Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 11. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen bisnis 11. Tampilkan semua postingan

manajemen bisnis 11




  dan pengendalian yang ditujukan untuk 

mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi 

rutin tertentu, memberi sinyal pada manajemen lainnya terhadap 

kejadian internal.

b. Sumber Daya Sistem Informasi 

sistem informasi (SI) yaitu  

kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan 

komunikasi, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, 

dan memicu  informasi dalam sebuah organisasi.

 bahwa kerangka 

kerja dari sistem informasi memberi  gambaran umum area-area 

utama pengetahuan yang dibutuhkan oleh para praktisi bisnis, 


1) Konsep-konsep dasar, meliputi teknis, bisnis, dan manajerial 

termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem 

informasi.

2) Teknologi informasi, yaitu konsep-konsep utama, pengembangan, 

dan berbagai isu manajemen teknologi informasi meliputi 

hardware, software, jaringan, manajemen, dan banyak teknologi 

berbasis internet.

3) Aplikasi bisnis, yaitu penggunaan utama dari sistem informasi 

untuk operasi manajemen dan keunggulan kompetitif 

bisnis.

4) Proses pengembangan, yaitu cara para praktisi bisnis dan 

pakar informasi merencanakan, mengembangkan, dan 

mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi 

peluang bisnis.

5) Tantangan manajemen, yaitu tantangan untuk secara efektif 

dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakaian 

akhir, perusahaan, dan global bisnis.


c. Komponen Sistem Informasi 



1) Sumber Daya Manusia

Pada prinsipnya manusia dibutuhkan untuk mengoperasian 

semua sistem informasi. Sumber daya manusia juga sebagai pemakai 

akhir dan pakar sistem informasi. Sebagai pemakai akhir, manusia 

yaitu orang-orang yang memakai  sistem informasi atau 

informasi yang dihasilkan sistem ini . Sebagai pakar sistem 

informasi, manusia yaitu orang-orang yang mengembangkan dan 

mengoperasikan sistem informasi.

2) Sumber Daya Hardware

Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang 

dipakai  dalam pemrosesan informasi. Hardware dalam sistem 

informasi berbasis komputer, antara lain:

- unit pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan mikro dan 

berbagai peralatan periferal yang saling berhubungan;

- periferal komputer, berupa peralatan keyboard, mouse elektronik 

untuk input data dan perintah, monto, printer untuk output 

informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk menyimpan 

sumber daya data.

3) Sumber Daya Software

Software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan 

informasi. Contoh software, antara lain:

- software  sistem, seperti  program sistem operasi,  yang 

mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer;

- software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung 

bagi pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir;

- prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang 

yang akan memakai  sistem informasi.

4) Sumber Daya Data

Sumber daya data dalam sistem informasi umumnya diatur, 

disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi pengolahan pengelolaan 

sumber daya data ke dalam database, berfungsi menyimpan data yang 

telah diproses dan diatur, serta dasar pengetahuan yang menyimpan 

pengetahuan dalam berbagai bentuknya, seperti fakta, peraturan 

dan sejenisnya.

5) Sumber Daya Jaringan

Jaringan yaitu komponen sumber daya dasar dari semua 

sistem informasi. Sumber daya jaringan meliputi media komunikasi 

dan dukungan jaringan.

-- 348

6) Input Sumber Daya Data

Pemrosesan data menjadi informasi data bergantung pada 

aktivitas pemrosesan seperti penghitungan, perbandingan, penilaian, 

pengklasifikasian, dan pengikhtisarian.

7) Output Produk Informasi 

Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir 

dan disediakan untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari 

sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang 

tepat bagi para pemakai akhir.

8) Penyimpanan Sumber Daya Data

Penyimpanan yaitu komponen dasar sistem informasi. 

Penyimpanan yaitu aktivitas sistem informasi tempat data dan 

informasi disimpan secara teratur untuk dipakai  kemudian.

9) Pengendalian Kinerja Sistem

Aktivitas sistem informasi yang penting yaitu pengendalian 

kinerja sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik 

mengenai aktivitas input, pemrosesan, output, dan penyimpanan. 

Umpan balik ini harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapkan 

bahwa sistem dapat memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. 

Aktivitas sistem yang tepat harus disesuaikan agar produk informasi 

yang tepat dihasilkan bagi para pemakai akhir. 

3. Sistem Informasi Manajemen

Istilah sistem informasi manajemen selanjutnya disingkat 

(SIM). Sistem informasi manajemen yaitu  penerapan sistem 

informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi 

yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. 


bahwa,

 “… sistem informasi manajemen yaitu serangkaian subsistem 

informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara 

rasional terpadu mampu mentransformasi data sehingga 

menjadi informasi melalui serangkaian cara untuk meningkatkan 

produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas 

dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.”

berdasar  penjelasan George M. Scott di atas, dapat 

digarisbawahi hal-hal berikut.

1) Sistem Informasi Manajemen (SIM) yaitu Menyeluruh

Dikatakan menyeluruh dapat dimaknai sebagai serba 

melingkupi sebab  dalam SIM termasuk sistem pemroses transaksi 

dan sistem-sistem yang utama dirancang bagi para manajer di 

beberapa tingkatan. 

Komponen yang terpenting dalam sistem informasi manajemen 

yaitu manajer, yang akan memproses dan menyebarluaskan 

informasi serta berinteraksi dengan elemen-elemen lain.

2) Sistem Informasi Manajemen (SIM) yaitu Terkoordinasi

Sebuah SIM tidak dikelola dari satu titik pusat organisasi; ada 

berbagai departemen pengguna, departemen pemroses data, dan 

fungsi pengelola data yang terpisah, bahkan yang lainnya mungkin 

memiliki hak atas bagian tertentu dari sistem informasi manajemen. 

Fungsi koordinasi dilakukan oleh komisi pengarah yang terpisah 

atau oleh bagian pengolah data atau oleh manajer pengelola data.

3) Sistem Informasi Manajemen (SIM) Memiliki Subsistem 

Informasi

Sistem informasi manajemen yaitu serangkaian subsistem 

atau sistem komponen setengah terpisah. Hal itu yaitu  bagian 

dari keseluruhan dan sistem yang terpadu. Dalam operasionalnya, 

masing-masing dari subsistem menyumbang tercapainya sasaran 

sistem informasi manajemen dan organisasi. 

4) Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terintegrasi Secara 

Rasional

Subsistem (kumpulan dari sistem yang semi-terpisah) yaitu 

terpadu sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitan satu 

-- 350

dengan yang lainnya. Integrasi ini dilakukan dengan melewatkan 

data di antara sistem-sistem ini . Program komputer dan file 

dapat dirancang untuk menangani arus data di antara sistem, dan 

prosedur manual dapat dipakai  untuk melaksanakan integrasi 

ini .

Dengan pengelolaan terintegrasi membuat pemrosesan 

informasi menjadi efisien dengan cara mengurangi pemrosesan 

antara intermediate processing dan peristiwa pemrosesan data yang 

sama oleh berbagai departemen.

Integrasi total dari subsistem tidak akan tercapai. Akan namun , 

sampai derajat tertentu, integrasi diperlukan untuk suatu sistem 

informasi manajemen yang efektif.

5) Sistem Informasi Manajemen (SIM) Mentransformasikan 

Data ke dalam Informasi dengan Berbagai Cara

Berbagai cara yang dilakukan dalam sistem informasi 

manajemen harus mentransformasikan data ke dalam sistem 

informasi yang ditentukan oleh sifat personel organisasi, sifat tugas 

informasi ditujukan, dan pengharapan dari penerima eksternal atas 

informasi.

6) Sistem Informasi Manajemen (SIM) Meningkatkan 

Produktivitas

Sistem informasi manajemen (SIM) dengan berbagai cara 

mampu meningkatkan produktivitas. Dalam kapasitasnya SIM 

mampu melaksanakan tugas rutin seperti penyimpanan dokumen 

dengan efisien, memberi  layanan terbaik bagi organisasi 

eksternal dan individu, serta memberi  peringatan dini tentang 

masalah internal dan ancaman eksternal. Di samping juga mampu 

mengingatkan adanya berbagai kesempatan, membantu proses 

manajemen yang normal, serta mampu meningkatkan kemampuan 

manajer untuk mengatasi masalah-masalah tidak terduga.

