3) Perencanaan Jangka Pendek (Short-Term)
Perencanaan ini memerlukan waktu kurang dari 1 bulan. Hal
ini terikat dengan proses penjadwalan tugas dan karyawan secara
harian atau mingguan atau pengalokasian mesin, dan membutuhkan
penyesuaian untuk mengeliminasi perbedaan antara output aktual
dengan yang direncanakan.
b. Mengukur Strategi Kapasitas di Perusahaan Jasa
Pada prinsipnya, mengukur kapasitas di perusahaan jasa
jauh lebih sulit daripada perusahaan manufaktur sebab kualitas
jasa sulit diukur yang nilainya sangat bergantung pada persepsi
konsumen.
Greasley (2008: 67) memberi gambaran tiga strategi utama
dalam perencanaan kapasitas jasa, yaitu level capacity, chase capacity,
dan demand management.
Strategi level capacity dan chase capacity menekankan pada
penyesuaian kapasitas terhadap permintaan. Dalam strategi ini,
variabel yang diubah yaitu kapasitas, sedang pada strategi
demand management variabel yang diubah yaitu permintaan. Dalam
strategi ini perusahaan dapat melakukan penyesuaian permintaan
terhadap kapasitas yang dimiliki. Salah satu caranya dengan
menerapkan strategi marketing mix.
Selanjutnya Greasley (2008: 68) berpendapat bahwa di industri
jasa tidak memungkinkan untuk dilakukan strategi level capacity.
Hal itu disebab kan pada strategi ini kapasitas dibuat tetap,
tidak berubah dan penambahan kapasitasnya dilakukan dengan
melakukan kebijakan penumpukan persediaan.
Pendapat Greasley di atas didukung pula oleh Chase (2006:
441), yang menyatakan bahwa kapasitas jasa cenderung dipengaruhi
oleh waktu, lokasi, dan permintaan yang berubah-ubah. Hal itu tidak
seperti barang dan jasa yang tidak dapat disimpan untuk dipakai
kemudian. Kapasitas harus tersedia saat jasa ingin diproduksi.
Selain itu, lokasi kapasitas jasa harus dekat dengan konsumen.
Pada usaha bidang manufaktur, mendahulukan produksi
sesudah proses produksi dilakukan, barang didistribusikan ke
konsumen. Adapun pada usaha jasa, diperlakukan sebaliknya, yaitu
mendahulukan distribusi, sesudah itu diproduksi. Dengan demikian,
proses produksi jasa dan konsumsinya dilakukan secara bersamaan,
yaitu jasa harus berada saat konsumen membutuhkan.
Brown (2001: 189) menyatakan bahwa secara umum strategi
kapasitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu dilihat dari sisi permintaan
dan dari sisi penawaran,
1) Manajemen Strategi Permintaan
Dalam strategi sisi permintaan, perusahaan berusaha mengubah
tingkat permintaan untuk disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki
agar tidak terjadi kelebihan permintaan atas kapasitas. Pilihan
strateginya, antara lain dengan menawarkan jasa pelengkap, dengan
melakukan sistem pemesanan (reservations), promosi, potongan
harga, dan field management.
2) Manajemen Strategi Penawaran
Pada sisi penawaran, strategi yang dipakai di antaranya
sebagai berikut.
a) Sharing capacity, yaitu berbagi sumber daya yang sulit diperoleh
antaroperasi yang berbeda, seperti berbagi kursi di sebuah
kantin.
b) Meningkatkan partisipasi konsumen, yaitu dengan mendorong
konsumen untuk menjadi bagian dari layanan jasa, seperti
sistem self-service di meja salad di sebuah restoran. Konsumen
pun merasakan manfaat dari proses ini sebab lebih
kostumisasi dan layanan yang lebih cepat.
c) Cross-trainning employees, dengan melakukan pelatihan bagi
karyawan untuk beberapa operasi yang berbeda agar mereka
dapat ditempatkan sesuai dengan permintaan yang berubah-
ubah.
d) memakai pekerja part-time untuk memenuhi permintaan
saat periode puncak.
e) Membuat kapasitas yang dapat disesuaikan, memvariasikan
kapasitas untuk jasa yang berbeda atau segmen konsumen
yang berbeda, seperti mengubah alokasi kursi untuk kelas
bisnis dan kelas ekonomi pada pesawat terbang.
Pada dasarnya, sebuah usaha produksi bisa bekerja dengan baik
jika dijalankan oleh produsen atau disebut sebagai pengusaha
(entrepreneur). Pengusaha yaitu orang yang mencari peluang
yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk
merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
1. Tugas dan Fungsi Bagian Produksi
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan perusahaan secara umum yaitu berusaha
mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi,
tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk
membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi
pelanggan
Adapun fungsi-fungsi operasi meliputi:
a. perencanaan dan desain produk;
b. perencanaan kapasitas produk;
c. perencanaan layout pabrik;
d. perencanaan layout mesin-mesin pabrik;
e. perencanaan bahan baku.
Dalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi
yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, di antaranya
tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai, yaitu sebagai berikut.
a. Pemasaran (marketing) yang yaitu ujung tombak
dari unit usaha sebab bagian ini langsung berkaitan dengan
konsumen.
b. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen
(jenis dan jumlahnya) ataupun pelayanan dan pengantaran
produk ke tangan konsumen.
c. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana
untuk pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana
secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan
unit usaha dapat dipertahankan.
d. Produksi (operasi) yaitu penghasil dari produk atau
jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen.
Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi yaitu
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan
waktu tertentu. Contoh, bus memiliki kapasitas kursi 40 sekali
jalan, pabrik pupuk memiliki kapasitas 100.000 kg sekali produksi.
Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang
dimiliki, seperti kapasitas tenaga kerja, kapasitas mesin, kapasitas
bahan baku, dan kapasitas modal.
2. Perbedaan Pokok antara Usaha Jasa dan Usaha
Pabrikasi
Ada empat hal yang membedakan usaha jasa dan usaha
pabrikasi, yaitu sebagai berikut.
a. Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya yaitu
barang real sehingga produktivitasnya lebih mudah diukur
dibandingkan dengan unit usaha jasa yang keluarannya berupa
pelayanan.
b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih
mudah ditentukan standarnya.
c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi
pada usaha pabrikasi, sedang pada usaha jasa kontak
langsung dengan konsumen yaitu suatu yang tidak
dapat dielakkan.
d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir dalam usaha
jasa, sedang dalam usaha pabrikasi adanya persediaan
sesuatu yang sulit dihindarkan.
