Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 5. Tampilkan semua postingan

manajemen bisnis 5

 




3) Perencanaan Jangka Pendek (Short-Term)

Perencanaan ini memerlukan waktu kurang dari 1 bulan. Hal 

ini terikat dengan proses penjadwalan tugas dan karyawan secara 

harian atau mingguan atau pengalokasian mesin, dan membutuhkan 

penyesuaian untuk mengeliminasi perbedaan antara output aktual 

dengan yang direncanakan.

b. Mengukur Strategi Kapasitas di Perusahaan Jasa

Pada prinsipnya, mengukur kapasitas di perusahaan jasa 

jauh lebih sulit daripada perusahaan manufaktur sebab  kualitas 

jasa sulit diukur yang nilainya sangat bergantung pada persepsi 

konsumen. 

Greasley (2008: 67) memberi  gambaran tiga strategi utama 

dalam perencanaan kapasitas jasa, yaitu level capacity, chase capacity, 

dan demand management. 

Strategi level capacity dan chase capacity menekankan pada 

penyesuaian kapasitas terhadap permintaan. Dalam strategi ini, 

variabel yang diubah yaitu kapasitas, sedang  pada strategi 

demand management variabel yang diubah yaitu permintaan. Dalam 

strategi ini perusahaan dapat melakukan penyesuaian permintaan 

terhadap kapasitas yang dimiliki. Salah satu caranya dengan 

menerapkan strategi marketing mix.

Selanjutnya Greasley (2008: 68) berpendapat bahwa di industri 

jasa tidak memungkinkan untuk dilakukan strategi level capacity. 

Hal itu disebab kan pada strategi ini  kapasitas dibuat tetap, 

tidak berubah dan penambahan kapasitasnya dilakukan dengan 

melakukan kebijakan penumpukan persediaan.

Pendapat Greasley di atas didukung pula oleh Chase (2006: 

441), yang menyatakan bahwa kapasitas jasa cenderung dipengaruhi 

oleh waktu, lokasi, dan permintaan yang berubah-ubah. Hal itu tidak 

seperti barang dan jasa yang tidak dapat disimpan untuk dipakai  

kemudian. Kapasitas harus tersedia saat  jasa ingin diproduksi. 

Selain itu, lokasi kapasitas jasa harus dekat dengan konsumen. 

Pada usaha bidang manufaktur, mendahulukan produksi 

sesudah proses produksi dilakukan, barang didistribusikan ke 

konsumen. Adapun pada usaha jasa, diperlakukan sebaliknya, yaitu 

mendahulukan distribusi, sesudah itu diproduksi. Dengan demikian, 

proses produksi jasa dan konsumsinya dilakukan secara bersamaan, 

yaitu jasa harus berada saat  konsumen membutuhkan.

Brown (2001: 189) menyatakan bahwa secara umum strategi 

kapasitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu dilihat dari sisi permintaan 

dan dari sisi penawaran, 

1) Manajemen Strategi Permintaan

Dalam strategi sisi permintaan, perusahaan berusaha mengubah 

tingkat permintaan untuk disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki 

agar tidak terjadi kelebihan permintaan atas kapasitas. Pilihan 

strateginya, antara lain dengan menawarkan jasa pelengkap, dengan 

melakukan sistem pemesanan (reservations), promosi, potongan 

harga, dan field management.

2) Manajemen Strategi Penawaran

Pada sisi penawaran, strategi yang dipakai  di antaranya 

sebagai berikut.

a) Sharing capacity, yaitu berbagi sumber daya yang sulit diperoleh 

antaroperasi yang berbeda, seperti berbagi kursi di sebuah 

kantin.

b) Meningkatkan partisipasi konsumen, yaitu dengan mendorong 

konsumen untuk menjadi bagian dari layanan jasa, seperti 

sistem self-service di meja salad di sebuah restoran. Konsumen 

pun merasakan manfaat dari proses ini  sebab  lebih 

kostumisasi dan layanan yang lebih cepat.

c) Cross-trainning employees, dengan melakukan pelatihan bagi 

karyawan untuk beberapa operasi yang berbeda agar mereka 

dapat ditempatkan sesuai dengan permintaan yang berubah-

ubah.

d) memakai  pekerja part-time untuk memenuhi permintaan 

saat  periode puncak.

e) Membuat kapasitas yang dapat disesuaikan, memvariasikan 

kapasitas untuk jasa yang berbeda atau segmen konsumen 

yang berbeda, seperti mengubah alokasi kursi untuk kelas 

bisnis dan kelas ekonomi pada pesawat terbang.

Pada dasarnya, sebuah usaha produksi bisa bekerja dengan baik 

jika  dijalankan oleh produsen atau disebut sebagai pengusaha 

(entrepreneur). Pengusaha yaitu orang yang mencari peluang 

yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk 

merencanakan dan mengelola suatu bisnis.

1. Tugas dan Fungsi Bagian Produksi

Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan 

pencapaian tujuan perusahaan secara umum yaitu berusaha 

mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, 

tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk 

membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi 

pelanggan

Adapun fungsi-fungsi operasi meliputi: 

a. perencanaan dan desain produk; 

b. perencanaan kapasitas produk; 

c. perencanaan layout pabrik; 

d. perencanaan layout mesin-mesin pabrik; 

e. perencanaan bahan baku.

Dalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi 

yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, di antaranya 

tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai, yaitu sebagai berikut.

a. Pemasaran (marketing) yang yaitu  ujung tombak 

dari unit usaha sebab bagian ini langsung berkaitan dengan 

konsumen.

b. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen 

(jenis dan jumlahnya) ataupun pelayanan dan pengantaran 

produk ke tangan konsumen.

c. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana 

untuk pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana 

secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan 

unit usaha dapat dipertahankan.

d. Produksi (operasi) yaitu  penghasil dari produk atau 

jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen. 

Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi yaitu 

jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan 

waktu tertentu. Contoh, bus memiliki  kapasitas kursi 40 sekali 

jalan, pabrik pupuk memiliki  kapasitas 100.000 kg sekali produksi. 

Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang 

dimiliki, seperti kapasitas tenaga kerja, kapasitas mesin, kapasitas 

bahan baku, dan kapasitas modal. 


2. Perbedaan Pokok antara Usaha Jasa dan Usaha 

Pabrikasi

Ada empat hal yang membedakan usaha jasa dan usaha 

pabrikasi, yaitu sebagai berikut.

a. Dalam unit  usaha pabrikasi keluarannya yaitu  

barang real sehingga produktivitasnya lebih mudah diukur 

dibandingkan dengan unit usaha jasa yang keluarannya berupa 

pelayanan.

b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih 

mudah ditentukan standarnya.

c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi 

pada usaha pabrikasi, sedang  pada usaha jasa kontak 

langsung dengan konsumen yaitu  suatu yang tidak 

dapat dielakkan.

d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir dalam usaha 

jasa, sedang  dalam usaha pabrikasi adanya persediaan 

sesuatu yang sulit dihindarkan. 

