Tampilkan postingan dengan label modal kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label modal kerja. Tampilkan semua postingan

modal kerja

 





Perusahaan mengalami persaingan bisnis 

yang semakin ketat di era globalisasi. 

Persaingan bisnis tersebut menyebabkan 

perusahaan harus pintar mengolah modal 

kerja perusahaan. Manajemen modal 

kerja yang dilakukan perusahaan 

berguna untuk mencapai dan 

meningkatkan keuntungan perusahaan 

serta membantu perusahaan dalam 

mengambil keputusan. Keuntungan atau 

laba merupakan sarana penting untuk 

mempertahankan kelangsungan hidup 

perusahaan. Makin tinggi laba yang 

diperoleh, maka perusahaan akan 

mampu bertahan hidup, tumbuh dan 

berkembang serta tangguh menghadapi 

persaingan. 

Profitabilitas perusahaan selalu menjadi 

salah satu perhatian dan prioritas bagi 

para pemilik perusahaan, manajemen 

perusahaan, investor atau calon kreditor. 

Bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas 

digunakan sebagai alat ukur berhasil atau 

tidak perusahaan yang dipimpinnya. 

Profitabilitas 

adalah menggambarkan kemampuan 

perusahaan mendapatkan laba melalui 

semua kemampuan dan sumber yang ada 

seperti penjualan, kas, modal, jumlah 

karyawan, jumlah cabang dan 

sebagainya.  

Ada beberapa alat ukur yang 

dipergunakan untuk mengukur tingkat 

profitabilitas, antara lain Net Profit 

Margin (NPM), Return on Assets (ROA) 

dan Return on Equity (ROE). Return on 

Assets (ROA) merefleksikan seberapa 

banyak perusahaan telah memperoleh 

hasil atas seluruh sumberdaya keuangan 

yang ditanamkan pada perusahaan 

(Riyanto, 2008). Rasio ROA sering 

digunakan oleh top manajemen untuk 

mengevaluasi unit-unit usaha dalam 

perusahaan yang multidivisional. 

Semakin besar ROA, maka akan 

semakin besar pula keuntungan yang 

akan didapat oleh perusahaan dari segi 

penggunaan assets ,

Faktor yang mempengaruhi profitabilitas 

salah satunya adalah modal kerja. Modal 

kerja adalah investasi perusahaan pada 

aktiva jangka pendek, seperti kas, 

sekuritas yang mudah dipasarkan, 

piutang usaha dan persediaan , Ketersediaan modal 

kerja yang memadai saja ternyata belum 

dapat menjamin perusahaan untuk 

memperoleh laba yang maksimal, tetapi 

juga harus di dukung oleh  manajemen 

modal kerja yang baik. 

Manajemen modal kerja adalah kegiatan 

yang mencakup semua fungsi 

manajemen atas aktiva lancar dan 

kewajiban jangka pendek perusahaan , Tujuan utama 

dari manajemen modal kerja adalah 

untuk mempelajari dan menjaga 

keseimbangan yang optimal di antara 

masing-masing komponen dari modal 

kerja ada ,Indikator 

adanya manajemen modal kerja yang 

baik adalah adanya efisiensi modal kerja. 

Efisiensi Modal Kerja ,

adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) 

dalam menjalankan sesuatu yang tidak 

membuang waktu, tenaga, biaya dan 

kegunaan berkaitan penggunaan modal 

kerja yaitu mengupayakan agar modal 

kerja yang tersedia tidak kelebihan dan 

tidak juga kekurangan. Efesiensi modal 

kerja dapat dilihat dari perputaran modal 

kerja (working capital turn over), 

perputaran kas (cash turn over), dan 

perputaran piutang (receivable turn 

over). 

Perputaran modal kerja adalah rasio 

aktivitas yang mengukur hubungan 

antara penjualan dengan jumlah modal 

kerja. Perputaran modal kerja yang 

rendah menunjukan adanya kelebihan 

modal keja yang mungkin disebabkan 

rendahnya perputaran piutang atau 

adanya saldo kas yang terlalu besar. 

Perputaran kas adalah perbandingan 

antara penjualan dengan nilai rata-rata 

kas yang dimiliki oleh perusahaan. 