3. Klasi kasi Produksi/Transformasi
Secara garis besar, transformasi produksi dapat diklasifikasikan,
antara lain sebagai berikut.
a. Transformasi pabrikasi, yaitu transformasi yang bersifat diskrit
dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan
bersifat diskrit jika antara suatu operasi dan operasi yang
lain dapat dibedakan dengan jelas, seperti pabrik mobil.
b. Transformasi proses, yaitu transformasi yang bersifat kontinu,
di antara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang
dapat dibedakan secara nyata, seperti pabrik pupuk dan
semen.
c. Transformasi jasa, yaitu transformasi yang tidak mengubah
secara fisik masukan menjadi keluaran. Secara fisik keluaran
akan sama dengan masukan. Akan namun , transformasi jenis ini
akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya perusahaan
angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai
sistem operasi.
-- 143
Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta,
transformasi produksi dapat dibedakan atas:
a. job shop, transformasi produksi bekerja jika ada pesanan.
Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang
dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen;
b. flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja, baik ada
pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan relatif besar dan jenis
produksinya standar. Flow shop dapat dibedakan menjadi flow
line/batch, assembly line, continuous;
c. project yaitu bentuk spesial dari transformasi produksi,
artinya hanya ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik
dari konsumen.
4. Metode Perencanaan Kapasitas
Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi
terdiri atas metode break even point (BEP) dan metode linier programing
(LP).
Metode BEP dapat dipakai untuk menentukan kapasitas
produksi. BEP diartikan sebagai suatu keadaan saat total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba
= 0.
Metode linier programing (LP) yaitu teknik matematik
untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Metode
linier programing dalam penentuan kapasitas produksi optimum
memakai formulasi model matematik dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi
matematik.
b. Tentukan fungs i tu juan yang ingin dicapai dengan
memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya,
yaitu sama dengan biaya variabel per unit.
c. Tentukan fungsi kendala.
Model linier programing (LP) dapat dibagi menjadi dua metode,
yaitu metode grafik dan metode simplek.
-- 144
1. Pengertian Perencanaan Agregat
Kata agregat mengimplikasikan bahwa perencanaan dilakukan
dengan satu ukuran menyeluruh atas output. Tujuan dari perencanaan
agregat yaitu membuat tingkat output secara keseluruhan untuk
kebutuhan permintaan pada masa depan yang berfluktuasi.
Perencanaan agregat dihubungkan dengan keputusan bisnis lain
seperti keuangan, pemasaran, dan manajemen SDM.
Kata agregat dimaknai sebagai perencanaan yang dibuat pada
tingkat kasar, dilakukan untuk memenuhi total semua produk yang
dihasilkan, bukan per individu produk. Contoh, untuk pabrik cat,
perencanaan agregat dinyatakan dalam berapa liter cat yang akan
diproduksi meskipun permintaan terdiri atas warna, kualitas, dan
ukuran kaleng yang berbeda.
Nasution (2006: 66) mendefinisikan perencanaan agregat
sebagai perencanaan produksi untuk menentukan jumlah unit
volume produk yang harus diproduksi setiap periode bulanannya
dengan memakai kapasitas maksimum yang tersedia.
Menurut Schroeder (2003: 243), perencanaan agregat berkenaan
dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkat permintaan
atas output selama jangka waktu menengah, yaitu sampai dengan
12 bulan ke depan.
Selanjutnya Render (2004: 114) menjelaskan bahwa perencanaan
agregat atau penjadwalan agregat yaitu sebuah pendekatan untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah
(3 hingga 18 bulan ke depan).
berdasar pengertian lain, perencanaan agregat yaitu
aktivitas operasional yang memiliki rencana agregat untuk proses
produksi, untuk waktu 3 sampai 18 bulan ke depan, dan untuk
memunculkan ide terhadap manajemen seperti jumlah kuantitas
sumber daya material atau lainnya yang harus diproduksi dan
waktu untuk diproduksi, agar total biaya operasi organisasi tetap
berada di tingkat minimum pada periode ini .
berdasar definisi yang dikemukakan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa perencanaan agregat adalah:
-- 145
a. perencanaan kegiatan operasional untuk memberi tingkat
output yang harus dihasilkan sebuah fasilitas selama 3 hingga
18 bulan, agar sesuai dengan tingkat permintaan yang tidak
pasti pada masa depan;
b. perencanaan yang dilakukan dengan memaksimalkan
penggunaan fasilitas yang tersedia, namun dengan tetap
mempertimbangkan minimalisasi total biaya operasi;
c. rencana ini harus konsisten dengan strategi jangka panjang
manajemen puncak dan bekerja dengan sumber daya yang
dialokasikan oleh keputusan strategis sebelumnya.
2. Hakikat Pentingnya Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat dibutuhkan oleh para manajer operasional
untuk menentukan jalan terbaik, meningkatkan kapasitas, dan
memenuhi permintaan yang diperoleh dari peramalan dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,
perkerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat
dikendalikan dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya
produksi (Render, 2004: 114).
Ada empat alasan penting dilakukannya perencanaan agregat,
yaitu:
a untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas dan meminimalkan
risiko kelebihan penggunaan atas fasilitas dan fasilitas yang
menganggur;
b. memastikan ketersediaan kapasitas yang cukup untuk
memuaskan permintaan yang diharapkan;
c. merencanakan perubahan pada kapasitas produksi yang
sistematis untuk mencapai puncak dan lembah pada kurva
permintaan pelanggan;
d. memperoleh keluaran yang paling optimum dari sumber daya
yang tersedia.
Konsep dari perencanaan agregat, menurut Brown (2000:
171) yaitu untuk memilih strategi yang dapat menyerap fluktuasi
permintaan secara ekonomis.
-- 146
Menurut Render (2004: 114), input dari perencanaan agregat
terdiri atas empat hal utama, yaitu sumber daya, peramalan
permintaan, kebijakan perusahaan, dan biaya.
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep perencanaan agregat,
Berikut ini dijelaskan masing-masing dari empat hal
ini .
a. Sumber daya, terdiri atas sumber daya manusia dan fasilitas
yang dimiliki perusahaan.
b. Peramalan permintaan yang diperoleh dari data historis
permintaan masa lalu, yang dipakai untuk memprediksi
jumlah permintaan pada masa depan.
c. Kebijakan perusahaan, misalnya subkontrak dengan perusahaan
lain, kebijakan mengenai tingkat persediaan, pemesanan
kembali, dan melakukan lembur.
d. Biaya, penyimpanan persediaan, biaya pemesanan, biaya yang
muncul jika melakukan subkontrak, dan biaya lembur serta
biaya jika ada perubahan persediaan.
Adapun output atau hasil yang diinginkan dari perencanaan
agregat, yaitu:
a. meminimalkan besarnya biaya total yang harus dikeluarkan
atas perencanaan yang dibuat;
b. proyeksi atas tingkat persediaan, termasuk persediaan, output,
pekerja, subkontrak, pemesanan kembali;
c. memaksimalkan tingkat pelayanan konsumen;
d. meminimalisasi perubahan pada tingkat angkatan kerja dan
tingkat produksi;
e. memaksimalkan penggunaan atas unit-unit produksi dan
perlengkapan produksi.