3. Klasi kasi Produksi/Transformasi

Secara garis besar, transformasi produksi dapat diklasifikasikan, 

antara lain sebagai berikut.

a. Transformasi pabrikasi, yaitu transformasi yang bersifat diskrit 

dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan 

bersifat diskrit jika  antara suatu operasi dan operasi yang 

lain dapat dibedakan dengan jelas, seperti pabrik mobil.

b. Transformasi proses, yaitu transformasi yang bersifat kontinu, 

di antara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang 

dapat dibedakan secara nyata, seperti pabrik pupuk dan 

semen.

c. Transformasi jasa, yaitu transformasi yang tidak mengubah 

secara fisik masukan menjadi keluaran. Secara fisik keluaran 

akan sama dengan masukan. Akan namun , transformasi jenis ini 

akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya perusahaan 

angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai 

sistem operasi.

-- 143

Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, 

transformasi produksi dapat dibedakan atas: 

a. job shop, transformasi produksi bekerja jika  ada pesanan. 

Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang 

dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen;

b. flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja, baik ada 

pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan relatif besar dan jenis 

produksinya standar. Flow shop dapat dibedakan menjadi flow 

line/batch, assembly line, continuous;

c. project yaitu bentuk spesial dari transformasi produksi, 

artinya hanya ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik 

dari konsumen.

4. Metode Perencanaan Kapasitas

Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi 

terdiri atas metode break even point (BEP) dan metode linier programing 

(LP). 

Metode BEP dapat dipakai  untuk menentukan kapasitas 

produksi. BEP diartikan sebagai suatu keadaan saat  total 

pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba 

= 0. 

Metode linier programing (LP) yaitu  teknik matematik 

untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Metode 

linier programing dalam penentuan kapasitas produksi optimum 

memakai  formulasi model matematik dengan langkah-langkah 

sebagai berikut.

a. Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi 

matematik.

b. Tentukan fungs i  tu juan yang ingin  dicapai  dengan 

memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya, 

yaitu sama dengan biaya variabel per unit.

c. Tentukan fungsi kendala. 

Model linier programing (LP) dapat dibagi menjadi dua metode, 

yaitu metode grafik dan metode simplek.

-- 144

1. Pengertian Perencanaan Agregat

Kata agregat mengimplikasikan bahwa perencanaan dilakukan 

dengan satu ukuran menyeluruh atas output. Tujuan dari perencanaan 

agregat yaitu membuat tingkat output secara keseluruhan untuk 

kebutuhan permintaan pada masa depan yang berfluktuasi. 

Perencanaan agregat dihubungkan dengan keputusan bisnis lain 

seperti keuangan, pemasaran, dan manajemen SDM.

Kata agregat dimaknai sebagai perencanaan yang dibuat pada 

tingkat kasar, dilakukan untuk memenuhi total semua produk yang 

dihasilkan, bukan per individu produk. Contoh, untuk pabrik cat, 

perencanaan agregat dinyatakan dalam berapa liter cat yang akan 

diproduksi meskipun permintaan terdiri atas warna, kualitas, dan 

ukuran kaleng yang berbeda.

Nasution (2006: 66) mendefinisikan perencanaan agregat 

sebagai perencanaan produksi untuk menentukan jumlah unit 

volume produk yang harus diproduksi setiap periode bulanannya 

dengan memakai  kapasitas maksimum yang tersedia. 

Menurut Schroeder (2003: 243), perencanaan agregat berkenaan 

dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkat permintaan 

atas output selama jangka waktu menengah, yaitu sampai dengan 

12 bulan ke depan. 

Selanjutnya Render (2004: 114) menjelaskan bahwa perencanaan 

agregat atau penjadwalan agregat yaitu sebuah pendekatan untuk 

menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah 

(3 hingga 18 bulan ke depan).

berdasar  pengertian lain, perencanaan agregat yaitu 

aktivitas operasional yang memiliki rencana agregat untuk proses 

produksi, untuk waktu 3 sampai 18 bulan ke depan, dan untuk 

memunculkan ide terhadap manajemen seperti jumlah kuantitas 

sumber daya material atau lainnya yang harus diproduksi dan 

waktu untuk diproduksi, agar total biaya operasi organisasi tetap 

berada di tingkat minimum pada periode ini .

berdasar  definisi yang dikemukakan di atas, dapat diambil 

kesimpulan bahwa perencanaan agregat adalah:

-- 145

a. perencanaan kegiatan operasional untuk memberi  tingkat 

output yang harus dihasilkan sebuah fasilitas selama 3 hingga 

18 bulan, agar sesuai dengan tingkat permintaan yang tidak 

pasti pada masa depan; 

b. perencanaan yang dilakukan dengan memaksimalkan 

penggunaan fasilitas yang tersedia, namun dengan tetap 

mempertimbangkan minimalisasi total biaya operasi;

c. rencana ini harus konsisten dengan strategi jangka panjang 

manajemen puncak dan bekerja dengan sumber daya yang 

dialokasikan oleh keputusan strategis sebelumnya.

2. Hakikat Pentingnya Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat dibutuhkan oleh para manajer operasional 

untuk menentukan jalan terbaik, meningkatkan kapasitas, dan 

memenuhi permintaan yang diperoleh dari peramalan dengan 

menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, 

perkerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat 

dikendalikan dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya 

produksi (Render, 2004: 114). 

Ada empat alasan penting dilakukannya perencanaan agregat, 

yaitu:

a untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas dan meminimalkan 

risiko kelebihan penggunaan atas fasilitas dan fasilitas yang 

menganggur;

b. memastikan ketersediaan kapasitas yang cukup untuk 

memuaskan permintaan yang diharapkan;

c. merencanakan perubahan pada kapasitas produksi yang 

sistematis untuk mencapai puncak dan lembah pada kurva 

permintaan pelanggan;

d. memperoleh keluaran yang paling optimum dari sumber daya 

yang tersedia.

Konsep dari perencanaan agregat, menurut Brown (2000: 

171) yaitu untuk memilih strategi yang dapat menyerap fluktuasi 

permintaan secara ekonomis.

-- 146

Menurut Render (2004: 114), input dari perencanaan agregat 

terdiri atas empat hal utama, yaitu sumber daya, peramalan 

permintaan, kebijakan perusahaan, dan biaya. 

Untuk lebih jelasnya mengenai konsep perencanaan agregat, 


Berikut ini  dijelaskan masing-masing dari  empat hal 

ini .


a. Sumber daya, terdiri atas sumber daya manusia dan fasilitas 

yang dimiliki perusahaan.

b. Peramalan permintaan yang diperoleh dari data historis 

permintaan masa lalu, yang dipakai  untuk memprediksi 

jumlah permintaan pada masa depan.

c. Kebijakan perusahaan, misalnya subkontrak dengan perusahaan 

lain, kebijakan mengenai tingkat persediaan, pemesanan 

kembali, dan melakukan lembur.

d. Biaya, penyimpanan persediaan, biaya pemesanan, biaya yang 

muncul jika  melakukan subkontrak, dan biaya lembur serta 

biaya jika  ada  perubahan persediaan.

Adapun output atau hasil yang diinginkan dari perencanaan 

agregat, yaitu:

a. meminimalkan besarnya biaya total yang harus dikeluarkan 

atas perencanaan yang dibuat;

b. proyeksi atas tingkat persediaan, termasuk persediaan, output, 

pekerja, subkontrak, pemesanan kembali;

c. memaksimalkan tingkat pelayanan konsumen;

d. meminimalisasi perubahan pada tingkat angkatan kerja dan 

tingkat produksi;

e. memaksimalkan penggunaan atas unit-unit produksi dan 

perlengkapan produksi.