Semakin tinggi tingkat perputaran kas 

akan semakin baik karena semakin tinggi 

efisiensi penggunaan kasnya. Perputaran 

piutang merupakan suatu ukuran yang 

menunjukkan berapa kali suatu piutang 

perusahaan telah diputar kembali 

menjadi kas selama tahun buku tersebut. 

Semakin cepat periode berputarnya 

piutang menunjukkan semakin cepat 

perusahaan untuk mendapatkan 

keuntungan dari penjualan kredit 

tersebut 

Paper ini akan mengkaji peranan modal 

kerja dalam peningkatan profitabilitas 

melalui sebuah telaah pustaka. Pada 

bagian berikutnya akan dijelaskan 

pengertian modal kerja, dan 

hubungannya dengan profitabilitas. 

Pengertian Modal Kerja 

Setiap perusahaan membutuhkan modal 

kerja dalam menjalankan aktivitas 

sehari-hari. Kelangsungan hidup 

perusahaan sangat tergantung pada 

modal kerjanya. Modal kerja yang cukup 

memungkinkan perusahaan untuk 

beroperasi dalam rangka pencapaian laba 

yang ditargetkan. Modal kerja juga harus 

dijaga agar tidak timbul masalah selama 

perusahaan menjalankan aktivitasnya. 

Pengertian modal kerja   diartikan sebagai investasi yang 

ditanamkan dalam aktiva lancar atau 

aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, 

surat-surat berharga, piutang, persediaan, 

dan aktiva lancar lainnya. 

modal kerja adalah jumlah dana yang 

digunakan selama periode akuntansi 

yang dimaksudkan untuk menghasilkan 

pendapatan jangka pendek saja, yaitu 

berupa kas, persediaan barang, piutang 

(setelah dikurangi profit margin), dan 

penyusutan aktiva tetap. 

Modal kerja mampu membiayai 

pengeluaran atau operasi perusahaan 

sehari-hari. Dengan modal kerja yang 

cukup akan membuat perusahaan 

beroperasi secara ekonomis dan efisien 

serta tidak mengalami kesulitan 

keuangan. Manfaat modal kerja  

adalah: 

a) Melindungi perusahaan terhadap 

krisis modal kerja karena 

turunnya nilai dari aktiva lancar. 

b) Memungkinkan untuk dapat 

membayar semua kewajiban-

kewajiban tepat pada waktunya. 

c) Memungkinkan untuk memiliki 

persediaan dalam jumlah yang 

cukup untuk melayani para 

konsumen. 

d) Memungkinkan bagi perusahaan 

untuk memberikan syarat kredit 

yang lebih menguntungkan 

kepada para langgananya 

e) Memungkinkan bagi perusaahan 

untuk dapat beroperasi dengan 

lebih efisien karena tidak ada 

kesulitan untuk memperoleh 

barang ataupun jasa yang 

dibutuhkan. 

 

Faktor yang Mempengaruhi Modal 

Kerja 

Untuk menentukan jumlah modal kerja 

yang dianggap cukup bagi suatu 

perusahaan bukan merupakan hal yang 

mudah, karena modal kerja yang 

dibutuhkan oleh suatu perusahaan 

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai 

berikut  

1) Sifat atau jenis perusahaan. 

Kebutuhan modal kerja 

tergantung pada jenis dan sifat 

dari usaha yang dijalankan oleh 

suatu perusahaan.Modal kerja 

dari perusahaan jasa relatif lebih 

rendah bila dibandingkan dengan 

kebutuhan modal kerja 

perusahaan industri, karena untuk 

perusahaan jasa tidak 

memerlukan investasi yang besar 

dalam kas, piutang maupun 

persediaan.Kebutuhan uang tunai 

untuk membayar pegawai 

maupun untuk membiayai 

operasinya dapat dipenuhi dari 

penghasilan atau penerimaan-

penerimaan saat itu juga, 

sedangkan piutang biasanya 

ditagih dalam waktu relatif 

pendek. 

