Tampilkan postingan dengan label intelijen 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label intelijen 5. Tampilkan semua postingan
intelijen 5
wa surat kabar
ini dimotivasi oleh motif untuk:
Pemerasan
Balas dendam pribadi dari mantan konsultan media dari Opus
Bertindak mewakili kelompok koruptor untuk melemahkan usaha
penanggulangan korupsi oleh Opus
Walaupun pemberitaan ini telah berlalu sekitar dua tahun, Opus
tidak melakukan pendekatan ke pihak pemerintah untuk mencegahnya,
sebab diyakini bahwa berita pemberitaan ini akan berhenti
dengan sendirinya. Bagaimanapun, sebab faktanya tidak seperti itu, dan
masih ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang tetap
mempublikasikan kebohongan tak berdasar ini , Opus akan
mengambil tindakan hukum dengan melapor ke pihak yang berwajib, dan
membawa para provokator ke pengadilan.
Fakta-fakta:
1. Opus Supremus merasakan dukungan yang sangat baik dan
dikenal oleh semua kalangan dalam masyarakat negara kita.
2. Lebih dari 80% staff dan mantan staff Opus Supremus
termasuk ketuanya yaitu Muslim negara kita yang berasal dari
Madura, Jawa, Banten dan Palembang dengan keyakinan dan
sikap keberagamaan yang kuat.
3. Tidak di negara kita maupun di luar negara kita, Opus diasosiasikan
dengan Freemason/Zionis atau organisasi sejenisnya.
363
4. Tak satupun nama atau staff dari Opus Supremus terdaftar
dalam Freemason/Zionis atau organisasi sejenisnya.
5. Tak satupun staff dari Opus Supremus secara global yang
pernah dituduh atau didakwa dalam berbagai jenis tindak
kejahatan.
6. Beberapa orang yang disebut dalam artikel telah meninggal
beberapa tahun sebelum artikel ini terbit.
7. Opus menghornati hukum di semua negara tempatnya berada
dan kegiatan perusahaannya transparan dalam segala
aktivitasnya.
8. Tuduhan yang dipublikasikan dengan maksud pemerasan dan
pemaksaan terhadap Opus Supremus menyebabkan sejumlah
kerugian.
9. Siapapun yang mempublikasikan kebohongan semacam itu tanpa
verifikasi fakta dan data akan dibawa ke pengadilan dan
kompensasi dari kerugian yang ditimbulkan akan dituntut.
Langkah kedepan
Opus Supremus telah merestrukturisasi diri dan berfokus pada
investasi ekuitas private di Asia Tenggara sebagaimana di Eropa
Timur, yang akan menciptakan banyak kesempatan kerja, akan
membawa lebih banyak modal dan meningkatkan kesejahteraan
banyak keluarga. negara kita merupakan elemen penting dalam agenda
investasi Opus, sebab itu, marilah semua pihak mengabaikan segala
tuduhan yang penuh kepalsuan dan kesalahan ini.
364
# posted by Opus Supremus : 10:58 AM
365
Travel Warning Aparat Asing !
DI KLATEN, MOBIL DIHADANG 3 ORANG; Direktur Sekolah Antiteror
Ditembaki
Sejujurnya saya tidak kaget dan tidak ngeri dengan kasus penembakan
yang dialami Direktur Sekolah Antiteror Jakarta Centre for Law
Enforcement Cooperation (JCLEC), Lester Cross. Boleh saya saya
sampaikan itu cuma warning saja...berikutnya bisa dipastikan berupa bom
atau minimal peluncur granat yang lebih efektif terhadap mobil-mobil
anti peluru. Ketika saya menerima surat yang mengatasnamakan Abu
Dujana saya menilai untuk perlu menyampaikannya kepada publik sebab
nadanya yang cukup serius. Beberapa informasi tambahan semakin
menambah keyakinan saya bahwa apa yang diancamkan terhadap aparat
asing atau intelijen asing akan terwujud pada saatnya. Kelompok yang
menyampaikan informasi kepada benar-benar mengetahui
gerakan aparat asing yang resmi, dan mereka terus meningkatkan
kewaspadaan terhadap aparat asing yang menyamar.
Sangat mungkin bila kasus yang menimpa Lester Cross yang
berkebangsaan Australia itu salah satu realisasinya. Dengan pengalaman
nyaris terbunuh oleh tiga orang tak dikenal yang salah seorang di
antaranya menembak ke Lester, mudah-mudahan melahirkan kesadaran
kepada aparat asing untuk tidak seenaknya di bumi negara kita Raya.
366
Juga terbuka kemungkinan bila pelakunya ternyata cuma perampok
bersenjata yang kebetulan menduga ada mangsa empuk. Kalo kata Polisi
tunggu hasil penyelidikan, namun hasil itu nanti setelah direka-reka
dengan segala perhitungan situasi dan kondisi silahkan rekan-rekan nilai
sendiri mana yang mendekati kebenaran.
Bagi saya sebenarnya sah-sah saja ada kerjasama internasional sesama
lembaga penegak hukum, sesama lembaga intelijen, sesama aparat
keamanan. Namun diperlukan kecerdasan bagi segenap aparat negara kita
untuk lebih waspada dalam mencermeninggal tindak-tanduk aparat asing.
Selain itu, yang lebih penting lagi yaitu dalam mengungkap motif-motif
tersembunyi yang mengarah pada penghancuran negara kita Raya. Lebih
jauh lagi jangan menjadi cecunguk kepentingan asing yang akan merobek-
robek kedaulatan negara kita Raya, apapun bentuk proyeknya betapapun
menggiurkannya dana proyek, serta bagaimanapun manisnya investasi dan
bantuan itu, harus berjalan di atas blue print amanat penderitaan rakyat
negara kita Raya.
Ingat kerjasama tidak identik dengan melacurkan diri kepada asing,
sebab kerjasama dibangun diatas fondasi kesetaraan dalam bentuk
partner atau counterpart, saling menghornati . Memang tidak bisa
disangkal jika ada aparat kita yang kebablasan menjadi simpati kepada
asing sebab disuapi 200-500 dollar per hari atau diberi fasilitas ini dan
itu. Bila ada yang kebablasan tentunya menjadi tugas provost atau
inspektorat tiap-tiap institusi untuk menyelidikinya.
367
Kembali pada masalah travel warning aparat asing, saya garis bawahi
bahwa travel warning ini benar-benar hanya untuk mereka orang asing
yang melakukan kegiatan mata-mata atau yang mengganggu ketentraman
rakyat negara kita. Bagi orang asing yang ingin berwisata merasakan
keindahan alam nusantara dan merasakan keelokan budaya negara kita,
maka travel warning ini tidak berlaku.
Catatan : Mas Agus yang baik...terima kasih atas infonya.
Sekian
SW
Berdasarkan peringatan Intelijen Komuniti maka menghapus
Foto Mister Lester dan sejumlah pejabat polisi dalam artikel ini.
Posted by Senopati Wirang /Tuesday, December 04, 2007
368
Bagaimana Memenangkan Perang Ide
Sebagian besar kalangan intel di seluruh dunia termasuk di negara kita
lebih merasa "hebat" jika terlibat dalam operasi khusus yang penuh
aksi serta berdana besar. Yah...kira-kira mirip dengan kisah-kisah Double
0 Seven. Untuk mendapatkan gelar double 0 dikisahkan harus melalui
tahapan berbagai level operasi yang sangat berat.
Padahal di dunia modern ini hal yang juga sangat penting yang harus
dikuasai intelijen negara kita yaitu bagaimana memenangkan perang ide,
pikiran, serta penguasaan opini, bukan saja dalam level nasional namun
juga dalam level internasional. Andaikata saja...saya bisa bebas bergerak,
tentu saya akan membuka pelatihan gratis kepada rekan-rekan Blog I-I.
namun melalui Blog ini, saya kira rekan-rekan akan bisa memahami,
bahkan bisa mengembangkan lebih jauh dan lebih dalam lagi.
Mengapa perang ide sangat penting? sebab hal ini terkait dengan
penciptaan di dunia yang terjadi dua kali. Apapun yang manusia ingin
wujudkan akan melalui tahapan pertama penciptaan blue print ide,
kreatifitas, imajinasi (termasuk niat atau intention). lalu
dilanjutkan dengan tahapan kedua perwujudan dalam bentuk materi dalam
bentuk produk apapun bentuknya.
Ambil saja contoh demokrasi yang sekarang sudah mencapai tahapan
perwujudan materi secara utuh di negara kita. Awalnya merupakan ide
intelektual negara kita yang berguru ke negeri barat serta meyakini ide
369
demokrasi sebagai jalan terbaik dalam mengelola kekuasaan negara.
Sekarang kita bisa menyaksikan perwujudan tahap kedua yaitu pada
pelaksanaan ide itu secara nyata dalam bentuk pemilu nasional, pilkada,
musyawarah rencana pembangunan, pengambilan keputusan, sistem
hukum, dst...dst.
Contoh lain yang masih berada dalam tahapan kumpulan blue print yaitu
konsep negara Islam. Lihat saja kumpulan karya intelektual kelompok
Hizbut Tahrir, saya kira mereka termasuk yang cukup lengkap blue print-
nya. Namun perwujudan tahap kedua masih berada jauh di belakang ide
demokrasi.
Contoh lain di tingkat internasional misalnya bahwa kebanyakan orang
Amerika percaya bahwa negara Amerika Serikat sedang menghadapi
empat perang yaitu perang di Irak, Afghanistan dan kelompok Islam
Teroris di seluruh dunia yang dikenal dengan sebutan "perang melawan
teror". Satu tambahan terakhir yaitu perang melawan penyebaran
ideologi Islam radikal. Dalam definisi sempit, AS telah menang dalam
perang melawan teror sebab sebagian besar pimpinan dunia
mendukungnya, namun bagaimana dengan perang ideologi? Kekejaman AS
dalam perang melawan teror justru membalikkan simpati serta telah
memperyakin sejumlah pimpinan negara khususnya Rusia dan China untuk
tidak percaya atau sangat berhati-hati.
Sementara itu, kelompok radikal Islam memperoleh angin segar
pembenaran dengan perilaku kejam Israel di Lebanon, dan wilayah
370
Palestina, perilaku pendudukan tentara asing multinasional di Irak dan
Afghanistan yang terlalu lama, telah mendorong lahirnya
ketidakpercayaan pada ide pembebasan ala Amerika Serikat di dalam
sanubari rakyat Libanon, Palestina, Irak dan Afghanistan yang setiap hari
harus menyaksikan kemeninggal an saudara/saudarinya.
Itu semua yaitu akibat langsung dari kebijakan pemerintah Amerika
Serikat yang menggambarkan seolah-olah terjadi perang melawan Islam.
Sekarang ketika menyaksikan solidnya kekuatan anti AS di Rusia, mulai
kebakaran jenggot dan tampaknya ide-ide demokrasi akan segera
dihembuskan kembali ke sana. Perang semu yang dikembangkan AS telah
membelit negara adidaya ini dengan terlalu banyak persoalan
internasional yang bila dibiarkan justru akan menjadi kejatuhan bagi AS.
Persepsi terhadap AS di dunia Muslim sangatlah buruk, dengan
pengecualian Kerajaan Saudi Arabia yang sudah tidak pantas disebut
sebagai pelindung dua tanah suci. lalu bagaimana AS
memperbaikinya, salah satunya tentu saja dengan penciptaan tim reaksi
cepat media, memaksimalkan peranan intelijen dan diplomat untuk
melakukan pendekatan kepada wartawan dan media lokal untuk
memperbaiki isi dan pesan. Silahkan tanyakan kepada seluruh kalangan
pers negara kita, apa benar antek asing terbanyak itu ada di kalangan
pemerintahan dan pers?
Keberhasilan nyata program AS dalam mengurangi citra buruknya di
dunia Islam yaitu dengan cara "membina" Islam Liberal, Islam Moderat,
371
Islam Demokrat, dalam suatu revolusi konsep tentang Jihad melalui
media diplomasi publik. Sehingga akhirnya di tiap-tiap negara Islam akan
berhadap-hadapan sesama Islam yang meyakini Jihad dalam artian
masing-masing. Hmmm ini belum termasuk isu pinggiran pengalih
perhatian seperti aliran sempalan yang lalu ramai sebab aspek
kesesatannya.
Semua itu secara terencana disusun dengan sangat hati-hati dan memiliki
blue print yang jelas. sebab kebijakan negara AS telah menyatakan
Perang Suci maka berbagai strategi harus melindunginya dari segala
penjuru. Strategi yang mencakup operasi terbuka dan tertutup untuk
mendukung kelompok lokal anti Islam, seperti LSM tertentu, partai yang
anti Islam atau yang bersifat tidak Islami, ini cukup massive dan
agak berlebihan. Selain itu pemanfaatan yang sangat cerdik juga
merambah dunia serikat buruh, gerakan wanita, kebebasan media,
institusi pendidikan, serta gerakan pemuda. Rekan-rekan bisa perhatikan
secara seksama bagaimana proses pembebasan seksual negara kita
dilakukan secara baik melalui media cetak dan elektronik, bahkan
belakangan akan menghapuskan lembaga sensor film.
Sebuah kalimat kunci dalam proyek AS ini yaitu menanamkan
informasi tentang Salafis atau Wahabi beserta koneksinya dengan
kelompok Islam radikal. Padahal negara Kerajaan Saudi Arabia yaitu
penganut Wahabi, namun Wahabi pro AS sehingga tidak mengalami perlu
ditekan seperti gerakan di negara kita.
372
Contoh lokal dan internasional yang saya ilustrasikan di atas hanyanya
sebagian kecil dari berbagai perang ide yang sedang dihadapi negara kita.
Apa yang sangat menyedihkan hati saya yaitu bahwa negara kita Raya
bahkan tidak sadar kalau sedang berperang di dunia ide. Ketika kita kalah
dalam perwujudan kedua secara nyata, yang bisa dilakukan mungkin hanya
menangis, menyesali, marah-marah, mengumpat sana-sini, saling lempar
kesalahan dan menanggung semua malu dalam kehidupan yang singkat ini.
Saya kagum dengan sindiran cerdas kelompok seniman angklung (bamboo
instrument) asal Jawa Barat yang tetap mengajarkan kesenian angklung
di Malaysia, namun secara tegas meminta rakyat Malaysia untuk sadar
diri dan punya rasa malu bila mencuri kesenian Jawa Barat. Saya juga
simpati kepada kelompok seniman Reog asal Ponorogo yang menyampaikan
protes ke kedutaan Malaysia. Namun pimpinan negara, pimpinan
kementerian, pimpinan intelijen, dan elemen penting negeri ini....mengapa
tidak ada yang mengupayakan blue print pemeliharaan kebudayaan budaya
nusantara. Ya..saya tahu Departemen Pendidikan dan Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata telah memiliki program-program yang baik,
namun apakah sudah cukup?
Bagaimana juga dengan menghadapi pencitraan buruk terhadap tentara yang
dianggap belum reformasi total, khususnya dalam menghadapi masalah
separatisme yang dikaitkan dengan HAM. Apakah itu kenyataan "mimpi
buruk" atau fitnah para pencari keuntungan dari isu merdeka? Bagaimana
pula jajaran penerangan tentara melaksanakan perang ide dan
373
perwujudannya?
Ah terlalu banyak isu-isu yang bisa disebutkan yang akan menggambarkan
betapa vitalnya perang ide ini .
Semoga rekan-rekan ada yang tergerak untuk mengambil
inisiatif menjadi panglima-panglima perang ide. Atau minimal sebagai
Ronin terus menghembuskan semangat negara kita Raya.
Ide tulisan serta ada sari kutipan dari Washington Post
Sekian
Senopati Wirang
Posted by Senopati Wirang /Tuesday, December 04, 2007
374
Perang Ide di Metro TV
East West Connection yang ditayangkan pada malam tanggal 5 Desember
yaitu nama program yang persis menggambarkan salah satu mekanisme
perang ide sebagaimana pernah sedikit saya singgung dalam artikel
Bagaimana Memenangkan Perang Ide.
America Abroad Media bekerjasama dengan Metro TV menjadi Host
Bersama sebuah acara yang bagi saya telah membuktikan betapa
pentingnya perang ide.
