lingkungan Ekstern Mikro

Komponen-komponen lingkungan ekstern mikro yang paling 

penting yaitu para pesaing yang harus dihadapi perusahaan atau 

langganan yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga 

keuangan, para penyedia (suppliers), dan perwakilan pemerintah. 

Beberapa lingkungan ekstern mikro lainnya penting juga 

diperhatikan, walaupun tingkat pengaruhnya berbeda, seperti 

saluran distribusi yang dipakai , media, asosiasi bisnis, kelompok 

pencinta lingkungan, kelompok politik tertentu yang sebagian besar 

yaitu  perwujudan potensi pengaruh lingkungan ekstern 

mikro.

b. Lingkungan Ekstern Makro

Lingkungan ekstern makro memengaruhi organisasi dengan 

dua cara, yaitu kekuatan di luar memengaruhi suatu organisasi 

secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau 

lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro, dan unsur-unsur 

lingkungan makro menciptakan iklim, misalnya teknologi tinggi, 

keadaan perekonomian cerah atau lesu dan perubahan sosial saat  

organisasi ada dan harus memberi  tanggapan. 

Lingkungan ekstern makro terdiri atas faktor teknologi, 

ekonomi, politik, sosial, dan dimensi internasional sebagai kekuatan 

yang berada di luar jangkauan perusahaan dan terlepas dari situasi 

operasional perusahaan, dengan organisasi yang sedikit memiliki 

kekuatan untuk memberi  pengaruh balik yang berarti.

Contoh, teknologi komputer sekarang ini membuat perolehan, 

penyimpanan, dan pemindahan informasi dalam jumlah yang besar. 

-- 128

Keadaan perekonomian yang dilanda resesi akan menyebutkan 

dunia usaha lesu, dengan perusahaan yang tidak memiliki  

kemampuan untuk memperbaiki kecenderungan negatif keadaan 

ekonomi ini .

2. Perkembangan Teknologi

Dalam setiap warga  atau industri, tingkat kemajuan 

teknologi memainkan peranan berarti pada penentuan produk dan 

jasa yang akan diproduksi, peralatan yang akan dipakai , dan 

cara operasi akan dikelola. 

Contoh, kemajuan teknologi akan menurunkan permintaan akan 

manajer-manajer menengah dan lini pertama. Banyak perusahaan 

sekarang mempergunakan komputer untuk peramalan operasi-

operasi dan jadwal produksinya, yaitu pada waktu yang lalu 

dilakukan oleh fungsi-fungsi manajemen menengah.

 Perubahan teknologi yang biasanya bersifat inovatif dan 

menolak keusangan, dapat terjadi sesaat  dan dramatis dalam 

memengaruhi perusahaan dan situasi persaingan. 

Untuk beberapa tahun, perusahaan Polaroid dapat bersaing 

dengan perusahaan-perusahaan alat-alat pemotret seperti Eastman 

Kodak, Sakura, dan Fuji sebab  produknya memiliki  keunikan 

yang terlindungi. saat  Kodak dan lainnya mengembangkan 

teknologi alternatif, posisi pasar Polaroid terancam. 

Dalam situasi ini, manajer organisasi dituntut untuk selalu 

mengembangkan produk, proses produksi, dan cara-cara penawaran 

produk perusahaan. Manajer perlu meramalkan arah perkembangan 

teknologi dan memperkirakan pengaruhnya pada organisasi 

(peramalan teknologi).

3. Variabel-variabel Ekonomi

Manajer selalu berhadapan dengan masalah biaya sumber 

daya yang dibutuhkan organisasi. Biaya ini selalu berubah setiap 

waktu sebab  pengaruh faktor-faktor ekonomi. Oleh sebab  itu, 

manajer perlu mengAnalisa  dan mendiagnosis faktor-faktor ekonomi, 

seperti inflasi dan deflasi, kebijakan moneter, devaluasi atau 

-- 129

revaluasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiskal, keseimbangan 

neraca pembayaran, dan harga yang ditetapkan oleh para pesaing 

dan penyedia.