2) Waktu yang diperoleh untuk 

memproduksi barang yang 

akan dijual. Kebutuhan modal 

kerja suatu perusahaan 

berhubungan langsung dengan 

jangka waktu yang diperlukan 

untuk memproduksi barang yang 

akan dijual. Semakin lama waktu 

yang diperlukan untuk 

memproduksi barang, maka 

jumlah modal kerja yang 

diperlukan semakin besar. 

3) Syarat pembelian dan 

penjualan. Syarat kredit 

pembelian barang dagangan atau 

bahan baku akan mempengaruhi 

besar kecilnya modal kerja. 

Syarat kredit pembelian yang 

menguntungkan akan 

memperkecil kebutuhan uang kas 

yang harus ditanamkan dalam 

persediaan dan sebaliknya. Di 

samping itu modal kerja juga 

dipengaruhi oleh syarat 

penjualan. Semakin lunak kredit 

(jangka kredit lebih panjang) 

yang diberikan kepada langganan 

akan semakin besar kebutuhan 

modal kerja yang harus 

ditanamkan dalam piutang. 

4) Tingkat perputaran persediaan. 

Semakin tinggi tingkat 

perputaran persediaan maka 

jumlah modal kerja yang 

ditanamkan dalam bentuk 

persediaan (barang) akan 

semakin rendah. Untuk dapat 

mencapai tingkat perputaran 

yang tinggi, maka harus diadakan 

perencanaan dan pengawasan 

persediaan yang efisien. Semakin 

tinggi tingkat perputaran 

persediaan akan mengurangi 

risiko kerugian yang disebabkan 

karena penurunan harga atau 

perubahan selera konsumen, di 

samping itu akan menghemat 

ongkos penyimpanan dan 

pemeliharaan terhadap 

persediaan tersebut. 

5) Tingkat perputaran piutang. 

Kebutuhan modal kerja juga 

dipengaruhi jangka waktu 

penagihan piutang. Apabila 

piutang terkumpul dalam waktu 

pendek berarti kebutuhan akan 

modal kerja semakin rendah atau 

kecil. Untuk mencapai tingkat 

perputaran piutang yang tinggi 

diperlukan pengawasan piutang 

yang efektif dan kebijaksanaan 

yang tepat sehubungan dengan 

perluasan kredit, syarat kredit 

penjualan, maksimum kredit bagi 

langganan serta penagihan 

piutang. 

6) Volume Penjualan. Perusahaan 

membutuhkan modal kerja untuk 

mendukung kegiatan operasional 

pada saat terjadi peningkatan 

penjualan. Jika tingkat penjualan 

tinggi maka modal kerja yang 

diperlukan relatif tinggi, 

sebaliknya bila penjualan rendah 

dibutuhkan modal kerja yang 

rendah. 

7) Faktor Musim dan Siklus. 

Fluktuasi dalam penjualan yang 

disebabkan oleh faktor musim 

dan siklus akan mempengaruhi 

kebutuhan akan modal kerja. 

Perusahaan yang dipengaruhi 

oleh musim membutuhkan 

jumlah modal kerja yang relatif 

pendek. Modal kerja yang 

ditanamkan dalam bentuk 

persediaan barang berangsur-

angsur meningkat dalam bulan-

bulan menjelang puncak 

penjualan. 

Jenis-jenis Modal Kerja 

Modal kerja dalam suatu perusahaan 

dapat digolongkan berdasarkan 

kebutuhan akan modal kerja itu sendiri 

Berikut merupakan dua 

penggolongannya:  

a) Modal Kerja Permanen 

(Permanent Working Capital). 

Modal kerja yang harus selalu 

ada pada perusahaan agar dapat 

berfungsi dengan baik dalam satu 

periode akuntansi. Modal kerja 

permanen terbagi menjadi dua, 

yaitu pertama modal kerja primer 

(primary working capital) adalah 

sejumlah modal kerja minimum 

yang harus ada pada perusahaan 

untuk menjamin kelangsungan 

kegiatan usahanya. Kedua, modal 

kerja normal (normal working 

capital) yaitu sejumlah modal 

kerja yang dipergunakan untuk 

dapat menyelenggarakan 

kegiatan produksi pada kapasitas                                    

normal. Kapasitas normal 

mempunyai pengertian yang 

fleksibel menurut kondisi 

perusahaannya.  

