Tampilkan postingan dengan label ekonomi 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekonomi 5. Tampilkan semua postingan

ekonomi 5




 harusnya menjadi alasan dasar bagi pembentukan 

koperasi ini ‖. Koperasi itu bisa saja dibentuk tanpa 

dilandasi oleh pemahaman dan kesamaan kepentingan 

para pendiri atau anggotanya. Namun demikian, 

potensinya sangat besar untuk menghadapi berbagai 

hambatan dan kesulitan di masa mendatang, sebab  

landasan arah dan proses pertumbuhan kelompoknya 

tidak jelas. Secara konseptual, rencana pendirian suatu 

koperasi seperti itu dapat saja ditolak, bila  syarat 

mutlaknya tidak terpenuhi walaupun tidak sesuai 

dengan ketentuan formal koperasi itu mungkin saja tetap 

dibentuk. Baru kemudian, sambil berjalan koperasi 

bersangkutan menyesuaikan kembali hal-hal yang belum 

dipenuhi atau yang dapat diperbaiki, sehingga akhirnya 

koperasi itu juga mampu memenuhi syarat mutlak yang 

seharusnya perlu dipenuhi lebih dahulu.  

Namun demikian secara praktis tidak jarang 

pengalaman menunjukan, bahwa hal dimaksud kerap 

kali sulit dilakukan, mengingat koperasinya terlanjur 

menghadapi masalah dan sibuk dalam mengelola 

kegiatan bisnisnya, yang kerap kali justru tidak 

terkaitdengan kepentingan ekonomi pada anggotanya, 

sebab  tidak teridentifikasi sebelumnya. Koperasi seperti 

itu tergolong pada koperasi ‖palsu” (psue coop), bila  

ditinjau dan pelaksanaan identitas koperasinya. Padahal 

kita faham justru identitas koperasilah yang menjadi 

keunggulan komparatif, dan sekaligus menjadi 

keunggulan kompetitif dan suatu badan usaha koperasi, 

sebab  hal-hal itu membuat kelompok anggota mampu 

mendukung eksistensi koperasi dalam menghadapi pasar 

bebas.  

c)Pembangunan Koperasi Mengacu Pada Local 

Spesific (Resource Based dan Community Based) 

Pembentukan koperasi baru, perlu dipahamidan 

diidentifikasi kepentingan ekonomi para 

pendirikhususnya dan umumnya kepentingan anggota 

baru di masa mendatang, yang dijadikan landasan 

utama pengembangan organisasi dan kegiatan 

usahanya. bila  kemudian ada koperasi dibentuk 

tanpa ada landasan kepentingan anggota dan kemudian 

memperoleh badan hukum resmi, maka sudah bisa 

dipastikan bahwa koperasi itu tidak mungkin 

digolongkan dalam kelompok koperasi genuine, atau 

koperasi yang dapat memenuhi kriteria internasional 

(identitas koperasi menurut ICA 1995). Pada umumnya 

koperasi itu dalam proses pertumbuhan selanjutnya, 

tidak mampu memanfaatkan peluang besar atau tidak 

cukup berhasil dalam proses pertumbuhan 

memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, 

walaupun koperasi dimaksud tetap saja berpeluang 

tumbuh sebagai organisasi atau badan usaha. 

Prasyarat dasar lain yang juga harus dapat 

dipenuhi melalui pembentukan koperasi, agar 

selanjutnya proses pengembangan koperasi itu berhasil 

atau koperasinya dapat meraih sukses dalam 

pentumbuhan selanjutnya., berupa pemenuhan kriteria 

tentang kualitas calon anggota koperasi. Mereka 

dipersyaratkan mampu memenuhi indikator, bahwa 

secara sadaranggota-anggota koperasi itu mengetahui 

dan memahami dengan baik dan sistematik, peran dan 

fungsi koperasi yang akan dibentuk. Sebagai suatu 

lembaga ekonomimilik bersama,koperasi diharapkan 

mampu membantu memenuhi berbagai kebutuhan 

ekonomi dasar para anggotanya, baik secara individu 

maupun secara kelompok serta dalam lingkup lokal, 

regional maupun nasional.  