3. Fungsi Perencanaan Agregat
fungsi dari perencanaan agregat
yaitu menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi
permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan
penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia
sehingga total biaya produksi dapat ditekan seminim mungkin.
Pendapat Nasution di atas didukung pula oleh Chase (2005:
516) yang menyatakan bahwa fungsi dari perencanaan agregat
yaitu menentukan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi,
jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan.
-- 148
berdasar jangka waktunya, perencanaan agregat tergolong
perencanaan jangka menengah dengan periode 3 sampai 18 bulan.
Hal itu memegang peranan penting dalam perencanaan operasi
secara keseluruhan.
Dengan demikian, fungsi dari perencanaan agregat untuk
menentukan perencanaan operasi jangka menengah yang
mengoptimumkan kombinasi penggunaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang tidak
menentu dengan tetap mempertimbangkan efisiensi biaya.
Dengan adanya perencanaan agregat dapat mendukung rencana
jangka panjang berupa perencanaan strategi kapasitas pada masa
mendatang ataupun mendukung rencana jangka pendek operasional
harian ataupun mingguan untuk perencanaan bahan baku ataupun
penjadwalan produksi.
4. Sifat Perencanaan Agregat
Pada umumnya, mana je r ingin merencanakan dan
mengendalikan operasinya di tingkat yang seluas mungkin melalui
perencanaan agregat yang mengatasi produk dan jadwal terperinci,
peralatan dan tenaga kerja. Kenyataan ini yaitu contoh yang
baik mengenai perilaku manajerial sesungguhnya memakai
konsep sistem dari keseluruhan.
Manajemen memilih untuk menangani keputusan relevan yang
mendasar dalam merencanakan penggunaan sumber dayanya. Hal
ini dicapai dengan cara meninjau proyeksi jumlah tenaga kerja dan
menentukan laju kegiatan yang dapat diubah dengan jumlah tenaga
kerja yang tersedia dengan cara mengubah jam kerja.
Keputusan dasar ini dibuat untuk jangka perencanaan di depan,
sehingga jadwal induk dan jadwal terperinci dapat disusun pada
tingkat di bawahnya dalam kendala rencana induk ini .
Akhirnya, perubahan saat-saat terakhir pada tingkat
pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan dengan menyadari akibatnya
terhadap biaya perubahan tingkat produksi dan terhadap biaya
persediaan.
Oleh sebab itu, Buffa (1999: 255) memberi gambaran
bahwa langkah-langkah yang diperlukan untuk perencanaan
agregat, yaitu:
a. penyusunan satuan menyeluruh yang logis untuk mengukur
output;
b. manajemen harus dapat meramalkan untuk suatu jangka
perencanaan yang wajar dalam bentuk agregat ini;
c. manajemen harus dapat memisahkan dan mengukur biaya-
biaya yang relevan:
- biaya-biaya ini dapat disusun kembali dalam suatu
model yang memungkinkan dibuatnya keputusan yang
mendekati optimal untuk urutan periode perencanaan
dalam jangkauan waktu perencanaan,
- sifat berurutannya keputusan ini harus selalu
diperhatikan.
Menurut Buffa, membuat keputusan mengenai jumlah
tenaga kerja dan laju kegiatan yang dibuat untuk satu periode
yang akan datang tidak dapat dinilai benar atau salah, baik atau
buruk. Keputusan juga akan dibuat untuk dua perode berikutnya
berdasar keputusan yang baru dibuat, informasi baru mengenai
kemajuan penjualan yang sebenarnya terjadi, dan ramalan untuk
sisa jangkauan waktu perencanaan.
Hasilnya yaitu semua keputusan itu benar atau salah hanya
dalam arti urutan keputusan dalam periode waktu yang diperluas
(Buffa, 1999: 255). Oleh sebab itu, ada beberapa pilihan, di antaranya
sebagai berikut.
a. Pilihan Perencanaan (Planning Options)
Permasalahan perencanaan agregat dapat diselesaikan dengan
mempertimbangkan berbagai keputusan pilihan yang tersedia.
Pilihan perencanaan ini menurut Render (2004, p118) dapat dibagi
menjadi dua, yaitu memodifikasi permintaan dan memodifikasi
kapasitas.
b. Pilihan Kapasitas (Capacity Options)
Pilihan kapasitas yaitu pilihan yang tidak berusaha
untuk mengubah permintaan, namun untuk menyerap fluktuasi
dalam permintaan dengan mengubah kapasitas yang tersedia. Pilihan
kapasitas terdiri atas lima pilihan, yaitu sebagai berikut.
1) Mengubah tingkat persediaan, dengan cara meningkatkan
persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi
permintaan yang tinggi pada masa mendatang. Konsekuensinya
muncul biaya yang berkaitan dengan penyimpanan.
2) Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut (hire)
atau memberhentikan (lay off). Jumlah karyawan disesuaikan
dengan tingkat produksi yang diinginkan. Konsekuensinya
yaitu moral pekerja dan produktivitas yang terpengaruh,
serta munculnya biaya pelatihan dan perekrutan.
3) Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu
kosong. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.102
tahun 2004, lembur yaitu waktu kerja yang melebihi waktu
kerja reguler, 7 jam sehari dan 40 jam 1 minggu untuk 6
hari kerja dalam 1 minggu, atau 8 jam sehari, dan 40 jam
1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu, atau waktu
kerja pada hari istirahat minggunan dan atau pada hari libur
resmi yang ditetapkan Pemerintah. Dalam pilihan ini jumlah
tenaga kerja dijaga tetap konstan, namun waktu kerja yang
diragamkan dengan mengurangi jam kerja saat permintaan
rendah, dan melakukan lembur saat permintaan tinggi.
Konsekuensinya muncul upah lembur yang lebih tinggi
daripada upah reguler.
4) Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas
sementara dengan melakukan subkontrak selama periode
permintaan tinggi. Pengertian dari subkontrak dalam bidang
manufaktur yaitu melakukan realokasi kebutuhan produksi
antarperusahan agar memperlancar proses produksi. Pilihan
ini memiliki beberapa kekurangan, seperti harga yang mahal
ataupun kualitas dari pemasok subkontrak yang tidak
sesuai.
-- 151
5) Penggunaan karyawan paruh waktu. Umumnya di sektor
jasa dan untuk memenuhi kebutuhan tenga kerja yang tidak
terampil.
c. Pilihan Permintaan (Demand Options)
Pilihan permintaan yaitu pilihan yang berusaha untuk
mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.
Pilihan permintaan terdiri atas tiga pilihan, yaitu sebagai berikut.
1) Memengaruhi permintaan. Kegiatan promosi, iklan, dan
diskon dipakai saat permintaan rendah. Bagaimanapun
iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak
selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas
produksi.
2) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.