3. Fungsi Perencanaan Agregat

fungsi dari perencanaan agregat 

yaitu menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi 

permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan 

penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia 

sehingga total biaya produksi dapat ditekan seminim mungkin. 

Pendapat Nasution di atas didukung pula oleh Chase (2005: 

516) yang menyatakan bahwa fungsi dari perencanaan agregat 

yaitu menentukan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi, 

jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan. 

-- 148

berdasar  jangka waktunya, perencanaan agregat tergolong 

perencanaan jangka menengah dengan periode 3 sampai 18 bulan. 

Hal itu memegang peranan penting dalam perencanaan operasi 

secara keseluruhan.

Dengan demikian, fungsi dari perencanaan agregat untuk 

menentukan perencanaan operasi  jangka menengah yang 

mengoptimumkan kombinasi penggunaan sumber daya yang dimiliki 

perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang tidak 

menentu dengan tetap mempertimbangkan efisiensi biaya. 

Dengan adanya perencanaan agregat dapat mendukung rencana 

jangka panjang berupa perencanaan strategi kapasitas pada masa 

mendatang ataupun mendukung rencana jangka pendek operasional 

harian ataupun mingguan untuk perencanaan bahan baku ataupun 

penjadwalan produksi.

4. Sifat Perencanaan Agregat

Pada  umumnya,  mana je r  ingin  merencanakan  dan 

mengendalikan operasinya di tingkat yang seluas mungkin melalui 

perencanaan agregat yang mengatasi produk dan jadwal terperinci, 

peralatan dan tenaga kerja. Kenyataan ini yaitu  contoh yang 

baik mengenai perilaku manajerial sesungguhnya memakai  

konsep sistem dari keseluruhan. 

Manajemen memilih untuk menangani keputusan relevan yang 

mendasar dalam merencanakan penggunaan sumber dayanya. Hal 

ini dicapai dengan cara meninjau proyeksi jumlah tenaga kerja dan 

menentukan laju kegiatan yang dapat diubah dengan jumlah tenaga 

kerja yang tersedia dengan cara mengubah jam kerja. 

Keputusan dasar ini dibuat untuk jangka perencanaan di depan, 

sehingga jadwal induk dan jadwal terperinci dapat disusun pada 

tingkat di bawahnya dalam kendala rencana induk ini . 

Akhirnya, perubahan saat-saat terakhir pada tingkat 

pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan dengan menyadari akibatnya 

terhadap biaya perubahan tingkat produksi dan terhadap biaya 

persediaan.

Oleh sebab  itu, Buffa (1999: 255) memberi  gambaran 

bahwa langkah-langkah yang diperlukan untuk perencanaan 

agregat, yaitu:

a. penyusunan satuan menyeluruh yang logis untuk mengukur 

output; 

b. manajemen harus dapat meramalkan untuk suatu jangka 

perencanaan yang wajar dalam bentuk agregat ini; 

c. manajemen harus dapat memisahkan dan mengukur biaya-

biaya yang relevan: 

- biaya-biaya ini dapat disusun kembali dalam suatu 

model yang memungkinkan dibuatnya keputusan yang 

mendekati optimal untuk urutan periode perencanaan 

dalam jangkauan waktu perencanaan,

- sifat berurutannya keputusan ini  harus selalu 

diperhatikan. 

Menurut Buffa, membuat keputusan mengenai jumlah 

tenaga kerja dan laju kegiatan yang dibuat untuk satu periode 

yang akan datang tidak dapat dinilai benar atau salah, baik atau 

buruk. Keputusan juga akan dibuat untuk dua perode berikutnya 

berdasar  keputusan yang baru dibuat, informasi baru mengenai 

kemajuan penjualan yang sebenarnya terjadi, dan ramalan untuk 

sisa jangkauan waktu perencanaan. 

Hasilnya yaitu semua keputusan itu benar atau salah hanya 

dalam arti urutan keputusan dalam periode waktu yang diperluas 

(Buffa, 1999: 255). Oleh sebab  itu, ada beberapa pilihan, di antaranya 

sebagai berikut.

a. Pilihan Perencanaan (Planning Options)

Permasalahan perencanaan agregat dapat diselesaikan dengan 

mempertimbangkan berbagai keputusan pilihan yang tersedia. 

Pilihan perencanaan ini menurut Render (2004, p118) dapat dibagi 

menjadi dua, yaitu memodifikasi permintaan dan memodifikasi 

kapasitas.


b. Pilihan Kapasitas (Capacity Options)

Pilihan kapasitas yaitu  pilihan yang tidak berusaha 

untuk mengubah permintaan, namun  untuk menyerap fluktuasi 

dalam permintaan dengan mengubah kapasitas yang tersedia. Pilihan 

kapasitas terdiri atas lima pilihan, yaitu sebagai berikut.

1) Mengubah tingkat persediaan, dengan cara meningkatkan 

persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi 

permintaan yang tinggi pada masa mendatang. Konsekuensinya 

muncul biaya yang berkaitan dengan penyimpanan.

2) Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut (hire) 

atau memberhentikan (lay off). Jumlah karyawan disesuaikan 

dengan tingkat produksi yang diinginkan. Konsekuensinya 

yaitu moral pekerja dan produktivitas yang terpengaruh, 

serta munculnya biaya pelatihan dan perekrutan.

3) Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu 

kosong. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.102 

tahun 2004, lembur yaitu waktu kerja yang melebihi waktu 

kerja reguler, 7 jam sehari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 

hari kerja dalam 1 minggu, atau 8 jam sehari, dan 40 jam 

1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu, atau waktu 

kerja pada hari istirahat minggunan dan atau pada hari libur 

resmi yang ditetapkan Pemerintah. Dalam pilihan ini jumlah 

tenaga kerja dijaga tetap konstan, namun waktu kerja yang 

diragamkan dengan mengurangi jam kerja saat  permintaan 

rendah, dan melakukan lembur saat  permintaan tinggi. 

Konsekuensinya muncul upah lembur yang lebih tinggi 

daripada upah reguler.

4) Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas 

sementara dengan melakukan subkontrak selama periode 

permintaan tinggi. Pengertian dari subkontrak dalam bidang 

manufaktur yaitu melakukan realokasi kebutuhan produksi 

antarperusahan agar memperlancar proses produksi. Pilihan 

ini memiliki beberapa kekurangan, seperti harga yang mahal 

ataupun kualitas dari pemasok subkontrak yang tidak 

sesuai.

-- 151

5) Penggunaan karyawan paruh waktu. Umumnya di sektor 

jasa dan untuk memenuhi kebutuhan tenga kerja yang tidak 

terampil.

c. Pilihan Permintaan (Demand Options)

Pilihan permintaan yaitu  pilihan yang berusaha untuk 

mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan. 

Pilihan permintaan terdiri atas tiga pilihan, yaitu sebagai berikut.

1) Memengaruhi permintaan. Kegiatan promosi, iklan, dan 

diskon dipakai  saat  permintaan rendah. Bagaimanapun 

iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak 

selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas 

produksi.

2) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. 