Wujud sebab dan akibat dan dua sisi itu, bila  

perlu harus dilatihkan dan dikembangkan lebih dahulu, 

dengan melalui proses yang disebut sebagai masa pra 

koperasi.Akan banyak manfaat yang diperbolehkan 

koperasi di masa mendatang bila  kegiatan masa pra 

koperasi dilakukan dengan sadar dan terprogram (dalam 

rencana). sebab  itu pada hakekatnya pembentukan 

koperasi bukanlah sekedar pembentukan lembaga 

ekonomi biasa melainkan sebagai usaha terencana 

untuk menimbulkan suatu lembaga yang harus memiliki 

komitmen dan wawasanluas serta terpadu. Itulah 

sebabnya di dalam buku ini dilampirkan proses yang 

lazimnya perlu dilalui dalam mendirikan badan usaha 

koperasi.  

Selanjutnya, bila  prasyaratitu telah dipenuhi, 

dan kondisi lingkungannya juga mendukung, maka 

masih ada syaratberikut yang harus dipenuhi. Syarat 

dimaksud yaitu  merupakan syarat tidak mutlak, yang 

dapat disebut sebagai syarat yang diinginkan. Syarat ini 

sifatnya komparatif dan dapat dibandingkan serta berada 

pada satu selang (range) indikator tertentu. Selang 

indikator itu dapat disesuaikan dengan kondisi sehingga 

berdasar indikator yang dipenuhi oleh koperasinya, akan 

diperoleh sejumlah nilai indikator koperasi yang 

berbeda-beda ukurannya. Akan tetapi nilainya tetap 

berada pada batas-batas kelompok angka yang di 

tetapkan, sesuai dengan jenis dan kualitas dari koperasi-

koperasi yang dinilai. Hal itulah yang menjadi ciri 

khasdari masing-masing koperasi bersangkutan. Ciri 

khas koperasi itu biasanya dituangkan dalam Anggaran 

Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang 

disyahkan dalam rapat anggota (RAT). 

Dengan mengetahui komposi kriteria syarat yang 

dipenuhi, secara otomatis akan dapat dikenali berbagai 

keunggulan dan sekaligus hal-hal yang perlu mendapat 

perhatian khusus dari koperasi bersangkutan untuk 

membuatnya sukses. Pemenuhan kriteria itu 

memungkinkan dapat dilakukannya pembandingan 

antar koperasi yang satu dengan kkoperasi yang lain 

walaupun tidak sejenis. Posisi koperasi seperti itu juga 

dapat dipakai  untuk mengarahkan dan menemukan 

pokok-pokok masalah tentang koperasi-koperasi 

bersangkutan dalam proses pembinaan. Dengan 

demikian, tingkat keberhasilan koperasi untuk 

memenuhi kriteria itu dapat dimanfaatkan pula untuk 

sekaligus menilai tingkat prestasi koperasi secara 

transparan dan adil.untuk itu kriterianya perlu disusun 

denagan nasional, sesuai dengan kaidah-kaidah lembaga 

usaha.  

d)Koperasi Diikutkan dalam Program Redistribusi 

Asset Secara Transparan 

Saat ini dengan berlakunya otonomi daerah maka 

tugas teknis pembinaan koperasi merupakan tugas 

pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah 

kabupaten/kota sendiri dihadapkan pada berbagai 

masalah spesifik di daerah masing-masing. Terdapat 

paling tidak tiga tipologi kinerja ekonomi wilayah, dan 

masing-masing diharapkan dapat memberikan peran 

yang paling optimal bagi perkembangan koperasi di 

daerahnya maupun secara regional dan nasional. 