-- 351

7) Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesuai dengan Sifat dan 

Gaya Manajer

Pada prinsipnya suatu sistem informasi manajemen (SIM) 

dikembangkan melalui pengenalan atas sifat dan gaya manajerial 

dari personel yang akan memakai nya, termasuk juga sumbangan 

yang diberikan oleh para manajer. 

Pada tingkat senior dalam organisasi, secara cermat sistem 

informasi manajemen dijalin dengan cita rasa pribadi para manajer, 

dan akan dijalin-kembali (retailored) dengan cita rasa masing-masing 

manajer baru jika  yang lama berhenti. 

Pada lapis organisasi terendah, sistem informasi manajemen 

dijalin dengan cita rasa biasa saat  para tenaga administratif dan 

personel operasi akan memakai  informasi dan berinteraksi 

dengan sistem informasi.

Untuk manajer madya, sistem informasi dijalin untuk sifat 

umum. Untuk profesional dan personel teknis, sistem informasi 

dijalin agar sesuai dengan sifat tugas khusus, namun  juga dengan 

tetap mempertimbangkan cara pikir para spesialis memproses 

informasi.

8) Sistem Informasi Manajemen (SIM) memakai  Kriteria 

Mutu yang Telah Ditetapkan

Sebuah sistem informasi manajemen harus dirancang agar 

sesuai dengan toleransi terhadap kecepatan, relevansi, dan ketepatan 

informasi. Toleransi ini bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya, 

dan dari satu lapis ke lapis lainnya dalam organisasi. 

Untuk beberapa tugas tertentu, data yang diperlukan harus 

dicari selama waktu yang panjang kemudian ditransformasikan 

sehingga menjadi informasi yang diperlukan manajer, baik secara 

periodik maupun pada waktu tak-teratur. Adapun untuk tugas lain 

mungkin diperlukan dengan waktu teratur. Akan namun , sebab  

panjangnya periode tunda (grace periode) memungkinkan untuk 

dilaporkan sesudah selesainya akhir suatu periode. 

-- 352

Untuk tugas yang lain lagi, informasi diperlukan secepat 

mungkin selesai berakhirnya periode, dan untuk kebanyakan 

tugas informasi harus diperoleh selama periode berlangsungnya 

transaksi.

a. Indikator Sistem Informasi Manajemen

Untuk mendukung pelaksanaan dari sistem informasi 

manajemen diperlukan beberapa indikator dari sistem informasi 

manajemen. Adapun indikator-indikator dari sistem informasi 

manajemen, dikemukakan oleh Gordon B. Davis (1995: 57), antara 

lain sebagai berikut.

1) Informasi

Informasi yaitu  hasil dari pengolahan data, namun  

tidak semua hasil dari pengolahan bisa menjadi informasi. Hasil 

pengolahan data yang tidak memberi  arti serta tidak bermanfaat 

bagi seseorang bukan yaitu  informasi bagi orang ini .

2) Manusia sebagai pengolah informasi 

Peranan manusia di sini untuk menciptakan informasi 

yang akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Baik buruknya 

informasi yang dihasilkan bergantung pada profesionalitas dari 

manusianya.

3) Konsep sistem 

Sistem yaitu suatu bentuk kerja sama yang harmonis antara 

bagian/komponen/subsistem yang saling berhubungan untuk 

mencapai suatu tujuan. Selain itu, sistem tidak berdiri sendiri, namun  

juga dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan intern maupun 

lingkungan ekstern.

4) Konsep organisasi dan manajemen

Organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen, begitu 

pula sebaliknya sebab  keduanya memiliki  hubungan yang 

begitu erat dan kuat.

-- 353

5) Konsep pengambilan keputusan 

Pengambilan keputusan yaitu tindakan pimpinan untuk 

memecahkan masalah yang dihadapinya dalam organisasi yang 

dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu di antara alternatif-

alternatif yang dimungkinkan.

6) Nilai informasi 

Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam 

nilai hasil akan menentukan informasi. Suatu informasi harus dapat 

menjadi ukuran yang tepat, yang dapat memberi  masukan bagi 

pimpinan dalam pengambilan keputusan.

4. Peran Sistem Informasi Manajemen

Menurut O’brien (2010), sistem informasi manajemen 

yaitu  kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, 

communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut 

komponen sistem informasi), berperan mengumpulkan, mengubah, 

dan menyebarkan informasi dalam organisasi. 

Adapun peran utama sistem informasi dalam manajemen 

bisnis, yaitu mendukung proses bisnis dan operasional, mendukung 

pengambilan keputusan, mendukung strategi untuk keunggulan 

kompetitif.

Ketiga peran utama ini , 

Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting 

dalam sebuah organisasi. Sistem informasi juga berperan dalam 

menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen 

dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi 

kompetetif organisasi, antara lain seperti berikut ini.

1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis

Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis yaitu untuk 

memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan 

mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.

a. Transaction Processing Sistems (TPS)

Dalam operasionalnya TPS, meliputi:

-- 355

1) sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan 

bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic 

data processing systems). 

2) mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti 

penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. 

3) beroperasi menghasilkan berbagai informasi produk untuk 

penggunaan internal ataupun eksternal. 

Contoh dalam operasi TPS, yaitu membuat pernyataan 

konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, 

formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbarui 

database yang dipakai  perusahaan untuk diproses lebih lanjut 

oleh SIM.

b. Process Control Sistems (PCS)

Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang 

mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian 

produksi. ini  melibatkan process control sistems (PCS) yang 

keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis 

dibuat oleh komputer. Contoh, kilang minyak petroleum dan 

jalur perakitan (assembly lines) dari pabrik-pabrik yang otomatis 

memakai  sistem ini.

c. Of ce Automation Sistems (OAS)

Office automation sistems (OAS) berfungsi mengumpulkan, 

memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam 

bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation 

(OA) yaitu word processing, surat elektronik (electronic mail), 

teleconferencing, dan lain-lain.

2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan 

Manajemen

Sistem informasi manajemen yaitu  sebuah sistem 

informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, 

-- 356

tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan 

keputusan oleh para manajer. 

Pada prinsipnya, konsep SIM berfungsi untuk meniadakan 

pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang 

tidak efektif. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang 

efektif dan efisien sebab  menekankan pada orientasi manajemen 

dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung 

pengambilan keputusan manajemen, dan menekankan bahwa 

kerangka sistem harus dipakai  untuk mengatur penggunaan 

sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus 

dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai 

proses yang berdiri sendiri.

Secara garis besar, SIM terdiri atas tiga macam, yaitu information 

reporting sistems, decision support sistems, dan executive information 

systems.

a. Information Reporting Systems

Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi 

produk bagi manajerial end users untuk membantu dalam pengambilan 

keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang 

operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction 

processing sistems.

Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat 

dilengkapi dengan memperhatikan permintaan secara periodik atau 

saat  terjadi situasi pengecualian. 

Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan 

Analisa  penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil 

penjualan produk.

b. Decision Support Systems

Decision support systems (DSS) yaitu  sebuah kemajuan dari 

information reporting systems dan transaction processing systems. 

DSS yaitu interaktif, sistem informasi berbasis komputer 

yang memakai  model keputusan dan database khusus untuk 

membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end 

users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan 

manajerial end user menerima respons secara interaktif untuk 

peramalan penjualan atau keuntungan.

c. Executive Information Systems

Executive information systems (EIS) yaitu tipe SIM yang 

sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. 

Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer yaitu 

menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif 

tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis 

perusahaan bagi manajemen atas. Dengan demikian, EIS harus 

mudah untuk dioperasikan dan mudah dimengerti.

d. Expert Systems

Expert systems (sistem pakar) yaitu  salah satu aplikasi 

artificial intelligence (AI) yang paling banyak dipakai . Expert 

systems (ES) yaitu sistem informasi berbasis pengetahuan yang 

memakai  pengetahuannya untuk bertindak sebagai konsultan 

ahli di area yang spesfik kepada pengguna. ES telah dipakai  

dalam berbagai bidang seperti kedokteran, teknik, ilmu fisika, dan 

bisnis. Sebagai contoh, ES dipakai  untuk mendiagnosis penyakit, 

pencarian mineral, mengAnalisa  senyawa kimia, dan perencanaan 

keuangan.

e. End User Computing Systems

End user computing (EUC) systems yaitu sistem informasi 

berbasis komputer yang secara langsung mendukung aplikasi 

operasional dan manajerial oleh end users. Dalam EUC systems end 

user memakai  stasiun kerja mikrokomputer dan bermacam 

perangkat lunak untuk mendapatkan kembali informasi, pendukung 

keputusan, dan pengembangan aplikasi. Contoh, pengguna dapat 

mengirim surat elektronik, menggerakkan model analitis, atau 

membangun aplikasi bisnis yang baru.

-- 358

3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis

Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam 

mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah 

perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama. Jika 

perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan 

persaingan yang berupa persaingan dari para pesaing yang berada 

di industri yang sama, ancaman dari perusahaan baru, ancaman 

dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar dari konsumen, 

dan kekuatan tawar-menawar dari pemasok. 

a. Persaingan dari Pesaing yang Telah Ada

Beberapa strategi bersaing yang dapat dibangun untuk 

memenangkan persaingan adalah: 

1) cost leadership (keunggulan biaya), menjadi produsen produk 

atau jasa dengan biaya rendah;

2) product differentiation (perbedaan produk), mengembangkan 

cara untuk menghasilkan produk atau jasa yang berbeda 

dengan pesaing;

3) innovation, menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, 

termasuk pengembangan produk baru dan cara baru dalam 

memproduksi atau mendistribusi produk dan jasa.

-- 359

-- 360

b. Peran Strategis untuk Sistem Informasi

Sistem informasi manajemen (SIM) dapat menolong perusahaan 

untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan 

inovasi dalam bisnis, dan membangun sumber-sumber informasi 

strategis.

c. Meningkatkan E siensi Operasional

Investasi dalam teknologi sistem informasi dapat menolong 

operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional 

membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya 

(low-cost leadership).

Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, 

perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki 

industri ini  (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan 

besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk 

memasuki persaingan pasar.

Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh yaitu mengikat 

konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru 

yang lebih bernilai.

d. Memperkenalkan Inovasi dalam Bisnis

Pada prinsipnya, penekanan utama dalam sistem informasi 

strategis yaitu membangun biaya pertukaran (switching costs) 

ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau 

pemasoknya. Contohnya yaitu sistem reservasi penerbangan 

terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh 

perusahaan penerbangan besar. jika  sebuah agen perjalanan 

telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi ini , mereka 

akan segan untuk memakai  sistem reservasi dari penerbangan 

lain.

e. Membangun Sumber-sumber Informasi Strategis

Teknologi sistem informasi mampu membuat perusahaan 

untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat 

kesempatan dalam keuntungan strategis. ini  berarti memperoleh 

-- 361

perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan 

telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih 

end users.

Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat 

basis informasi strategis (strategic information base) dapat menyediakan 

informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. 

Informasi ini yaitu  aset yang sangat berharga dalam 

meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif 

dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang memakai  

informasi berbasis komputer tentang konsumen untuk membantu 

merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru 

kepada konsumen.


4. Sistem Informasi dan Rantai Nilai (Value Chain)

Konsep dasar lain yang juga penting dalam mengidentifikasi 

sistem informasi disebut rantai nilai (value chain). Konsep ini 

memandang perusahaan sebagai sebuah “rantai” dari aktivitas dasar 

yang menambah nilai suatu produk atau jasa, sehingga memperluas 

batas dari nilai ini .

Konsep rantai nilai  dapat membantu manajer dalam 

memutuskan tempat dan cara memakai  kemampuan strategis 

dari teknologi sistem informasi. 

-- 362

Dengan demikian, sistem informasi dapat dipakai  untuk 

aktivitas bisnis secara spesifik yang membantu perusahaan 

memperoleh keuntungan strategis di pasar.

5. Sistem Informasi Strategis dan End User Manajerial

Pada prinsipnya fungsi dari sistem informasi tidak hanya 

memproses transaksi,  penyedia informasi,  atau alat untuk 

pengambilan keputusan. Dalam perkembangannya, sistem informasi 

dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun 

senjata yang memakai  teknologi sistem informasi untuk 

menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan 

yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users 

manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.

Lingkungan eksternal perusahaan (lingkungan bisnis), menurut 

Pearce dan Robinson (2007) dapat dikelompokkan menjadi tiga 

kategori yang saling berkaitan, yaitu lingkungan operasional, 

lingkungan industri, dan lingkungan jauh. 

1. Lingkungan Operasional

Perusahaan harus melakukan perubahan untuk dapat 

menyesuaikan dengan lingkungan yang kompetitif .  Untuk 

mengidentifikasi pesaing, perusahaan dapat memakai  matriks 

profil persaingan. Dalam matriks ini  memakai  faktor 

sukses kritis yang terdiri atas periklanan, kualitas produk, daya 

saing harga, manajemen, posisi keuangan, loyalitas pelanggan, 

ekspansi global, dan pangsa pasar. Masing-masing faktor sukses 

kritis diberi bobot dan level. jika  level memiliki  kekuatan 

besar mendapat angka 4, kekuatan kecil memperoleh 3, kelemahan 

kecil 2, dan kelemahan besar 1. Nilainya diperoleh dari perkalian 

antara bobot dan level. 

Analisa  yang paling penting di lingkungan operasional 

yaitu memahami pelanggan perusahaan. Pelanggan dapat 

dikelompokkan menjadi konsumen dan industri. Profil pelanggan 

konsumen dapat disusun menurut informasi geografis, demografis, 

psikografis, perilaku, dan manfaat. Informasi industri mencakup 

variabel operasional, pendekatan pembelian, faktor situasional, dan 

karakteristik pribadi. Profil pelanggan internet dapat dikelompokkan 

berdasar  komunitas minat, komunitas relasi, komunitas transaksi, 

komunitas fantasi, dan komunitas profesional.

Perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasoknya 

untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan 

dalam jangka panjang. Pemasok dapat memberi dukungan berupa 

bahan baku, peralatan, layanan, bahkan dukungan keuangan. 

Pemasok juga dapat membantu dengan harga yang wajar, kualitas 

yang diperbaiki, penyerahan barang tepat waktu dan mengurangi 

biaya persediaan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dalam 

jangka panjang bagi perusahaan. 

Selain pemasok, pemberi kredit yaitu  partner perusahaan 

yang penting sebab  dapat memberi  evaluasi terhadap lingkungan 

operasional perusahaan. Di samping pemberi kredit juga dapat 

mendukung perusahaan dalam bidang keuangan atau sumber 

daya lain untuk mengimplentasikan dan mempertahankan strategi 

bersaing perusahaan. 

-- 364

2. Lingkungan Industri

Dalam industri domestik atau internasional menghasilkan 

barang atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor 

persaingan, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk 

substitusi, daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-menawar 

pemasok dan persaingan di antara para pesaing yang ada (Porter,1985). 

ini   

Ancaman pendatang baru

Daya tawar pemasok                                      Daya tawar pembeli

 Ancaman produk/jasa substitusi

Perintang masuk meliputi skala ekonomi, diferensiasi produk, 

identitas merek, biaya beralih pemasok, kebutuhan modal, akses ke 

jaringan distribusi, keunggulan biaya mutlak, kebijakan pemerintah 

dan perlawanan dari perusahaan yang ada. 