Tunggakan pesanan yaitu pesanan barang atau jasa yang 

diterima perusahaan, namun  tidak mampu (secara sengaja atau 

kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Pilihan ini dipakai  

saat  pelanggan berkenan menunggu tanpa kehilangan 

kehendak atas pesanannya. Konsekuensinya yaitu bisa 

berakibat kehilangan penjualan.

3) Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim 

yang berbeda). Perusahaan mengembangkan produk yang 

yaitu  perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya 

perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan, 

perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin akan 

menghadapi produk atau jasa di luar area keahlian atau di 

luar target pasar mereka.

5. Strategi Perencanaan Agregat

Menurut Render (2004: 121), perencanaan agregat dapat 

dilakukan dengan melakukan pilihan atas dua strategi, yaitu strategi 

chase dan strategi penjadwalan bertingkat (level scheduling strategy). 

Menurut strategi chase ada  satu strategi lagi, yaitu stable 

workforce-variable work hours. Selain itu, strategi perencanaan agregat 

juga dapat dibagi menjadi dua bagian berdasar  jumlah variabel 

-- 152

yang dapat dikontrol (controllable variable), yang diikutsertakan 

pada alternatif strategi. 

a.  Chase Strategy

Strategi ini menyesuaikan tingkat produksi dengan jumlah 

pesanan yang ada, dengan cara merekrut atau melepas tenaga 

kerja sesuai kebutuhan produksi. Strategi ini bergantung pada 

kemudahan perekrutan dan pelatihan tenaga kerja. Strategi ini 

memiliki dampak pada aspek motivasi dan psikis karyawan akibat 

ancaman pengurangan tenaga kerja sewaktu-waktu. 

Kelebihan strategi chase yaitu investasi pada persediaan 

rendah, dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high 

labor utilization). 

Kekurangan dari strategi chase, antara lain ada  biaya untuk 

memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat angkatan kerja.

b. Level Scheduling Strategy

Strategi ini mempertahankan tingkat produksi pada volume 

yang konstan. Kelebihan jumlah yang diproduksi akan disimpan 

untuk mengantisipasi kekurangan jumlah produksi pada periode 

lainnya. 

Dampak utama strategi  ini  yaitu munculnya biaya 

penyimpanan barang jadi ataupun munculnya risiko persediaan 

barang menjadi rusak. Kelebihan strategi level yaitu tingkat 

keluaran dan angkatan kerja yang stabil. Adapun kekurangannya, 

yaitu biaya persediaan yang tinggi, meningkatkan overtime dan idle 

time, utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu

c. Stable Workforce-Variable Work Hours Strategy

Strategi ini mempertahankan jumlah tenaga kerja, namun 

mengubah jam kerja untuk disesuaikan dengan tingkat produksi. 

Penyesuaian tingkat produksi dilakukan dengan penyesuaian jam 

kerja seperti lembur atau overtime sehingga diperoleh kapasitas 

tambahan sementara. Dampak utama strategi ini ada pada munculnya 

biaya lembur untuk produksi.

-- 153

d. Pure Strategy

Perusahaan dikatakan memakai  strategi ini jika  yang 

dimodifikasi yaitu satu variabel. Variabel di sini yaitu variabel-

variabel dalam perencanaan produksi yang bisa dikontrol dan 

ditentukan sesuai dengan target produksi yang ditetapkan oleh 

manajemen. 

Ada beberapa variabel yang dapat diubah, yang disebut dengan 

controllable (decision) variable, yaitu tingkat persediaan, production 

rate, tenaga kerja, kapasitas, subkontrak.

e. Mixed Strategy

Strategi ini melibatkan pengubahan lebih dari satu variabel yang 

dapat dikontrol (controllable decision variable). Beberapa kombinasi 

dari pengubahan controllable decision variable dapat menghasilkan 

strategi perencanaan agregat yang terbaik. Strategi ini dipakai  

jika  pure strategy tidak dapat dilakukan atau tidak feasible.

6. Implementasi Model Perencanaan Agregat di Sektor Jasa

Perencanaan agregat pada jasa berbeda dengan manufaktur 

sebab  alasan berikut.

a. Jasa tidak dapat disimpan.

b. Permintaan jasa sulit untuk diprediksi sebab  umunya 

dihadapkan pada variasi permintaan yang sangat ekstrem 

pada kurun waktu yang pendek.

c. Kapasitas juga sulit untuk diprediksi dan kapasitas jasa 

disediakan sesuai dan tepat dengan waktu dan tempat.

d. Operasi jasa padat karya, sehingga tenaga kerja yaitu  

sumber daya yang paling menghambat pada sektor jasa.

e. Lokasi operasi jasa mengikuti lokasi pemakai jasa.

Pada sektor jasa, produk (jasa) yang ditawarkan tidak dapat 

disimpan sebagai inventori. Dengan demikian, kapasitas yang tidak 

terpakai akan terbuang, misalnya kamar hotel yang kosong atau 

kursi pesawat terbang yang kosong tidak dapat disimpan untuk 

-- 154

dijual kemudian. Kapasitas jasa sulit untuk diukur sebab  jasa 

biasanya  memiliki kebutuhan proses yang bersifat variabel 

bergantung pada permintaan. ini  yang membuat jasa sulit untuk 

membuat ukuran kapasitas yang sesuai.

Menurut Eddy Herjanto (2006: 199), pengaturan persediaan 

sebagai sumber kapasitas untuk memenuhi permintaan musiman, 

seperti perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan jasa, strategi 

yang dilakukan lebih sering ke arah pengendalian permintaan atau 

pengendalian tenaga kerja. 

Pengendalian permintaan dilakukan dengan promosi, kerja 

sama/subkontrak, atau pengaturan harga (pricing), sedang  

pengendalian tenaga kerja dilakukan dalam bentuk pengaturan 

jumlah karyawan atau jumlah jam kerja.

Render (2004: 132) menyatakan bahwa pengendalian biaya 

tenaga kerja di perusahaan jasa meliputi:

a. pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa 

dapat dipastikan menghasilkan tanggapan cepat terhadap 

respons pelanggan;

b. beberapa bentuk sumber tenaga kerja yang siap panggil dapat 

direkrut atau diberhentikan untuk memenuhi permintaan yang 

tidak terduga;

c. fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkan 

alokasi ulang tenaga kerja yang tersedia;

d. fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk 

memenuhi permintaan yang meningkat.

Pengenalan teknik-teknik manajemen baru yang berasal dari 

sektor bisnis pada sektor publik menghadapi dua tantangan besar, 

yaitu sebagai berikut. 

-- 155

1. Sulit Terpenuhinya Aspek Konsistensi Kebijakan 

Sulit terpenuhinya aspek konsistensi kebijakan jangka panjang 

yang dibutuhkan untuk mengakomodasi perubahan organisasi atas 

perencanaan dan implementasi, yaitu saat  perubahan ini  

sering dipicu oleh munculnya teknik-teknik baru manajemen. 

Perhatian secara umum terhadap proses politik di negara 

Barat ataupun di negara sedang membangun seperti Indonesia, 

para politikus lebih memperhatikan atau fokus pada persoalan 

jangka pendek. ini   bertentangan dengan kebutuhan akan 

konsistensi  yang seharusnya berfokus pada persoalan strategis jangka 

panjang.