Dibawakan oleh Andrea Koppel bersama Najwa Shihab serta kunjungan
Kania Sutisnawinata ke DC, kita bisa menyaksikan sebuah acara yang baru
dan menarik. Dengan menampilkan dua Profesor negara kita yaitu Prof.
Amin Rais dan Prof. Azyumardi Azra dan dua pakar asal AS, yaitu Carl
Gershman, MEd (President the National Endowment for Democracy) dan
Karl D. Jackson, PhD (Director of Asian Studies, John Hopkins, SAIS).
Bagi mereka orang negara kita yang positif thinking akan segera
memberikan applause....Program yang bagus !
Lalu bagaimana menilainya?
East West Connection sesuai dengan judulnya dibungkus oleh sebuah
idealisme untuk melahirkan sebuah terobosan sharing persepsi,
pemahaman dan ruang lingkup hubungan Islam, Teokrasi, Demokrasi,
persepsi tentang AS di dunia Islam, perspesi tentang AS di negara kita,
375
juga sebaliknya persepsi masyarakat AS tentang Islam dan negara kita.
Panelis negara kita bagi saya tampak dibawah performa yang seharusnya
sebab terasa terlalu umum dan tidak menukik tajam komentarnya.
Singkat kata baik pak Amin maupun Pak Azra berpendapat bahwa Islam
tidak bertentangan dengan demokrasi, bahkan tampak arah pandangan
yang justru menganggap nilai-nilai demokrasi banyak terdapat dalam
ajaran Islam. Menurut Prof. Amien Rais, dilihat dari sisi ke-Islaman
ajaran agama ini tidak menghalangi diterapkannya nilai-nilai demokrasi
dalam sendi kehidupan bermasyarakat. Prof Azra kurang lebih juga
demikian, dengan sedikit penekanan pada ekses demokrasi yang too much
di sana-sini di negara kita.
Prof. Karl D. Jackson tampak membela diri manakala Prof. Amin Rais
berulang kali menyampaikan soal faktor BUSH yang dominan dalam
penciptaan persepsi tentang AS. Sebenarnya saya agak kecewa dengan
landasan argumentasi Prof Amin Rais yang terlalu menekankan kepada
aspek BUSH sebagai penyakit yang harus ditunggu lenyapnya. Sebagai
seorang akademisi Politik Internasional seharusnya Prof Amin paham
bahwa faktor ideosyncretic yang melekat pada diri BUSH hanya
sepersekian persen dari proses pembentukan kebijakan luar negeri AS,
seharusnya diperjelas ke dalam kelompok pengambil kebijakan plus Think
Tank pendukungnya. Dalam hal ini AS perlu dipahami dari perspektif
Republikan dan Demokrat serta Neocon beserta radikal Evangelisnya.
Tapi saya maklum...mungkin saja keterbatasan waktu menyebabkan
diskusi panel ini tampak hambar dan belum menyentuh akar
376
persoalannya.
Dari sisi pakar AS, tampak bahwa penguatan demokrasi dianggap sebagai
obat mujarab yang sedang digeluti negara kita dan hal itu memang tidak
mudah dan memerlukan proses dan waktu. Tak heran bila pujian terhadap
negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang demokratis terasa
berbunga-bunga. Karl D. Jackson PhD yang pernah mempublikasikan
"Traditional Authority, Islam and Rebellion: A Study of negara kitan
Political Behavior" pada tahun 1980an tampaknya cukup obyektif dan
paham atas persoalan dinamika demokrasi di negara kita. Namun
bagaimanapun juga pandangan bahwa sekularisme sebagai jalan tentunya
sulit diterima kaum Muslimin yang berpandangan untuk mempraktekan
kehidupan beragama secara utuh. Jawaban Prof Azra bahwa negara kita
agak unik dan setengah-setengah dalam mempraktekan pemisahan agama
dan negara sangat tepat.
Sementara pengamat politik Carl Gershman, mengatakan perlunya
pemisahan nilai agama dengan kehidupan masyarakat, sebab agama
dengan aturannya sendiri dapat mengintervensi nilai-nilai kehidupan
masyarakat yang universal. Hal itu juga didukung argumentasi rasional
bahwa hubungan dengan Tuhan bersifat personal, sedangkan hubungan
dengan masyarakat lain lagi.
Catatan penting dari dalam konteks perang ide yaitu bahwa
dalam program East West Connection ini , kedua pakar AS secara
meyakinkan menyampaikan tentang pentingnya sekulerisme dengan
377
argumentasi bahwa konflik terjadi justru manakala masyarakat barat
bergerak dalam kerangka liberalisme dan pluralisme masyrakat Timur
(negara kita-red) justru menjadi sangat religius, sehingga tidak akan
pernah sejalan.
Kedua, pertanyaan Andrea Koppel mengapa AS mendapatkan citra
negatif dalam dunia Islam namun tidak mendapatkan apresiasi dalam
bantuan kemanusiaan di dunia Islam cukup menarik sebab jawabannya
berada pada ruang lingkup niat sampai pada ketulusan.
Ketiga, kesepakatan untuk memerangi terorisme sudah menjadi
kemenangan ide Perang Melawam Teror, perkara apa dan siapa penggerak
teror, diatur atau tidak, serta berbagai implementasi kebijakan yang
melanggar HAM tidak disentuh. Sebuah fait a compli bagi Muslim
moderat agar memerangi Muslim radikal.
Keempat, bahwa di negara kita telah ada kelompok nasionalis yang
cenderung anti AS tampak dinyatakan tanpa penjelasan mengapa hal itu
tercipta. Bukankah penghianatan AS dan sekutu Barat terhadap kaum
nasionalis negara kita sangat jelas tercatat dalam sejarah. Lihat saja
kasus Timor Timur, meskipun hal itu bukan sepenuhnya salah AS sebab
manajemen yang buruk dari era Orde Baru, namun mau tak mau sering
dirasakan oleh kelompok nasionalis sebagai balik badannya AS. Lalu
bagaimana pula dengan jatuhnya presiden Sukarno dan Suharto. Apakah
kerentanan kepemimpinan nasional itu boleh menjadi mainan sedangkan
rakyat negara kita yang harus membayarnya. Entahlah apakah rakyat
378
negara kita harus berterima kasih kepada AS atau mengutuknya.
Kelima, yang terpenting yaitu catatan /komentar dari Gershman yang
menyatakan bahwa tidak ada konflik Islam dan Barat. Thesis tentang
Clash of Civilization dinyatakan terlalu menyederhanakan persoalan.
Namun anehnya Gershman justru mengatakan bahwa ada konflik di dalam
dunia Islam, yaitu Islam Jihadis dan Islam yang benar....aha, cukup unik
bukan susunan logika dan argumentasi yang menggiring ini . Bahkan
Prof Amin dan Prof Azra tampaknya tidak sadar dan jangan-jangan
justru mengamininya saja.
Poin Kelima itulah yang sangat gencar dipropagandakan di dunia Islam di
manapun, termasuk di Timur Tengah. Kelompok ini teroris...radikal dan
bukan Islam yang benar sebab melakukan kekerasan. Pada gilirannya
nanti...kelompok Islam yang memperjuangkan agenda politik juga akan
masuk dalam ruang radikal sebab melawan sekulerisme, liberalisme dan
pluralisme.
Saya tidak menyarankan membiarkan radikalisme merajalela, namun
pendefinisian dan keputusan bangsa negara kita dalam penyusunan masa
depan negara kita Raya jangan sampai didikte oleh pemikiran yang hanya
sesuai dalam logika ilmuwan Barat. Menjadi tanggung jawab intelektual
negara kita untuk menyusun pondasi yang kuat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dalam berbagai aspek yang menjadi kerentanan dan
kerawanan nasional negara kita yang dipicu baik dari unsur domestik
379
maupun asing jelas menjadi tanggung jawab anak bangsa negara kita untuk
menguras tenaga dan pikiran dalam mencarikan jalan keluarnya.
Demikian pula dalam menghadapi apa yang disebut sebagai radikalisme
"Islam" yang tumbuh subur di ruang ideologi sebab kebebasan yang
dijamin oleh demokrasi. Sesungguhnya efek samping menguatnya
regiliusitas Islam di lingkungan demokratis terjadi di seluruh dunia
Islam, Aljazair, Maroko, Mesir, Yaman, negara kita merupakan negara-
negara dimana kebangkitan religi justru tampak subur sebab sistem
yang demokratis. Ketakutan kaum sekuler dan pluralis yaitu lahirnya
kepemimpinan Islam yang kuat yang lalu mereduksi demokrasi
menjadi Teokrasi Islam, sebab siyasah Islam dalam berbagai
textbooknya menganjurkan pencapaian kekuasaan.
Sekali lagi saya tekankan bahwa menjadi tanggung jawab seluruh
komponen bangsa negara kita untuk menjaga, membangun dan meneruskan
apa yang menjadi kesepakatan bersama. Namun ketika terjadi perbedaan
persepsi dan cita-cita...dialog harus dikedepankan dengan niatan mencari
jalan keluar bersama. Keyakinan Senopati Wirang bahwa bangsa
negara kita mampu memimpin dirinya sendiri dan mampu menentukan masa
depannya. Semoga.
Sekian
SW
380
Posted by Senopati Wirang /Thursday, December 06, 2007
381
Perang Fikiran
Sebagai prajurit perang fikiran aku menghilang
Sekitar satu bulan saya tinggalkan Blog I-I, tak disangka ada puluhan
komentar dan e-mail. Maaf baru saya tanggapi pagi ini, semoga sahabat
tidak kapok untuk mengkritisi maupun menyampaikan analisanya
yang akan sangat bermanfaat bagi NKRI.
Sebagian sahabat bertanya-tanya dan menyampaikan catatan-catatan
yang bagus maupun yang pedas. namun beginilah adanya rumah
dengan segala kekurangannya.
Sepintas lalu saya melihat sahabat masih setia meramaikan
beranda Blog I-I, saya hanya bisa terharu dan sangat berterima kasih.
sebab ibaratnya sahabat sangat baik hati mau menengok
prajurit sekarat yang sedang berdiri di depan liang kuburnya.
Izinkan saya, kali ini menuliskan sesuatu yang mungkin sering luput dari
pandangan komunitas intelijen maupun masyarakat umum. Intelijen hidup
dengan segala pencitraan yang seringkali tidak terbayangkan oleh intel
yang menjalaninya.
Seringkali seorang prajurit perang fikiran (intel) juga bertempur dalam
ruang pikirnya sendiri tentang apa-apa yang sudah dilakukannya. Akankah
terampunkan dalam pengadilan akhir di hadapan Yang Maha Kuasa? Siapa
yang akan menyelamatkannya?
382
Bertanya-tanya juga dalam ruang fikirnya, adakah kebaikan yang bisa
dicapai dengan kejahatan? siasat demi siasat menggerogoti kejernihan
hati. Kebiasaan untuk menempatkan kepentingan nasional, eksekutif serta
pimpinan di atas kepentingan lain mungkin saja menabrak kebaikan dan
kebenaran sejati.
Meyakinkan hati dan pikiran bahwa menjadi seorang intel yaitu juga
menjalani kebaikan seringkali goyah dalam ketidakpastian langkah
kebaikan itu sendiri. Bahkan terhapus dari ingatan seorang intel untuk
rasa bersalah, berlindung dengan pembenaran-pembenaran langkah yang
ternyata tidak baik, bahkan cenderung teramat jahatnya.
Perhatikan perjalanan sejarah bangsa kita, peranan intelijen bukan saja
dalam membangun NKRI, namun juga dalam menggerogotinya dengan
mabuk kekuasaan dalam sistem otoriter-militeristik. Entah sudah berapa
banyak kelukaan yang tercipta dalam pembangunan bangsa negara kita.
Begitulah hidup...setidaknya sebelum kita masuk ke alam kubur ada
kesadaran dan tahu persis apa-apa yang harus dipertanggungjawabkan
dalam kekerasan memegang rahasia negara.
Perang fikiran dalam diri seorang intelijen yaitu keniscayaan yang tidak
terhindarkan. Apalagi bagi mereka yang benar-benar telah mengalami
pahit getirnya dunia intelijen.
Dalam masa-masa akhir perjalanan saya, ada semacam keyakinan bahwa
intelijen bisa mencapai tujuannya dengan jalan kebaikan dan kebajikan,
383
dimana tujuan menjaga kepentingan nasional harus dipahami secara lebih
dalam dengan pematangan konsep operasi yang tidak terjebak dalam
taktik jangka pendek seperti pada masa Orde Baru. Kekeliruan dalam
mengelola persoalan bekas propinsi Timor Timur, Aceh, Maluku, Papua,
serta isu Islam radikal sangat jelas disebabkan konsep usang intelijen
militer yang selalu berada dalam keadaan ketakutan untuk kalah.
Sehingga langkah represif dan operasi "jalan singkat" ditempuh demi
NKRI.
Tidak ada yang salah dengan konsep demi NKRI, namun metodenya sangat
sembrono dan sudah tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Mengapa
banyak unsur pimpinan keamanan nasional menjadi sangat ketakutan
dengan kunjungan orang asing ke wilayah yang dinilai "bermasalah".
yaitu menjadi kedaulatan Republik negara kita untuk menjaga keutuhan
NKRI. Namun metode penjagaan kedaulatan ini seyogyanya bisa
terintegrasi dalam metode pembangunan bangsa yang menyeluruh. Selain
itu, ada semacam blue print jangka pendek dan jangka panjang yang pada
gilirannya akan semakin memantapkan kebangsaan negara kita dalam
kebhinnekaan.
Semoga tulisan singkat ini mampu merangsang sahabat untuk
memikirkan secara lebih serius konsep maupun langkah-langkah nyata
untuk menjamin eksistensi NKRI yang kuat baik dalam konsolidasi
internal seluruh komponen bangsa, maupun dalam menghadapi tantangan
dinamika internasional.
Seno
Posted by Senopati Wirang /Tuesday, March 04, 2008
384
385
SENOPATI WIRANG
ON BLOG I-I
386
Blog ini hanyalah refleksi keprihatinan seorang anak bangsa negara kita
yang menjadi saksi terpuruknya salah satu elemen bangsa dan negara
yang vital, yaitu INTELIJEN.
Pendapat dan analisa serta informasi yang ada dalam Blog ini menjadi
tanggungjawab individual yang tidak lepas dari faktor kekhilafan,
subyektifitas dan kurang akuratnya data pendukung. Perlu pula
ditegaskan bahwa semua tulisan dalam Blog ini tidak ada kaitannya
dengan institusi manapun, baik negara maupun unsur private.
Silahkan membaca......
Posted by senopati wirang / Monday, September 11, 1995
387
Mengapa Senopati Wirang?
Setelah sekitar 22 e-mail menanyakan tentang siapa saya dan mengapa
menggunakan nama Senopati Wirang, saya pikir cukup adil bila saya share
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini di Blog. Khususnya supaya
tidak ada lagi yang penasaran atau mengirimkan pertanyaan yang sama
lewat e-mail.
Pertanyaan siapa saya dan mengapa Senopati Wirang sangat berkaitan,
sebab pertanyaan mengapa akan menjawab pertanyaan siapa.
Maka dibandingkan itu, saya mulai dengan jawaban mengapa Senopati Wirang.
Senopati yaitu sebuah kata yang akan segera menggetarkan setiap dada
anggota intelligence community di masa saya aktif. Komunitas intelijen
negara kita di masa itu boleh dinilai solid dalam artian organisasi dan
operasi, namun tidak memiliki visi jauh ke depan. Senopati yang lalu
dijadikan simbol bagi insan intelijen negara kita lalu digambarkan
dalam bentuk ksatria tanpa nama yang senantiasa memperdalam ilmu dan
memperluas cakrawala. Dalam perjalanan ini sang Ksatria selalu
membawa sebilah pedang, sebagai simbol bela negara dan bukan sebagai
cerminan watak agresif. Jadi singkatnya identitas Senopati
seharusnyalah melekat di dalam dada setiap insan intelijen negara kita.
lalu kata Wirang saya artikan menanggung malu. Saya meyakini
388
bahwa "mayoritas" insan intelijen negara kita tidak terlibat dalam
perbuatan, kegiatan atau operasi yang memalukan baik bagi dirinya,
bangsa maupun negara. Seingat saya, saya juga tidak pernah (tidak
merasa) melakukan tindakan yang memalukan. Meskipun demikian, sejak
saya mulai memikirkan konsep blog ini, saya sadar bahwa perbuatan
menuliskan dunia intelijen melalui media blog yaitu berarti saya siap
menanggung malu. Bagaikan menepuk air, maka tak urung muka sendiri pun
sewajarnya akan basah.