1.Daerah Kaya dan Daerah Berkembang dengan 

potensi alam cukup 

a.Koperasi menjadi pelaku yang aktif dalam 

bidang distribusi; 

b.Koperasi sektor jasa (sektor tersier) 

dikembangkan secara lebih profesional; 

c.Koperasi Simpan Pinjam diarahkan 

melakikan interlending dengan Koperasi 

daerah yang berada di sekitarnya yang lebih 

miskin; 

d.Koperasi yang telah memiliki modal cukup 

besar diarahkan bekerjasama dengan 

koperasi daerah yang sejenis atau atas 

pertimbangan kemitraan strategis; 

e.Koperasi menjadi prime mover dalam 

pengelolaan potensi alam; 

2.Daerah Miskin potensi alam belum tergarap 

a.Koperasi sebagai sarana pemberdayaan 

warga  bersaan dengan penciptaan 

iklim yang kondusif bagi masuknya 

investor; 

b.Koperasi yang telah terbina bersama-sama 

dengan investor mengelola strategic asset 

yang ada. 

 

2.SHU Koperasi 

Sisa hasil usaha dalam koperasi merupakan hal 

yang penting untuk diketahui sebab  dengan SHU yang 

memadai dapat dipakai  untuk memperkuat struktur 

modal koperasi dan diharapkan akan merangsang 

anggota untuk memakai  volume usaha koperasi 

dengan seoptimal mungkin sebab  SHU juga akan 

dikembalikan kepada anggota dan koperasi itu sendiri 

sehingga mampu menjamin kelanjutan usaha. 

Adapun definisi SHU menurut UU RI No. 25 tahun 

1992 tentang Perkoperasian, menyatakan bahwa ―Sisa 

hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang 

diperoleh dalam satu tahun buku yang dikurangi dengan 

biaya-biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk 

pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan‖. 

Dengan demikian bila  usaha koperasi selama 

periode tertentu mendatangkan sisa hasil usaha maka 

rapat anggota memiliki  kewenangan untuk 

memutuskan pembagiannya. Namun SHU yang diperoleh 

tidak semua akan dibagikan ke anggota namun akan 

dikurangi dengan dana-dana tertentu dalam koperasi. 

Contoh dana cadangan, dana pendidikan, dana lain-lain. 

Untuk pengembangan usaha koperasi bagian anggota 

dibagikan sesuai dengan besarnya jasa anggota. 

Adapun pembagian SHU dalam koperasi sesuai 

dengan Keputusan Menteri Koperasi No. 

266/N/KPTS/1987 tentang Pedoman Pembagian SHU 

Koperasi yaitu  sebagai berikut : 

 

Pasal I : SHU dibagikan yaitu  SHU yang berasal 

dari pendapatan tunai dan pembayarannya 

hanya dapat dilakukan sesuai dengan 

kemampuan keuangan koperasi, serta tidak 

boleh mengganggu likuiditas dan 

kelancaran jalannya usaha perusahaan 

koperasi. 

Pasal II : SHU yang berasal dari usaha yang 

diselenggarakan untuk anggota dan akan 

dibagikan sebagai cadangan minimal 40%. 

Namun bila SHU yang berasal dari usaha 

yang diselenggarakan untuk non anggota 

akan dibagikan sebagai cadangan besarnya 

minimal 75 %. 

 

Dari penjelasan ini  di atas maka pembagian 

SHU yang diperoleh dan koperasi sesuai dengan porsi 

yang benar namun tetap mengajukan kepada aturan 

yang bersangkutan. 

 

3.Kewirausahaan 

Wirausaha yaitu  kemampuan yang dimiliki oleh 

seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-

kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-

sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil 

tindakan yang tepat  dan  mengambil keuntungan dalam 

rangka meraih sukses. 

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik 

dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia 

usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, 

kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri 

wirausahawan semata, sebab  sifat-sifat 

wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan 

wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek 

pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan 

(Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan 

yaitu  mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan 

inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu 

sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) 

dan perbaikan (preparation) hidup 

Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul bila  

seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha 

dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi 

semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan 

dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi 

usaha  Esensi dari kewirausahaan 

yaitu  menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses 

pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru 

dan berbeda agar dapat bersaing.  nilai tambah ini  dapat diciptakan 

melalui cara-cara sebagai berikut: 

1. Pengembangan teknologi baru (developing new 

technology) 

2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new 

knowledge) 

3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah 

ada (improvingexisting products or services) 

4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk 

menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak 

dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding 

different ways of providing more goods and services 

with fewer resources) 

Walaupun di antara  para ahli ada yang lebih 

menekankan  kewirausahaan pada  peran pengusaha 

kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-

orang  yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa 

kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai 

perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, 

apapun profesinya. 