4. Lingkungan Sosial-Kebudayaan 

Lingkungan sosial kebudayaan suatu warga  yaitu  

pedoman hidup yang menentukan cara seluruh organisasi dan 

manajer akan beroperasi.

5. Variabel-variabel Politik-Hukum 

Politik dan hukum dalam suatu periode waktu tertentu akan 

menentukan operasi perusahaan. Manajer harus memperhatikan 

iklim politik, peraturan pemerintah, konsekuensi atau dampaknya 

terhadap pemerintah dalam membuat keputusan.

6. Dimensi Internasional 

Komponen internasional di lingkungan eksternal juga 

menyajikan kesempatan dan tantangan, serta memiliki  potensi 

menjadi faktor yang memengaruhi langsung pada operasi perusahaan. 

Kekuatan internasional berpengaruh melalui perkembangan politik 

dunia, kebergantungan ekonomi, penularan nilai-nilai dan sikap 

hidup serta transfer teknologi.

7. Organisasi dan Lingkungan

Tanggung jawab manajer terhadap organisasi dalam menyikapi 

pengaruh lingkungan, di antaranya usaha memengaruhi lingkungan 

ekstern mikro, peramalan (forecasting) dan lingkungan ekstern makro, 

perancanaan, perancangan organisasi dan lingkungan.

8. Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial berarti manajemen mempertimbangkan 

dampak sosial dan ekonomi dalam pembuatan keputusan. Implikasi 

dari hal itu, usaha  yang harus dilakukan, antara lain:

a. manajer dituntut mengimplemetasikan etika berusaha (the ethics 

of manager), terutama dalam hal yang berhubungan dengan 

-- 130

langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga 

pendidikan, perusahaan lain, supplier, kreditur, pemegang 

saham, pemerintah, dan warga ;

b. manajer dituntut memperhatikan faktor-faktor yang akan 

memengaruhi etika keputusan, yaitu hukum, peraturan 

pemerintah, kode etik industri dan perusahaan, tekanan 

sosial, tegangan antara standar perseorangan dan kebutuhan 

organisasi.

-- 131

Penjadwalan agregat (perencanaan agregat) menyangkut 

penentuan jumlah dan waktu produksi akan dilangsungkan 

dalam waktu dekat, biasanya pada 3-18 bulan ke depan. Manajer 

operasi berusaha  menentukan cara terbaik untuk memenuhi 

ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi, 

tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, 

tingkat nilai subkontrak, dan semua variabel lain yang dapat 

dikendalikan. 

Tujuan proses produksi yaitu meminimalisasi biaya sepanjang 

periode perencanaan. Walaupun begitu, isu-isu strategis lainnya 

mungkin bisa lebih penting daripada biaya yang rendah. Strategi-

strategi ini mungkin mencakup usaha memuluskan tingkat kebutuhan 

tenaga kerja, menurunkan tingkat persediaaan, atau mencapai tingkat 

pemenuhan kebutuhan konsumen yang tertinggi tanpa memandang 

jumlah biaya yang dikeluarkan.

Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat mengaitkan 

sasaran-sasaran strategis perusahaan ke rencana produksi untuk 

produk-produk tertentu. Bagi perusahaan jasa, jadwal agregat 

mengkaitkan sasaran-sasaran strategis dan jadwal terperinci untuk 

para tenaga kerja.