Setelah memahami jawaban mengapa, saya berharap pertanyaan "siapa"
tidak lagi menjadi penting, lagipula di kalangan intelijen-pun saya kurang
dikenal. Lebih jauh, saya ingin menyampaikan keinginan murni dari hati
saya untuk hanya ada di dunia maya berupa tulisan blog ini.
Juga kepada saudara-saudari yang terus berusaha meneliti keberadaan
saya. mohon ada pengertian untuk memahami posisi saya, khususnya untuk
rekan di Amerika atau dimanapun juga yang memiliki teknologi
pemantauan e-mail dan blog.
Bahasa Inggris
Pagi ini tercetus ide untuk memberanikan diri saya menulis dalam bahasa
Inggris, tentu saja Inggris saya sangat rough, setidaknya ini salah satu
kesan yang pernah disampaikan salah seorang profesor terkenal dari
Amerika yang mengajari saya tentang politik internasional puluhan tahun
silam. Bagaimana dengan kemampuan Inggris saya sekarang, tentunya
semakin buruk...rusty, mungkin sudah berkarat, yah... little little I can
seperti kata si Boneng anak betawi. Tapi tak apalah, mudah-mudahan
anak saya mau sedikit menolong melakukan cek ulang, kalaupun tidak...toh
rekan-rekan dunia maya saya bisa mengerti bahwa saya bukan penutur
asli bahasa Inggris, atau mungkin bahkan ada yang mau menolong
memperbaikinya....dengan senang hati saya terima setiap koreksinya.
Mengapa bahasa Inggris, meski jumlah penutur bahasa yang terbesar
yaitu orang-orang Chinese dengan Mandarinnya, namun bahasa
internasional lintas negara yang dominan saya yakini tetap Inggris, lagi
pula saya tidak mengerti mandarin. Meski di Amerika sekarang bahasa
Inggris harus bersaing dengan bahasa Spanyol, saya yakini Inggris tetap
dominan dan dipahami secara lebih luas. Bahasa internasional lainnya
semisal Arab, Perancis, Russia, sayangnya saya juga tidak paham, jadi
tidak bisa mewarnai blog ini.
Soal e-mail dan komentar
Rekan-rekan dunia maya yth,
Saya sangat senang dan merasa hidup lagi dengan adanya sejumlah e-mail
yang masuk. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, saya merasa perlu
menyampaikan sedikit penjelasan untuk mencegah terjadinya
kesalahpahaman dalam berkomunikasi via e-mail.
1. Buat rekan-rekan yang berminat menjadi anggota intelijen, saya
mohon maaf sebab tidak bisa menyalurkan minat yang mulia
ini ke lembaga-lembaga intelijen yang ada di negara kita.
2. Buat rekan-rekan anggota intelijen maupun non-anggota intelijen
yang berminat memperdalam ilmu intelijen, pintu selalu terbuka
untuk berdiskusi melalui internet. Namun perlu saya tegaskan
bahwa saya tidak bisa mengajari hal-hal yang bersifat praktek
keterampilan untuk operasi, misalnya soal intelijen devices, lock
picking, senjata, dll.
3. Buat rekan-rekan yang telah mengirimkan komentar atas blog
Intelijen negara kita, saya sangat berterima kasih. lalu,
untuk keperluan diskusi yang lebih obyektif, saya sudah merubah
setting untuk komentar, jadi rekan-rekan bisa langsung
mengkomentari atau berpendapat di blog. Saya yakin, komentar
rekan-rekan yang positif maupun negatif akan bermanfaat untuk
semua pihak, tentunya saya akan mengecualikan komentar yang
tidak pantas seperti penggunaan kata-kata makian, kata-kata
yang mengandung pornografi, kata-kata yang bersifat menghujat
kelompok tertentu.
4. Saya yakin, negara kita tidak lagi dibelenggu oleh sistem
pemerintahan yang otoriter-militeristik. Dalam kerangka NKRI
yang demokratis, saya juga yakin bahwa pihak-pihak yang
bersinggungan dengan blog Intelijen negara kita bisa mengerti
dan memahami perkembangan blog ini. Jadi saya berharap tidak
akan terjadi sesuatu apapun yang bersifat merugikan. Bahkan
saya berharap ada pihak-pihak pemerintah yang mengklarifikasi
atau membatah pernyataan saya dalam blog ini.
5. Harapan saya, yaitu reformasi intelijen bersama-sama dengan
refromasi militer dan bidang-bidang lainnya bisa dikawal menuju
kejayaan di masa mendatang dengan berlandaskan pada asas
keadilan dan kesejahteraan untuk rakyat negara kita. Bukan untuk
kepentingan politik golongan, elit, atau penguasa.
Saya mengerti bila mayoritas dari rekan-rekan masih meraba-raba dalam
rasa ingin tahu dan membatasi komunikasi melalui jalur e-mail pribadi dan
tidak berkomentar di blog Intelijen negara kita.
Maaf bila ada hal yang tidak berkenan.
Sehubungan dengan minat yang terus berkembang dari rekan-rekan
pembaca blog Intelijen negara kita, saya akan membuka kesempatan
kepada rekan-rekan untuk mengirimkan artikel dalam bentuk opini
ataupun analisa singkat. Meskipun pembukaan kesempatan untuk
berkomentar belum mendapat tanggapan yang berarti, namun kontak via
e-mail telah mengalir dalam frekuensi yang lumayan mengagetkan saya.
lalu untuk menjaga kesesuaian tema umum dalam blog Intelijen
negara kita, syarat utama dalam pemuatan artikel rekan-rekan yaitu ada
kaitannya dunia intelijen, walaupun cuma sedikit.
Saya akan melakukan seleksi dan mungkin sedikit editing tanpa merubah
isi. Sebagai aturan main yaitu sebagai berikut:
1. Artikel yang dikirim yaitu hasil karya asli penulis. Bila sudah
pernah dipublikasikan di media lain, mohon diinformasikan
sebagai catatan yang wajib saya tuliskan sebagai penjelasan
tambahan untuk artikel yang dikirim.
2. sebab blog Intelijen negara kita bersifat sukarela sebagai
sumbangsih bagi masa depan NKRI yang demokratis, kuat
berwibawa, dan bersih, maka sifat pengiriman artikel juga atas
dasar sukarela untuk disharing kepada pembaca blog ini.
3. Untuk identitas penulis mohon dijelaskan apakah akan
mencantumkan nama asli atau nama alias. Dari sejumlah e-mail
yang saya terima sebagian ada yang secara terbuka dan nyaman
menggunakan identitas asli, dan ada sebagian yang menggunakan
nama alias. lalu juga mohon disampaikan apakah pembaca
393
blog Intelijen negara kita bisa langsung berkomunikasi via e-mail
dengan penulis. Bila boleh, saya akan mencantumkan e-mail
penulis.
4. Berbeda dengan fasilitas di media massa online yang sudah
mapan, blog Intelijen negara kita masih bersifat standard dengan
segala kekurangan dalam menampilkan setting halaman demi
halaman. Dengan pola lines maka tampilannya akan cenderung
dibaca dari atas ke bawah, sehingga artikel yang panjang akan
menyita ruang yang banyak. Dengan demikian, alangkah baiknya
tulisan yang dikirim itu singkat padat, misalnya sekitar 1000-
2000 kata. namun aturan ini tidaklah kaku, untuk artikel yang
sarat informasi data dan sulit untuk dipersingkat, mungkin tidak
apa-apa.
5. Untuk menjaga keseimbangan dengan tulisan saya pribadi, maka
sebagai tahap awal dalam satu minggu maksimal saya akan
mengupload dua artikel yang sudah saya seleksi. Hal ini juga
bersifat fleksible dan bisa berubah di lalu hari.
Tujuan dari publikasi artikel/opini anda ini yaitu untuk membuka
kesempatan bagi siapapun pembaca blog Intelijen negara kita untuk
berkontribusi.
Sekian. Silahkan sampaikan kritik dan saran di kolom komentar, atau bisa
juga dikirimkan ke e-mail saya.
Posted by Senopati Wirang /Wednesday, December 21, 2005
394
Non-aktif untuk medical check-up
Kepada rekan-rekan yth,
Di akhir tahun 2005 dan menyambut tahun baru 2006 sebagian besar
orang merasa bahagia sebagian lagi tidak, saya termasuk yang tidak
sebab sedang diberi cobaan penyakit oleh Yang Maha Kuasa. Selain
faktor vitalitas tubuh yang semakin menurun mungkin juga sebab faktor
usia yang tak ada obatnya.
Untuk mengatasi serangan penyakit ini terpaksa saya harus
dirawat selama beberapa hari di rumah sakit dan memerlukan sekitar
seminggu atau dua minggu untuk pemulihan. Masih beruntung sebab
teknologi kesehatan di sini sangat baik disertai oleh pelayanan medis
yang membuat saya nyaman ditunjang oleh sistem asuransi yang jelas.
Dalam kesakitan ini saya menerawang ke tanah air tercinta dan
meneteskan air mata sebab saudara-saudara setanah air masih banyak
yang belum bisa merasakan sistem pelayanan kesehatan yang baik. Kisah
penderitaan dan kemeninggal an akibat penanganan kesehatan yang kurang
memadai sering diulas di media massa. Mudah-mudahan, demokratisasi
dan pemulihan serta pembangunan ekonomi-politik nasional juga
menyentuh sektor kesehatan secara serius.
Tulisan ini saya berikan pada anak saya untuk diupload agar rekan-rekan
bisa memahami mengapa blog Intelijen negara kita mengalami kemandegan
atau kekosongan. Juga mohon maaf atas belum sempatnya saya membalas
sejumlah e-mail rekan-rekan sekalian.
Mohon do'anya
Hari ini saya agak berduka sebab e-mail bernada ancaman dan caki-maki
kembali berhamburan ke alamat e-mail dan komentar pada Blog I-I.
Mohon maaf bila komentar yang terlalu kasar tidak saya publish, hal ini
semata-mata sebab subyektifitas saya sebagai pemilik Blog.
Namun ada baiknya bila saya tuliskan saja menjadi satu dalam tulisan kali
ini bagaimana komentar, kritik dan ancaman yang saya terima, terserah
kepada segenap pembaca untuk menilai ini dari substansi tulisan,
manfaat positif dan pengaruh negatifnya.
Berikut ini bermacam-macam komentar dan e-mail yang tidak saya
publish sebab tidak terkait langsung dengan substansi tulisan-tulisan
saya.
1. Hei bung SW jangan nulis macam-macam deh, udah gila kali bikin
blog beginian. Kalo udah tersingkir dari community, tidur aja deh
kaya sleeping agent...selamanya. Mau dibikin tidur selamanya!!
2. Jangan kira bisa nulis seenaknya...kalo masih diterusin liat aja
akibatnya.
3. Pencemaran nama baik senopati sebaiknya segera dihentikan,
kampungan pake nulis-nulis dunia intel...dasar anjing kurap.
4. Bangsat mana lagi nih pake nulis-nulis blog intel, kalo emang ente
intel atawa bekas intel...lapor dong biar jelas.
5. Kalo nulis liat-liat dong, jangan tabrak sana-sini. Sok tahu lagi.
396
6. Blog lucu yang tidak bisa dipercaya ditulis sama orang aneh.
7. Blog apaan neeh!! another sick person!!
8. Ini dia blognya intel frustasi.....
9. Mas kalo pengin bikin karangan beginian jangan dipublish deh,
malu-maluin aja.
10. Woiiii jangan kebanyakan nulis soal Islam...gak enak dibacanya.
Demikian sebagian komentar yang tidak saya publish sebab
subyektifitas saya semata, buat para pembuat komentar di atas, semoga
bisa menjadi obat ketidaksukaan pada Blog I-I.
Buat pembaca yang lain, agar diketahui bahwa sifatnya
independent dan tidak merasa perlu untuk memiliki kaitan dengan
siapapun.
Meski saya tidak ambil pusing, tapi jadi pikiran juga akhirnya. Terima
kasih buat rekan-rekan yang masih mensupport secara moril atas
keberadaan Blog I-I.
Menunggu Aksi Dukungan
Saya mohon ma'af kepada semua rekan-rekan, sebab tulisan saya
sebelumnya tentang caci dan maki terkesan lemah dan seperti minta
simpati. Memang demikianlah adanya, saya perlu juga dorongan untuk
terus menulis sebelum nantinya blog ini akan saya wariskan pada kalangan
muda intelijen yang berminat dan punya komitmen untuk masa depan
intelijen negara kita yang lebih baik.
Ya...tentu saja saya tahu harus bagaimana menyikapi ancaman maupun
komentar sebagian pembaca.
Saya sengaja menunggu sampai adanya komentar yang positif, sayang
tidak semua langsung mengkomentarinya di Blog, lebih senang tertutup
dan via japri tampaknya.
Setidaknya hal ini juga menjadi cerminan bahwa tentang warna dunia
intelijen yang tidak semuanya negatif dan tidak semuanya positif.
Saya kira kondisi pro-kontra terhadap sebuah persoalan sudah menjadi
hal yang wajar di negara kita sekarang ini. Lihat saja misalnya pro-kontra
RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP). Begitu kuatnya perbedaan
sikap ini dari sangat pro sampai-sampai mengeluarkan ancaman misalnya
ancaman somasi MMI terhadap Gubernur Bali, sebaliknya pihak yang
menolak sampai mengancam akan terjadi disintegrasi bila RUU APP
dipaksakan menjadi UU.
Mengapa demokrasi di negara kita menjadi paksa-memaksakan demikian?
Kembali pada Blog I-I, saya cukup beruntung sebab Blog ini berada di
ruang hukum yang nyaris tidak tersentuh oleh hukum positif suatu
negara. Sepanjang suatu Blog berjalan dalam koridor penyampaian
pendapat yang obyektif, amatlah sulit untuk dilakukan langkah hukum
sebab pemilik Blog tidak melakukan pelanggaran apa-apa. Begitu-pun di
dunia intelijen...bagi saya hal ini cuma tinggal siapa yang lebih canggih dan
lebih cepat mengambil tindakan dan pengamanan saja.
Pihak-pihak yang mengeluarkan ancaman dan cacian saya perhatikan
bukanlah berasal dari mereka yang sungguh-sungguh memperhatikan Blog
I-I. Mereka mungkin hanya usil dan sedikit tersinggung dengan salah satu
tulisan saja. Lagi pula sampai saat, saya "belum berani" menuliskan secara
gamblang dan sembrono sebuah persoalan yang menyangkut figur-figur
penting di NKRI, catatlah misalnya soal pemebersihan NKRI dari anasir-
anasir komunisme, masalah perampokan besar-besaran di tubuh
Pertamina, kasus penjajahan Freeport, kasus petrus, kebijakan blunder
Timor-Timur, Tanjung Priok, Aceh, papua, Ambon, Poso, pembunuhan
aktivis HAM dll. Begitu suramnya wajah sistem politik dan sosial
negara kita yang mungkin akan tetap tersimpan rapi dalam bentuk dokumen
rahasia. Meski kalangan intelijen tahu kebenaran...namun tidak selamanya
kebenaran itu bisa ditampilkan ke publik.
Hari ada 15 e-mail dan 6 komentar yang saya baca dan komentar saya....
sungguh luar biasa sangat menarik.
Pertama saya semakin menyadari bahwa para pembaca baik yang
iseng-iseng, agak serius, sampai yang sangat serius yaitu orang-orang
yang kritis dan berhati-hati dalam membaca. Sesuai dengan harapan saya
sejak awal bahwa ini akan mendapat tanggapan-tanggapan yang
sensitif dan cerdas dalam menilai bertaburannya informasi, termasuk
yang tertulis di dalam blog I-I.
Singkatnya, saya sangat gembira sebab ada keyakinan dalam hati saya
bahwa ini tidak akan selamanya satu arah tulisan dari saya,
namun juga koreksi, bantahan, dan ktitikan dari para pembaca yang
budiman. Saya tetap membuka pintu untuk partisipasi yang lebih serius
dari saudara-saudara yang budiman untuk memperkaya blog I-I.