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya 

Kewirausahaan, yaitu: 

1. Kewirausahaan yaitu  suatu nilai yang 

diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan 

sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, 

kiat, proses dan hasil bisnis 

2. Kewirausahaan yaitu  suatu nilai yang 

dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan 

mengembangkan usaha 

3. Kewirausahaan yaitu  suatu proses dalam 

mengerjakan sesuatu yang baru  (kreatif) dan 

berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam 

memberikan nilai lebih. 

4. Kewirausahaan yaitu  kemampuan untuk 

menciptakan  sesuatu yang baru dan berbeda 

5. Kewirausahaan yaitu  suatu proses penerapan 

kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan 

persoalan dan menemukan peluang untuk 

memperbaiki kehidupan usaha 

6. Kewirausahaan yaitu  usaha menciptakan nilai 

tambah dengan jalan mengkombinasikan 

sumber-sumber melalui cara-cara baru dan 

berbeda untuk memenangkan persaingan. 

Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang 

wirausahawan: 

Ciri-Ciri Watak 

1. Percaya Diri  

 

 

2. Berorientasikan 

tugas dan hasil. 

 

1. Keyakinan, 

kemandirian, 

individualitas, 

optimisme. 

 

2. Kebutuhan akan 

184| ---  

 

 

 

 

3. Pengambil Resiko. 

 

 

 

4. Kepemimpinan. 

 

 

 

 

5. Keorisinilan. 

 

 

 

6. Berorientasi ke 

masa depan. 

 

 

7. Jujur dan tekun 

prestasi, berorientasi 

pada laba, memiliki  

ketekunan dan 

ketabahan, memiliki 

tekad yang kuat, suka 

bekerja keras, energik 

dan emiliki inisiatif. 

 

3. Memiliki kemampuan 

mengambil resiko dan 

suka pada tantangan. 

 

 

4. Bertingkah laku sebagai 

pemimpin, 

dapat bergaul dengan 

orang lain dan suka 

terhadap saran dan  

kritik 

       yang membangun. 

 

5.  Memiliki inovasi dan 

kreativitas        

     tinggi, fleksibel, serba 

bisa dan     

     memiliki jaringan bisnis 

yang luas. 

 

6.  Persepsi dan memiliki 

cara pandang/   

     cara pikir yang 

berorientasi pada   

     masa depan 

 7. Memiliki keyakinan 

bahwa hidup itu sama 

dengan kerja 


 

Dari daftar ciri dan sifat watak  seorang 

wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap 

seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari 

kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut: 

a. Disiplin 

Dalam melaksanakan kegiatannya,  seorang 

wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.  

Arti dari kata disiplin itu sendiri yaitu  ketepatan 

komitmen wirausahawan  terhadap tugas  dan 

pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat 

menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas 

pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.  

Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam 

diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan 

pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat 

sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam 

alasan, yaitu  kendala yang dapat menghambat seorang 

wirausahawan  meraih keberhasilan. 

Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas 

pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan 

akan komitmen ini . Wirausahawan harus taat azas. 

Hal ini  akan dapat tercapai jika wirausahawan 

memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja 

yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan 

kesepakatan-kesepakatan  yang dibuatnya yaitu   

contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan 

sistem kerja. 

b. Komitmen Tinggi 

Komitmen yaitu  kesepakatan mengenai sesuatu 

hal yang dibuat oleh seseorang, baik  terhadap dirinya 

sendiri maupun orang lain.  

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang 

wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, 

terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada 

kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat 

dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan 

target-target yang direncanakan dalam hidupnya. 

sedang  contoh komitmen wirausahawan terhadap 

orang lain terutama konsumennya yaitu  pelayanan 

prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, 

kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang 

ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, 

dan sebagainya. 

Seorang wirausahawan yang teguh menjaga 

komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama 

baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya 

wirausahawan ini  akan mendapatkan kepercayaan 

dari konsumen, dengan dampak pembelian terus 

meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target 

perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.  

c. Jujur 

Kejujuran merupakan lAndasan moral yang 

terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. 

Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. 

Kejujuran mengenai karakteristik  produk (barang dan 

jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang 

dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual 

yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan 

yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan 

oleh wirausahawan. 

Yang harus diingat oleh wirausahawan yaitu  

bahwa kejujuran sangat melekat pada konsep 

pemasaran yang berorientasi pada kepuasan konsumen. 

Wirausahawan yang menjunjung tinggi kejujuran dalam 

melakukan kegiatan usahanya akan mendapatkan 

bukan saja konsumen actual tetapi juga konsumen 

potensial, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga 

untuk jangka yang panjang. 

d. Kreatif dan Inovatif 

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang 

wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang 

tinggi.  Daya kreatifitas ini  sebaiknya yaitu  

dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan 

gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-

produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-

gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh 

ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide 

jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru 

dalam dunia usaha awalnya yaitu  dilAndasi oleh 

gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. 

Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak 

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya 

akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang 

jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi 

dari wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang 

tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di 

pasar. Inovasi yang dibutuhkan yaitu  kemampuan 

wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai 

manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu 

produk dengan memperhatikan ―market oriented‖ atau 

apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya 

nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka 

meningkat pula daya jual produk ini  di mata 

konsumen, sebab  adanya peningkatan nilai ekonomis 

bagi produk ini  bagi konsumen. 

e.Mandiri 

Seseorang dikatakan ―mandiri‖ bila  orang 

ini  dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa 

adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil 

keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi 

kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan   

dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat  mutlak 

yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada 

prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap 

mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.  

f. Realistis 

Seseorang dikatakan Realistis bila orang ini  

mampu memakai  fakta/realita sebagai lAndasan 

berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan 

keputusan maupun tindakan/perbuatannya. 

Wirausaha berfungsi sebagai perencana (planner) 

sekaligus sebagai pelaksana usaha (businessman). 

Sebagai perencana (planner), wirausaha berperan: 

1.Merancang perusahaan (corporate plan),  

2.Mengatur strategi perusahaan (corporate strategy), 

3.Pemrakarsa ide-ide perusahaan (corporate image), 

4.Pemegang visi untuk memimpin (visioner leader). 

sedang  sebagai pelaksana usaha 

(businessman), wirausaha berperan :  

1.Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide 

baru yang berbeda (create the  new and 

different), 

2.Meniru dan menduplikasi (imitating and 

duplicating), 

3.Meniru dan memodifikasi (imitating and 

modification), 

4.Mengembangkan (developing new product, new 

technology, new image, dan new organization). 

sebab  wirausaha identik dengan pengusaha kecil 

yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka 

wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, 

menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah 

disinggung di atas bahwa untuk menjadi wirausaha 

pertama-tama yang harus dimiiiki yaitu  modal dasar 

berupa ada ide atau visi yang jelas, kemauan dan 

komitmen yang kuat, cukup modal baik uang maupun 

waktu, cukup tenaga, dan pikiran. Modal-modal ini  

sebenarnya tidak cukup bila  tidak dilengkapi dengan 

beberapa kemampuan (ability). Menurut Casson (1982), 

yang dikutip Yuyun Wirasasmita (1993:3) ada beberapa 

kemampuan yang harus dimiliki, yaitu: 

1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan 

tentang usaha yang akan       

dilakukannya atau ditekuninya. 

2.Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan 

perspektif serta tidak  mengAndalkan pada sukses 

di masa lalu. 

3.Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan 

praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, 

prosesing, pembukuan, adiminstrasi, dan 

pemasaran.  

4.Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, 

berkreasi, dan  berimajinasi.  

5.Foresight, yaitu berpAndangan jauh ke depan.  

6.Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan 

kemampuan memprediksi keadaan masa yang 

akan datang.  

7.Communication skill, yaitu kemampuan untuk 

berkomunikasi,             bergaul,  dan 

berhubungan dengan orang lain. 