BAB 5

-- 132

Tujuan pembahasan dari materi ini yaitu menjelaskan 

keputusan perencanaan agregat dan kapasitas, untuk menunjukkan 

rencana agregat dan rencana penentuan kapasitas yang cocok 

dengan keseluruhan proses perencanaan, dan menjelaskan beberapa 

teknik yang dipakai  para manajer dalam mengembangkan suatu 

rencana. Dalam ini , penekanan dilakukan terhadap perusahaan 

manufaktur ataupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

1. Pengertian Perencanaan Kapasitas

Ada dua padangan dalam memaknai “kapasitas”. Pertama, 

jika  dilihat dari pandangan bisnis, kapasitas yaitu  jumlah 

output yang dapat dicapai oleh sebuah sistem selama periode waktu 

tertentu. Kedua, dilihat dari sudut industri jasa, kapasitas dimaknai 

sebagai jumlah konsumen yang dapat ditangani selama beberapa 

waktu.

Chase dan Jacobs (2005: 430) mendefinisikan kapasitas sebagai 

kemampuan untuk menampung, menerima, menyimpan atau 

mengakomodasi. 

Bartal dan Martin (1999) mendefinisikan perencanaan kapasitas 

dan agregate yaitu proses penentuan tujuan dan menetapkan cara-

cara terbaik untuk mencapainya. 

Menurut G.R. Terry (1997), perencanaan yaitu tindakan 

memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta memakai  

asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal 

memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas yang diangap perlu 

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Adapun kapasitas (capacity) 

yaitu  hasil produksi (throught put) atau jumlah unit yang dapat 

ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas 

dalam periode waktu tertentu. 

Pada hakikatnya, kapasitas dapat memengaruhi sebagian 

besar biaya tetap. Kapasitas juga berfungsi untuk menetukan bahwa 

permintaan dapat dipenuhi atau tidak, fasilitas yang ada akan 

berlebih atau tidak. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan 

menganggur dan membutuhkan biaya tambahan yang dibebankan 

-- 133

pada produksi atau menjadi beban pelanggan. Hal itu berdampak 

pada kenaikan biaya.

Dalam praktiknya, perencanaan kapasitas yaitu penentuan 

kebutuhan kapasitas masa depan yang sebagian besar didasarkan 

pada permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan 

barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang 

memadai, penentuan kapasitas dapat langsung dilakukan. Dalam 

industri manufaktur, kapasitas diartikan sebagai jumlah yang dapat 

diproduksi oleh mesin dalam suatu ukuran waktu.

Menurut Chase dan Aquilano (1955), Chase serta Russel Taylor 

(2000), kapasitas yaitu  jumlah keluaran yang dapat dihasilkan 

oleh suatu sistem produksi dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu 

selama satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang. 

Menurut Buffa (1999: 121), beberapa definisi mengenai kapasitas 

tidak ada yang pasti sebab  kapasitas harus dihubungkan dengan 

sejauh mana suatu peralatan dipakai . Oleh sebab  itu, kapasitas 

suatu kegiatan operasi dapat berubah sebab  adanya pengubahan 

batas kapasitas dengan melakukan lembur atau subkontrak. 

Dengan mengubah kebijakan mengenai pemanfaatan peralatan 

dan fasilitas, dapat pula mengubah kapasitas tanpa menambah 

jumlah peralatan, sumber kapasitas ini menjadi tuntutan manajer 

untuk lebih luwes dalam menyusun perencanaan kapasitas.

2. Tujuan Perencanaan Kapasitas

Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajemen 

operasi dalam merencanakan kapasitas akan memberi  pengaruh 

yang berbeda terhadap performa. Menurut Pycraft (2000: 379), 

pengaruh-pengaruh ini  antara lain biaya, pendapatan, 

modal kerja, kualitas, dan kecepatan dalam merespons kebutuhan 

konsumen.

a. Aspek Biaya

Aspek biaya dipengaruhi oleh keseimbangan antara kapasitas 

dan permintaan (tingkat output). Tingkat kapasitas yang melebihi 

permintaan berarti terjadi under-utilization atas kapasitas, atau 

-- 134

tingkat utilitas kapasitasnya rendah. ini   akan menghasilkan 

biaya per unit yang tinggi pendapatan juga terkena pengaruh atas 

keseimbangan kapasitas dengan permintaan, namun  berkebalikan 

dari aspek biaya yang telah disebutkan sebelumnya. Jika tingkat 

kapasitas sama atau lebih tinggi dari permintaan, semua permitaan 

terpenuhi dan tidak ada pendapatan yang hilang.