Sungguh benar komentar yang menyatakan bahwa kita harus tetap
waspada dan hati-hati terhadap blog I-I, sebab anda tidak tahu siapa
saya dan apa motivasi saya dalam menyusun blog ini. namun bila saya
balikkan...toh saya juga tidak tahu siapa anda dan apa motivasi anda
dalam mengikuti blog I-I. Sebagian besar dari saudara-saudara pembaca
saya yakini memiliki motivasi yang baik...minimal mencari tahu dunia
intelijen negara kita. Hanya sebagian kecil yang bermotivasi negatif
dengan cara mengintimidasi perjalanan blog I-I. namun itulah pro-kontra
alam demokrasi yang kita pilih sekarang.
Lebih jauh lagi, ternyata diantara saudara-saudara pembaca tidak sedikit
yang memiliki informasi dan pengetahuan yang jauh lebih baik dan lebih
akurat dari yang saya miliki. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bila
tulisan saya dikoreksi secara seksama.
Saya memang berusaha menghindari berkembang menjadi jurnal
diary pribadi perjalanan hidup saya, dan berharap berkembang
menjadi tempat berdialog/berdiskusi dengan tema memajukan dunia
intelijen negara kita dalam kerangka NKRI demokratis.
Terima kasih
Posted by Senopati Wirang /Thursday, March 16, 2006
401
Buat Sahabat Letkol Djuanda
Berita kemeninggal an sahabat Letkol Djuanda satu setengah bulan yang lalu
menambah kesedihan saya. Teramat sulit untuk menuliskan cerita
kenangan tentang beliau tanpa membuka jati diri Senopati Wirang.
Teramat sulit untuk menerima kenyataan bahwa saya juga tidak mampu
menengok ke Paris maupun menghadiri acara pemakaman sebab kondisi
saya tidak lebih baik dari penyakit beliau waktu itu. Sekian lama saya
pendam dan baru sekarang saya tuliskan pernyataan ma'af atas
ketidakhadiran saya di saat-saat terakhir seorang sahabat.
saya kutipkan sebuah kenangan
Never was a man so blind
He had no time for anyone
Closed his eyes and turned his head away
Pushed aside his friends..................
kenangan dari sebuah lagu yang semakin mendorong kita untuk hanya
mengandalkan diri sendiri dan membuat saya mengambil jalan yang
berbeda puluhan tahun silam.
Senopati Wirang seorang pengecut?
Sungguh saya tersenyum-senyum dengan komentar seorang anynomous
yang meminta saya mengidentifikasi diri, yang menuduh saya double
agent, dan yang menyebut saya pengecut serta tidak memiliki jiwa
pahlawan.
Akan saya jelaskan secara singkat dan padat. Anggota Intelijen sampai
meninggal nya tidak mengejar popularitas dan dilatih untuk berani menanggung
segala resiko pekerjaan. Tidak mengejar status pahlawan dan kiprah
sesungguhnya hanya diketahui sedikit orang. Tidak mementingkan
eksistensi jati diri di dalam masyarakat yang haus berita tentang siapa,
apa, dimana, bagaimana dan mengapa. Singkatnya tidak pernah ada
identitasnya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat hanya bisa
merasakan keberhasilan dan kegagalan kerja intelijen dengan peristiwa-
peristiwa.
Lagi pula Senopati Wirang sudah lama meninggal dan kuburannya-pun bisa
dengan mudah ditemui di negara kita. Tentu saja pengungkapan identitas
Senopati Wirang hanya bisa terwujud bila ada penyidik atau penyelidik
intelijen yang cukup cerdas membaca semua tulisan sejak awal.
Setelah kuburan ini ditemukan dan ternyata tida ada tulang
belulang manusianya alias kosong, maka penyelidik akan segera mampu
menduga siapa saya.
Apalah pentingnya kepahlawanan dan kepengecutan bagi saya, sebab itu
semua tidak akan bisa merubah doktrin ketiadaan jati diri saya di muka
bumi. Hanya sebab ide kecil untuk memercikan api reformasi ke dalam
tubuh Intelijen negara kita, maka lahir sekaligus melahirkan
kembali sosok lama dalam wajah baru Senopati Wirang. Maka saudara-
saudara hanya akan mengenal Senopati Wirang dalam dunia maya ini.
yang dalam archives-nya dimulai pada September 1995 yaitu
simbol semata sebab belum lama merambah dunia cyber, dan
semua pembaca yang teliti terutama sesama blogger saya kira bisa
mengerti.
Silahkan dirasakan saja kehadiran apa adanya...isi tulisan/artikel
setidaknya bisa membuat saudara-saudara pembaca mengenal kehadiran
seorang Senopati Wirang.
Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan
atas perhatian maupun atas komentar serta e-mail bernada simpati atas
kondisi saya.
Dalam masa-masa pemulihan ini saya berkesempatan melakukan
introspeksi ke dalam diri saya sendiri berkaitan dengan keberadaan Blog
I-I. Disadari ataupun tidak, ternyata memiliki pengaruh yang
cukup luas bila saya lihat dari atensi serta ragam pengunjung yang
membaca dan mengikuti tulisan Blog I-I. Oleh sebab itu, saya akan
mencoba menata kembali dalam jalur yang lebih ideal yaitu demi
kemajuan dan masa depan Intelijen negara kita serta kejayaan negara kita
Raya.
Introspeksi ini semakin intensif ketika saya menerima e-mail yang
sangat kritis beberapa hari yang lalu. E-mail yang menyoroti aspek moral
ini membuat hati saya gelisah dan tergerak untuk segera
memperbaiki kekeliruan dengan analisa yang lebih baik.
Langkah awal yang perlu saya lakukan mulai hari ini yaitu memperbaiki
analisa-analisa saya yang cenderung subyektif dan berkesan menjatuhkan
kredibilitas beberapa kalangan ataupun institusi intelijen di negara kita.
Pada kesempatan ini juga saya sangat berterima kasih kepada seseorang
yang misterius namun begitu teliti dan memberikan kritik keras yang
obyektif atas perilaku analisa saya. Saya hanya bisa menduga bahwa dia
seorang tipe agen analis yang teliti dan pandai menulis serta idealis, dan
yang pasti dia tidak di negara kita. Selanjutkan sebut saja dia agen P5 (PE-
LIMA / PI-FIVE).
Teguran yang sangat bermakna bagi saya yaitu ketika dia menyampaikan
bahwa beberapa artikel yang saya tulis besar kemungkinan bisa
menimbulkan fitnah serta terakumulasi pada pemahaman publik yang
salah tentang Intelijen negara kita. Bila hal ini tidak saya perbaiki maka
hal ini akan menjadi opini publik yang bersifat semi permanen dan
lama-lama menjadi permanen seperti stereotipe negatif. Ketika publik
menjadi haus akan informasi tentang intelijen, saya menyajikan sebuah
informasi yang kurang akurat dan cenderung terlalu jauh menilai tanpa
mempedulikan dampak yang mungkin ditimbulkan. Sementara itu, saya
tidak mengerti apa yang sedang sungguh-sungguh terjadi dalam dunia
intelijen negara kita masa sekarang. Menurut agen P5 saya telah
melakukan beberapa kecerobohan dalam analisa yang bila tidak saya
perbaiki akan berdampak negatif bagi dunia intelijen negara kita.
Mengikuti saran agen P5, bersama ini saya dengan tulus hati
menyampaikan permohonan ma'af kepada segenap pimpinan Komunitas
Intelijen negara kita atas analisa-analisa yang ceroboh yang telah saya
lakukan di Blog I-I. Secara khusus saya juga mohon ma'af kepada
Pimpinan BIN, Pak Syamsir dan Pak Assad bila saya terlalu jauh menilai
bapak dan institusi yang bapak pimpin. Juga kepada analis DR. AC
Manullang dan DR. Wawan H. Purwanto, saya tidak pernah bermaksud
meragukan gelar akademis bapak-bapak berdua. Kepada kalangan intelijen
militer dan strategis serta Kepolisian, saya juga mohon ma'af atas
kecerobohan saya. Kepada kalangan akademisi yang sedang menggagas
reformasi intelijen, saya juga mohon ma'af bila saya terlalu kasar dalam
menilai analisa saudara-saudara sekalian. Saya berjanji untuk
memperbaiki analisa saya di masa mendatang.
Saya kira permohonan ma'af ini tidaklah berlebihan sebab agen P5
benar-benar berhasil menggugah saya untuk lebih teliti dalam melihat
persoalan secara obyektif. E-mail agen P5 yang panjang lebar menyoroti
aspek moral benar-benar menggugah saya untuk memperbaiki
diri sekaligus memperbaiki dari pengaruh subyektifitas saya
pribadi.
Mulai hari ini saya akan mencoba melanjutkan kembali secara
lebih hati-hati dan obyektif serta lebih mandiri dengan data-data yang
bisa dipertangungjawabkan.
Kepada agen P5 saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sebab
telah mengingatkan saya dengan begitu kritisnya. Tanpa adanya kritik
yang membangun seperti yang anda lakukan, mungkin saya akan
kebablasan dalam menuliskan dunia intelijen versi saya pribadi.
Saya sangat berterima kasih atas masukan dari sejumlah rekan
yang secara lugas maupun diplomeninggal s mengkritik tulisan-tulisan dalam
Blog I-I. Berkurangnya daya kritis ini semata-mata
sebab saya secara sadar melakukan penghalusan. Meskipun ada pihak-
pihak yang menawarkan "keuntungan", saya tidak mengalihkan kendali
pada siapapun dan saya tetap berupaya untuk kritis terhadap
dunia keamanan, intelijen dan politik negara kita. Tanpa harapan
keuntungan, tanpa dukungan biaya pihak luar sedikitpun, tanpa
kepentingan kelompok tertentu, akan berusaha tetap dalam
komitmennya. Mungkin sulit dipercaya dan terasa konyol dan mungkin
banyak pula yang beranggapan saya ini memang orang iseng. Padahal saya
sungguh-sungguh dan kadang benar-benar capek serta tidak sempat
mengupdate Blog I-I. Juga saya berterima kasih atas keberanian
beberapa rekan yang memberikan bahan keterangan yang bagus
dan penting.
Saya mulai memperhalus tulisan untuk menghindari tekanan
beberapa pihak yang mulai membuat saya agak khawatir. Misalnya saja
ancaman penelusuran eksistensi saya di dunia nyata yang semakin
mendekati kenyataan. Bagi para pembaca mungkin hal ini terasa tidak
terlalu beresiko, namun dari hasil penelitian saya ke beberapa unit
teknologi intelijen di Kepolisian saya melihat sebuah peningkatan
kemampuan yang cukup baik untuk mendeteksi saya. Singkatnya saya
sudah melihat beberapa upgrade peralatan teknologi yang bisa mencari
dimana saya terkoneksi meski harus dipadukan dengan teknik tradisional
(manual) berupa pencatatan secara menyeluruh. Itulah sebabnya mengapa
beberapa LSM juga menolak keinginan Menteri Komunikasi dan Informasi
untuk membentuk unit pengawas Internet. Software yang saya miliki
masih cukup baik dengan mengalihkan alamat dan identitas saya, namun
saya tidak mungkin melakukan upgrade setiap tahun. Artinya bila sampai
keluar perintah untuk menyelidiki saya, maka riwayat akan
segera berakhir
Ma'af bila tulisan ini terasa seperti keluh kesah. namun dengan
menuliskan secara blak-blakan begini maka rekan-rekan bisa
paham situasinya.
Menjelang Natal 2006 dan Tahun Baru 2007
Seorang rekan dalam shout box menanyakan penilaian mengenai
situasi keadaan sekitar natal dan tahun baru. Sebuah pertanyaan yang
sangat wajar dan muncul terus sejak peristiwa bom menjelang natal
tahun 2000. Sejujurnya sangat sulit bagi saya yang sudah semakin
sedikit jaring informasinya untuk memberikan penilaian serius tentang
situasi akhir tahun ini secara akurat.
Meskipun sulit dan kurang meyakinkan, namun akan saya sampaian
beberapa point berikut ini:
Pertama, beberapa lokasi dengan tingkat kewaspadaan yang perlu
ditingkatkan yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi
Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Bara, Batam, dan Medan. Berdasarkan
analisa dari sumber-sumber informasi terbuka dan beberapa informasi
dari rekan dan jaring yang terkumpul mengindikasikan bahwa ada
potensi gangguan keamanan di daerah-daerah ini . Hal ini tidak
berarti di daerah lain lebih aman.
Kedua, gangguan keamanan yang terjadi hanya dalam skala kecil. Ada
rencana bom "peringatan" yang pesannya hanya sebatas pada masih
eksisnya kelompok teroris. Bisa jadi rencana ini batal jika aparat
keamanan melakukan pengawasan ekstra ketat yang telah dimulai sejak
minggu ini.
Ketiga, gangguan keamanan yang bersumber dari konflik lama seperti
Poso dan Ambon bisa dimunculkan sebagai pemanasan memasuki tahun
2007, hanya tindakan preventif ketat berupa operasi keamanan terpadu
yang akan mencegahnya. Khusus untuk Papua tidak terdengar adanya
rencana yang signifikan. Sedangkan Aceh relatif kondusif dan masih bisa
ditangani oleh aparatur keamanan setempat.
Keempat, dalam kaitannya masih belum tertangkapnya Noordin M Top
saya yakin pihak keamanan sudah mempersiapkan langkah-langkah
pencegahan ataupun upaya penangkapan. Sedangkan tokoh JI berinisial
A.D. diperkirakan lebih mementingkan konsolidasi organisasi ketimbang
mengambil langkah aksi teror.
Kelima, masalah ekonomi berupa kenaikan harga beras dan rencana
kenaikan komoditi sumber energi seperti gas jelas semakin meningkatkan
sentimen negatif rakyat yang pada titik tertentu akan memicu aksi
demonstrasi jika penanganan ameninggal r kabinet SBY terus-terusan
kontraproduktif terhadap jeritan rakyat miskin negara kita.
Pada hari Natal 2006 ini saya menerima permohonan izin publikasi ulang
dari rumahkiri.net atas tulisan saya yang berjudul kiri oh kiri.
Sebelumnya saudara Bajil juga menyampaikan permohonan izin atas
tulisan saya yang lain. Saya juga memperhatikan ada beberapa Blog
lainnya yang menyadur tulisan-tulisan dari Blog I-I. Saya sangat
menghargai dan menghornati rekan-rekan yang secara jujur
berkomunikasi dan melakukan publikasi ulang dengan memberitahukan
kepada saya. Saya juga menghargai rekan yang terang-terangan
minta izin mengcopy (bukan untuk publikasi) dengan tujuan untuk belajar.
Pada prinsipnya saya tidak berkeberatan dengan publikasi ulang tulisan-
tulisan saya dalam website manapun. Saya yakin rekan-rekan
paham tentang kode etik publikasi ulang, misalnya dengan tidak
mengurangi atau menambah hal-hal yang tidak pernah diungkapkan dalam
Blog I-I.
Bukan Sok Intel
Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa kemungkinan untuk
salah/keliru dalam tulisan sangat terbuka. Mohon tidak dijadikan
sumber atau dijadikan rujukan analisa. Namun bila rekan pembaca Blog I-
I merasa lebih benar silahkan dilakukan ralat kepada Blog I-I. Silahkan
dilakukan konfirmasi atau cek dan ricek kepada pihak-pihak yang
berkompeten dan bukan melancarkan tuduhan tanpa dasar kepada Blog I-
I. Apalagi dijadikan laporan yang diplintir supaya menjadi proyek
penyelidikan dari pimpinan intelijen.
Rekan-rekan jaring kerja bukanlah orang-orang yang sok intel
atau pengin jadi intel, tapi sebuah kepedulian publik untuk masa depan
Intelijen negara kita yang modern dan profesional. Siapapun anda Warga
Negara negara kita yang berhati MERAH PUTIH mau berkorban untuk
rakyat, bangsa dan negara negara kita silahkan bergabung tanpa harus
saling kenal dalam Blog I-I. Kontribusi berupa informasi, analisa, dan
potongan hard fact sangat berguna dalam mengkritisi reformasi dunia
intelijen.