2. Model Akuntabilitas yang Relatif Sederhana

Model-model akutabilitas yang relatif sederhana, yang 

ditemukan pada era modern di organisasi sektor bisnis, yaitu saat  

direktur eksekutif bertanggung jawab kepada badan komisaris 

terhadap dua hal, yaitu formulasi strategi (termasuk tujuan dan 

prioritas strategi organisasi) dan implementasi strategi (cara mencapai 

tujuan ini ). 

Pada organisasi publik, model akutabilitasnya lebih kompleks. 

ini  dapat dicirikan oleh pimpinan politik (political leadership) yang 

bertanggung jawab atas formulasi strategi (dalam model kebijakan 

dan prioritas strategi) dan pimpinan eksekutif (executive leadership) 

bertanggung jawab atas implementasi strategi dari keseluruhan 

kebijakan ini . 

Pembagian tanggung jawab ini  secara desain telah 

melahirkan konflik dan penghindaran tanggung jawab (Pierre, 

1995). Kondisi ini telah menempatkan hubungan strategis antara 

pimpinan politik dan ekskutif di satu wilayah yang membutuhkan 

mekanisme yang dapat mengelola hubungan ini  melalui proses 

manajemen strategis yang lebih efektif (Poister dan Streib, 1999; 

Stewart, 1996). Sistem kepemimpinan harus diakomodasi dalam 

sistem manajemen strategi untuk menyinergikan kedua kutub 

kepemimpinan agar lebih mengarah pada produktivitas, bukan ke 

wilayah kontraproduktif. 

-- 156

jika  hal tesebut tidak dapat tercapai, ide public management 

sebagai sebuah aktivitas yang melibatkan determinasi strategi dan 

tujuan menjadi tidak realistis (Stewart, 1996). ini  berbeda, 

bahkan bertolak belakang dengan public administration yang lebih 

perhatian pada aspek menjaga dan merawat (maintenance) proses 

dan peraturan 

3. Perlunya Perencanaan Kapasitas dan Agregat

Perencanaan agregat yaitu perencanaan yang dibuat untuk 

menentukan total permintaan dari seluruh elemen produksi dan 

jumlah tenaga kerja yang diperlukan.

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi 

prosedur yang rumit, yang sebagian besar didasarkan pada 

permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan barang 

dan jasa dapat diramalkan dengan ketepatan yang memadai, 

penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan. 

Penentuan besarnya kapasitas biasanya membutuhkan dua 

tahap. Tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan 

model tradisional. Tahap kedua, peramalan ini dipakai  untuk 

menentukan kebutuhan kapasitas serta peningkatan ukuran untuk 

setiap penambahan kapasitas. 

Hal yang menarik, pertumbuhan permintaan biasanya terjadi 

secara bertahap dalam setiap unit yang kecil. Penambahan kapasitas 

terjadi secara serentak dan dalam unit yang besar. Pertentangan ini 

sering menyulitkan perluasan kapasitas. 

Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukan 

keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian 

keuangan yang baik pada proses tertentu. Keputusan kapasitas 

harus dipadukan dalam misi dan strategi organisasi. Investasi 

tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, namun  sebagai bagian 

dari rencana terpadu yang dapat menempatkan di posisi yang 

menguntungkan.

Pada peramalan permintaan dapat mengedepankan masalah-

masalah jangka pendek, menengah, dan panjang yang mampu 

membantu para manajer dalam mengatasi isu-isu kapasitas dan 

-- 157

strategis yang yaitu  tanggung jawab dari manajemen 

puncak. 

Perencaan kapasitas dan agregat sangat berhubungan dengan 

perencanaan penyediaan bahan baku. Besar kecilnya persediaan 

kapasitas yang diproduksi bergantung pada banyak sedikitnya 

bahan baku yang tersedia di perusahaan.

Analisa   t i t ik impas yaitu  alat  penentu untuk 

menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas 

untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan Analisa  titik impas yaitu 

menemukan sebuah titik dalam satu dolar dan unit, yaitu biaya 

sama dengan keuntungan.

Proses perencanaan kapasitas dan agregat yang dipakai  

oleh perusahaan harus tetap mengedepankan kualitas barang yang 

diproduksi oleh perusahaan.

Perencanaan kapasitas dan agregat berhubungan dengan srategi 

lokasi dalam hal penyimpanan barang yang berlebih, agar dapat 

menghemat biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan.

Hubungannya dengan manajemen persediaan yaitu saat  

kapasitas produksi pada satu waktu diperlukan barang persediaan 

yang relatif banyak maka kapasitas produksi sebaiknya diperbanyak, 

begitu pula sebaliknya.


Dalam kehidupan sehari-hari, barang dan jasa diperjualbelikan 

dan dikonsumsi oleh warga . biasanya , barang dan jasa 

ada yang langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan ada yang diolah 

kembali untuk menjadi produk lain, sehingga output suatu produsen 

menjadi input bagi produsen lain. Jumlah dan bentuk barang jasa 

ini  sangat bervariasi, mulai dari volume/kuantitas, kualitas, 

model, ukuran, dan jenis.

usaha  untuk mewujudkan barang dan jasa tercipta melalui 

kegiatan produksi dengan mentransformasikan faktor-faktor 

produksi melalui sistem produksi. Faktor-faktor produksi yang 

ditransformasi melalui adanya manusia, bahan baku, modal, metode, 

dan manajemen.

Dalam kapasitasnya, peranan manajemen dalam konteks ini 

mengombinasikan faktor-faktor produksi ini  sedemikian rupa, 

sehingga produk yang tercipta sesuai dengan prinsip efisiensi dan 

efektivitas. Oleh sebab  itu, manajer produksi dapat dengan mudah 

mencapai sasaran atau tujuan perusahaan dengan memakai  

skill melalui proses manajemen serta memperhatikan fungsi-fungsi 

manajemen (planning, organizing, actuating, contolling).

Suatu usaha  untuk menciptakan produk yang sesuai dengan 

tuntutan dan kebutuhan atau keinginan konsumen, manajer harus 

piawai dalam memadukan dukungan kualitas yang baik dengan 

perolehan keuntungan yang maksimal, sehingga dapat menjamin 

kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang. 

Hal  ini jika  diimplentasikan dengan baik, sangat 

memungkinkan bagi ketercapaian sasaran tujuan perusahaan. 

Dengan kata lain, jika  seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan 

dimulai dengan rencana kerja atau rencana produksi yang matang. 