b. Modal Kerja

Modal kerja akan dipengaruhi jika  ada keputusan operasi 

untuk memproduksi persediaan barang jadi. ini  berarti 

permintaan akan terpenuhi, namun  perusahaan harus mengeluarkan 

biaya persediaan sampai produk ini  terjual.

c. Kualitas Produk atau Jasa

Kualitas produk atau jasa akan dipengaruhi oleh keputusan 

perencanaan kapasitas, terutama pada perencanaan kapasitas 

yang melibatkan perubahan besar di tingkat kapasitas, seperti 

melalui perekrutan tenaga kerja baru untuk sementara waktu. 

Perlu diperhatikan bahwa staf atau tenaga kerja yang baru, besar 

kemungkikan dapat meningkatkan tingkat kesalahan dalam proses 

operasi.

d. Kecepatan Merespons Kebutuhan Konsumen

Kecepatan merespons kebutuhan konsumen juga terkena 

dampaknya, seperti melaksanakan kebijakan persediaan akan 

menghasilkan kepuasan bagi konsumen sebab  konsumen dapat 

cepat menikmati produk yang berasal dari persediaan, tanpa harus 

menunggu produksi barang ini .

3. Strategi Perencanaan Kapasitas 

Taylor (2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas 

dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut.

a. Capacity lead strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas 

yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi 

pertumbuhan permintaan pada masa yang akan datang.

-- 135

b. Capacity lag strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas 

yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan 

sesudah terjadi peningkatan pasar. Strategi ini bermaksud untuk 

memaksimumkan maslahat ekonomi investasi, namun dapat 

berakibat jelek terhadap pelayanan kepada pelanggan.

c. Average capacity strategy, strategi kapasitas rata-rata, suatu 

strategi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan 

rata-rata peningkatan estimasi permintaan.

Ada dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan. Pertama, 

strategi melihat dan menunggu yaitu strategi hati-hati sebab  

kapasitas produksi akan dinaikkan jika  permintaan konsumen 

sudah naik. Kedua, strategi ekspansionis yaitu strategi melebihi 

produksi di atas permintaan, sehingga tidak terjadi kekurangan 

produk di pasaran yang memicu  peluang masuknya pesaing 

lain dan menjamin pelayanan terbaik dengan tersedianya produk 

di pasaran.

a. Dimensi Perencanaan Kapasitas

Strategi untuk perencanaan kapasitas dipisahkan berdasar  

tiga dimensi waktu, seperti diproyeksikan oleh Brown (

Berikut yaitu penjelasan mengenai perencanaan kapasitas 

secara umum yang dipandang dalam tiga dimensi waktu menurut 

Brown).

1) Perencanaan Jangka Panjang (long-term) 

Perencanaan ini memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. 

Sumber daya produktif (seperti gedung, peralatan atau fasilitas) 

membutuhkan waktu yang lama untuk diperoleh atau dibuang. 

Perencanaan kapasitas jangka panjang membutuhkan partisipasi 

dari manajemen puncak sebab  keputusan yang diambil berkenaan 

dengan fungsi penambahan fasilitas dan peralatan yang memiliki 

lead time panjang.

2) Perencanaan Jangka Menengah (Medium-Term)

Perencanaan ini memerlukan waktu bulanan atau kwartalan 

untuk 3 hingga 18 bulan ke depan. Dengan demikian, kapasitas dapat 

divariasikan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, 

yaitu dengan memakai  alternatif seperti penambahan jumlah 

karyawan atau jumlah shif, atau dapat dilakukan subkontrak dan 

memakai  persediaan. ini  yaitu  tugas dari perencanaan 

agregat,