Kekuatan pemasok ditentukan oleh diferensiasi masukan, 

biaya beralih pemasok dari pemasok dan perusahaan dalam industri, 

adanya masukan substitusi, konsentrasi pemasok, pentingnya volume 

penjualan bagi pemasok, biaya relatif terhadap pembelian total 

dalam industri, dampak masukan terhadap biaya atau diferensiasi 

dan ancaman integrasi ke depan relatif terhadap ancaman integrasi 

ke belakang oleh perusahaan dalam industri. 

Faktor penentu ancaman produk substitusi terdiri atas 

harga dan kinerja produk substitusi, biaya beralih pemasok dan 

kecenderungan pembeli terhadap produk substitusi. 

Faktor penentu kekuatan pembeli mencakup konsentrasi 

pembeli dibandingkan dengan konsentrasi perusahaan, volume 

pembelian, biaya beralih pemasok dari pembeli relatif terhadap biaya 

beralih pemasok dari perusahaan, informasi pembeli, kemampuan 

melakukan integrasi balik, produk substitusi, harga pembelian, 

diferensiasi produk, identitas merek, dampak atas kualitas, laba 

pembeli, dan insentif pengambil keputusan. 

Faktor penentu persaingan di antara perusahaan yang ada 

yaitu pertumbuhan industri, biaya tetap, kelebihan kapasitas, 

diferensiasi produk, identitas merek, biaya beralih pemasok, 

konsentrasi dan keseimbangan, ragam pesaing, taruhan korporasi 

dan hambatan keluar. 

Jika kelima kekuatan dan faktor penentu hanya fungsi dari 

karakteristik industri intrinsik, strategi bersaing tentunya sangat 

bergantung pada pemilihan industri yang tepat dan pemahaman 

tentang kelima faktor ini secara lebih baik daripada para pesaing. 

Dengan demikian, keunggulan bersaing tidak dapat dipahami 

jika tidak melihat suatu perusahaan secara keseluruhan. Keunggulan 

bersaing bersumber dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan 

perusahaan dalam merancang, membuat, mendistribusikan, 

mendukung, dan memasarkan produknya. Pada setiap kegiatan 

ini  dapat memengaruhi posisi biaya relatif perusahaan dan 

menciptakan landasan diferensiasi. Strategi keunggulan biaya dan 

strategi diferensiasi mencari keunggulan bersaing dalam beragam 

industri yang luas, sedang  strategi fokus mengejar keunggulan 

biaya (fokus biaya) atau diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam 

segmen yang sempit.

3. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari 

luar operasional perusahaan. Analisa  lingkungan jauh dipakai  

oleh perusahaan yang mampu menjawab dengan menyerang ataupun 

bertahan terhadap faktor-faktor lingkungan jauh dengan merumuskan 

strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman. 

Perubahan di lingkungan jauh dapat memengaruhi perubahan dalam 

permintaan konsumen untuk produk industri serta jasa konsumen. 

Mengenali dan mengevaluasi peluang dan ancaman lingkungan 

jauh membuat organisasi mampu mengembangkan visi dan misi 

yang jelas serta mampu merancang strategi untuk mencapai sasaran 

jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai 

sasaran tahunan. 

Lingkungan jauh ini  lingkungan ekonomi, sosial, politik, 

teknologi, ekologi dan global. 

a. Faktor ekonomi berdampak langsung secara nyata pada berbagai 

strategi. sebab  pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan 

relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategis 

setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan 

ekonomi di segmen-segmen yang memengaruhi industrinya. 

Variabel-variabel ekonomi ini , antara lain:

1) ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan 

yang dapat dibelanjakan;

2) kecenderungan belanja warga ,  suku bunga 

primer, laju inflasi, tingkat pasar uang, defisit anggaran 

pemerintah, produk domistik bruto, pola konsumsi, 

pengangguran, tingkat produktivitas pekerja, nilai dolar 

di pasar dunia; 

3) kecenderungan pasar saham, kondisi ekonomi luar negeri, 

faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan barang dan 

jasa, perbedaan pendatan antarnegara, fluktuasi harga;

4) kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan 

organisasi-organisasi dunia.

b. Faktor sosial berdampak besar pada semua produk, jasa, 

pasar, dan pelanggan. Faktor sosial yang memengaruhi suatu 

-- 367

perusahaan, yaitu kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya 

hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan yang 

berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, 

pendidikan, dan etnik.

c. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik yaitu  per-

timbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan 

strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter 

legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala 

politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang 

perdagangan yang adil, undang-undang antitrust, program 

perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang 

polusi dan penetapan harga, batasan administratif, dan banyak 

lagi tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja, 

konsumen warga  umum, dan lingkungan. sebab  undang-

undang dan peraturan bersifat membatasi, mereka cenderung 

mengurangi potensi laba perusahaan. 

 Beberapa tindakan politik dirancang untuk melindungi dan 

memberi manfaat bagi perpustakaan. Tindakan demikian 

meliputi undang-undang paten, subsidi pemerintah, dan 

hibah dana riset produk. Jadi, faktor politik dapat membatasi 

ataupun bermanfaat bagi perusahaan yang terkena. 

d. Perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner 

memiliki  dampak yang dramatis terhadap perusahaan, di 

antaranya:

1) superkonduktor terbaru dengan hambatan rendah 

terhadap arus listrik mampu merevolusi operasi bisnis, 

khususnya di bidang transportasi, kesehatan, listrik, dan 

industri komputer;

2) internet yaitu  mesin ekonomi global dan nasional 

memacu produktivitas, faktor kunci untuk untuk 

meningkatkan standar kehidupan dan menghemat 

biaya miliaran dolar dalam distribusi dan biaya transaksi 

penjualan langsung untuk sistem yang dapat melayani 

diri sendiri;

3) internet mengubah berbagai peluang dan ancaman siklus 

hidup produk, meningkatkan kecepatan distribusi, 

-- 368

menciptakan produk dan jasa baru, menghapus batas 

pasar geografis dan mengubah trade off secara historis 

antara fleksibilitas dan standardisasi produksi;

4) internet juga mengubah skala ekonomi, mengubah 

hambatan masuk, mendefinisikan kembali hubungan 

antara industri dengan berbagai supplier, kreditur, 

pelanggan, dan pesaing. 

1. Pengertian Bahan Baku 

Bahan baku yang secara langsung dipakai  dalam produksi 

barang-barang tertentu disebut bahan langsung, sedang  bahan 

pembantu pabrik disebut bahan tidak langsung (Smith, Jay M., 

1992).

Menurut Mulyadi (1986: 118), bahan baku yaitu bahan yang 

membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah 

dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian 

lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. 

Bahan baku yaitu  barang-barang yang diperoleh untuk 

dipakai  dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh 

secara langsung dari sumber-sumber alam. Bahan baku juga dapat 

diperoleh dari perusahaan lain. ini  yaitu  produksi akhir 

dari para penyuplai. Contoh, kertas cetak yaitu  produk akhir 

dari pabrik kertas, namun  yaitu  bahan baku bagi perusahaan 

percetakan.

2. Jenis Bahan Baku 

Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro 

dan Marwan Asri (1982: 185), yaitu sebagai berikut.

a. Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Bahan baku langsung yaitu semua bahan baku yang 

yaitu  bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang 

dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini memiliki  

-- 369

hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi 

yang dihasilkan.

Biasanya kuantitas bahan baku langsung yang dibeli tidak 

seimbang dengan kebutuhannya. jika  kuantitas pembelian 

bahan baku langsung lebih besar dari kebutuhannya maka bahan 

baku langsung banyak menumpuk di gudang sehingga kualitasnya 

turun, bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran untuk 

diproses, dan meningkatnya biaya penyimpanan. 

jika  kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih kecil 

dari kebutuhannya maka proses produksi terhambat sebab  kehabisan 

bahan baku langsung, dan timbul biaya tambahan untuk mencari 

bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin. 

Untuk mendapatkan kuantitas yang tepat, dapat dilakukan 

penghitungan dengan memakai  metode Economical Order 

Quantity (EOQ), yaitu jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli 

setiap kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya 

yang paling rendah, namun  tidak akan memicu  kekurangan 

bahan baku langsung.

b. Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan baku ini yaitu bahan baku yang ikut berperanan 

dalam proses produksi, namun  tidak secara langsung tampak 

pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang 

dihasilkan yaitu meja dan kursi maka kayu yaitu  bahan 

baku langsung, sedang  paku dan plamir yaitu  bahan 

baku tidak langsung.