b) Modal Kerja Variabel (Variable 

Working Capital). Modal kerja 

yang dibutuhkan saat-saat 

tertentu dengan jumlah yang 

berubah-ubah sesuai dengan 

perubahan keadaan dalam satu 

periode. Modal kerja variabel 

dapat dibedakan menjadi tiga 

macam, pertama modal kerja 

musiman (seasonal working 

capital) yaitu sejumlah modal 

kerja yang besarnya berubah-

ubah disebabkan oleh perubahan 

musim; kedua modal kerja siklis 

(cyclis working capital) yaitu 

sejumlah modal kerja yang 

besarnya berubah-ubah 

disebabkan oleh perubahan 

permintaan produk; dan ketiga 

modal kerja darurat (emergency 

working capital) yaitu modal 

kerja yang besarnya berubah-

ubah yang penyebabnya tidak 

diketahui sebelumnya (misalnya 

kebakaran, banjir, gempa bumi, 

buruh mogok dan sebagainya).  

Komponen Modal Kerja 

Definisi pengertian dari modal kerja 

yang telah disampaikan dapat 

menunjukkan komponen yang terdapat 

dalam modal kerja. 

modal kerja seringkali diartikan sebagai 

selisih antara aktiva lancar dengan 

hutang lancar. Hal ini berarti dengan 

mengetahui apa saja yang terdapat pada 

aktiva lancar dan kewajiban lancar akan 

dapat diketahui komponen apa saja yang 

berada di dalam modal kerja. 

Pengertian aktiva lancar  adalah uang kas dan 

aktiva lainnya yang dapat diharapkan 

untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi 

uang tunai, dijual atau dikonsumer 

dalam periode berikutnya. Secara lebih 

rinci yang termasuk kedalam aktiva 

lancar adalah:  

a) Kas atau uang tunai yang dapat 

digunakan untuk membiayai 

operasi perusahaan. Termasuk ke 

dalam pengertian kas adalah cek 

yang diterima dari para 

pelanggan dan simpanan 

perusahaan di bank yang dapat 

diambil kembali dalam bentuk 

giro atau demand deposit, yaitu 

simpanan di bank yang dapat 

diambil kembali setiap saat 

diperlukan oleh perusahaan. 

b) Investasi jangka pendek adalah 

investasi yang sifatnya sementara 

(jangka pendek) dengan maksud 

memanfaatkan uang kas, 

sementara belum dibutuhkan 

dalam operesi. 

c) Piutang wesel adalah tagihan 

perusahaan kepada pihak lain 

yang dinyatakan dalam suatu 

wesel dan perjanjian yang diatur 

dalam undangundang. 

d) Piutang dagang adalah tagihan 

kepada pihak lain sebagai akibat 

adanya penjualan barang 

dagangan secara kredit. 

e) Persediaan adalah semua barang-

barang yang diperdagangkan 

sampai tanggal neraca masih 

digudang/belum laku dijual. 

f) Piutang penghasilan atau 

penghasilan yang masih harus 

diterima adalah penghasilan yang 

menjadi hak perusahaan karena 

perusahaan telah memberikan 

jasa/prestasinya, tetapi belum 


diterima pembayarannya 

sehingga merupakan tagihan. 

 

bahwa 

hutang lancar atau hutang jangka pendek 

adalah kewajiban keuangan perusahaan 

yang pelunasannya ataupembayarannya 

akan dilakukan dalam jangka pendek 

(satu tahun sejak tanggal neraca) dengan 

menggunakan aktiva lancar yang 

dimiliki oleh perusahaan. 

Kewajiban lancar ini meliputi: 

a) Hutang dagang adalah hutang 

yang timbul karena adanya 

pembelian barang dangangan 

scara kredit. 

b) Hutang wesel adalah hutang 

yang disertai janji tertulis (yang 

diatur dalam undang-undang) 

untuk melakukan pembayaran 

sejumlah tertentu pada waktu 

tertentu dimasa yang akan 

datang. 

c) Hutang pajak, baik pajak untuk 

perusahaan yang bersangkutan 

maupun pajak pendapatan 

karyawan yang belum 

disetorkan ke kas negara. 