Suatu kegiatan yang dimulai dengan perencanaan yang kurang 

baik akan berpengaruh pada hasil akhir yang akan diperoleh. Pada 

akhirnya perusahaan dimungkikan tidak dapat berkembang, lebih 

dari itu perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

1. Pengertian Desain atau Model

Membicarakan design (desain), membicarakan dimensi yang 

unik yang menawarkan aspek emosional dalam memengaruhi 

kepuasan pelanggan. Rancangan (design) yang cepat berubah seiring 

mengikuti perkembangan zaman, harga, dan teknologi tidak cukup 

untuk itu. Dengan kata lain, sebuah rancangan yaitu  faktor 

pemicu yang sering menjadi keunggulan perusahaan. mendefinisikan rancangan sebagai totalitas 

fitur yang memengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu 

menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan. Oleh sebab  itu, 

rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa 

eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan 

tahan lama. Dengan demikian, rancangan memikirkan berapa besar 

yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya tahan, keandalan, dan 

kemudahan perbaikan. 

memberi  definisi rancangan 

fokus pada parameter rancangan. Dalam konteks ini, rancangan 

berfokus pada:

a. gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang 

ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli;

-- 161

b. daya tahan (durability), yaitu ukuran usia yang diharapkan atas 

beroperasinya produk dalam kondisi normal atau berat yang 

yaitu  atribut berharga untuk produk-produk tertentu;

c. keandalan (reliability), yaitu ukuran probabilitas bahwa 

produk tertentu tidak rusak atau gagal dalam periode waktu 

tertentu;

d. mudah diperbaiki (reparability), yaitu ukuran kemudahan 

untuk memperbaiki produk saat  rusak atau gagal. Bagi 

perusahaan, produk yang dirancang dengan baik yaitu produk 

yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, 

produk yang dirancang dengan baik yaitu produk yang 

menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, 

dipakai , diperbaiki, serta dibuang.

Desain juga diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, 

dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Makna sebuah kalimat 

dari kata “desain” bisa dipakai , baik sebagai kata benda maupun 

kata kerja. jika  sebagai kata kerja, desain memiliki arti proses 

untuk membuat dan menciptakan objek baru. jika  sebagai kata 

benda, desain dipakai  untuk menyebut hasil akhir dari proses 

kreatif, baik berwujud rencana, proposal, maupun objek nyata.

2. Terminologi Desain

Pada hakikatnya desain yaitu  suatu proses yang telah 

ada seiring dengan keberadaan dan perkembangan manusia di bumi. 

ini  sering tidak disadari, akibatnya sebagian orang berpendapat 

bahwa desain seolah-olah baru dikenal sejak zaman modern dan 

yaitu  bagian dari kehidupan modern. 

Dalam bahasa populer, kata desain sering diartikan sebagai 

sebuah perancangan, rencana atau gagasan. Dalam Kamus Besar 

Bahasa Indonesia ditemukan bahwa kalimat desain sepadan dengan 

kata perancangan. Walaupun demikian, kata merancang/rancang 

atau rancang bangun yang sering disepadankan dengan kata desain 

tampaknya belum dapat mengartikan desain secara lebih luas. 

berdasar  segi etimologis kata desain 

yaitu  kata baru, juga yaitu  pengindonesiaan dari kata 

design (bahasa Inggris), hal itu tetap dipertahankan. Makna kata 

desain pada kenyataannya menggeser kata rancang bangun sebab  

kata ini  tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan, 

dan pamor profesi atau kompetensi.

Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang 

dan konteksnya. Menurut Archer (1965), desain dapat diartikan 

sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu 

dan cara tertentu pula. Desain juga dapat yaitu  pemecahan 

masalah dengan suatu target yang jelas. Menurut Alexander 

(1963), desain yaitu  temuan unsur fisik yang paling objektif. 

Menurut Jones (1970), desain yaitu  tindakan dan inisiatif 

untuk mengubah karya manusia. 

Dalam perkembangan selanjutnya pengertian desain sangat 

bervariatif sebab  tumbuhnya profesi ini di berbagai negara. Salah 

satu tokoh yang mengevaluasi pengertian desain yaitu Bruce Archer 

(1965). Menurutnya, desain yaitu salah satu bentuk kebutuhan 

badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui berbagai 

bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuan yang mencerminkan 

perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, 

terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, 

dan berbagai tujuan benda buatan manusia.

Pandangan Palgunadi (2007), menyatakan jika istilah desain 

maknanya yaitu rencana. Rencana yaitu bendanya (benda 

yang dihasilkan dalam proses perencanaan). Kegiatannya disebut 

merencana atau mencananakan. Pelaksananya disebut perencana, 

sedang  segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses 

pelaksanaan pembuatan suatu rencana disebut perencanaan. Lanjut 

Palgunadi, kata mendesain memiliki  pengertian yang secara 

umum setara dengan merencana, merancang, rancang bangun, atau 

merekayasa, yang artinya setara dengan istilah to design atau designing 

(bahasa Inggris). Istilah mendesain memiliki  makna melakukan 

kegiatan/aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu desain. 

Dengan demikian, makna pengertian desain selalu mengalami 

perubahan sejalan dengan laju perkembangan peradaban manusia. 

ini  dapat membuktikan bahwa desain sebenarnya memiliki  

-- 163

arti yang penting dalam kehidupan dan kebudayaan manusia 

secara keseluhan, baik ditinjau dari usaha memecahkan masalah 

fisik dan rohani manusia, maupun sebagai bagian kebudayaan yang 

memberi  nilai-nilai tertentu sepanjang perjalanan sejarah umat 

manusia di muka bumi ini.

Memahami beberapa definisi ini  di atas, tampak jelas 

bahwa desain tidak hanya rancangan di atas kertas, namun  juga proses 

secara keseluruhan sampai karya ini  terwujud dan memiliki 

nilai. Desain juga tidak hanya berhenti di atas kertas, namun  juga 

yaitu  aktivitas praktis yang meliputi unsur-unsur ekonomi, 

sosial, teknologi, dan budaya dalam berbagai dinamikanya. Desain 

yang baik di atas kertas hanya akan terjerumus sebagai kebudayaan 

konsep belaka sebab  desain yang baik yaitu desain yang memenuhi 

kebutuhan warga . Di samping itu, respons dan penerimaan 

warga  pada desain sangat kritis sebab  tanpa unsur-unsur 

ini  tidak akan terjadi pertumbuhan desain yang sehat.

Menurut Sachari (1986: 139), dengan pengertian itu pula 

memberi  gambaran bahwa desain bukan hanya milik salah satu 

disiplin ilmu, melainkan milik semua disiplin ilmu. Pada dasarnya, 

desain yaitu  bidang lintas antara seni, sains, dan teknologi. 

Untuk lebih jelasnya, 

berdasar  ilustrasi di atas, desain yaitu  perpaduan 

antara seni, sains, dan teknologi. Dengan demikian, seorang desain 

memiliki kemampuan dan pengetahuan sekaligus pengalaman ketiga 

disiplin ilmu ini , agar desain yang dihasilkannya suatu desain 

yang berkualitas secara estetis, etis, komunikatif/operasional dan 

ekonomis.

3. Dasar dan Tujuan Desain Produk 

a. Dasar-dasar Desain Produk 

Salah satu usaha  untuk menetapkan produk yang akan 

dihasilkan didahului dengan penelitian, baik penelitian pasar, 

penelitian produk pesaing, maupun penelitian tentang keuntungan 

yang diperoleh. Oleh sebab  itu, dalam desain produk tidak pernah 

lepas dari aspek komersial dan pemasaran.

Dalam desain produk, dipentingkan kemampuan bersaing 

di pasar, sehingga produsen dapat menentukan harga produk, 

dan biaya yang harus dikeluarkan untuk proses produksi. Sebuah 

strategi produk yang efektif yaitu menghubungkan keputusan 

produk dengan investasi, pangsa pasar, dan siklus hidup produk 

serta menggambarkan luasnya suatu lini produk.

b. Tujuan Desain Produk 

Landasan dasar tujuan dari keputusan produk (product decision) 

untuk mengembangkan strategi produk yang dapat memenuhi 

permintaan pasar dengan keunggulan bersaing. 