Tunggakan pesanan yaitu pesanan barang atau jasa yang
diterima perusahaan, namun tidak mampu (secara sengaja atau
kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Pilihan ini dipakai
saat pelanggan berkenan menunggu tanpa kehilangan
kehendak atas pesanannya. Konsekuensinya yaitu bisa
berakibat kehilangan penjualan.
3) Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim
yang berbeda). Perusahaan mengembangkan produk yang
yaitu perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya
perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan,
perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin akan
menghadapi produk atau jasa di luar area keahlian atau di
luar target pasar mereka.
5. Strategi Perencanaan Agregat
Menurut Render (2004: 121), perencanaan agregat dapat
dilakukan dengan melakukan pilihan atas dua strategi, yaitu strategi
chase dan strategi penjadwalan bertingkat (level scheduling strategy).
Menurut strategi chase ada satu strategi lagi, yaitu stable
workforce-variable work hours. Selain itu, strategi perencanaan agregat
juga dapat dibagi menjadi dua bagian berdasar jumlah variabel
-- 152
yang dapat dikontrol (controllable variable), yang diikutsertakan
pada alternatif strategi.
a. Chase Strategy
Strategi ini menyesuaikan tingkat produksi dengan jumlah
pesanan yang ada, dengan cara merekrut atau melepas tenaga
kerja sesuai kebutuhan produksi. Strategi ini bergantung pada
kemudahan perekrutan dan pelatihan tenaga kerja. Strategi ini
memiliki dampak pada aspek motivasi dan psikis karyawan akibat
ancaman pengurangan tenaga kerja sewaktu-waktu.
Kelebihan strategi chase yaitu investasi pada persediaan
rendah, dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high
labor utilization).
Kekurangan dari strategi chase, antara lain ada biaya untuk
memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat angkatan kerja.
b. Level Scheduling Strategy
Strategi ini mempertahankan tingkat produksi pada volume
yang konstan. Kelebihan jumlah yang diproduksi akan disimpan
untuk mengantisipasi kekurangan jumlah produksi pada periode
lainnya.
Dampak utama strategi ini yaitu munculnya biaya
penyimpanan barang jadi ataupun munculnya risiko persediaan
barang menjadi rusak. Kelebihan strategi level yaitu tingkat
keluaran dan angkatan kerja yang stabil. Adapun kekurangannya,
yaitu biaya persediaan yang tinggi, meningkatkan overtime dan idle
time, utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu
c. Stable Workforce-Variable Work Hours Strategy
Strategi ini mempertahankan jumlah tenaga kerja, namun
mengubah jam kerja untuk disesuaikan dengan tingkat produksi.
Penyesuaian tingkat produksi dilakukan dengan penyesuaian jam
kerja seperti lembur atau overtime sehingga diperoleh kapasitas
tambahan sementara. Dampak utama strategi ini ada pada munculnya
biaya lembur untuk produksi.
-- 153
d. Pure Strategy
Perusahaan dikatakan memakai strategi ini jika yang
dimodifikasi yaitu satu variabel. Variabel di sini yaitu variabel-
variabel dalam perencanaan produksi yang bisa dikontrol dan
ditentukan sesuai dengan target produksi yang ditetapkan oleh
manajemen.
Ada beberapa variabel yang dapat diubah, yang disebut dengan
controllable (decision) variable, yaitu tingkat persediaan, production
rate, tenaga kerja, kapasitas, subkontrak.
e. Mixed Strategy
Strategi ini melibatkan pengubahan lebih dari satu variabel yang
dapat dikontrol (controllable decision variable). Beberapa kombinasi
dari pengubahan controllable decision variable dapat menghasilkan
strategi perencanaan agregat yang terbaik. Strategi ini dipakai
jika pure strategy tidak dapat dilakukan atau tidak feasible.
6. Implementasi Model Perencanaan Agregat di Sektor Jasa
Perencanaan agregat pada jasa berbeda dengan manufaktur
sebab alasan berikut.
a. Jasa tidak dapat disimpan.
b. Permintaan jasa sulit untuk diprediksi sebab umunya
dihadapkan pada variasi permintaan yang sangat ekstrem
pada kurun waktu yang pendek.
c. Kapasitas juga sulit untuk diprediksi dan kapasitas jasa
disediakan sesuai dan tepat dengan waktu dan tempat.
d. Operasi jasa padat karya, sehingga tenaga kerja yaitu
sumber daya yang paling menghambat pada sektor jasa.
e. Lokasi operasi jasa mengikuti lokasi pemakai jasa.
Pada sektor jasa, produk (jasa) yang ditawarkan tidak dapat
disimpan sebagai inventori. Dengan demikian, kapasitas yang tidak
terpakai akan terbuang, misalnya kamar hotel yang kosong atau
kursi pesawat terbang yang kosong tidak dapat disimpan untuk
-- 154
dijual kemudian. Kapasitas jasa sulit untuk diukur sebab jasa
biasanya memiliki kebutuhan proses yang bersifat variabel
bergantung pada permintaan. ini yang membuat jasa sulit untuk
membuat ukuran kapasitas yang sesuai.
Menurut Eddy Herjanto (2006: 199), pengaturan persediaan
sebagai sumber kapasitas untuk memenuhi permintaan musiman,
seperti perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan jasa, strategi
yang dilakukan lebih sering ke arah pengendalian permintaan atau
pengendalian tenaga kerja.
Pengendalian permintaan dilakukan dengan promosi, kerja
sama/subkontrak, atau pengaturan harga (pricing), sedang
pengendalian tenaga kerja dilakukan dalam bentuk pengaturan
jumlah karyawan atau jumlah jam kerja.
Render (2004: 132) menyatakan bahwa pengendalian biaya
tenaga kerja di perusahaan jasa meliputi:
a. pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa
dapat dipastikan menghasilkan tanggapan cepat terhadap
respons pelanggan;
b. beberapa bentuk sumber tenaga kerja yang siap panggil dapat
direkrut atau diberhentikan untuk memenuhi permintaan yang
tidak terduga;
c. fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkan
alokasi ulang tenaga kerja yang tersedia;
d. fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk
memenuhi permintaan yang meningkat.
Pengenalan teknik-teknik manajemen baru yang berasal dari
sektor bisnis pada sektor publik menghadapi dua tantangan besar,
yaitu sebagai berikut.
-- 155
1. Sulit Terpenuhinya Aspek Konsistensi Kebijakan
Sulit terpenuhinya aspek konsistensi kebijakan jangka panjang
yang dibutuhkan untuk mengakomodasi perubahan organisasi atas
perencanaan dan implementasi, yaitu saat perubahan ini
sering dipicu oleh munculnya teknik-teknik baru manajemen.
Perhatian secara umum terhadap proses politik di negara
Barat ataupun di negara sedang membangun seperti Indonesia,
para politikus lebih memperhatikan atau fokus pada persoalan
jangka pendek. ini bertentangan dengan kebutuhan akan
konsistensi yang seharusnya berfokus pada persoalan strategis jangka
panjang.