 

Manajemen Modal Kerja 

Agar modal kerja dapat menghasilkan 

keluaran yang positif terhadap 

perusahaan, maka perlu untuk mengelola 

modal kerja tersebut dalam bingkai 

manajemen modal kerja sebagai salah 

satu pembahasan yang dibahas dalam 

lingkup manajemen keuangan. Maka 

dari itu, penjelasan mengenai 

manajemen modal kerja diperlukan 

sehingga tidak terjadi kesalahan 

pengelolaan modal kerja yang dapat 

menimbulkan dampak negatif terhadap 

perusahaan.  

manajemen modal kerja adalah semua 

aspek pengelolaan aktiva lancar dan 

hutang lancar., manajemen modal 

kerja adalah administrasi aktiva lancar 

perusahaan dan pendanaan yang 

dibutuhkan untuk mendukung aktiva 

lancar. 

Dengan demikian, manajemen modal 

kerja berarti merupakan proses 

mengelola tiap komponen yang terdapat 

dalam modal kerja guna memberikan 

dampak positif terhadap perusahaan. 

Pengelolaan jangka waktu perputaran 

modal kerja menjadi penting dalam 

upaya agar modal kerja tidak terlalu 

lama berputar dalam suatu periode 

sehingga dapat makin efisien. 

menyatakan bahwa manajemen modal 

kerja juga mendasari dua keputusan 

penting peusahaan. Manajemen modal 

kerja ini merupakan penentu dari:  

a) Tingkat optimal dari investasi 

pada aktiva lancar. Mengurangi 

tingkat investasi aktiva lancar, 

namun masih mampu 

mendukung penjualan, akan 

meningkatkan pengembalian 

perusahaan pada total aktiva. 

Untuk kondisi ini, jika biaya 

dari pembiayaan jangka pendek 

lebih sedikit dari pada untuk 

jangka menengah dan jangka 

panjang, maka akan semakin 

besar proporsi hutang jangka 

pendek terhadap total hutang 

dan semakin tinggi tingkat 

kemampuan memperoleh laba 

perusahaan.  

b) Perpaduan yang sesuai antara 

pembiayaan jangka panjang 

yang digunakan untuk 

mendukung investasi pada 

aktiva lancar.  

, tujuan  manajemen modal kerja bagi perusahaan 

adalah sebagai berikut: 

a) Modal kerja digunakan untuk 

memenuhi kebutuhan likuiditas 

perusahaan, artinya likuiditas 

perusahaan sangat tergantung 

kepada manajemen modal kerja. 

b) Dengan modal kerja yang 

cukup perusahaan memiliki 

kemampuan untuk memenuhi 

kewajiban pada waktunya. 

Pemenuhan kewajiban yang 

sudah jatuh tempo dan segera 

harus dibayar secara tepat 

waktu merupakan ukuran 

keberhasilan manajemen modal 

kerja. 

c) Memungkinkan perusahaan 

untuk memiliki sediaan yang 

cukup dalam rangka memenuhi 

kebutuhan pelanggannya. 

d) Memungkinkan perusahaan 

untuk memperoleh tambahan 

dana dari para kreditor, 

apabilarasio keuangannya, 

memenuhi syarat seperti 

likuiditas yang terjamin. 

e) Guna memaksimalkan 

penggunaan aktiva lancar guna 

meningkatkan penjualan dan 

laba. 

f) Perusahaan mampu melindungi 

diri apabila terjadi krisis modal 

kerja akibat turunnya nilaiaktiva 

lancar. 

 

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari 

manajemen modal kerja adalah sebagai 

berikut 

a) Memaksimalkan nilai perusahaan 

dengan mengelola aktiva lancar 

sehingga tingkat pengembalian 

investasi marginal adalah sama 

atau lebih besar dari biaya modal 

yang digunakan untuk 

membiayai aktiva-aktiva lancar 

tersebut. 

b) Meminimalkan dalam jangka 

panjang biaya modal yang 

digunakan untuk membiayai 

aktiva lancar. 

c) Pengawasan terhadap arus dana 

dalam aktiva lancar dan 

ketersediaan dana dari sumber 

utang sehingga perusahaan selalu 

dapat memenuhi kewajiban 

keuangannya ketika jatuh tempo. 