Tujuan dasar dari desain yaitu  segala usaha  yang 

dilakukan oleh seorang/sebuah tim desainer produk dalam kerjanya, 

yaitu untuk membuat hidup lebih nyaman, menyenangkan, dan 

efisien. 

Seperti halnya kursi kantor yang nyaman, pisau dapur yang 

nyaman dipakai oleh orang berusia lanjut dan mainan yang aman 

dimainkan serta dapat merangsang anak-anak untuk belajar yaitu 

sebagian kecil dari contoh-contoh hasil kreasi para desainer produk 

yang dihasillkan dengan mempelajari dan memperhatikan manusia 

pada saat melakukan aktivitasnya dalam bekerja.

Dengan kata lain, mempelajari bagian-bagian produk yang 

langsung berinteraksi dengan manusia sebagai pemakainya, 

diharapkan dapat dihasilkan produk-produk yang aman terhadap 

penggunanya dan lingkungan. 

Pada akhirnya, dari sentuhan seorang/tim desainer produk 

lahir sebuah produk elegan yang membuat warga  ingin 

membelinya.

Hakikatnya, desain produk yaitu  salah satu bidang 

keilmuan yang terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan 

manusia dari masa ke masa. 

Dalam desaian dipadukan unsur khayal dan orientasi penemuan 

solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan 

menjembatani estetika, etika serta teknologi secara dinamis dan 

memiliki pola tertentu dalam perkembangannya.

4. Ruang Lingkup Desain Produk

Memahami desain produk, dalam bahasa keilmuan disebut 

juga “desain produk industri” yang dimaknai sebagai sebuah bidang 

keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah 

produk manufaktur. Dalam mengolah bentuk atau desain ini  

agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai pula dengan kemampuan 

proses produksinya di industri yang memproduksinya. 

Contoh desainer produk kursi tidak hanya agar kursi ini  

tampak bagus, namun  juga agar kursi nyaman untuk diduduki dan 

mudah untuk diproduksi, serta terjangkau juga untuk dibeli olah 

penggunanya. 

a. Komponen Prinsip Desain Produk 

Komponen prinsip yang mendasari desain produk, antara 

lain sebagai berikut.

1) Mode

Produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen. 

Keadaan pasar akan menumbuhkan keinginan untuk membuat 

produk yang memiliki kesamaan dari segi desain dan kemasan.

-- 166

2) Teknologi

Pemilihan macam produk yang dihasilkan bergantung pada 

kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa. Penentuan 

macam teknologi yang dipakai  dapat didahului hasil riset dan 

pengembangan produk. Perkembangan teknologi memungkinkan 

para produsen memilih untuk menghasilkan produk yang berkualitas 

dan memenuhi spesifikasi produk.

3) Tujuan

Tujuan diadakannya perencanaan produk agar produk yang 

dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

b. Batasan/Lingkup Model Desaian Produk

Pada prinsipnya, lingkup desain produk dapat dikatakan 

hampir tidak terbatas. Desain melingkupi semua aspek yang 

memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/kompetensi ini. 

Walaupun demikian, jika mengacu pada perkembangan internasional, 

ada  wilayah profesi yang terdiri atas desain produk, desain 

grafis, dan desain interior. 

Wilayah desain yang disebutkan yaitu  wilayah desain 

yang diletakkan pada bidang seni rupa. berdasar  pembagian 

wilayahnya, desain produk yaitu  salah satu dari wilayah 

desain yang ada.

menjelaskan  bahwa desain produk 

yaitu  terjemahan dari industrial design. Sebagian para ahli, 

umumnya menerjemahkan industrial design sepadan pengertianya 

dengan desain produk. 

c. Mekanisme Desain Produk

Meskipun desain produk dapat dibedakan menjadi beberapa 

kelompok, namun secara umum mendesain produk memiliki  

mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan 

sebuah produk, sehingga produk ini  memenuhi nilai-nilai 

fungsional yang tepat dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi 

manusia dengan tidak meninggalkan aspek kenyamanan pengguna 

-- 167

melalui teknik dan ketentuan tertentu. Pada akhirnya diteruskan 

menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola perancangan 

awal, baik inovasi, modifikasi, maupun duplikasi.

Mekanisme dan sistem flow yang berkembang saat ini lahir 

dari kebiasaan yang berkembang sejak dahulu. Saat manusia purba 

menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan, manusia 

purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak, agar dapat 

dijadikan alat yang efektif menangkap binatang yang diburu.

berdasar  ilustrasi ini , mekanisme berpikir kreatif 

yang sama dalam perancangan sebuah produk, pada hakikatnya 

berawal dari masalah, lalu menciptakan benda agar dapat dijadikan 

sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan ini . Pola pikir 

ortodok ini  menjadi dasar metodologi keilmuan desain produk 

hingga saat ini.

Akan namun , desain dari sebuah produk saat  menjadi sebuah 

aspek yang paling tinggi dalam kehidupan manusia, dengan nilai-

nilai dan orientasi yang dirancang dapat dengan tepat berubah 

menjadi sarana atau alat menentukan selera, interaksi, dan komponen 

psikologis lainnya di pasar yang dimasuki. 

Dengan demikian, desain produk dapat menjadi teori, ikon, 

semantik, serta pengaruh dengan keberadaannya yang dibawa oleh 

aspek-aspek lain secara mandiri.

d. Peranan Desain Produk

Desain produk yaitu  pioner dan kunci kesuksesan 

dari sebuah produk untuk menembus pasar sebagai basic bargain 

marketing. Mendesain produk berarti membaca sebuah pasar. 

Kemauan, kemampuan, pola pikir, serta banyak aspek lain yang 

akhirnya dapat diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan 

sebuah produk. 

Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus pasar 

ditentukan oleh cara sebuah desain mampu beradaptasi dengan 

perubahan dalam bentuk apa pun yang terjadi di pasar yang 

dimasuki produk ini , sehingga kemampuan mendesain produk 

menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu pada kemudian hari. 

e. Kompetensi Desainer Produk

Dengan krusialnya, bentuk tanggung jawab dan kompetensi 

seorang desainer produk industri dalam perancangan sebuah produk. 

Desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik 

sebelum merancang sebuah produk. Proses ini  membutuhkan 

waktu yang tidak singkat dalam perancangannya. 

Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangat dominan 

dalam menentukan rating desainer ini . Sense dapat dikatakan 

begitu, terbentuk dari pengalaman yang panjang dan ditempa 

berbagai aspek yang melingkupi dan dihadapi desainer ini .

Skala perancangan desain produk sangat luas jika dilihat dari 

berbagai aspek. Dengan kata lain, desain produk yaitu  sebuah 

bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak 

dahulu kala. 

Dalam perkembangan selanjutnya, profesi desain ini terbagi atas 

beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang 

sejalan dengan perkembangan zaman), yaitu: 

1) desain produk peralatan; 

2) desain perkakas lingkungan; 

3) desain alat transportasi; 

4) desain produk kerajinan (kriya).

1. Hakikat Perancangan Produk

Perencanaan produk pada dasarnya proses menciptakan ide 

produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. 