Rekan-rekan jaring kerja bukan penggerogot proyek yang
mengharapkan kucuran dana pemerintah dari hasil pajak rakyat.
bisa independen sebab militansinya tidak kalah dengan gerakan radikal
kiri maupun radikal kanan yang mandiri melalui pendanaan internal. Maaf
jadi sedikit emosional dengan banyaknya tuduhan miring tanpa dasar
kepada di komunitas intelijen.
Refleksi Tahun 2007Masehi / 1428 Hijriah
Tahun ini, sudah 2 tahun eksis dalam dunia maya, dan sepanjang
masa-masa yang telah dilalui sudah berkali-kali mendapat
peringatan keras, dan saya sadar betul resiko yang ada. Masih eksisnya
bukan sebab saya masih menyimpan banyak cerita yang lebih
sensitif menyangkut kebusukan dunia politik dan keamanan, namun
disebabkan kemalasan digelarnya operasi untuk melumpuhkan saya.
Namun fakta bahwa penghianat bangsa yang sejak lama memiliki power di
bumi pertiwi ini masih saja bercokol di pusat-pusat kekuasaan telah
membuat saya semakin lemah untuk bertahan. Tentunya berbagai
kekuatan yang mengintip terus meraba-raba dan mencari tahu
jaring yang bila ditelusuri via internet akan terlihat kecil, namun
bila saya beberkan akan membuat pihak-pihak yang memusuhi
berpikir seribu kali untuk memerangi Blog I-I. sebab simpati dan
kepedulian hanya untuk rakyat, bangsa dan negara negara kita.
Tidak untuk ideologi tertentu tidak untuk kelompok tertentu. Hal ini
bukan berarti tidak memiliki prinsip A, B atau C. namun lebih
kepada perjuangan mendukung negara kita Raya yang mampu memakmurkan
rakyat negara kita. Selanjutnya....
Selanjutnya bila tidak terlalu mempedulikan gerakan ideologi
kanan atau kiri semata-mata sebab pilihan ekstrim ke kanan atau ke kiri
hanya akan menimbulkan konflik belaka, dan akhirnya rakyat miskin yang
bodoh dan tidak mengerti persoalan menjadi korban. meyakini
ideologi campuran yang seharusnya mampu digagas oleh akademisi/orang
pintar negara kita yang diambil dari latar belakang budaya bangsa yang
beragam. Ide-ide dari dunia barat dan timur bisa diadopsi sepanjang bisa
dibadikan kepada kepentingan rakyat, bukan kepada idealisme kosong
mimpi opium ala komunitas komunal atau pun ala komunitas hedonis
individual liberal pencari kepuasan dunia.
Sedihnya, para akademisi lulusan Barat membawa pulang hanya title dan
kebanggaan bila mampu mengadopsikan secara murni konsep-konsep
import yang telah dirancang oleh gerakan global. Hal ini berlaku bagi
kalangan komunis maupun liberal. Demikian juga sebagian kecil dari
mereka yang pulang dari timur tengah, membawa pulang ide-ide radikal
yang penuh konflik dan bukan mengedepankan rahmatan lil alamin.
Sementara tentara /polisi yang dulu pernah menjadi perekat bangsa dengan
kebijakan represif, masih saja bisa dimanfaatkan oleh segelintir individu
rakus kekuasaan yang senantiasa bermain-main dengan stabilitas
keamanan. Kasus Dewan Revolusi yang memang dirancang kecil-kecilan
untuk menggertak pemerintah tampak cukup berhasil menarik perhatian.
Meskipun menerima informasi yang lebih mengerikan dibanding
Dewan Revolusi, bagi semua permainan di negeri ini semakin
tidak lucu dan kampungan.
LSM/NGO yang seharusnya menjadi tulang punggung gerakan civil
society / masyarakat madani tampak semakin kedodoran dengan
persoalan internal, menyimpangnya idealisme, dan bermainnya
kepentingan individual.
DPR yang awalnya diharapkan benar-benar bisa menjadi saluran aspirasi
rakyat semakin kurang meyakinkan dengan berbagai kasus yang sangat
memalukan dari sebagian anggotanya.
Dunia intelijen di awal tahun ini menghadapi ancaman yang semakin serius,
apalagi situasi yang semakin panas menjelang 2009. Rangkaian ancaman
teror tidak akan berhenti di daerah konflik seperti Poso. Sedang terpikir
oleh sebagian elemen radikal untuk kembali mengguncang wilayah Jawa-
Bali. Kisruhnya rencana pergantian Kepala BIN jelas semakin
menguntungkan kelompok-kelompok yang menjadi ancaman bagi bangsa
dan negara negara kita. Upaya-upaya penguasaan BIN oleh operator CIA
akan semakin mudah bila mental kerja orang-orang BIN terus ditekan
dengan berbagai persoalan. Akibatnya sel-sel kerja BIN semakin rusak,
untungnya masih ada operator BIN yang idealis dan berprestasi tinggi.
Sayangnya pimpinan BIN juga kurang berani menghukum elemen BIN
yang berhianat (berkoalisi dengan operator intel asing khususnya CIA
dan Mossad), berpolitik, bahkan cari makan (uang). berpendapat
bahwa simpang siurnya isu soal pergantian pimpinan BIN harus segera
diakhiri oleh ketegasan SBY yang harus mampu berpikir cerdas dan
melihat sosok yang tepat untuk kepentingan bangsa dan negara. Satu hal
yang penting, jangan mengangkat pimpinan yang bukan ahlinya, pimpinan
yang hanya ingin menyenangkan hati Presiden, dan pimpinan yang berjanji
muluk-muluk/tidak realistis.
Koalisi beberapa Jenderal dengan GAS (Gerakan Anti SBY) diharapkan
bisa berjalan dalam koridor demokrasi dan bersaing secara fair menuju
pemilu 2009. Informasi yang diterima soal ini masih bisa diatasi
sebab argumentasi kelompok ini masih lemah dan kerja jaringnya tidak
profesional. Meski begitu, koalisi yang akan meluas mencakup kelompok
papernas dan intelektual kiri cukup berpotensi merubah keadaan. Selain
itu, semoga saja isu tidak sedap keterlibatan beberapa tokoh partai
politik tidak benar, sebab hal itu akan mempertajam kecurigaan dan
permusuhan yang menyebalkan.
Lalu apakah lantas kita berpikir negatif dan merusak, hal itu sama saja
dengan menambah kisruh persoalan yang sudah ada. Di manapun kita
berada dan bergerak bila niatnya untuk kebaikan, maka akan
mendapatkan kebaikan. tidak munafik soal kebutuhan akan dana,
power, dan lain-lain untuk merubah keadaan. Namun itu semua bukan
segalanya, memelihara konsistensi dalam sebuah keyakinan itu lebih
bermakna ketimbang sasaran antara yang bersifat kepuasan duniawi.
Sekian refleksi Senopati, mohon dikoreksi bila ada kekeliruan
Tanya Kenapa Tanya Kenapa
Sepintas memang ringan bertanya kenapa seperti dalam iklan komersil
sebuah produk rokok. Tapi ketika kita perhatikan perilaku menyimpang
dalam berbaga kehidupan berbangsa dan bernegara, cukup tragis bila kita
mendengar jawaban ringan... kan tidak ada yang jaga.
Tanya kenapa ada cukup sulit menjelaskannya, tanya kenapa
pembaca juga malu-malu berkomunikasi dengan saya bisa
dipahami sebab kepercayaan dan resiko. Tanya kenapa suka
macet di jalan juga bukan hal yang mudah dijawab.
Tulisan ini hanya sekedar ngobrol minum kopi...silahkan lanjut bila
tertarik...
Maaf...saya lama meninggalkan rumah bukan sebab sakit atau berpergian,
tapi sebab sedang berkontemplasi tentang masa depan Blog I-I. Masih
adakah pengaruh signifikan dari keberadaan Blog I-I? Ataukah hanya
menjadi selingan bacaan murahan belaka?
Agak capek juga melihat lambatnya perubahan di Republik negara kita,
mulai dari sektor reformasi perundang-undangan, reformasi penegakkan
hukum, masalah politik, ekonomi, keamanan sangat kelihatan simpang siur
tak terarah. Tapi yah..setidaknya ada sedikit yang dilakukan Blog I-
I...Seno sedang membela diri dengan tatapan kosong.
Saya sangat berterima kasih pada rekan-rekan yang masih rajin
menyemangati dan mengunjungi walau saya jarang di rumah.
Alangkah senangnya saya bila ada rekan-rekan yang mau membawa oleh-
oleh untuk ditampilkan dalam Blog I-I, seperti yang pernah dilakukan
beberapa rekan seperti Abwehmister, Cah Bodho, NK, Liaf, Abu
Jihat,Dewa Nusantara, Genjer, Kayu, Asasi, HS, MP, dll yang secara
sebagian maupun keseluruhan telah memberikan warna bagi Blog I-I.
Tidak lupa tentunya juga agen P5 yang selalu secara tajam mengkritisi
Blog I-I. Mas Bajil, Mas Keriskethul, Mas Pagaruyung, Mas Tukang Jam,
Mbak Stella, Mas Bird Commander, Mas Bandungbondowoso, Mas Sate
Kelinci, Mas Yoga, Mas Napoleon, dll terima kasih dan maaf meninggalkan
rumah terlalu lama. Maaf tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Bila ada catatan atau masukan untuk Blog I-I, silahkan disampaikan...saya
sangat terbuka.
Eh tiba-tiba terlintas sebuah bayangan tentang meluasnya negara
Singapura paska impor jutaan ton pasir....menjadi sebuah daratan megah
gemerlap dalam silau kemakmuran dunia hitam dan malam Singapura yang
direncanakan akan terus menjaring bajingan negara kita untuk terus
memeras kekayaan alamnya. Capek melihatnya....
Ah... minum kopi lagi sambil bertanya-tanya kenapa jadi begini
Sebuah informasi yang sangat menyesakkan hati saya peroleh dari
informan dalam Seno Raya bahwa akan segera dimeninggal kan atau
dilumpuhkan oleh sebuah operasi yang konon menjadi proyek D-V.
Ah... tapi apalah peduli saya yang sudah terlanjur basah dan begitu jauh
melangkah. Apakah akhirnya Senopati Wirang bisa dilumpuhkan demi
sebuah keresahan sebagian elit kalangan Intelijen negara kita yang secara
sadar maupun tidak sadar telah diprovokasi infiltrasi kepentingan asing.
Apakah akhirnya Senopati Wirang akan meninggal sia-sia sebagai akibat dari
keresahan kelompok tertentu yang berhasil menyusupkan teknologi
surveillance Mossad ke dalam beberapa unit vital Intelijen negara kita.
Apakah berakhirnya melalui operasi intelijen akan digelar sebab
respon Senopati Wirang yang masa bodoh meski Anjing Pelacak telah
dilepas. Semua pertanyaan itu menghantui saya beberapa hari belakangan
ini. Meskipun demikian, saya yakin bahwa akan lahir Senopati-senopati
baru yang lebih cerdas, lebih ahli soal teknologi, lebih segalanya dibandingkan
seorang Senopati Wirang yang tidak lebih dari sosok gelisah akan nasib
bangsa negara kita dari sudut pandang prajurit intelijen. Saya yakin akan
lahir Senopati muda berdarah merah-putih tulen yang rela berkorban
demi kejayaan negara kita Raya.
Kepada segenap unit D-V dan D-III, bila saudara-saudara sekalian telah
sungguh-sungguh menabuh genderang perang terhadap Blog I-I, maka
saran saya: persiapkan operasi yang baik. Bila perlu jangan hanya
membawa senjata genggam Wealther PPK atau senjata mini lainnya, anda
sekalian memerlukan senjata serbu minimal Uzi yang pernah dibeli oleh
satuan Kopassus. Meski unit saya kecil, namun dukungan operasi masih
standar DeSq, dan saya bisa memastikan mutual damage yang mungkin
tidak akan pernah saudara-saudara duga.
Catatan : Saya mohon bantuan kepada semua rekan-rekan untuk
membantu pemeliharaan arsip (silahkan dicopy-paste), sehingga
dampak operasi pelumpuhan tidak akan pernah mampu
menghapus memori kemerdekaan berpikir Blog I-I. Dari sisi pengamanan
teknologi internet, kepada rekan yang ahli, mohon berbagi saran.
Masalah E-mail & Intelijen Dunia Maya
Sekedar memberikan penjelasan kepada rekan-rekan yang menantikan
komunikasi langsung melalui e-mail (penjelasan detail dari saya tentang
masalah intelijen), perlu saya beritahukan bahwa besar kemungkinan e-
mail saya sudah di-intersep (disadap). Saya tentunya tidak ingin
membahayakan rekan-rekan yang nantinya bisa dituduh sebagai jaring
Blog I-I. tidak bisa membuat senang semua pihak, malahan
membuat banyak pihak menjadi kesal/marah.
Itulah sebabnya saya tidak lagi menjawab e-mail. namun bila saya cukup
fit, saya upayakan memberikan catatan atas kerisauan rekan-rekan Blog
I-I dalam tulisan di .
Sebagai contoh, sudah ada puluhan e-mail yang meminta saya menyelidiki
bullebali yang konon diduga sebagai intelijen liar yang lepas kendali,
entah bekerja untuk siapa. Meskipun intelijen negara kita paham bahwa
ada peranan intel dalam mewadahi forum komunikasi bebas dengan
prinsip freedom of speech, tapi saya kurang nyaman untuk membahas
bullebali. Meskipun beberapa e-mail yang lain memberikan data-data
dugaan kepentingan CIA yang kuat di belakang website ini , saya
tidak menyorotinya dan kali ini saya buatkan link hanya untuk membuka
mata mereka yang resah atas keberadaan Blog I-I. Bahwa pembahasan
masalah intelijen bukan hanya oleh Blog I-I. Hmmm lalu, apakah tidak
akan lebih mencengangkan jika lalu juga menyisipkan
website-website "intelijen" versi Seno Raya maupun yang versi swasta.
Tentunya jangan salahkan bila website "intelijen" tampil lusuh
dan tidak menarik untuk dilihat....apalagi dibaca.
Bagi Senopati Wirang keberadaan jaring bullebali yang sudah eksis cukup
lama dalam dunia intelijen maya lumayan baik. Dari puluhan lembar
dokumentasi yang di attach dalam e-mail tentang bullebali tampak bahwa
juga pernah menjadi perbincangan di sana. Tampak sekali kehati-
hatian bullebali sebagai sosok yang "tahu" dunia intelijen negara kita.
sangat berterima kasih kepada rekan-rekan yang
mengirimkan e-mail tentang website-website yang membahas masalah
intelijen di negara kita, termasuk yang resmi milik Seno Raya baik yang
dikelola oleh unit khusus maupun yang dikelola individual. Tentu saja Blog
I-I akan tetap menghornati privacy pihak-pihak yang juga menghornati
Blog I-I.
Saat ini saya sedang berpikir-pikir apakah sebaiknya saya buatkan link
khusus ataukah tetap saya rahasiakan. Sebuah Disclosure Project Blog
I-I jika operasi pelumpuhan tetap digelar. Semua alumni
pusintelstrat faham sekali prinsip prajurit intelijen untuk tidak meninggal
sendirian, bahwa pihak yang akan mematikankita juga pantas dimeninggal kan.
Ma'af & Jangan Khawatir
Pertama-tama saya ingin menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya
kepada pengunjung yang ikut-ikutan was-was gara-gara saya
berbagi perasaan terancam.
Kedua saya sangat berterima kasih kepada beberapa rekan baik
yang berlatar belakang Teknologi Informasi maupun ilmu sosial yang
memberikan dukungan yang tidak saya duga akan sebesar itu.
Terakhir, jika terjadi sesuatu yang buruk, saya tidak akan melibatkan
siapapun dari rekan-rekan yang sudah berkontribusi besar atas
keberadaan Blog I-I. jika ada pihak-pihak yang melakukan intimidasi
psikologis melalui pelacakan di internet dan berhasil mencapai rekan-
rekan, maka saya jamin pihak ini tidak memiliki kekuatan hukum
yang cukup untuk mempermasalahkan kepedulian rekan-rekan pada Blog
I-I. Mereka mungkin sedang mengobarkan psywar untuk melemahkan
dukungan kepada Blog I-I.