Contoh pada pengertian bahan baku secara umum menyatakan 

bahwa perak sebagai bahan baku untuk pembuatan kerajinan perak, 

jika  perak yang dihasilkan langsung dijual maka harganya akan 

terlalu mahal dan bentuknya juga kurang menarik untuk dinikmati. 

Oleh sebab  itu, untuk mengatasi ini   diperlukan proses 

tertentu yang melibatkan kompor untuk melakukan proses peleburan 

dan pembentukan dari perak murni ke bentuk yang lebih menarik 

sehingga diperoleh nilai ekonomis yang lebih tinggi.

-- 370

3. Komponen Anggaran Bahan Baku Mentah

Anggaran bahan baku mentah yaitu anggaran yang ber-

hubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci 

tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama 

periode tertentu yang akan datang. 

Anggaran bahan baku yaitu anggaran yang bertujuan 

untuk: 

a. memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang 

diperlukan,

b. sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan 

untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung,

c. memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung,

d. sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku 

langsung,

e. sebagai dasar penentuan dasar pokok produksi, yaitu 

memperkirakan komponen harga pokok pabrik sebab  

penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi.

Anggaran bahan mentah terdiri atas empat komponen, 

yaitu:

a. anggaran kebutuhan bahan baku (direct materials used 

budget),

b. anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases 

budget),

c. anggaran persediaan bahan baku (cost of direct materials 

budget),

d. anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai  dalam 

produksi.

a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku 

Anggaran kebutuhan bahan baku yaitu anggaran yang 

disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung 

yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang 

-- 371

akan datang. Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan 

bahan baku, yaitu jenis produk jadi yang dihasilkan jenis bahan 

baku yang dipakai , departemen produksi yang dilalui dalam 

proses produksi, standard usage rate, waktu penggunaan bahan baku 

langsung, dan kuantitas produk jadi.

Standard usage rate yaitu bilangan yang menunjukkan satuan 

bahan baku langsung untuk menghasilkan satuan produk jadi. 

b. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran pembelian bahan baku yaitu anggaran yang disusun 

untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus 

dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan 

faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk 

keperluan produksi.

Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan 

baku yaitu jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses 

produksi, jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli, dan harga 

beli per satuan bahan baku langsung.

c. Anggaran Persediaan Bahan Baku 

Anggaran persediaan bahan baku yaitu anggaran yang 

disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung 

yang harus disimpan sebagai persediaan.

Faktor-faktor yang memengaruhi persediaan bahan baku, 

yaitu:

1) volume produksi selama suatu periode waktu tertentu, 

2) volume minimal bahan baku langsung, 

3) besarnya pembelian yang ekonomis, 

4) taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung pada 

waktu yang akan datang,

5) b iaya  penyimpanan dan  pemel iharaan bahan baku 

langsung, 

6) tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.

Informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan 

baku yaitu jenis bahan baku langsung yang dipergunakan, jumlah 

bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan, harga beli 

per satuan bahan baku langsung, dan nilai bahan baku langsung 

yang tersimpan sebagai persediaan.

d. Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis dipakai  

Anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai  yaitu 

anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan 

dalam satuan uang) bahan baku langsung yang dipakai  dalam 

proses produksi. Informasi yang tercantum dalam anggaran biaya 

bahan baku yang habis dipergunakan, yaitu: 

1) jenis bahan baku langsung yang dipergunakan, 

2) kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan 

untuk produksi,

3) harga per satuan bahan baku langsung, 

4) nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk 

produksi, 

5) jenis produk jadi yang memakai  bahan baku langsung, 

6) waktu pemakaian bahan baku langsung. 

Manfaat penyusunan anggaran biaya bahan baku yang 

habis dipergunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi 

yang dihasilkan dan untuk pengendalian pemakaian bahan baku 

langsung.

Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, 

diperlukan perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan 

baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara 

pengendalian ini  yaitu dengan penyusunan anggaran. 

Salah satu fungsi manajerial dalam operasional suatu 

perusahaan yaitu pengendalian persediaan (inventory controll) 

sebab  kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan 

investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada 

pelanggan di sisi lain. 

Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua 

fungsi bisnis (operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan 

persediaan, ada  konflik kepentingan di antara fungsi bisnis 

ini . Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, 

sedang  marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan 

yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi 

dapat dipenuhi.

Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan 

antara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode 

perencanaan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. 

Manajemen persediaan melibatkan beberapa kegiatan koordinasi 

antara persediaan dan produksi serta kegiatan konsumsi pada 

beberapa tahapan proses dan lokasi yang berhubungan. 


1. De nisi Persediaan

Persediaan yaitu bahan atau barang yang disimpan untuk 

memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk dipakai  dalam proses 

produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku 

cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan 

mentah, bahan pembantu, bahan dalam proses, barang jadi, ataupun 

suku cadang. Dapat dikatakan bahwa persediaan hanyalah suatu 

sumber dana menganggur sebab  sebelum persediaan dipakai  

berarti dana terikat di dalamnya tidak dapat dipakai  untuk 

keperluan lain   persediaan yaitu aktiva 

lancar yang ada  di perusahaan dalam bentuk persediaan bahan 

mentah (bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi). 

Persediaan yaitu bagian utama dari modal kerja dan aktiva 

yang pada setiap saat mengalami perubahan. Dapat disimpulkan 

bahwa persediaan yaitu suatu aktiva yang harus tersedia di 

perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam 

menjalankan perusahaan. 

Persediaan disebut juga inventori, yaitu semua item atau 

sumber daya yang disimpan (stok) untuk dipakai  dalam proses 

bisnis perusahaan/organisasi. Bentuknya bisa bermacam-macam, 

mulai dari bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi atau 

komponen pendukung proses produksi. 

persediaan (inventoris) dipakai  untuk mengartikan 

barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal 

perusahaan dan bahan yang ada  dalam proses produksi atau 

yang disimpan untuk tujuan itu. 

Menurut Mulyadi (2001), dalam perusahaan manufaktur, 

persediaan terdiri atas persediaan produk jadi, persediaan produk 

dalam proses persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, 

persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Di 

perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri atas satu golongan, 

yaitu persediaan barang dagangan yang yaitu  barang yang 

dibeli untuk dijual kembali.

berdasar  beberapa pengertian persediaan ini  di 

atas, dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan yaitu beberapa 

komoditas yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan pada masa 

yang akan datang. 

Oleh sebab  itu, setiap perusahaan pasti memiliki persediaan, 

hanya volumenya yang berbeda. sebab  setiap item tadi memiliki 

nilai (biaya yang sudah dikeluarkan untuk mendapatkannya), nilai 

persediaan dapat dihitung. Idealnya nilai persediaan ini dapat 

dikelola dengan tepat agar tidak membebani perusahaan tanpa 

mengurangi service level kepada pelanggan.

2. Jenis-jenis Persediaan

berdasar  fungsinya, persediaan dikelompokkan menjadi:

a. lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah 

yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. 

Cara ini dilakukan dengan tujuan memperoleh potongan harga 

sebab  pembelian dalam jumlah yang besar dan memperoleh 

biaya pengangkutan per unit yang rendah;

b. fluctuation stock  yaitu  persediaan yang diadakan 

untuk menghadapi permintaan yang tidak bisa diramalkan 

sebelumnya, serta untuk mengatasi berbagai kondisi tidak 

terduga, seperti terjadi kesalahan dalam peramalan penjualan, 

kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman;

c. anticipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk 

menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan 

seperti  mengantisipasi pengaruh musim, yaitu saat  

permintaan tinggi perusahaan tidak mampu menghasilkan 

sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu juga 

persediaan ini ditujukan untuk mengantisipasi kemungkinan 

sulitnya memperoleh bahan sehingga tidak menggangu operasi 

perusahaan.