Dengan beberapa keterampilan dasar di atas, 

maka seseorang akan memiliki kemampuan (kompetensi) 

dalam kewirausahaan. ada 10 kompetensi 

yang harus dimiliki, wirausaha, yaitu: 

(1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui 

usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, 

seorang wirausaha harus mengetahui segala 

sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau 

bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang 

akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus 

memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk 

bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki 

pengetahuan pemasaran kommputer. 

(2) Knowing The Basic Business Management, yaitu 

mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, 

misalnya cara merancang usaha, 

mengorganisasikan dan mengendalikan 

perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, 

memprediksi, mengadministrasikan dan 

membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui 

manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, 

proses, dan pengelolaan semua sumber daya 

perusahaan secara efektif dan efisien. 

(3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap 

yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. 

Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, 

pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan 

tidak setengah hati. 

(4)  Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang 

cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi 

juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati 

merupakan modal utama dalam usaha. Oleh sebab  

itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, 

tempat, dan mental. 

(5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki 

kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara 

efektif dan efisien, mencari sumber dana dan 

memakai nya secara tepat, serta 

mengendalikannya secara akurat. 

(6)  Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan 

mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, 

menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan 

kebutuhannya. 

(7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, 

mengatur, mengarahkan, menggerakan 

(memotivasi), dan mengendalikan orang-orang 

dalam menjalankan perusahaan. 

(8) Satisfying Customer by Providing High Quality 

Product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan 

dengan cara menyediakan barang dan jasa yang 

bermutu, bermanfaat, dan memuaskan. 

(9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui 

strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus dapat 

mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan 

(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) 

dirinya dan pesaing. Ia harus memakai  

analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun 

terhadap pesaing. 

(10) Copying with Regulations and Paperwork, yaitu 

membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak 

tersirat. 

Di samping keterampilan dan kemampuan, 

wirausaha juga harus memiliki pengalaman yang 

seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan 

Douglas Cloud (1993:8) ada empat kemampuan utama 

yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang 

seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya: 

(1) Technical competence, yaitu memiliki kompetensi 

dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai 

dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya, 

kemampuan dalam bidang teknik produksi dan 

desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui 

bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan 

disajikan. 

(2) Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi 

dalam menemukan pasar yang cocok, 

mengidentifikasi pelanggan dan menjaga 

kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus 

mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar 

yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga 

khusus yang belum digarap pesaing. 

(3) Financial competence, yaitu memiliki kompetensi 

dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, 

penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. 

Ia harus mengetahui bagaimana mendapatkan dana 

dan cara memakai nya. 

(4) Human relation competence, yaitu kompetensi dalam 

mengembangkan hubungan per-sonal, seperti 

kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar 

perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan 

interpersonal secara sehat. 

sedang   kompetensi kewirausahaan yang diperlukan 

sebagai syarat-syarat bisnis ini , meluputi: 

(1)    Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam 

melaksanakan tugas. 

(2)    Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya : 

  Selalu mencari peluang  

  Berorientasi pada efisiensi  

  Konsen untuk kerja keras  

  Perencanaan yang sistematis  

  Selalu memonitor (cek and recek) 

(3)    Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, 

cirinya: 

  Selalu penuh komitmen dalam mengadakan 

kontrak kerja. 

  Mengenal tentang betapa penting hubungan 

bisnis. 

bahwa 

efektivitas wirausahawan tergantung pada 

keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar 

manajemen (Basic Management Skill) ini  

meliput: 

(1) Technical Skill, yaitu keterampilan yang diperlukan 

untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti 

sekretaris, akuntan-auditor, dan ahli gambar. 

(2)  Human Relations Skill, yaitu keterampilan untuk 

memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi 

dengan orang lain dalam organisasi. 

(3)   Conceptual Skill, yaitu kemampuan personal untuk 

berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan untuk 

menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat 

siatuasi luar. Keterampilan konseptual sangat 

penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan 

menghadapi tantangan. 

(4) Decision Making Skill, yaitu keterampilan untuk 

merumuskan masalah dan memilih cara bertindak 

yang terbaik untuk memecahkan masalah ini .  

(5) Time Management Skill, yaitu keterampilan dalam 

memakai  dan mengatur waktu seproduktif 

mungkin.