 

Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa 

modal kerja perusahaan harus cukup 

jumlahnya, dalam arti harus mampu 

membiayai pengeluaran-pengeluaran 

atau operasi perusahaan sehari-hari. 

Tersedianya modal yang cukup akan 

menguntungkan bagi perushaan untuk 

beroperasi secara ekonomis atau efisien 

dan perusahaan juga tidak akan 

mengalami kesulitan keuangan. 

Indikator adanya manajemen modal 

kerja yang baik adalah adanya efisiensi 

modal kerja. Efisiensi Modal Kerja 

 adalah ketepatan cara 

(usaha dan kerja) dalam menjalankan 

sesuatu yang tidak membuang waktu, 

tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan 

penggunaan modal kerja yaitu 

mengupayakan agar modal kerja yang 

tersedia tidak kelebihan dan tidak juga 

kekurangan. Efisiensi modal kerja dapat 

dilihat dari perputaran modal kerja 

(working capital turnover) yang terdiri 

dari perputaran kas (cash turnover), dan 

perputaran piutang (receivable 

turnover). 

Perputaran Modal Kerja 

Perputaran modal kerja (Working 

Capital Turnover) adalah kemampuan 

modal kerja berputar dalam suatu 

periode siklus kas dari perusahaan 

Perputaran modal kerja 

mengukur efektifitas penggunaan aktiva 

lancar untuk menghasilkan penjualan. 

Semakin tinggi rasio perputaran modal 

kerja maka semakin baik kinerja suatu 

perusahan dimana persentase modal 

kerja yang ada mampu menghasilkan 

penjualan dengan jumlah tertentu. 

Semakin besar rasio ini menunjukkan 

efektifnya pemanfaatan modal kerja 

yang tersedia dalam meningkatkan 

profitabilitas perusahaan.  

Perputaran Kas 

Dengan menghitung tingkat perputaran 

kas akan diketahui sampai berapa jauh 

tingkat efisiensi yang dapat dicapai 

perusahaan dalam upaya  

mendayagunakan persediaan kas yang 

ada untuk mewujudkan tujuan 

perusahaan. Perputaran kas mengukur 

kemampuan kas dalam menghasilkan 

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa 

kali uang kas berputar dalam satu 

periode tertentu ,

Perputaran kas juga mengukur tingkat 

efisiensi penggunaan kas melalui tingkat 

penjualan yang dilakukan perusahaan. 

Semakin tinggi tingkat perputaran kas 

berarti makin cepat kembalinya kas 

masuk pada perusahaan, begitu pula 

sebaliknya. 

Perputaran Piutang 

Piutang dari penjualan secara kredit 

kepada konsumen diharapkan dapat 

segera dicairkan menjadi kas.  

Perputaran Piutang (Receivable 

Turnover) merupakan rasio yang 

digunakan untuk mengukur berapa lama 

penagihan piutang selama satu periode 

atau berapa kali dana yang ditanam 

dalam piutang ini berputar dalam satu 

periode. 

Tinggi rendahnya perputaran piutang 

akan mempengaruhi besar kecilnya 

modal yang diinvestasikan kedalam 

piutang. Semakin tinggi perputaran 

piutang, akan semakin pendek pula 

waktu terikat modal terhadap piutang, 

oleh karena itu untuk mempertahankan 

penjualan kredit tertentu, dengan 

naiknya perputaran akan dibutuhkan 

modal yang lebih kecil untuk 

diinvestasikan dalam piutang. 