3. Alasan Diadakannya Persediaan 

Pada prinsipnya, semua perusahaan melaksanakan proses 

produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk 

kelangsungan proses produksi di perusahaan ini . Beberapa 

hal yang memicu  suatu perusahaan harus menyelenggarakan 

persediaan bahan baku menurut Ahyari (2003:150), yaitu sebagai 

berikut.

a. Bahan yang akan dipakai  untuk pelaksanaan proses produksi 

perusahaan tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu 

per satu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta 

pada saat barang ini  akan dipergunakan untuk proses 

produksi perusahaan. Bahan baku ini  biasanya  

akan dibeli dalam jumlah tertentu, yaitu jumlah tertentu yang 

akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses 

produksi perusahaan yang bersangkutan dalam beberapa waktu 

tertentu pula. Bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan, 

namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk 

sebagai persediaan bahan baku di perusahaan ini .

b. jika  perusahaan tidak memiliki  persediaan bahan baku, 

sedang  bahan baku yang dipesan belum datang maka 

pelaksanaan proses produksi di perusahaan akan terganggu. 

Ketiadaan bahan baku akan memicu  terhentinya 

pelaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku. Dengan 

cara ini  akan membawa konsekuensi bertambah tingginya 

harga beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan.

Untuk menghindari kekurangan bahan baku, suatu perusahaan 

dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. 

Akan namun , persediaan bahan baku dalam jumlah besar akan 

memicu  terjadinya biaya persediaan bahan yang semakian 

besar pula. Besarnya biaya akan mengurangi keuntungan perusahaan. 

Di samping itu, risiko kerusakan bahan juga akan bertambah besar 

jika  persediaan bahan bakunya besar.

4. Kerugian dari Ketidakpastian Pengadaan Persediaan 

Bahan Baku

biasanya , penggunaan bahan baku didasarkan pada 

anggapan bahwa setiap bulan selalu sama, sehingga secara berangsur-

angsur akan habis pada waktu tertentu. Agar jangan sampai terjadi 

kehabisan bahan baku yang berakibat akan mengganggu kelancaran 

proses produksi, sebaiknya pembelian bahan baku dilaksanakan 

sebelum habis. Secara teoretis keadaan ini  dapat diperhitungkan, 

namun  tidak semudah itu. Kadang-kadang bahan baku masih cukup 

banyak, namun sudah dilakukan pembelian sehingga menumpuknya 

bahan baku di gudang. ini  bisa menurunkan kualitas bahan dan 

akan memakan biaya penyimpanan.

Secara garis besar, ada dua faktor yang memengaruhi 

ketidakpastian bahan baku, yaitu dari dalam perusahaan dan 

faktor dari luar perusahaan. Ketidakpastian dari dalam perusahaan 

disebabkan oleh faktor perusahaan dalam pemakaian bahan baku 

yang tidak selalu tepat dengan perencanaan.

Ketidakpastian dari luar perusahaan disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar perusahaan. Pada saat perusahaan melaksanakan 

pembelian sudah diperhitungkan agar bahan baku ini  datang 

tepat pada saat persediaan yang ada sudah habis. Pada kenyataannya, 

bahan baku ini  datangnya sering tidak sesuai dengan yang 

telah diperhitungkan, atau bahan ini  datang sebelum waktu 

yang dijanjikan.

5. Manajemen Persediaan

Pada prinsipnya, manajemen persediaan yaitu kegiatan yang 

berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan 

penentuan kebutuhan material/barang lainnya sehingga di satu 

pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain 

pihak investasi persediaan material/barang lainnya dapat ditekan 

secara optimal

Manajemen persediaan atau sistem manajemen persediaan 

yaitu sistem manajemen (merancang, mengeksekusi, dan 

mengevaluasi) persediaan dengan instrumen kebijakan terkait 

dengan:

a. waktu pemesanan kembali harus dilakukan,

b. jumlah item yang harus dipesan,

c. rata-rata level persediaan yang harus dijaga.

Tujuan dari manajemen persediaan yaitu menyelesaikan 

sasaran yang berpotensi untuk memaksimalkan pelayan pada 

pelanggan, memaksimalkan efisiensi pembelian pada produksi, 

meminimalkan investasi stok, memaksimalkan profit.

Manajemen persediaan yaitu  salah satu topik yang sangat 

terkait dengan tujuan -- , yaitu meminimalkan total 

biaya dan meningkatkan service level. ini   disebab kan, 

dengan mengelola persediaan dengan tepat, perusahaan akan meraih 

keduanya sekaligus. Jika rata-rata level persediaan dapat diturunkan, 

secara tidak langsung salah satu komponen biaya produksi dapat 

ditekan, yang berujung pada peningkatan margin keuntungan. Satu 

aspek lainnya yang dapat dicapai dengan pengelolaan persediaan 

yang tepat yaitu service level kepada pelanggan meningkat atau 

minimal tidak turun.

Sebagai salah satu aset penting di perusahaan, perencanaan 

dan pengendalian persediaan yaitu  kegiatan penting yang 

mendapatkan perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Perlu 

ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan 

maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi dan 

kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi (Erlina, 2002).

1. Fungsi Persediaan

a. Fungsi Decoupling 

Persediaan decoupling memungkinkan perusahaan dapat 

memenuhi permintan langganan tanpa bergantung pada supplier. 

Untuk memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara berikut. 

1) Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar 

perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada penyediaan 

supplier dalam hal kuantitas dan pengiriman. 

2) Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian 

yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.

3) Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan 

untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari 

langganan. 

b. Fungsi Economic Lot Sizing 

Tujuan dari fungsi ini yaitu pengumpulan persediaan agar 

perusahaan dapat berproduksi serta memakai  seluruh sumber 

daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat 

mengurangi biaya per unit produk. 

c. Fungsi Antisipasi 

Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu 

pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode 

pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan 

ekstra. Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak 

terganggu. Sehubungan dengan ini  , perusahaan sebaiknya 

mengadakan seaseonal inventory (persediaan musiman). 

2. Manfaat Peran Persediaan

Adapun manfaat dari persediaan yaitu menjamin kebebasan 

atau kelancaran kegiatan operasional internal dan eksternal sehingga 

permintaan pelanggan dapat terpenuhi tanpa bergantung pada 

pemasok. 

3. Prinsip-prinsip Persediaan

Prinsip pengendalian persediaan menurut Matz, yaitu sebagai 

berikut.

a. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang, 

tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengelola bahan 

menjadi barang jadi.

b. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan. 

c. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi 

yaitu  hal yang esensial bagi pembelian, penanganan, 

dan investasi bahan yang efisien. 

d. Kebijakan manajemen berusaha  menciptakan keseimbangan 

antara keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi 

yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan yang 

yaitu  faktor paling utama dalam menentukan investasi 

persediaan.

e. Pemesanan bahan yaitu  tanggapan terhadap perkiraan 

dan penyusunan rencana pengendalian produksi. 

f. Pencatatan persediaan tidak akan mencapai pengendalian atas 

persediaan. 

g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

1. Perencanaan Persediaan Bahan Baku 

Perencanaan kebutuhan bahan yaitu sistem perencanaan 

yang fokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta 

kemudian menentukan permintaan turunan untuk bahan baku, 

komponen dan sub-perakitan pada saat tahapan produksi terdahulu 

2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku 

Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam 

suatu perusahaan, tentunya diusahakan untuk dapat menunjang 

kegiatan yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan 

dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada di perusahaan akan 

menunjang terciptanya pengendalian bahan baku yang baik dalam 

suatu perusahaan.

Pengendalian persediaan yaitu  fungsi manajerial yang 

sangat penting bagi perusahaan sebab  persediaan fisik di perusahaan 

akan melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. 

Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian 

yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produk 

dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.

Pengendalian persediaan yaitu  aktivitas mempertahankan 

jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk 

barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian 

material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada 

material dan banyak pada jasa pasokan sebab  konsumsi sering 

bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan 

persediaan.