Terima kasih saya haturkan kepada segenap pembaca yang masih
peduli dengan negara kita Raya.
Mengering Sudah
Artikel ini lebih bersifat refleksi perasaan saya pribadi yang telah lama
menjadikan beberapa lagu Chrisye sebagai inspirasi dalam pekerjaan saya
yang melelahkan. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan sebab tidak
ada spot intelijen di sini.
Sekedar mengingatkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan meninggal ,
izinkan saya menyisipkan rasa hormat pada pemusik, penyanyi dan
seniman yang membuat saya bangga sebagai orang negara kita, Chrisye.
Dahulu saya meneteskan air mata ketika seorang sahabat intelijen
dituduh makar dalam sebuah gerakan sekte Islam dan dipenjarakan.
Ketika itu lagu Merpati Putih benar-benar menyentuh perasaan kami yang
mendalam, lantunan lagu yang mengguncang dalam hening dari suara emas
Chrisye benar-benar membuat kami seperti merpati putih menerjang
badai.
Hari ini saya kembali meneteskan air mata menyaksikan pemakaman
Chrisye. Terbayang jelas bahwa sayapun tak lama lagi akan menyusul. Bila
ada rekan-rekan yang menghadiri pemakaman Chrisye mungkin
berpapasan dengan saya di sana.
Selamat jalan Chrisye.
MERPATI PUTIH
(Chrisye, Ost Badai Pasti Berlalu)
Mengering sudah bunga di pelukan
merpati putih berarak pulang
terbang menerjang badai
tinggi di awan,
menghilang di langit yang hitam
S'lamat berpisah kenangan bercinta
sampai kapankah jadinya
aku harus menunggu
hari bahagia seperti dulu:
Bersama kasih kembali mesra
bercumbu lagi kembali satu
janji berjuta bintang
dalam pelukan
sehangat pagi yang cerah
Do'a Senopati mengiringi
Tetangga Dunia Maya
Tetangga sebelah dalam forum kaskus yang terkenal dengan nickname
bullebali telah menyapa langsung dalam bentuk komentar pada artikel
Intelijen Dunia Maya. Entah mengapa saya merasa komentarnya bisa
mencerminkan sosok bullebali yang enerjik dengan keterampilan
khususnya. Mudah-mudahan benar adanya.
Salam kenal kembali saudara bullebali, senangnya melihat komunitas
paruh baya dan anak muda yang secara sadar berjiwa NKRI. Jangan
khawatir, mereka-mereka yang suka melakukan pengecekan terhadap
intelijen dunia maya juga cuma manusia yang mencoba kreatif cari makan.
Sama dengan prinsip ada gula ada semut, di mana ada proyek ancaman
yang berduit di sana aparat berkumpul. Saat ini proyek teroris masih
primadollar, jadi saya sepaham jika laporan tentang penipuan yang
dilakukan NII yang tipis dana ops-nya ditanggapi sepi-sepi saja oleh
Polisi.
Bila ada pihak yang mengkait-kaitkan berbagai gerakan yang
memanfaatkan isu agama Islam dalam satu pendekatan saja, maka yang
bersangkutan memang belum paham situasinya.
Baru ditinggal jalan-jalan sejenak, rupanya telah berkembang wacana
kritis yang mempertanyakan saya, ya...tentu saja hal itu sangat wajar dan
memang seharusnya dipertanyakan. Kalau tidak ada yang bertanya-tanya,
mungkin saya hapus saja ini dari dunia cyber.
Terima kasih atas berbagai komentar dalam shoutbox yang benar-benar
membuat saya membaca ulang artikel-artikel Blog I-I.
Soal pembahasan masalah politik nasional negara kita sebenarnya tidaklah
terhindarkan bagi kalangan intelijen. Hal itu sebab eratnya hubungan
intelijen dengan stabilitas politik. Patut diakui, memang akan terlihat
kurang etis sebab intelijen menanggung beban informasi rahasia yang
bila dibahas dalam wilayah politik akan menjadi komoditi para pemain
politik. Bahkan artikel bernada datar tentang pergantian Menteri yang
saya tulispun menjadi bahan pembicaraan, padahal saya bisa menulis yang
lebih menggoda jika saya sampaikan sejumlah informasi akurat yang
menyebabkan terjadinya antiklimaks yang bisa menjadi bahan penurunan
kredibilitas pemerintah. Anggap saja tulisan saya itu sebagai langkah
blunder dalam permainan catur, namun tidak mematikantoh.
namun cukuplah kiranya, sebab misi bukan untuk menciptakan
suasana tertentu untuk mendorong terjadinya instabilitas nasional. Misi
juga bukan untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah. Jadi
bagi siapapun yang yang memiliki misi demikian tidak usah mendekati
saya.
Mengenai perjanjian ekstradisi, tidak ada maksud untuk bela sana-sini
atau menutup mata dari potensi rawannya keamanan nasional negara kita.
Kepada rekan-rekan dari tentara (khususnya Udara dan Lait) dan polisi (Polisi
Air) mohon kiranya bisa menyampaikan secara transparan apa yang sudah
terjadi sebelum tanda tangan DCA RI-Singapura. Bahwa Singapura
selama ini sudah menggunakan beberapa wilayah negara kita untuk latihan
militer tidak pernah disinggung siapapun, mengapa? Teriakan politis
dalam kasus ini sangat kentara, atau jangan-jangan memang tidak ada
yang tahu? Itulah sebabnya Dephan cukup percaya diri dan tidak ambil
pusing komentar politis dari sejumlah kalangan. sebab jawaban yang
tepat yaitu bahwa perjanjian keamanan yang baru itu justru semakin
memperjelas aturan main bila Singapura ingin latihan militer, sebelumnya
yaaa seenaknya aja.
Sementara itu, masalah perjanjian ekstradisi, memang benar sangat sulit
apalagi pelaksanaannya nanti. Dahulu banyak yang teriak-teriak mendesak
perjanjian itu, namun setelah ditandatangani mengapa lantas diteriaki
lagi?
Sangat benar bahwa kita harus waspada, namun sangat sedikit yang
memahami dan mau memberikan apresiasi yang obyektif.
Saya tidak bermaksud bertahan membela perjanjian itu, sebab tidak ada
manfaatnya bila kita belum sama-sama membaca keseluruhan situasinya.
Secara substansi perjanjian, saya memberikan apresiasi, namun untuk
pelaksanaannya saya termasuk yang pesimis.
Apa yang saya lihat dari kelemahan perjanjian RI-Singapura yaitu sifat
ketertutupannya baik selama proses maupun setelah tanda tangan.
Kondisi itulah yang menjadikan perjanjian itu enak dibidik sebagai
sesuatu yang "keliru". Bila memang keliru lalu bagaimana kita
berhubungan dengan tetangga "kecil" kita itu??? Beberapa alasan yang
dikemukakan oleh pihak terkait negosiasi dalam transkripsi rekaman Blog
I-I tercatat bahwa keraguan terbesar justru mengarah pada politisi di
Senayan yang sedang berburu daftar list buronan koruptor yang akan
diburu aparat negara kita dan Singapura. Buat apa berburu list itu, sebab
ada nilai jasa dollarnya agar proses kabur ke negara ketiga semakin
lancar. Tahukah rekan-rekan bahwa perang melawan korupsi benar-benar
akan berdarah-darah bila pemerintahan SBY cukup berani dan tegas
tanpa pilih kasih.
Dari dalam negeri Singapura yang masih otoriter, diperoleh informasi
bahwa Singapura cukup terdesak dalam proses penandatanganan
ini . Memang sangat sulit dalam hidup bertetangga yang baik sebab
kecurigaan lebih besar dari segala itikad baik untuk bisa bekerjasama.
Singapura betapapun juga lebih mengharapkan negara kita Raya yang stabil
dan bisa berkerjasama dengan baik. Sebaliknya negara kita lebih
mengharapkan Singpaura yang mengerti perubahan demi perubahan yang
sedang terjadi di negara kita. Seni intelijen, diplomasi dan membina
hubungan dengan tetangga sebelah memang cukup rumit. Adakah diantara
rekan-rekan yang bisa menyebutkan nama orang negara kita yang bisa
disebut sebagai pakar masalah Singapura? cukup sulit bukan?
Ingat...dalam memangdang suatu persoalaan kita perlu mengumpulkan
data selengkap mungkin dan melihat dari berbagai sisi serta mengurangi
prasangka, meskipun terhadap musuh sekalipun. sebab prasangka baik
dan buruk sudah mengurangi ketelitian kita.
Bagaimana pula dengan penguasaan sektor telekomunikasi oleh
perusahaan Singapura dan Malaysia, aduh-aduh itu bisa terjadi benar-
benar sebab kecerobohan atau kebodohan pengelola bisnis maupun
birokrat yang mengurusinya. Sesungguhnya bukan sebab ada kecolongan
ataupun kehebatan intelijen ekonomi asing yang masuk ke negara kita.
Sungguh sifat pemalas telah menjatuhkan martabat bangsa dalam cermin
dunia bisnis yang sekarat. Perhatikan juga negara kita paska kendali IMF,
adakah bedanya? apakah perbankan sudah meninggalkan mentalitet malas
menanggung resiko serta terus-terusan menjadi beban rakyat.
lalu dalam kasus-kasus delik hukum nasional, dimana kewibawaan
hukum bila keputusan tingkat Mahkamah Agung masih mengandung
masalah "ketidakadilan".
Mengenai Adipati, saya yakin dunia intelijen sudah paham betul
bagaimana karakternya. Tentu saja cukup berbeda dengan karakter yang
sering dikritisi di media massa.
Mengenai intelijen asing, saya kira cukup jelas bahwa pekerjaan mereka
intel asing semakin ringan sebab nasionalisme negara kita tampak rapuh di
sana sini. Di Jakarta, di Bandung, di Solo, di Batam, di Medan, di Papua,
ah di mana-mana mereka sudah membentuk jaring informasi. Salah satu
indikasi yang sangat kuat yaitu ketika negara kita memberikan
persetujuan atas resolusi PBB terhadap nuklir Iran, intel-intel asing yang
anti Iran bertanya-tanya ada berapa banyak syiah di negara kita, apakah
mereka berhubungan dengan Kedutaan Besar Iran, dst...dst, yang intinya
mencari tahu kekuatan pengaruh Iran di negara kita. Ketika saya
memperhatikan gerakan itu, maka cukuplah menjadi catatan saja, sebab
syukurnya ada juga agen Seno Raya yang cukup baik mengamankan sektor
ini.
Bagaimana dengan kebenaran info Kidon di negara kita, ya ampunnn sudah
saya sampaikan hard fact data kedatangan mereka, apakah harus
dilengkapi foto yang berambut dan botak segala dalam ini?
memang saya sendiri belum tahu persis kemana saja gerak mereka, konon
masih terkait dengan upaya liberalisasi total ekonomi negara kita Raya.
Disamping itu juga memberikan tekanan yang sangat keras kepada
jelmaan Ikhwanul Muslimin negara kita (silahkan terjemahkan sendiri).
Mengenai kecelakaan-kecelakaan sangat mungkin ada faktor kebetulan,
namun kewaspadaan harus tetap tinggi utamanya dalam menjaga seluruh
sektor transportasi nasional. Pada umumnya sabotase hanya untuk
pengalihan perhatian, sedangkan sasaran sebenarnya justru lebih
dahsyat.
Sekali lagi, saya sangat menghargai apapun komentar rekan-rekan Blog I-
I. tidak dalam posisi alat negara untuk mempengaruhi opini
publik. juga tidak dalam posisi untuk dipegaruhi kelompok
manapun di negeri ini. Hanya sebuah refleksi kegelisahan melihat
jatuhnya negara kita Raya. Terakhir perlu dicamlan bahwa Senopati
Wirang bukanlah seorang Master Spy yang tahu segala hal, hanya
pesakitan yang terlalu khawatir dengan masa depan negara kita Raya.
Komunitas Penuh Kejutan
Pertama kali membaca tulisan Rusia yang lalu juga diikuti oleh mas
Bajil, sungguh agak sedikit menggoda untuk membahasnya dalam tulisan
singkat ini.
Komentar singkat dalam shoutbox memiliki makna khusus dari "Tsar"
yang menyebutkan tentang Izobrazhaya Zhertvu ada baiknya saya bahas
agar sebagai bagian dari pelajaran publik tentang pentingnya wawasan
insan intelijen. Hal itu juga berlanjut dengan komentar dalam aksara
Arab dari seseorang berinisial Ú¾ÛŒØØ¶Ù„ا yang ternyata juga paham soal
Izobrazhaya, apakah ini benar-benar tanda kebangkitan Rusia Novaya di
bumi negara kita? ah ternyata bukan..., ternyata sebuah upaya penyelidikan
terhadap karakter Senopati Wirang yang hampa bagaikan black hole
dengan mengajak rekan-rekan mempelajari kisah Izobrazhaya.
Yah mau bagaimana lagi, rekan-rekan memang penuh kejutan dan
sekali lagi membuat saya terhenyak.
Bisa terasa sebagai kritik, bisa juga sebagai pujian dari sisi mana rekan-
rekan menterjemahkan kisah Izobrazhaya dalam kaitannya dengan
tulisan-tulisan Blog I-I. Sebagai perbandingan, Mas Pagaruyung dan
rekan-rekan yang lain tidak berani mengirimkan tulisan kepada
sebab takut terbongkar dari karakter atau model tulisannya. Sementara
dari apa-apa yang saya tuliskan mungkin sebagian rekan sudah
semakin dekat dengan identitas Senopati Wirang.
Mbak Stella yang ternyata juga fasih Rusia, saya setuju bahwa salah satu
persoalan yang sangat penting yaitu pemberantasan korupsi, perlu juga
dipertimbangkan cara-cara revolusioner, entah bottom-up atau top-down.
Rasanya kalau di tingkat yang paling TOP ternyata berlumuran hasil
korupsi, maka akan teramat sulit.
Buat penulis kode-kode rhs, sudah diterima 10-4. Terimakasih.
lalu ada juga komentar "iwak pindang" yang dengan jelas
menyampaikan tuduhan Kucing Garong Double Agent terhadap saya...yah
mau dibatasi bagaimana? nanti disangka tidak demokratis dengan
menyeleksi tulisan-tulisan yang anti Blog I-I.
Sungguh yang paling lucu yaitu komentar tuduhan saya sebagai seorang
komunis dan kebohongan informasi tentang Kidon. Mengapa lucu, sebab
Code Name yang dipakai jelas merupakan intimidasi kepada Blog I-I.
Pesannya yaitu tidak akan sanggup menandingi propaganda
Mossad.
Mengenai pertanyaan mengapa saya membuat Blog I-I, rekan-rekan bisa
merasakan dari isi dan dinamika diskusinya. Bisa bermanfaat bisa juga
tidak tergantung dari sisi kepentingan maupun kebutuhan rekan-rekan
sendiri.
Buat Ndorokakung dan rekan-rekan yang rajin berkunjung, saya sulit
memberikan waktu yang lebih sering untuk mengupdate Blog I-I, jadi
mohon dimaklumi dan jangan kapok mampir.
Buat Mas Bajil, ide merubah penampilan cukup menarik saya
pernah coba dengan link yang Mas Bajil kirim, tapi sayang saya kurang
paham caranya (bukankah pernah beberapa kali "rusak" sebab
saya coba-coba merubahnya), lagi pula anak saya yang biasa membantu
memperbaiki penampilan sudah tidak bisa diganggu sebab
kesibukannya sendiri.
Buat semua rekan-rekan, dalam polemik tentang saya, adipati, masa
depan Blog I-I, tuduhan yang kembali bergema, semua itu sudah pernah
terjadi sejak awal peluncuran Blog I-I. Mungkin persoalan itu kembali
ramai sebab yang mereka ramalkan meninggal sendiri ternyata masih
hidup terus, bahkan komunitasnya meluas ke kalangan Mahasiswa dan
jaring intelijen.