2. Model Akuntabilitas yang Relatif Sederhana
Model-model akutabilitas yang relatif sederhana, yang
ditemukan pada era modern di organisasi sektor bisnis, yaitu saat
direktur eksekutif bertanggung jawab kepada badan komisaris
terhadap dua hal, yaitu formulasi strategi (termasuk tujuan dan
prioritas strategi organisasi) dan implementasi strategi (cara mencapai
tujuan ini ).
Pada organisasi publik, model akutabilitasnya lebih kompleks.
ini dapat dicirikan oleh pimpinan politik (political leadership) yang
bertanggung jawab atas formulasi strategi (dalam model kebijakan
dan prioritas strategi) dan pimpinan eksekutif (executive leadership)
bertanggung jawab atas implementasi strategi dari keseluruhan
kebijakan ini .
Pembagian tanggung jawab ini secara desain telah
melahirkan konflik dan penghindaran tanggung jawab (Pierre,
1995). Kondisi ini telah menempatkan hubungan strategis antara
pimpinan politik dan ekskutif di satu wilayah yang membutuhkan
mekanisme yang dapat mengelola hubungan ini melalui proses
manajemen strategis yang lebih efektif (Poister dan Streib, 1999;
Stewart, 1996). Sistem kepemimpinan harus diakomodasi dalam
sistem manajemen strategi untuk menyinergikan kedua kutub
kepemimpinan agar lebih mengarah pada produktivitas, bukan ke
wilayah kontraproduktif.
-- 156
jika hal tesebut tidak dapat tercapai, ide public management
sebagai sebuah aktivitas yang melibatkan determinasi strategi dan
tujuan menjadi tidak realistis (Stewart, 1996). ini berbeda,
bahkan bertolak belakang dengan public administration yang lebih
perhatian pada aspek menjaga dan merawat (maintenance) proses
dan peraturan
3. Perlunya Perencanaan Kapasitas dan Agregat
Perencanaan agregat yaitu perencanaan yang dibuat untuk
menentukan total permintaan dari seluruh elemen produksi dan
jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi
prosedur yang rumit, yang sebagian besar didasarkan pada
permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan barang
dan jasa dapat diramalkan dengan ketepatan yang memadai,
penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan.
Penentuan besarnya kapasitas biasanya membutuhkan dua
tahap. Tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan
model tradisional. Tahap kedua, peramalan ini dipakai untuk
menentukan kebutuhan kapasitas serta peningkatan ukuran untuk
setiap penambahan kapasitas.
Hal yang menarik, pertumbuhan permintaan biasanya terjadi
secara bertahap dalam setiap unit yang kecil. Penambahan kapasitas
terjadi secara serentak dan dalam unit yang besar. Pertentangan ini
sering menyulitkan perluasan kapasitas.
Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukan
keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian
keuangan yang baik pada proses tertentu. Keputusan kapasitas
harus dipadukan dalam misi dan strategi organisasi. Investasi
tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, namun sebagai bagian
dari rencana terpadu yang dapat menempatkan di posisi yang
menguntungkan.
Pada peramalan permintaan dapat mengedepankan masalah-
masalah jangka pendek, menengah, dan panjang yang mampu
membantu para manajer dalam mengatasi isu-isu kapasitas dan
-- 157
strategis yang yaitu tanggung jawab dari manajemen
puncak.
Perencaan kapasitas dan agregat sangat berhubungan dengan
perencanaan penyediaan bahan baku. Besar kecilnya persediaan
kapasitas yang diproduksi bergantung pada banyak sedikitnya
bahan baku yang tersedia di perusahaan.
Analisa t i t ik impas yaitu alat penentu untuk
menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas
untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan Analisa titik impas yaitu
menemukan sebuah titik dalam satu dolar dan unit, yaitu biaya
sama dengan keuntungan.
Proses perencanaan kapasitas dan agregat yang dipakai
oleh perusahaan harus tetap mengedepankan kualitas barang yang
diproduksi oleh perusahaan.
Perencanaan kapasitas dan agregat berhubungan dengan srategi
lokasi dalam hal penyimpanan barang yang berlebih, agar dapat
menghemat biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan.
Hubungannya dengan manajemen persediaan yaitu saat
kapasitas produksi pada satu waktu diperlukan barang persediaan
yang relatif banyak maka kapasitas produksi sebaiknya diperbanyak,
begitu pula sebaliknya.
Dalam kehidupan sehari-hari, barang dan jasa diperjualbelikan
dan dikonsumsi oleh warga . biasanya , barang dan jasa
ada yang langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan ada yang diolah
kembali untuk menjadi produk lain, sehingga output suatu produsen
menjadi input bagi produsen lain. Jumlah dan bentuk barang jasa
ini sangat bervariasi, mulai dari volume/kuantitas, kualitas,
model, ukuran, dan jenis.
usaha untuk mewujudkan barang dan jasa tercipta melalui
kegiatan produksi dengan mentransformasikan faktor-faktor
produksi melalui sistem produksi. Faktor-faktor produksi yang
ditransformasi melalui adanya manusia, bahan baku, modal, metode,
dan manajemen.
Dalam kapasitasnya, peranan manajemen dalam konteks ini
mengombinasikan faktor-faktor produksi ini sedemikian rupa,
sehingga produk yang tercipta sesuai dengan prinsip efisiensi dan
efektivitas. Oleh sebab itu, manajer produksi dapat dengan mudah
mencapai sasaran atau tujuan perusahaan dengan memakai
skill melalui proses manajemen serta memperhatikan fungsi-fungsi
manajemen (planning, organizing, actuating, contolling).
Suatu usaha untuk menciptakan produk yang sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan atau keinginan konsumen, manajer harus
piawai dalam memadukan dukungan kualitas yang baik dengan
perolehan keuntungan yang maksimal, sehingga dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang.
Hal ini jika diimplentasikan dengan baik, sangat
memungkinkan bagi ketercapaian sasaran tujuan perusahaan.
Dengan kata lain, jika seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan
dimulai dengan rencana kerja atau rencana produksi yang matang.