Istilah pengendalian yaitu  penggabungan dari dua 

pengertian yang sangat erat hubungannya, namun  dari masing-masing 

pengertian ini  dapat diartikan sendiri-sendiri, yaitu perencanaan 

dan pengawasan. Pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih 

dahulu tidak ada artinya, demikian pula sebaliknya, perencanaan 

tidak akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan.

3. Penilaian Persediaan

Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan 

dalam satu periode adalah:

a. menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual/

sudah menjadi biaya;

b. menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual 

(yang harus dilaporkan di neraca);

c. harga pokok (cost) dalam persediaan yaitu semua pengeluaran 

langsung/tidak langsung yang timbul untuk penyiapan dan 

penempatan agar persediaan ini  dapat dijual;

d. ada  beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan 

persediaan, antara lain harga beli, biaya pembelian, ongkos 

angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun 

harga pokok barang hanya terdiri atas harga beli ditambah 

ongkos angkut, sedang  biaya-biaya lain dicatat sebagai 

biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang 

bersangkutan;

e. di perusahaan industri ataupun perusahaan dagang, transaksi 

menyangkut persediaan yaitu hal pokok yang menyangkut 

sebagian besar sistem akuntansi. 

4. Pengawasan Persediaan Bahan Baku 

Pengawasan bahan yaitu suatu fungsi terkoordinasi di 

organisasi yang terus-menerus disempurnakan untuk meletakkan 

pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku dan persediaan 

biasanya , serta menyelenggarakan pengendalian internal yang 

menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung 

sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan, pengawasan 

bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau rupiah 

bahan

1. Bahan Baku

Meskipun istilah bahan baku dapat dipakai  secara luas 

untuk menutup seluruh bahan baku yang dipergunakan dalam 

produksi, sebutan acapkali dibatasi untuk barang-barang yang 

secara fisik dimasukkan dalam produk yang diproduksi. 

Istilah bahan pembantu pabrik (faktory supplies) atau bahan 

pembantu produksi (manufacturing supplies) kemudian dipergunakan 

untuk menyebut bahan tambahan, yaitu bahan baku yang diperlukan 

dalam proses produksi, namun  tidak secara langsung dimasukkan 

dalam produk. 

Minyak dan bahan bakar untuk peralatan pabrik, bahan 

pembantu pembersih, dan pos-pos serupa digolongkan dalam 

bentuk kelompok ini sebab  pos-pos ini tidak dimasukkan dalam 

suatu produk, namun  hanya membantu dalam produksi secara 

keseluruhan. Bahan baku yang secara langsung dipakai  dalam 

produksi barang-barang tertentu disebut bahan langsung, sedang  

bahan pembantu pabrik disebut bahan tidak langsung 

2. Barang-barang dalam Proses

Barang-barang dalam proses dapat juga disebut pekerjaan 

dalam proses yang terdiri atas barang-barang baru sebagian diproses 

dan perlu dipekerjakan lebih lanjut sebelum dijual. Persediaan ini 

meliputi tiga unsur biaya, yaitu biaya langsung, upah langsung, 

biaya tidak langsung atau biaya overhead produksi (manufacturing 

overhead).

Biaya bahan yang secara langsung diindentifikasikan dengan 

barang-barang dalam produksi dikelompokkan menjadi:

a. biaya tenaga kerja langsung dapat diidentifikasikan dengan 

barang-barang dalam produksi,

b. biaya tidak langsung pabrik yang dapat dilekatkan pada 

barang-barang yang masih dalam produksi 

3. Barang-barang Jadi

Barang-barang selesai (finished goods) yaitu  produk 

yang telah diproduksi dan menunggu dijual. Pada saat produk ini 

diselesaikan, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi 

ditransfer dari barang dalam proses ke perkiraan persediaan 

selesai. 

1. Sistem Akuntansi Persediaan 

Sistem akuntansi persediaan yaitu formulir, catatan prosedur, 

dan alat-alat yang dipakai  untuk mengolah data mengenai usaha 

kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan 

balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk 

mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan 

seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah 

untuk menilai hasil operasi.

Dalam sistem akuntansi persediaan secara manual, diselenggara-

kan dua catatan akuntansi, yaitu di fungsi gudang dan di fungsi 

akuntansi. Di bagian gudang diselenggarakan kartu gudang untuk 

mencatat kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang 

disimpan di gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga 

pokok tiap jenis barang, namun  hanya berisi informasi kuantitas tiap 

jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang ini disimpan 

dalam arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas 

fisik barang di gudang. Di samping kartu gudang, bagian gudang 

juga menyelenggarakan kartu barang yang ditempelkan di tempat 

penyimpanan barang. 

Kartu gudang ini berfungsi sebagai identitas barang yang 

disimpan, untuk memudahkan pencarian barang sekaligus untuk 

mencatat mutasi kuantitas barang. Di bagian kartu persediaan (fungsi 

akuntansi) ada kartu persediaan yang dipakai  untuk mencatat 

kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu 

persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas 

barang yang diselenggarakan oleh bagian gudang. Di samping itu, 

kartu gudang persediaan ini yaitu  rincian rekening kontrol 

persediaan yang bersangkutan dalam buku besar.

a. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan 

1) memberi  informasi mengenai persediaan mulai dari 

pengakuan sampai proses penerimaannya dengan prosedur 

yang baku.

2) memberi  informasi mengenai alur persediaan yang ada 

sehingga pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat 

pengendalian yang diperlukan.

3) Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat 

diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.

b. Prosedur Pencatatan Sistem Akuntansi Persediaan

Prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi 

persediaan, yaitu sebagai berikut.

1) Prosedur pencatatan produk jadi. Dalam prosedur ini harga 

pokok produk jadi didebitkan, sedang  persediaan produk 

jadi dikreditkan di rekening barang dalam proses. Dokumen 

sumber yang dipakai  dalam prosedur pencatatan ini yaitu 

laporan produk selesai dan bukti memorial.

2) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual. 

Prosedur ini yaitu  salah satu prosedur dalam sistem 

penjualan di samping prosedur lainnya seperti prosedur order 

penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman 

barang, prosedur penagihan, dan prosedur pencatatan 

piutang. 

3) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima 

kembali dari pembeli. Jika produk jadi yang telah dijual 

dikembalikan oleh pembeli, transaksi retur penjualan ini 

akan memengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah 

kuantitas produk pada kartu gudang yang diselenggarakan 

oleh bagian gudang serta menambah kuantitas dan harga 

pokok produk jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan 

produk jadi. Prosedur ini yaitu  salah satu prosedur yang 

membentuk sistem retur penjualan. 

4) Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga 

pokok persediaan produk dalam proses. Pencatatan produk 

dalam proses umumnya dilakukan perusahaan pada akhir 

periode, yaitu pada saat dibuat laporan keuangan bulanan 

dan laporan keuangan tahunan. 

5) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli. 

Prosedur ini yaitu  salah satu prosedur yang membentuk 

sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok 

persediaan yang dibeli. 

6) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan 

kepada pemasok. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalkan 

kepada pemasok maka transaksi retur pembelian ini akan 

memengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi 

kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan 

oleh bagian gudang dan mengurangi kuantitas serta harga 

pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan 

dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Adapun dokumen 

yang dipakai  dalam prosedur pencatatan harga pokok 

persediaan yang dikembalikan kepada pemasok yaitu laporan 

pengiriman barang dan memo debit.

7) Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang. Prosedur 

ini yaitu  salah satu prosedur yang membentuk sistem 

akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga 

pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis 

pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan 

produksi dan kegiatan non-produksi.

8) Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan sebab  

pengembalian barang gudang. Transaksi pengembalian barang 

gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang 

di gudang. Dokumen yang dipakai  dalam proses prosedur 

pengembalian barang gudang yaitu bukti pengembalian 

barang gudang.