Mudah-mudahan Mas Ray_19 benar-benar mahasiswa yang tertarik
menulis tentang intelijen dalam studinya, sebab kesempatan untuk
menjadi akademisi negara kita yang menguasai masalah intelijen sangat
terbuka, bisa menjadi yang pertama. Bandingkan misalnya dengan Andi
Wijayanto yang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai pengamat
hankam dari pada pengamat intelijen. Bandingkan juga dengan AC
Manullang yang sebenarnya keahlian akademiknya (Doktornya) jelas-jelas
bukan bidang intelijen. Saudara Ray bisa menjadi salah satu ahli intelijen
di masa mendatang kalau serius mendalaminya. Sering-sering saja
bertanya di forum Blog I-I, selain saya ada rekan-rekan yang
lain yang akan berbagi informasi, ilmu pengetahuan serta pengalaman
mereka. Jangan berharap mendapatkan hasil matang hanya dengan
menunggu datangnya e-mail di inbox setelah memberi alamat e-mail di
Blog I-I. Butuh proses dan pengenalan serta keseriusan bila ingin
meneliti intelijen secara akademis.
Buat mbak Stella, Om 13-13-1313, Om Kethul, Om Bird, Pa Ete
Pagaruyung, Om Tukang Jam, Om Si Butet Yogya dan Mbah Kakung, Mas
Ovi, Agent P5, Cah Bodho, dan semua jaring yang selalu tanpa nama
anonym, juga pengunjung baru Blog I-I, beginilah suasana rumah Blog I-I.
Jangan ada yang sakit hati, tersinggung atau menjadi dendam sebab
perbedaan pendapat belaka.
VISI BLOG INTELIJEN negara kita
Menjadi Blog yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional melalui
penguatan nilai-nilai intelijen strategis serta pencapaian negara kita Raya
yang stabil.
MISI BLOG INTELIJEN negara kita
Mencapai dan memelihara kestabilan ipoleksosbudhankam melalui
pemeliharaan jaring informasi intelijen dan penajaman analisa intelijen
serta pembangunan sistem keamanan nasional yang mantap melalui sinergi
seluruh unsur pendukung pertahanan dan keamanan.
NILAI NILAI STRATEGIS
Kompetensi - Integritas - Loyal - Logis - Efektif - Rahasia - Cepat -
Tepat (KILLER - CT)
SASARAN STRATEGIS BLOG INTELIJEN negara kita
Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis ini ,
menetapkan sasaran strategis jangka pendek, menengah dan panjang,
yaitu :
1. Meningkatkan Kewaspadaan Komunitas Intelijen negara kita;
2. Mendeteksi Ancaman Terhadap Kepentingan negara kita Raya;
3. Membangun dan Memelihara Jaring Intelijen negara kita tingkat
Nasional dan Internasional;
4. Meningkatkan Kualitas Produk Analisa Intelijen;
5. Mengkritisi setiap penyimpangan Intelijen negara kita secara
proporsional berdasarkan pada analisa kinerja dalam kerangka reformasi
sistem pertahanan dan keamanan nasional.
6. Memperkuat Institusi Intelijen negara kita melalui Penciptaan Jaring
Pendukung yang merupakan sinergi antara Jaring Intelijen Blog I-I,
Pembangunan jaring mandiri di luar negeri, dengan jaring intelijen BIN,
BAIS - tentara , Intelijen Taktis-Tempur, Pusintelstrat, Intelijen polisi ,
Intelijen Kejaksaan Agung, Intelijen Imigrasi, Intelijen Pajak, dalam
kerangka Strategi Keamanan Nasional negara kita.
7. Menampung aspirasi publik di bidang intelijen selama Institusi Resmi
Intelijen negara kita masih menutup diri dari bidang public relations.
8. Mengubah paradigma lama intelijen; berhasil tak dipuji, gagal dicaci
maki, hilang tak dicari, meninggal tak diakui; menjadi berhasil menjadi catatan
prestasi, gagal dievaluasi, hilang diselidiki dan dicari, meninggal dihormeninggal .
Satu-satunya prinsip yang tidak berubah yaitu di tengah masyarakat
tidak dikenal sebagai petugas intelijen.
Atas Nama Komunitas Intelijen Blog I-I
Ttd. Senopati Wirang
Bagi yang berkeberatan atau ada usul tambahan dipersilahkan untuk
disampaikan dalam waktu selambatnya 7 hari setelah Visi dan Misi ini
diumumkan.
Perubahan Visi dan Misi Blog I-I
Sudah masuk sebuah usulan perubahan Visi dan Misi dalam
bentuk komentar langsung dan sejumlah dukungan serta revisi dalam
bentuk e-mail kepada saya. Beberapa tanggapan sangat menarik dan
cukup baik untuk dipertimbangkan seperti usulan berikut ini:
Bisakah Visi tsb diubah sedikit:
“Menjadi Blog yang diakui Integritas-nya secara nasional melalui
penguatan nilai-nilai intelijen strategis serta pencapaian negara kita Raya
yang Adil, Makmur, & Demokratis.”
Cat: menurut pemahaman saya, Integritas sudah mencakup kredibilitas,
kompetensi, loyal & jujur.
Bisakah Misi menjadi:
“Mencapai dan memelihara kestabilan I-Pol-Ek-Sos-Bud yang ADIL &
DEMOKRATIS melalui :
1. Penerapan jaring informasi intelijen,
2. Penajaman analisa intelijen,
3. Pembangunan sistem keamanan nasional yang TERPADU melalui
sinergi seluruh unsur pendukung pertahanan dan keamanan.”
Cat: Kestabilan Han-Kam sudah telah tercakup di No.3.
Bisakah Nilai-Nilai Strategis menjadi:
Integritas - Demokratis - Efektif - Adil - Logis – Tepat - Rahasia -
Universal - Terpadu - Hormat (IDEAL -TRUTH)
Kritikan terhadap konsep KILLER-CT tercatat ada 21 rekan
yang keberatan, sedangkan yang setuju tampaknya diam-diam saja.
Mengingat argumentasinya cukup meyakinkan, mungkin saya perlu
tambahan komentar dari rekan-rekan yang lain, sampai akhirnya Visi dan
Misi bisa dimantapkan.
Sudah ada masukan tentang masalah demokratis, apa maksudnya? Bila
demokratis dimaksudkan dalam proses kerja intelijen, maka akan sulit
sebab akan terjadi kebanyakan debat dalam penentuan operasi. Namun
jika demokratis bermakna mendukung negara kita Raya yang
demokratis, maka oke-oke saja.
Mengenai masalah keadilan juga menjadi rancu sebab itu berada dalam
ruang penegakkan hukum. Sementara secara hukum, intelijen di
negara kita hanya menjadi bagian dalam jaring informasi nasional dan
bukan dalam kerangka polisionil, penegakkan hukum, apalagi penegakkan
keadilan di tengah-tengah masyarakat. Bukankah kebanyakan pihak (DPR
dan LSM) tidak menghendaki intelijen ikut campur terlalu jauh dalam
bidang hukum, bahkan proses pembuatan dasar hukum bagi intelijen tidak
banyak yang mendukung. Akibatnya intelijen malahan bisa seenaknya saja.
Masukkan lain:
Mengenai kritik terhadap penyimpangan intelijen, sebaiknya diserahkan
kepada komisi nasional seperti Komisi Nasional atau menjadi wewenang
Komisi di DPR-RI saja, jangan dilakukan oleh Blog I-I...siapa yang
memberikan hak ini? apa dasar hukumnya?, jangan menjadi pengawas liar.
Salah-salah dianggap oposan liar yang harus dimeninggal kan.
Ada juga yang menganggap Visi dan Misi tidak ada bedanya
dengan idealisme sebagian besar organisasi di negara kita yang memiliki
Visi dan Misi yang baik namun miskin dalam pelaksanaan. Jadi yang
terpenting bagaimana aksinya yang nyata...?
Komentar-komentar singkat yang oke-oke saja dan sedikit perbaikan
masalah redaksi tidak saya tuliskan disini.
Saya tunggu sikap kritis rekan-rekan Blog I-I
Berdasarkan penelitian sementara atas Insiden Alas Tlogo,
Lekok, Pasuruan, bersama ini disampaikan himbauan kepada semua pihak
yang berkepentingan untuk berhati-hati dan secara profesional
melakukan pendekatan hukum yang adil tanpa memperbesar sikap saling
membenci.
Tegang, sedih, marah, kesal, dan tentu saja sangat prihatin...itu yang
terasa ketika menghirup udara segar di daerah yang damai namun
menyimpan gejolak, bernama Alas Tlogo.
Tentu saja Tim tidak akan ikut campur memperkeruh suasana
yang sudah penuh debu-debu tuduhan dan saling membela diri. Apalagi
bergaya ala penyelidik ahli yang wawancara sana-sini, mencoba melihat
balistik dan arah peluru atau bahkan memperparahnya dengan dugaan
atau bahkan fitnah yang disengaja untuk merusak citra Marinir, sebuah
korps yang masih dipercaya oleh gerakan massa ketika Orde Baru
didongkel dari kekuasaannya.
Hal-hal yang menjadi perhatian utama yaitu mempelajari pola-
pola bentrokan yang berpotensi di daerah yang damai namun menyimpan
gejolak lainnya. Khususnya yang terkait dengan kasus-kasus pertanahan
yang telah puluhan tahun tidak terselesaikan.
Pertama, kepada segenap pejuang HAM tanpa mengecilkan semangat
kerja memperjuangkan HAM di negara kita, cobalah lebih santun dan
kurangi opini serta perkuat fakta ketika melakukan publikasi hasil
temuan. Jangan memanfaatkan insiden ini untuk menaikkan prestise
kegiatan organisasi semata. sebab kebencian serta tuduhan tidak
nasionalis masih kuat terhadap anda semua. Sehingga hanya berpijak
kepada faktalah kesinambungan perjuangan HAM tidak ternodai oleh
kebodohan aksi. Mohon juga untuk waspada bila ada pejuang HAM yang
mengedepankan opini dan propaganda dibandingkan dengan upaya serius
penyelidikan untuk memperjuangkan HAM di negara kita.
Kedua, kepada segenap jajaran tentara dari semua angkatan, termasuk
jajaran polisi . Terdeteksi ada upaya sistemeninggal s untuk memancing
seluruh satuan kerja tentara melakukan tindak "pelanggaran" HAM dengan
memanfaatkan kasus-kasus lama yang telah dipersiapkan oleh sejumlah
LSM antek asing yang melakukan pendataan potensi konflik yang bisa
dibakar di seluruh wilayah negara kita. Bukan hanya konflik yang berkaitan
dengan pemilikan tanah, melainkan juga isu-isu politik seperti gencarnya
konsolidasi gerakan komunis negara kita dan gerakan separatisme, dengan
harapan tentara yang mengambil langkah blunder melakukan pelanggaran
HAM. Perlu disadari bahwa persatuan dan kesatuan negara kita masih
mengandalkan pilar tentara dan polisi yang mendapat kepercayaan rakyat,
sehingga penghancuran sendi ini akan memudahkan kegagalan negara kita
sebagai sebuah negara.
Ketiga,insiden demi insiden tidak akan pernah berhenti di bumi nusantara
selama cara berpikir sektoral yang tidak berlandaskan pada acuan hukum
yang disepakati. Apalagi ada kepentingan-kepentingan tersembunyi baik
dalam bentuk material maupun immaterial. Siapapun kita warga bangsa
negara kita, sudah waktunya untuk tidak menunda-nunda PR potensi konflik
melalui penyelesaian yang berkeadilan.
Keempat, kepada unsur-unsur penegak hukum, mohon segera melakukan
upaya-upaya penyelesaian ribuan kasus tanah yang tersebar di selruh
nusantara untuk memperkecil ruang gerak pemanfaatkan potensi konflik
ini untuk menyulut perpecahan sesama bangsa negara kita.
Kelima, kepada segenap unsur intelijen mohon untuk buka mata telinga
secara seksama memperhatikan setiap potensi konflik yang bisa dibakar
serta melakukan pencatatan secara detail atas pelaku-pelaku provokasi.
Bila ada indikasi pelaku provokasi yang berpindah-pindah, maka segera
laporkan kepada Kepolisian.
Keenam, kepada seluruh elemen bangsa negara kita, mohon untuk sejenak
berhenti memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok serta melihat,
siapa musuh yang sesungguhnya.
Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu
Dalam sebuah pertemuan penasihat spiritual level nasional yang kebetulan
dihadiri seorang rekan Blog I-I, terdengar sebuah cerita yang
memprihatinkan. Saya persingkat ringkasan cerita itu sbb:
1. Meskipun ada kesadaran bahwa pemikiran taktis jangka pendek
sangat merugikan rakyat negara kita, namun apa daya...semua
kelompok politik berpikir taktis bagaimana mencapai kekuasaan
pada 2009.
2. Di masyarakat mulai muncul kelompok-kelompok yang menyoroti
sikap partai politik dan kekuatan politik yang pragmeninggal s, taktis
dan tidak peduli pada masa depan bangsa. namun apa daya, toh
rakyat masih lemah dan tercerai berai serta membutuhkan
motor penggerak seperti mahasiswa dan tokoh berpengaruh.
Namun, dengan masuknya tokoh berpengaruh dalam berbagai
kekuatan politik, hampir tidak mungkin ada kekuatan alternatif
yang akan mengubah wajah demokrasi yang bersimbah uang
haram dan kepentingan elit busuk.
3. Kelompok-kelompok yang menyoroti permasalahan bangsa dan
pembangunan bangsa negara kita itu memang bagaikan anjing-
anjing lapar yang sebenarnya bila mendapatkan kesempatan
merubah nasib bangsa-pun tidak akan mampu, jadi bisa
diabaikan. namun kekuatan moral yang tulus dari anjing-anjing
kurus yang mampu menahan godaan dari dahaga duniawi sangat
berbahaya bagi stabilitas kemaksiatan dan pemeliharaan harta
dan kekuasaan kafilah-kafilah ekonomi dan politik.
4. Sebagian besar dari kita (penasihat spiritual) sudah melanggar
kode etik alam semesta dengan menanggung laknat Tuhan, demi
sesuatu yang rendah. Meskipun demikian, kita sadar betul letak
kesalahan kita sehingga bencana di bumi nusantara tidak akan
berhenti sampai puncaknya. namun bukankah kita senantiasa
mohon ampunan pada Penguasa Alam Semesta dan kita juga
sama-sama mahfum bahwa bencana ini sudah tertulis sampai
waktu tertentu.
5. Memahami kerusakan tidak berarti membiarkannya, sebab di
negeri yang makmur ini kerusakan disebabkan oleh manusianya,
khususnya sedikit orang yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Tahun lalu sudah hadir seorang arif bernama SP yang
merencanakan perjalanan spiritual ke seluruh nusantara
membawa pesan moral memperbaiki niat dan perbuatan.
Meskipun terjadi pembajakan dengan semboyan revolusi nurani
oleh kelompok yang cukup kuat, manusia arif akan melihat
perbedaan hakikat niat tulus dengan niat duniawi.
6. Seruan kepada tokoh agama untuk menarik diri dari panggung
politik cukup mendesak, sebab semua yang ada di dalam arena
politik yang rusak akan ikut rusak. Pengecualian hanya ada dalam
individu yang teguh memegang tali yang kuat, yaitu keikhlasan
dalam bekerja untuk masa depan rakyat negara kita, demi
kebahagiaan hakiki kembali pada Yang Maha Penyayang.
7. Jual-beli kekuatan alam semesta dalam bentuk energi potensial
yang terbungkus dalam simbol-simbol kekuasaan dan kekerasan
sudah mencapai keadaan yang sangat merusak adab dan perilaku
pemimpin. Ketergantungan itu, menyebabkan runtuhnya pilar
kasih sayang alam semesta kepada bangsa negara kita. Tangisan
rakyat menjadi komoditi, kemiskinan dijual sebagai bahan
proyek, sementara kerakusan menjadi motivator manusia dalam
mencari nafkah.
8. Sungguhpun kafilah-kafilah kekuasaan akan tetap berlalu
manakala ada gonggongan anjing-anjing kurus yang tulus dan
mampu menahan dahaga duniawi, dalam waktu bersamaan lahir
beberapa kekuatan-kekuatan moral yang kokoh, maka
kumpulkanlah jaring kekuatan moral itu tanpa ikatan politik.
9. Janganlah marah sebab nafsu menghendaki kemarahan,
janganlah marah sebab tidak kebagian, janganlah marah sebab
tidak berdaya, janganlah marah sebab motivasi keduniaaan.