Suatu kegiatan yang dimulai dengan perencanaan yang kurang
baik akan berpengaruh pada hasil akhir yang akan diperoleh. Pada
akhirnya perusahaan dimungkikan tidak dapat berkembang, lebih
dari itu perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
1. Pengertian Desain atau Model
Membicarakan design (desain), membicarakan dimensi yang
unik yang menawarkan aspek emosional dalam memengaruhi
kepuasan pelanggan. Rancangan (design) yang cepat berubah seiring
mengikuti perkembangan zaman, harga, dan teknologi tidak cukup
untuk itu. Dengan kata lain, sebuah rancangan yaitu faktor
pemicu yang sering menjadi keunggulan perusahaan. mendefinisikan rancangan sebagai totalitas
fitur yang memengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu
menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan. Oleh sebab itu,
rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa
eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan
tahan lama. Dengan demikian, rancangan memikirkan berapa besar
yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya tahan, keandalan, dan
kemudahan perbaikan.
memberi definisi rancangan
fokus pada parameter rancangan. Dalam konteks ini, rancangan
berfokus pada:
a. gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang
ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli;
-- 161
b. daya tahan (durability), yaitu ukuran usia yang diharapkan atas
beroperasinya produk dalam kondisi normal atau berat yang
yaitu atribut berharga untuk produk-produk tertentu;
c. keandalan (reliability), yaitu ukuran probabilitas bahwa
produk tertentu tidak rusak atau gagal dalam periode waktu
tertentu;
d. mudah diperbaiki (reparability), yaitu ukuran kemudahan
untuk memperbaiki produk saat rusak atau gagal. Bagi
perusahaan, produk yang dirancang dengan baik yaitu produk
yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan,
produk yang dirancang dengan baik yaitu produk yang
menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang,
dipakai , diperbaiki, serta dibuang.
Desain juga diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur,
dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Makna sebuah kalimat
dari kata “desain” bisa dipakai , baik sebagai kata benda maupun
kata kerja. jika sebagai kata kerja, desain memiliki arti proses
untuk membuat dan menciptakan objek baru. jika sebagai kata
benda, desain dipakai untuk menyebut hasil akhir dari proses
kreatif, baik berwujud rencana, proposal, maupun objek nyata.
2. Terminologi Desain
Pada hakikatnya desain yaitu suatu proses yang telah
ada seiring dengan keberadaan dan perkembangan manusia di bumi.
ini sering tidak disadari, akibatnya sebagian orang berpendapat
bahwa desain seolah-olah baru dikenal sejak zaman modern dan
yaitu bagian dari kehidupan modern.
Dalam bahasa populer, kata desain sering diartikan sebagai
sebuah perancangan, rencana atau gagasan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia ditemukan bahwa kalimat desain sepadan dengan
kata perancangan. Walaupun demikian, kata merancang/rancang
atau rancang bangun yang sering disepadankan dengan kata desain
tampaknya belum dapat mengartikan desain secara lebih luas.
berdasar segi etimologis kata desain
yaitu kata baru, juga yaitu pengindonesiaan dari kata
design (bahasa Inggris), hal itu tetap dipertahankan. Makna kata
desain pada kenyataannya menggeser kata rancang bangun sebab
kata ini tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan,
dan pamor profesi atau kompetensi.
Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
dan konteksnya. Menurut Archer (1965), desain dapat diartikan
sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu
dan cara tertentu pula. Desain juga dapat yaitu pemecahan
masalah dengan suatu target yang jelas. Menurut Alexander
(1963), desain yaitu temuan unsur fisik yang paling objektif.
Menurut Jones (1970), desain yaitu tindakan dan inisiatif
untuk mengubah karya manusia.
Dalam perkembangan selanjutnya pengertian desain sangat
bervariatif sebab tumbuhnya profesi ini di berbagai negara. Salah
satu tokoh yang mengevaluasi pengertian desain yaitu Bruce Archer
(1965). Menurutnya, desain yaitu salah satu bentuk kebutuhan
badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui berbagai
bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuan yang mencerminkan
perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya,
terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai,
dan berbagai tujuan benda buatan manusia.
Pandangan Palgunadi (2007), menyatakan jika istilah desain
maknanya yaitu rencana. Rencana yaitu bendanya (benda
yang dihasilkan dalam proses perencanaan). Kegiatannya disebut
merencana atau mencananakan. Pelaksananya disebut perencana,
sedang segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses
pelaksanaan pembuatan suatu rencana disebut perencanaan. Lanjut
Palgunadi, kata mendesain memiliki pengertian yang secara
umum setara dengan merencana, merancang, rancang bangun, atau
merekayasa, yang artinya setara dengan istilah to design atau designing
(bahasa Inggris). Istilah mendesain memiliki makna melakukan
kegiatan/aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu desain.
Dengan demikian, makna pengertian desain selalu mengalami
perubahan sejalan dengan laju perkembangan peradaban manusia.
ini dapat membuktikan bahwa desain sebenarnya memiliki
-- 163
arti yang penting dalam kehidupan dan kebudayaan manusia
secara keseluhan, baik ditinjau dari usaha memecahkan masalah
fisik dan rohani manusia, maupun sebagai bagian kebudayaan yang
memberi nilai-nilai tertentu sepanjang perjalanan sejarah umat
manusia di muka bumi ini.
Memahami beberapa definisi ini di atas, tampak jelas
bahwa desain tidak hanya rancangan di atas kertas, namun juga proses
secara keseluruhan sampai karya ini terwujud dan memiliki
nilai. Desain juga tidak hanya berhenti di atas kertas, namun juga
yaitu aktivitas praktis yang meliputi unsur-unsur ekonomi,
sosial, teknologi, dan budaya dalam berbagai dinamikanya. Desain
yang baik di atas kertas hanya akan terjerumus sebagai kebudayaan
konsep belaka sebab desain yang baik yaitu desain yang memenuhi
kebutuhan warga . Di samping itu, respons dan penerimaan
warga pada desain sangat kritis sebab tanpa unsur-unsur
ini tidak akan terjadi pertumbuhan desain yang sehat.
Menurut Sachari (1986: 139), dengan pengertian itu pula
memberi gambaran bahwa desain bukan hanya milik salah satu
disiplin ilmu, melainkan milik semua disiplin ilmu. Pada dasarnya,
desain yaitu bidang lintas antara seni, sains, dan teknologi.
Untuk lebih jelasnya,
berdasar ilustrasi di atas, desain yaitu perpaduan
antara seni, sains, dan teknologi. Dengan demikian, seorang desain
memiliki kemampuan dan pengetahuan sekaligus pengalaman ketiga
disiplin ilmu ini , agar desain yang dihasilkannya suatu desain
yang berkualitas secara estetis, etis, komunikatif/operasional dan
ekonomis.
3. Dasar dan Tujuan Desain Produk
a. Dasar-dasar Desain Produk
Salah satu usaha untuk menetapkan produk yang akan
dihasilkan didahului dengan penelitian, baik penelitian pasar,
penelitian produk pesaing, maupun penelitian tentang keuntungan
yang diperoleh. Oleh sebab itu, dalam desain produk tidak pernah
lepas dari aspek komersial dan pemasaran.