9) Sistem perhitungan fisik persediaan. Sistem perhitungan 

fisik persediaan umunya dipakai  oleh perusahaan untuk 

menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, 

yang hasilnya dipakai  untuk meminta pertanggung jawaban 

bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan.

c. Fungsi Penghitungan Fisik Persediaan

Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakan penghitungan 

fisik persediaan umumnya bersifat sementara, berbentuk panitia 

atau komite, anggotanya dipilihkan dari karyawan yang tidak 

menyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak 

melaksanakan fungsi gudang. Panitia penghitungan fisik persediaan, 

terdiri atas pemegang kartu penghitungan cek, penghitung, 

pengecek. 

Dengan demikian, berbagai fungsi yang terkait dalam sistem 

persediaan, yaitu sebagai berikut.

1) Panitia perhitungan fisik persediaan. Panitia ini berfungsi untuk 

melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan 

hasil penghitungan ini  kepada bagian kartu persediaan 

untuk dipakai  sebagai dasar penyesuaian terhadap catatan 

persediaan dalam kartu persediaan. 

2) Fungsi akuntansi. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, 

fungsi ini bertanggung jawab untuk:

a) mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang 

dihitung dalam daftar hasil penghitung fisik,

b) mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang 

tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik,

c) mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil 

penghitungan fisik,

d) melakukan pencocokan data  persediaan dalam 

jurnal umum berdasar  hasil penghitungan fisik 

persediaan.

3) Fungsi gudang. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, 

fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan pencocokan 

data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang 

berdasar  hasil penghitungan fisik persediaan.

2. Sistem Pencatatan Persediaan 

Sistem pencatatan persediaan yang lazim dipakai  ada dua 

macam, yaitu sistem fisik (physical inventory system) dan sistem 

perpetual (perpetual inventory system).

a. Sistem Fisik (Physical Inventory System)

Sistem persediaan fisik atau periodik yaitu sistem saat  harga 

pokok penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan 

perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas 

unit yang terjual atau yang ada di tangan. Sistem fisik dipakai  

untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan 

pada akhir periode akuntansi. 

Ciri-ciri sistem fisik atau periodik, yaitu:

- pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat serta 

tidak diperhitungkan dalam suatu catatan tertentu,

- pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian 

bukan persediaan barang,

- perhitungan persediaan akhir sekaligus dipakai  untuk 

perhitungan harga pokok penjualan dengan memakai  

jurnal penyesuaian.

Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, namun  

kurang baik untuk pengawasan persediaan sebab  kekurangan 

persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen tidak 

memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.

b. Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)

Sistem persediaan perpetual yaitu sistem yang menyelenggara-

kan pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan 

harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan 

didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). 

Kartu persediaan dipakai  untuk mencatat transaksi setiap jenis 

persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan barang, kode 

barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi 

yaitu tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan 

sisa atau saldo persediaan. Berikut ini contoh kartu persediaan.

Nama perusahaan: Jenis barang: Kode barang: Gudang 

Tgl.

Pembelian Penjualn Saldo

Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah

          

Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual, 

yaitu:

- setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit 

rekening persediaan barang,

- setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit 

persediaan beberapa harga pokok penjualan,

- setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo 

persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan 

laporan perhitungan laba rugi sebab  penentuan persediaan akhir 

tidak perlu menghitung fisiknya, namun  perhitungan fisiknya tetap 

dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.

3. Dokumen yang dipakai 

Menurut Mulyadi (2001), dokumen-dokumen yang dipakai  

dalam sistem akuntansi persediaan yaitu sebagai berikut.

a. Laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk 

selesai dipakai  oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan 

kuantitas produk jadi balam kartu gudang. Buki memorial 

dipakai  untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga 

pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan 

dipakai  sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi 

selesainya produk jadi dalam jurnal umum.

b. Surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order 

pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order 

penjualan. sesudah bagian gudang mengisi surat order 

pengiriman dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan 

kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman 

ini  bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke 

bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk 

jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam 

kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima 

oleh bagian ini  dari bagian penagihan.

c. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. 

d. Dokumen yang dipakai  untuk merekam, meringkas, dan 

membukukan hasil perhitungan fisik persediaan yaitu 

kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang dipakai  

untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar 

hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang dipakai  

untuk meringkas data yang telah direkam dalam hasil kartu 

perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial dipakai  

untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai 

akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

4. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang dipakai  dalam sistem penghitungan 

fisik persediaan, yaitu sebagai berikut.

a. Kartu persediaan, untuk mencatat kuantitas dan harga pokok 

barang yang disimpan di gudang yang tercantum dalam kartu 

persediaan oleh bagian kartu persediaan berdasar  hasil 

penghitungan fisik persediaan.

b. Kartu gudang, berfungsi sebagai identitas barang yang 

disimpan, untuk memudahkan pencarian barang sekaligus 

untuk mencatat mutasi kuantitas barang yang tercantum 

dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang 

berdasar  hasil penghitungan fisik persediaan. 

c. Jurnal umum, dipakai  untuk mencatat jurnal penyesuaian 

rekening persediaan sebab  adanya perbedaan antara saldo 

yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut 

penghitung fisik.

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan fisik 

persediaan, yaitu sebagai berikut.

a. Prosedur penghitung fisik, yaitu tiap jenis persediaan di gudang 

dihitung oleh penghitung dan pengecek secara independen 

yang hasilnya dicatat dalam kartu penghitung fisik.

b. Prosedur kompilasi, yaitu pemegang kartu penghitung fisik 

melakukan perbandingan data yang dicatat dalam kartu 

penghitung fisik serta melakukan pencatatan data yang 

tercantum dalam kartu penghitung fisik ke dalam daftar 

penghitung fisik.

-- 391

6. Unsur Pengendalian Internal

Pengendalian internal yaitu  salah satu alat bagi 

manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan peusahaan telah 

sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada sehingga operasi 

perusahaan dapat berjalan lancar, aktivitas perusahaan dapat 

terjamin keamanannya, dan kecurangan serta pemborosan dapat 

dicegah. Unsur pengendalian internal dalam sistem penghitungan 

fisik persediaan digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai 

berikut.

a. Organisasi

Unsur organisasi, meliputi:

1) penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu 

panitia yang terdiri atas fungsi pemegang kartu penghitung 

fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek;

2) panitia yang dibentuk harus terdiri atas karyawan, selain 

karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan serta 

biaya sebab  karyawan di kedua bagian inilah yang dievaluasi 

tanggung jawabnya atas persediaan. Tujuan penghitungan fisik 

persediaan untuk meminta pertanggungjawaban mengenai 

barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan pertanggung-

jawaban mengenai ketelitian dan keandalan data persediaan 

yang dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi 

persediaan. 

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, meliputi:

1) daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani 

oleh ketua panitia penghitungan fisik persediaan. Daftar hasil 

penghitungan fisik berisi informasi hasil penghitungan fisik 

persediaan. Daftar ini yaitu  dokumen sumber sebagai 

dasar untuk menyesuaikan kartu persediaan dan kartu gudang, 

serta yaitu  dokumen pendukung bukti memorial yang 

dicatat dalam jurnal umum;

2) pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas 

kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh 

pemegang kartu penghitungan fisik. ini  dimaksudkan agar 

setiap dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin 

ketelitinnya;

3) harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan 

fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam 

prosedur penetapan harga (pricing procedur);

4) penyesuaian terhadap kartu persediaan didasarkan pada 

informasi (kuantitas ataupun harga pokok total) tiap jenis 

persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan 

fisik. sesudah kuantitas tiap jenis persediaan yang dihitung 

dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik, kemudian 

ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok 

tiap jenis persediaan, untuk dasar penyesuaian data yang 

dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan. 

c. Praktik yang Sehat

Praktik yang sehat, meliputi unsur-unsur:

1) kartu penghitung fisik bernomor urut tercetak dan pengguna-

annya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu 

penghitungan fisik; 

2) perhitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali 

secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua 

kali oleh pengecek;

3) kuantitas dan data persediaan lain yang tercantum dalam 

kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh pemegang kartu 

penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam 

penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan 

fisik;

4) peralatan dan metode yang dipakai  untuk mengukur dan 

menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitian-

nya.