Selain itu, pihak perusahaan harus memiliki strategi cadangan jika  

produk gagal dalam pemasarannya, termasuk ekstensi produk atau 

perbaikan, distribusi, perubahan harga, dan promosi.

Kesuksesan ekonomi dari suatu perusahaan manufaktur 

bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan 

pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat 

memenuhi kebutuhan ini  dengan biaya yang rendah.

ini  bukan hanya tanggung jawab bagian pemasaran, 

bagian manufaktur, atau bagian desain, melainkan juga tanggung 

jawab perusahaan yang melibatkan banyak fungsi yang ada di 

perusahaan. 

Metode pengembangan produk berdasar  permintaan atau 

persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer yaitu metode 

yang cukup baik dengan berbasis keinginan customer. 

Sebaliknya, akan terjadi kemungkinan produk ini  tidak 

diterima oleh customer menjadi lebih kecil saat  persyaratan serta 

spesifikasi produk tidak berbasis keinginan dari customer, tidak 

dapat terpenuhi. 

Oleh sebab  itu, perancangan produk menjadi unsur penting 

menuju kesuksesan ekonomi dari suatu perusahaan manufaktur. 

Hal itu disebab kan kebergantungan pada kemampuan desainer 

untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara 

cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan ini  

dengan biaya yang rendah. 

2. Dimensi Spesi k yang Berhubungan dengan Laba

jika  dipandang dari sudut pandang investor di perusahaan 

yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dapat dikatakan 

sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan 

laba. Pada kenyataanya, laba sulit untuk dinilai secara cepat dan 

langsung.

Oleh sebab  itu, ada lima dimensi spesifik yang berhubungan 

dengan laba dan biasa dipakai  untuk menilai kinerja usaha 

pengembangan produk, yaitu sebagai berikut.

a. Kualitas Produk

Seberapa baik dan besar produk yang dihasilkan, pada 

prinsipnya yaitu  hasil dari usaha  pengembangan dan dapat 

memuaskan kebutuhan pelanggan. Produk yang berkualitas akan 

memengaruhi pangsa pasar dan dapat menentukan harga yang 

ingin dibayar oleh pelanggan.

b. Biaya Produk

Penggunaan biaya untuk modal peralatan dan alat bantu 

serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari 

produk. Peran biaya produk dapat menentukan jumlah laba yang 

dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga 

penjualan tertentu.

c. Waktu Pengembangan Produk

Penggunaan waktu dalam pengembangan produk barang atau 

jasa ikut menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi. 

ini  menunjukkan bahwa daya tanggap perusahaan terhadap 

perubahan teknologi akan menentukan kecepatan perusahaan 

untuk menerima pengembalian modal ekonomis dari usaha yang 

dilakukan tim pengembangan.

d. Biaya Pengembangan

biasanya , biaya pengembangan yaitu  salah satu 

komponen yang penting dari investasi perusahaan, yang dibutuhkan 

untuk mencapai profit.

e. Kapabilitas Pengembangan

Kepemilikan kapabilitas pengembangan yaitu  aset yang 

dapat dipakai  oleh perusahaan untuk mengembangkan produk 

dengan lebih efektif dan ekonomis pada masa yang akan datang.

Kapabilitas dalam perancangan dan pembuatan suatu produk 

yang baru atau yang sudah ada yaitu  bagian yang sangat 

besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini akan 

diperoleh dari persepsi tentang kebutuhan manusia atau pelanggan, 

kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, perancangan 

produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, diakhiri 

dengan pembuatan dan pendistribusian produk ini .

Secara umum, penentuan fungsi produk dapat dicari dengan 

dua langkah, yaitu identifikasi dan penyusunan fungsi produk, 

pengelompokan fungsi produk.

3. Perancangan Produk

Peran perancangan produk terhadap kesuksesan ekonomi 

sebuah perusahaan manufaktur bergantung pada kemampuan untuk 

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat 

menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan ini  

dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk yang 

berkualitas akan melewati tahap-tahap berikut.

a. Market Research dan Feasibility Study 

Market research dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada 

umumnya. berdasar  hasil market research ini akan didapatkan 

jenis, bentuk, dan kualitas produk yang diinginkan konsumen.

b. Brainstorming

Brainstorming, curah pendapat, atau diskusi yaitu  proses 

yang berfungsi untuk mengumpulkan ide-ide baru untuk mencari 

solusi atau jalan keluar dari masalah yang didiskusikan, yaitu 

desain produk. 

berdasar  proses curah pendapat ini, akan didapatkan 

garis besar desain produk/barang yang akan dibuat, cara kerja, 

komponen yang akan dipakai, dan sebagainya. Misalnya, saat  

membuat mesin pengisap debu, akan terbayang dibutuhkannya 

motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa, dan 

sebagainya.

c. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Tujuan dan batasan desain produk sangat diperlukan agar 

desain ataupun produknya tidak berlebihan dalam merancang 

produk. Desain ataupun produk barang yang berlebihan akan 

berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. biasanya , 

konsumen menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam 

produk ini , serta sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya 

(reasonable price). Tentu market research diperlukan untuk mengetahui 

selera pasar. 

Peran penting dari menentukan tujuan dan batasan ini 

untuk memperoleh spesifikasi komponen dan material yang akan 

dipakai.

d. Menggambar Produk

Sebuah perusahaan barang dan jasa sejatinya memperhatikan 

arti dan perang penting dari sebuah gambar produk. Dengan 

menggambarkan produk berdasar  hubungan dimensi komponen-

komponen yang sudah ditentukan. berdasar  gambar produk, 

perusahaan akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. 

Produk barang biasanya  bisa digambar dalam dua atau 

tiga dimensi. Biasanya gambar tiga dimensi lebih mudah dimengerti 

oleh sebagian besar orang atau konsumen. Saat ini pekerjaan 

merancang produk dalam tiga dimensi bisa dilakukan dengan 

memakai  software Solid Works, Inventor, Catia, dan lain-lain. 

Dengan demikian, perusahaan dapat menyajikan gambar 

produk yang berkualitas, sehingga peminatan konsumen akan 

bertambah dan ikut menentukan omset penjualan.

e. Review Produk

Peran penting dari produk review dilakukan untuk mengevaluasi 

kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya. Kegiatan 

review produk dapat dilakukan melalui diskusi dengan melihat 

gambar produk daripada hanya membayangkannya. 

Pada tahap ini, kembali dilakukan brainstorming  untuk 

mendapatkan hasil yang optimal serta berfungsi meminimalisasi 

masalah yang akan timbul saat  produksi mulai dibuat. Pada 

tahap ini pula produk yang sedang dirancang perlu dibenahi dan 

disempurnakan.

f. Membuat Prototype/Sample

Arti penting dari sebuah sample barang yang akan diproduksi 

massal bisa dibuat dengan berbagai cara. Biasanya produk-produk 

dari mesin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, 

desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat 

-- 173

khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. 

Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai 

membuat sample barangnya (produk-produk dari besi). Hal itu 

juga memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada 

kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal pada barang reject.

g. Uji Coba

Uji coba dilakukan sebelum dipasarkan. Hal itu dilakukan 

untuk menguji suatu barang yang diproduksi ini andal atau tidak. 

Biasanya ada yang mengujinya berdasar  waktu, ditekan, 

dijat