Dalam desain produk, dipentingkan kemampuan bersaing
di pasar, sehingga produsen dapat menentukan harga produk,
dan biaya yang harus dikeluarkan untuk proses produksi. Sebuah
strategi produk yang efektif yaitu menghubungkan keputusan
produk dengan investasi, pangsa pasar, dan siklus hidup produk
serta menggambarkan luasnya suatu lini produk.
b. Tujuan Desain Produk
Landasan dasar tujuan dari keputusan produk (product decision)
untuk mengembangkan strategi produk yang dapat memenuhi
permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.
Tujuan dasar dari desain yaitu segala usaha yang
dilakukan oleh seorang/sebuah tim desainer produk dalam kerjanya,
yaitu untuk membuat hidup lebih nyaman, menyenangkan, dan
efisien.
Seperti halnya kursi kantor yang nyaman, pisau dapur yang
nyaman dipakai oleh orang berusia lanjut dan mainan yang aman
dimainkan serta dapat merangsang anak-anak untuk belajar yaitu
sebagian kecil dari contoh-contoh hasil kreasi para desainer produk
yang dihasillkan dengan mempelajari dan memperhatikan manusia
pada saat melakukan aktivitasnya dalam bekerja.
Dengan kata lain, mempelajari bagian-bagian produk yang
langsung berinteraksi dengan manusia sebagai pemakainya,
diharapkan dapat dihasilkan produk-produk yang aman terhadap
penggunanya dan lingkungan.
Pada akhirnya, dari sentuhan seorang/tim desainer produk
lahir sebuah produk elegan yang membuat warga ingin
membelinya.
Hakikatnya, desain produk yaitu salah satu bidang
keilmuan yang terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan
manusia dari masa ke masa.
Dalam desaian dipadukan unsur khayal dan orientasi penemuan
solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan
menjembatani estetika, etika serta teknologi secara dinamis dan
memiliki pola tertentu dalam perkembangannya.
4. Ruang Lingkup Desain Produk
Memahami desain produk, dalam bahasa keilmuan disebut
juga “desain produk industri” yang dimaknai sebagai sebuah bidang
keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah
produk manufaktur. Dalam mengolah bentuk atau desain ini
agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai pula dengan kemampuan
proses produksinya di industri yang memproduksinya.
Contoh desainer produk kursi tidak hanya agar kursi ini
tampak bagus, namun juga agar kursi nyaman untuk diduduki dan
mudah untuk diproduksi, serta terjangkau juga untuk dibeli olah
penggunanya.
a. Komponen Prinsip Desain Produk
Komponen prinsip yang mendasari desain produk, antara
lain sebagai berikut.
1) Mode
Produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen.
Keadaan pasar akan menumbuhkan keinginan untuk membuat
produk yang memiliki kesamaan dari segi desain dan kemasan.
-- 166
2) Teknologi
Pemilihan macam produk yang dihasilkan bergantung pada
kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa. Penentuan
macam teknologi yang dipakai dapat didahului hasil riset dan
pengembangan produk. Perkembangan teknologi memungkinkan
para produsen memilih untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dan memenuhi spesifikasi produk.
3) Tujuan
Tujuan diadakannya perencanaan produk agar produk yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
b. Batasan/Lingkup Model Desaian Produk
Pada prinsipnya, lingkup desain produk dapat dikatakan
hampir tidak terbatas. Desain melingkupi semua aspek yang
memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/kompetensi ini.
Walaupun demikian, jika mengacu pada perkembangan internasional,
ada wilayah profesi yang terdiri atas desain produk, desain
grafis, dan desain interior.
Wilayah desain yang disebutkan yaitu wilayah desain
yang diletakkan pada bidang seni rupa. berdasar pembagian
wilayahnya, desain produk yaitu salah satu dari wilayah
desain yang ada.
menjelaskan bahwa desain produk
yaitu terjemahan dari industrial design. Sebagian para ahli,
umumnya menerjemahkan industrial design sepadan pengertianya
dengan desain produk.
c. Mekanisme Desain Produk
Meskipun desain produk dapat dibedakan menjadi beberapa
kelompok, namun secara umum mendesain produk memiliki
mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan
sebuah produk, sehingga produk ini memenuhi nilai-nilai
fungsional yang tepat dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi
manusia dengan tidak meninggalkan aspek kenyamanan pengguna
-- 167
melalui teknik dan ketentuan tertentu. Pada akhirnya diteruskan
menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola perancangan
awal, baik inovasi, modifikasi, maupun duplikasi.
Mekanisme dan sistem flow yang berkembang saat ini lahir
dari kebiasaan yang berkembang sejak dahulu. Saat manusia purba
menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan, manusia
purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak, agar dapat
dijadikan alat yang efektif menangkap binatang yang diburu.
berdasar ilustrasi ini , mekanisme berpikir kreatif
yang sama dalam perancangan sebuah produk, pada hakikatnya
berawal dari masalah, lalu menciptakan benda agar dapat dijadikan
sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan ini . Pola pikir
ortodok ini menjadi dasar metodologi keilmuan desain produk
hingga saat ini.
Akan namun , desain dari sebuah produk saat menjadi sebuah
aspek yang paling tinggi dalam kehidupan manusia, dengan nilai-
nilai dan orientasi yang dirancang dapat dengan tepat berubah
menjadi sarana atau alat menentukan selera, interaksi, dan komponen
psikologis lainnya di pasar yang dimasuki.
Dengan demikian, desain produk dapat menjadi teori, ikon,
semantik, serta pengaruh dengan keberadaannya yang dibawa oleh
aspek-aspek lain secara mandiri.
d. Peranan Desain Produk
Desain produk yaitu pioner dan kunci kesuksesan
dari sebuah produk untuk menembus pasar sebagai basic bargain
marketing. Mendesain produk berarti membaca sebuah pasar.
Kemauan, kemampuan, pola pikir, serta banyak aspek lain yang
akhirnya dapat diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan
sebuah produk.
Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus pasar
ditentukan oleh cara sebuah desain mampu beradaptasi dengan
perubahan dalam bentuk apa pun yang terjadi di pasar yang
dimasuki produk ini , sehingga kemampuan mendesain produk
menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu pada kemudian hari.
e. Kompetensi Desainer Produk
Dengan krusialnya, bentuk tanggung jawab dan kompetensi
seorang desainer produk industri dalam perancangan sebuah produk.
Desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik
sebelum merancang sebuah produk. Proses ini membutuhkan
waktu yang tidak singkat dalam perancangannya.
Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangat dominan
dalam menentukan rating desainer ini . Sense dapat dikatakan
begitu, terbentuk dari pengalaman yang panjang dan ditempa
berbagai aspek yang melingkupi dan dihadapi desainer ini .
Skala perancangan desain produk sangat luas jika dilihat dari
berbagai aspek. Dengan kata lain, desain produk yaitu sebuah
bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak
dahulu kala.
Dalam perkembangan selanjutnya, profesi desain ini terbagi atas
beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang
sejalan dengan perkembangan zaman), yaitu:
1) desain produk peralatan;
2) desain perkakas lingkungan;
3) desain alat transportasi;
4) desain produk kerajinan (kriya).