Tingkat perputaran piutang dapat 

diketahui dari jumlah penjualan kredit 

selama periode tertentu dibagi dengan 

jumlah piutang ,

Profitabilitas 

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu 

perusahaan adalah memperoleh laba atau 

keuntungan yang maksimal. Untuk 

mengukur tingkat keuntungan suatu 

perusahaan digunakan rasio keuntungan 

atau rasio profitabilitas. Pengertian 

profitabilitas 

menggambarkan tentang kemampuan 

perusahaan mendapatkan laba melalui 

semua kemampuan dan sumber yang ada 

seperti penjualan, kas, modal, jumlah 

karyawan, jumlah cabang dan 

sebagainya. 

 para pemilik 

perusaahan terutama pihak manajemen 

perusahaan akan berusaha meningkatkan 

keuntungan karena disadari bahwa 

betapa pentingnya arti keuntungan bagi 

masa depan perusahaan. Untuk itu ada 

beberapa indikator  rasio profitabilitas 

yang dapat digunakan untuk mengukur 

kemampuan perusahaan dalam 

memperoleh laba, antara lain:  

a) Return On Assets (ROA). Rasio 

ini mengukur kemampuan 

perusahaan untuk menghasilkan 

laba bersih berdasarkan tingkat              

aset tertentu ,

b) Return Of Equity (ROE). Rasio 

ini mengukur kemampuan 

perusahaan menghasilkan laba 

berdasarkan modal tertentu 

c) Net Profit Margin (NPM). Rasio 

ini diinterprestasikan juga 

sebagai kemampuan perusahaan 

menekan biaya-biaya (ukuran 

efisiensi) di perusahaan pada 

periode tertentu ,

Hubungan Modal Kerja dan 

Profitabilitas 

Kegiatan usaha perusahaan tidak bisa 

terlepas dari adanya modal kerja, sebab 

modal kerja merupakan salah satu faktor 

yang sangat penting dalam kelangsungan 

usaha tersebut. Indikator yang digunakan 

dalam menilai efisien tidaknya modal 

kerja suatu perusahaan dapat dilihat dari 

perputaran modal kerja, perputaran kas, 

dan perputaran piutang. 

Perputaran modal kerja merupakan 

berapa kali dalam satu periode modal 

kerja dapat kembali ke dalam bentuk 

semula, yaitu sebagai kas. Tingkat 

profitabilitas yang rendah bila 

dihubungkan dengan modal kerja dapat 

menunjukkan kemungkinan rendahnya 

pendapatan dibanding dengan beban 

yang dikeluarkan, sehingga untuk 

menghindari itu, diharapkan adanya 

pengelolaan modal kerja yang tepat di 

dalam perusahaan. Perusahaan yang 

dikatakan memiliki tingkat profitabilitas 

tinggi berarti tinggi pula efisiensi 

penggunaan modal kerja yang digunakan 

perusahaan tersebut ,

Perputaran kas merupakan perbandingan 

antara penjualan dengan jumlah kas rata-

rata. Perputaran kas menunjukkan 

kemampuan kas dalam menghasilkan 

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa 

kali uang kas berputar dalam satu 

periode tertentu. Semakin tinggi 

perputaran kas akan semakin baik karena 

ini berarti semakin tinggi efisiensi 

penggunaan kasnya dan keuntungan 

yang diperoleh akan semakin besar 

Perputaran piutang usaha yaitu 

peredaran dana yang menunjukkan 

berapa kali tiap tahunnya dana yang 

tertanam dalam piutang usaha berputar 

dari bentuk piutang menjadi kas. Tingkat 

perputaran piutang yang tinggi berarti 

pengambilan dana yang tertanam dalam 

piutang berlangsung secara cepat 

sehingga risiko kerugian piutang usaha 

dapat diminimalisir. Semakin cepat 

periode berputarnya piutang 

menunjukkan semakin cepat perusahaan 

untuk mendapatkan keuntungan dari 

penjualan kredit tersebut, sehingga 

profitabilitas perusahaan tersebut juga 

ikut meningkat. 

Kegiatan operasional perusahaan sangat 

berkaitan erat dengan pengelolaan modal 

kerja. Modal kerja perlu dikelola dengan 

baik agar aktivitas operasional 

perusahaan berjalan dengan efektif dan 

efisien melalui indikator-indikator dan 

rasio-rasio keuangan yang berkaitan 

dengan modal kerja, seperti perputaran 

kas dan perputaran piutang. Dengan 

melakukan manajemen modal kerja, 

perusahaan akan dapat mencapai dan 

meningkatkan keuntungan dan 

profitabilitas perusahaan serta membantu 

perusahaan dalam mengambil keputusan. 

Dengan demikian, kelangsungan hidup 

perusahaan akan tetap terjaga.