1. Hakikat Perancangan Produk
Perencanaan produk pada dasarnya proses menciptakan ide
produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar.
Selain itu, pihak perusahaan harus memiliki strategi cadangan jika
produk gagal dalam pemasarannya, termasuk ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga, dan promosi.
Kesuksesan ekonomi dari suatu perusahaan manufaktur
bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan ini dengan biaya yang rendah.
ini bukan hanya tanggung jawab bagian pemasaran,
bagian manufaktur, atau bagian desain, melainkan juga tanggung
jawab perusahaan yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan.
Metode pengembangan produk berdasar permintaan atau
persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer yaitu metode
yang cukup baik dengan berbasis keinginan customer.
Sebaliknya, akan terjadi kemungkinan produk ini tidak
diterima oleh customer menjadi lebih kecil saat persyaratan serta
spesifikasi produk tidak berbasis keinginan dari customer, tidak
dapat terpenuhi.
Oleh sebab itu, perancangan produk menjadi unsur penting
menuju kesuksesan ekonomi dari suatu perusahaan manufaktur.
Hal itu disebab kan kebergantungan pada kemampuan desainer
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara
cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan ini
dengan biaya yang rendah.
2. Dimensi Spesi k yang Berhubungan dengan Laba
jika dipandang dari sudut pandang investor di perusahaan
yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dapat dikatakan
sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba. Pada kenyataanya, laba sulit untuk dinilai secara cepat dan
langsung.
Oleh sebab itu, ada lima dimensi spesifik yang berhubungan
dengan laba dan biasa dipakai untuk menilai kinerja usaha
pengembangan produk, yaitu sebagai berikut.
a. Kualitas Produk
Seberapa baik dan besar produk yang dihasilkan, pada
prinsipnya yaitu hasil dari usaha pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Produk yang berkualitas akan
memengaruhi pangsa pasar dan dapat menentukan harga yang
ingin dibayar oleh pelanggan.
b. Biaya Produk
Penggunaan biaya untuk modal peralatan dan alat bantu
serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari
produk. Peran biaya produk dapat menentukan jumlah laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga
penjualan tertentu.
c. Waktu Pengembangan Produk
Penggunaan waktu dalam pengembangan produk barang atau
jasa ikut menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi.
ini menunjukkan bahwa daya tanggap perusahaan terhadap
perubahan teknologi akan menentukan kecepatan perusahaan
untuk menerima pengembalian modal ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
d. Biaya Pengembangan
biasanya , biaya pengembangan yaitu salah satu
komponen yang penting dari investasi perusahaan, yang dibutuhkan
untuk mencapai profit.
e. Kapabilitas Pengembangan
Kepemilikan kapabilitas pengembangan yaitu aset yang
dapat dipakai oleh perusahaan untuk mengembangkan produk
dengan lebih efektif dan ekonomis pada masa yang akan datang.
Kapabilitas dalam perancangan dan pembuatan suatu produk
yang baru atau yang sudah ada yaitu bagian yang sangat
besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini akan
diperoleh dari persepsi tentang kebutuhan manusia atau pelanggan,
kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, perancangan
produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, diakhiri
dengan pembuatan dan pendistribusian produk ini .
Secara umum, penentuan fungsi produk dapat dicari dengan
dua langkah, yaitu identifikasi dan penyusunan fungsi produk,
pengelompokan fungsi produk.
3. Perancangan Produk
Peran perancangan produk terhadap kesuksesan ekonomi
sebuah perusahaan manufaktur bergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat
menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan ini
dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk yang
berkualitas akan melewati tahap-tahap berikut.
a. Market Research dan Feasibility Study
Market research dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada
umumnya. berdasar hasil market research ini akan didapatkan
jenis, bentuk, dan kualitas produk yang diinginkan konsumen.
b. Brainstorming
Brainstorming, curah pendapat, atau diskusi yaitu proses
yang berfungsi untuk mengumpulkan ide-ide baru untuk mencari
solusi atau jalan keluar dari masalah yang didiskusikan, yaitu
desain produk.
berdasar proses curah pendapat ini, akan didapatkan
garis besar desain produk/barang yang akan dibuat, cara kerja,
komponen yang akan dipakai, dan sebagainya. Misalnya, saat
membuat mesin pengisap debu, akan terbayang dibutuhkannya
motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa, dan
sebagainya.
c. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan desain produk sangat diperlukan agar
desain ataupun produknya tidak berlebihan dalam merancang
produk. Desain ataupun produk barang yang berlebihan akan
berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. biasanya ,
konsumen menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam
produk ini , serta sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya
(reasonable price). Tentu market research diperlukan untuk mengetahui
selera pasar.
Peran penting dari menentukan tujuan dan batasan ini
untuk memperoleh spesifikasi komponen dan material yang akan
dipakai.
d. Menggambar Produk
Sebuah perusahaan barang dan jasa sejatinya memperhatikan
arti dan perang penting dari sebuah gambar produk. Dengan
menggambarkan produk berdasar hubungan dimensi komponen-
komponen yang sudah ditentukan. berdasar gambar produk,
perusahaan akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk barang biasanya bisa digambar dalam dua atau
tiga dimensi. Biasanya gambar tiga dimensi lebih mudah dimengerti
oleh sebagian besar orang atau konsumen. Saat ini pekerjaan
merancang produk dalam tiga dimensi bisa dilakukan dengan
memakai software Solid Works, Inventor, Catia, dan lain-lain.
Dengan demikian, perusahaan dapat menyajikan gambar
produk yang berkualitas, sehingga peminatan konsumen akan
bertambah dan ikut menentukan omset penjualan.
e. Review Produk
Peran penting dari produk review dilakukan untuk mengevaluasi
kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya. Kegiatan
review produk dapat dilakukan melalui diskusi dengan melihat
gambar produk daripada hanya membayangkannya.
Pada tahap ini, kembali dilakukan brainstorming untuk
mendapatkan hasil yang optimal serta berfungsi meminimalisasi
masalah yang akan timbul saat produksi mulai dibuat. Pada
tahap ini pula produk yang sedang dirancang perlu dibenahi dan
disempurnakan.
f. Membuat Prototype/Sample
Arti penting dari sebuah sample barang yang akan diproduksi
massal bisa dibuat dengan berbagai cara. Biasanya produk-produk
dari mesin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping,
desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat
-- 173
khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan.
Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai
membuat sample barangnya (produk-produk dari besi). Hal itu
juga memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada
kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal pada barang reject.
g. Uji Coba
Uji coba dilakukan sebelum dipasarkan. Hal itu dilakukan
untuk menguji suatu barang yang diproduksi ini andal atau tidak.
Biasanya ada yang mengujinya berdasar waktu, ditekan,
dijat