Marahlah pada tempatnya, sesuai dengan kemampuannya, serta
langsung pada jantung sasaran dengan berhati besar tanpa
tujuan lain yang merusak.
Sekian
Catatan: menyadurnya dari sumber yang tidak mau
disebutkan, sebab beberapa pengunjung tampak sudah
tidak sabar dengan keadaan negara negara kita Raya.
Bayangkan apa jadinya bila informasi super sensitif mampir ke
dan dipublikasikan, ambil saja contoh kasus Munir. Bayangkap apa jadinya
jika tidak tahu bahwa informasi itu sangat sensitif dan terlanjur
diungkapkan kepada publik.
Bayangkan juga jika Senopati Wirang tidak lebih dari seorang awam yang
tidak tahu apa-apa, namun sebab derasnya informasi bisa membuat Blog
I-I tetap eksis.
Bayangkan juga jika Senopati Wirang yaitu ternyata seorang agent of
influence didikan Mossad dan Langley yang sedang merancang kehancuran
negara kita Raya, langsung di jantung intelijen. Bukankah banyak orang
asing yang sangat fasih menulis dalam bahasa negara kita.
Bayangkan jika Senopati Wirang memang benar-benar pesiunan yang
sakit-sakitan serta cukup sakit hati untuk membangun Blog I-I.
Bayangkan jika Senopati Wirang hanya seorang penggemar IT yang
berada di jantung informasi rahasia negara.
Bayangkan jika Senopati Wirang hanya anak ingusan dari pejabat
intelijen yang sembarangan membawa tugas ke komputer di rumah
sehingga mudah dibaca oleh sang anak.
Bayangkan jika Senopati Wirang yaitu agen muda yang tersingkir dari
percaturan utama dunia intelijen dan menjadi super kreatif membangun
jaringnya sendiri.
Bayangkanlah.....
Rethinking yaitu sebuah proses membuka pandangan seorang agen untuk
melihat keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi dalam suatu persoalan
yang menjadi perhatian intelijen. Jangan pernah berasumsi secara linear
terhadap setiap kasus yang anda dalami. Cara pandang komprehensif
memang akan melelahkan sebab diperlukan wawasan dasar yang cukup
dan energi yang besar untuk dapat menekuninya, sampai suatu saat anda
bisa secara sistemeninggal s memiliki insting intelijen. Percayailah insting
ini bila anda telah mendalami dan mengujinya ratusan kali, insting
intelijen akan sangat menolong dalam pekerjaan.
Anda akan tahu kapan memulai, kapan berhenti, kapan memberikan detail
persoalan, kapan memberikan perkiraan umum, serta anda akan selalu
menyimpan "sesuatu" yang akan menyelamatkan nyawa anda.
Sekian
Contoh sengaja diarahkan kepada saya sendiri agar lebih mudah dipahami.
Selanjutnya terserah anda bagaimana memandang Senopati Wirang,
sangat bergantung pada wawasan dasar dan insting intelijen yang anda
miliki.
Mohon maaf kepada seluruh rekan-rekan Blog I-I, bahwa baru sekarang
ini saya memberikan catatan penting ini. Tujuannya yaitu untuk
menghindari kesalahpahaman diantara sesama rekan tentang apa-apa
yang tertulis dalam Blog ini.
Perlu dipahami bahwa yaitu tidak mungkin untuk menyampaikan
informasi intelijen secara langsung dalam media terbuka seperti Blog.
Oleh sebab itu, bacalah pelan-pelan dan perhatikan pesan-pesan
tersembunyi yang hampir selalu ada dalam setiap tulisan. Ada yang
tersurat dan ada yang tersirat.
Betapapun kerasnya artikel tetap berada dalam kepedulian
kepada masa depan negara kita Raya, sehingga jangan dipolitisir menjadi
propaganda yang menyudutkan siapapun. Meski begitu, tidak
segan-segan membidik perilaku siapapun yang berpotensi merusak
negara kita Raya.
Nilai kebenaran informasi tidaklah mutlak, melainkan dibingkai
dalam kemasan yang harus dipahami sebagai suatu cara menghindari
permusuhan dengan pihak-pihak yang anti Blog I-I. Saya yakin rekan-
rekan yang rajin mengikuti perjalanan sudah bisa melihatnya.
Betapapun remehnya informasi dalam Blog I-I, tetap mengandung pesan
tertentu.
Sejumlah tulisan yaitu sumbangan produk intelijen rekan-rekan
yang dikirimkan ke e-mail saya di senopati_wirang@yahoo.com. Ada yang
saya tulis ulang atas permintaan penulis dan ada yang tidak.
VISI BLOG INTELIJEN negara kita
Menjadi Blog yang dapat dipercaya (kredibel) dan diakui integritasnya
secara nasional melalui penguatan nilai-nilai intelijen strategis serta
pencapaian negara kita Raya yang stabil, Adil, Makmur, & Demokratis.
MISI BLOG INTELIJEN negara kita
Mencapai dan memelihara kestabilan ipoleksosbudhankam yang adil dan
demokratis melalui pemeliharaan jaring informasi intelijen dan penajaman
analisa intelijen serta pembangunan sistem keamanan nasional yang
terpadu melalui sinergi seluruh unsur pendukung pertahanan dan
keamanan.
NILAI NILAI STRATEGIS
Kompetensi - Integritas - Loyal - Logis - Efektif - Rahasia - Cepat -
Tepat (KILLER - CT) untuk menghadapi Intelijen dan serangan Asing.
Integritas - Demokratis - Efektif - Adil - Logis – Tepat - Rahasia -
Universal - Terpadu - Hormat (IDEAL -TRUTH) untuk pemantapan
keamanan dalam negeri.
SASARAN STRATEGIS BLOG INTELIJEN negara kita
Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis ini ,
menetapkan sasaran strategis jangka pendek, menengah dan panjang,
yaitu :
1. Meningkatkan Kewaspadaan Komunitas Intelijen negara kita;
2. Mendeteksi Ancaman Terhadap Kepentingan negara kita Raya;
3. Membangun dan Memelihara Jaring Intelijen negara kita tingkat
Nasional dan Internasional;
4. Meningkatkan Kualitas Produk Analisa Intelijen;
5. Mengkritisi setiap penyimpangan Intelijen negara kita secara
proporsional berdasarkan pada analisa kinerja dalam kerangka
reformasi sistem pertahanan dan keamanan nasional.
6. Memperkuat Institusi Intelijen negara kita melalui Penciptaan
Jaring Pendukung yang merupakan sinergi antara Jaring
Intelijen Blog I-I, Pembangunan jaring mandiri di luar negeri,
dengan jaring intelijen BIN, BAIS - tentara , Intelijen Taktis-
Tempur, Pusintelstrat, Intelijen polisi , Intelijen Kejaksaan
Agung, Intelijen Imigrasi, Intelijen Pajak, dalam kerangka
Strategi Keamanan Nasional negara kita.
7. Menampung aspirasi publik di bidang intelijen selama Institusi
Resmi Intelijen negara kita masih menutup diri dari bidang public
relations.
8. Mengubah paradigma lama intelijen; berhasil tak dipuji, gagal
dicaci maki, hilang tak dicari, meninggal tak diakui; menjadi berhasil
menjadi catatan prestasi, gagal dievaluasi, hilang diselidiki dan
dicari, meninggal dihormeninggal . Satu-satunya prinsip yang tidak berubah
yaitu di tengah masyarakat tidak dikenal sebagai petugas
intelijen.
Atas Nama Komunitas Intelijen Blog I-I
Ttd. Senopati Wirang
Perubahan Terakhir
Saya sangat senang atas adanya inisiatif copy darat warga Blog I-I,
apakah saya perlu hadir atau cukup diwakilkan? ha ha ha tentunya para
pengintai sudah menantikan kehadiran saya dan mempersiapkan skenario
untuk melenyapkan saya. Mohon kehati-hatiannya...hanya ada dua pilihan
untuk pertemuan...(1) terbuka sekalian (undang saja kalangan wartawan
untuk sekedar berbagi cerita) atau (2) sangat rahasia (silahkan
ditentukan mekanismenya). Kepada rekan-rekan yang menggagas atau
telah saling melakukan kontak, ada perlunya untuk mempersiapkan diri
atas adanya kejutan. Saya juga sedang memikirkan untuk meningkatkan
peranan jaring untuk kepentingan bersama (tidak saling
merugikan warga Blog I-I, namun juga tidak menimbulkan kekeruhan baru
dalam dunia intelijen negara kita. Memang tidak mudah.
Sekalian saya sampaikan kepada beberapa rekan Blog I-I:
Mas Amir, soal bidikan kepada BIN itu sudah berlangsung sejak awal
krisis ekonomi, dimana setelah melemahkan tentara , maka sasaran
berikutnya yaitu intelijen. Sementara Polisi sudah cukup puas
berkubang masalah pidana dan perdata dan keamanan publik yang berarti
akan jauh dari politik.
Mbak Amie, dunia intelijen memang penuh teka-teki...apalagi bila ingin
dijadikan bahan penelitian akademis. Anda perlu punya akses sampai
pimpinan tertinggi intelijen untuk dapat mengakses data-data yang
penting seperti Ken Conboy.
Mas Bajil terima kasih atas kiriman "sekedar mengisi waktu". Perlu mas
Bajil ketahui beberapa tokoh yang menjadi otak karya "tsb" yaitu
didikan saya puluhan tahun silam, saya sangat kecewa dengan
mereka...namun mereka juga punya alasan telah lebih dahulu dikecewakan
oleh pemerintah RI.
Mbak Yulia, terima kasih atas informasi metode kepemimpinan jaringan
radikal Islam yang juga diadopsi oleh beberapa kelompok semi moderat.
Beberapa data mbak Yulia saya lihat akurat dan terkonfirmasi dengan
data Densus 88.
Mas Darwis, masalah di kepulauan yang kaya sumber daya alam memang
sangat pelik, negara kita boleh dikata bagaikan rimba belantara kapitalis
liar, tidak ada peraturan yang benar-benar tegak untuk kemakmuran
rakyat. Sedang saya kumpulkan bahan-bahan terkait dalam soal
perampokan kekayaan alam bangsa negara kita oleh cukong asal Malaysia
dan Singapura dan keterlibatan konglomerat hitam dan petinggi di
pemerintahan.
Mas Fajar, soal Papua dan keberhasilan intelijen itu belum waktunya
dibuka ke publik, sebab prestasi yang melibatkan sedikit anggota
intelijen ini meski diakui oleh banyak pihak namun banyak juga
pihak yang menjadi "gerah" dan "kesal" sebab tidak kebagian sinar
prestasinya.
Beberapa e-mail dengan informasi yang lebih sensitif, sedang saya
pelajari.
Terima kasih atas dukungan dan antusiasme segenap warga Blog I-I.
Salam Merah Putih
Kejutan dari rekan di Australia
Sebelumnya terima kasih kepada rekan-rekan yang
menyampaikan perilaku politik-keamanan Australia baik yang merupakan
link sumber terbuka maupun yang berasal dari pusat analisa negeri
Kangguru ini . Anggap saja ini sebuah kejutan bagi Blog I-I
Sulit mempercayai bahwa setelah meluncurkan artikel tentang
skenario terbaru terorisme negara kita, ternyata hal itu menjadi bagian
dari jaring informasi intelijen internasional yang sedang conditioning
ancaman teror berikutnya. Mohon maaf dan harus saya akui
sudah terjebak.
Namun untuk meluruskan cerita teror itu, sangat perlu saya sampaikan
beberapa poin, sbb:
1. Informasi skenario baru itu berasal dari rekan di [deleted]
yang menjamin adanya kesesuaian dengan analisa Langley. Terbukti
dengan keluarnya laporan intelijen AS tentang telah pulihnya Al Qaeda
untuk melakukan lagi aksi teror internasional yang detailnya masih
dirahasiakan. Namun demikian, dengan melepas artikel yang bersesuaian
dengan Langley, telah ikut serta dalam conditioning keberadaan
kelompok teror yang seolah-olah tidak akan pernah hilang dari bumi
negara kita. Maksud yaitu sebaliknya, yaitu agar saudara-
saudara yang terlibat dalam gerakan radikal teror mampu membaca
secara lebih jelas dalam skala global, dan sadar bahwa tindakan
kekerasan teror hanya semakin merugikan agama Islam, bangsa
negara kita, dan negara negara kita. Ingat masa-masa setelah 2010 yaitu
saat-saat genting untuk memastikan recovery negara kita di segala bidang,
dan banyak pihak asing yang menghendaki negara kita jalan di tempat,
salah-satunya melalui terorisme. Sadarlah saudaraku, hentikan segera
segala rencana yang mengandung unsur teror kepada sesama bangsa
negara kita.
2. Tidak benar bahwa travel warning pemerintah Australia semata-mata
berdasarkan pada informasi Blog I-I. Seorang rekan
memperingatkan bahwa informasi juga menjadi acuan intelijen
asing (khususnya yang memiliki operasi besar di negara kita). Kalaupun Blog
I-I dijadikan dasar analisa oleh intelijen asing, maka itu di luar kendali
Blog I-I, sebab sifat Blog ini untuk publik. sebab sikap pemerintah
Australia itu merugikan citra negara kita, maka sangat
menyesalkan kebijakan pemerintah Australia ini .
3. Skenario yang pernah sampaikan itu saat ini semakin
mengkristal dalam kumpulan data gerakan Jamaah Islamiyah dalam data-
data polisi yang telah mengungkapkan kepada publik tentang keberadaan
beberapa tokoh lain setingkat Abu Dujana. Perlu luruskan disini
bahwa tokoh sentral JI di negara kita masih misterius dan jelas bukan
kelompok paruh baya yang belum matang, melainkan sangat senior dan
sangat berhati-hati. Selain itu, terus berupaya untuk
mengurangi setiap potensi adanya teror di dalam negeri, bila kelompok
teroris tidak mau menanggalkan radikalisme dan politik teror, bukankah
lebih baik bila teror itu diekspor saja. Kita bangsa negara kita sangat
membenci pembuat onar yang melakukan keonaran di kampung sendiri,
bukankah begitu? Ekspor kemana? tentu saja ke negara-negara yang
memusuhi Islam dan negara kita. Sayangnya ide itu sangatlah mustahil,
bukan sebab kecanggihan sistem keamanan, melainkan sebab memang
para teroris itu "peliharaan" yang tidak merasa dipelihara. Dibohongi
dengan ide-ide negara Islam negara kita yang sebenarnya ditujukan untuk
mencegah negara kita Raya yang kuat dengan sistem politik demokrasi,
sistem ekonomi campuran, otonomi daerah, anti korupsi, masyarakat
madani dan good governance. Meskipun ide-ide itu tampak seperti konsep
Barat, namun hakikatnya universal dan mampu mengangkat negara kita
yang plural dari persoalan-persoalan bangsa. Dengan membenturkan
konsep negara teokrasi Islam dan demokrasi negara kita, maka negara kita
akan gagal memenuhi ramalan kejayaan negara kita Raya pada tahun 2025,
silahkan baca berbagai literatur asli negara kita yang bersifat futurologi.
4. Kondisi praktis perpolitikan nasional negara kita masih dalam keadaan
wajar dan normal dimana terjadi proses perebutan kekuasaan melalui
koridor demokrasi. Ekses dalam bentuk money politics dan konflik
komunal seharusnya bisa secara bertahap dikurangi dengan penguatan
sektor hukum, terutama melalui penegakkan hukum yang adil dan
konsekuen. Pembentukan koalisi, adanya politisi bajing loncat, jatuh-
naiknya pamor serta citra pemimpin yaitu sebuah panggung politik yang
akan enak ditonton jika para pemainnya disiplin dalam mengikuti
aturan main, hal ini tentu akan sia-sia bila wasitnya tidak profesional.
Itulah sebabnya civil society tidak terhindarkan harus terus diperkuat
sebagai komponen bangsa yang cerdas dan mampu menjadi agen
perubahan.
5. Mengenai masalah jadi agennya negara adidaya, antek Barat, antek
Arab, antek Iran, antek Rusia, antek Australia, antek China, semua itu
masih dalam jangkauan pengawasan intelijen, dimana jika terjadi
ketidakseimbangan diantara para pemain itu, tugas intelijen yaitu
menyampaikan analisa yang komprehensif untuk menjadi dasr keputusan
tindakan yang perlu diambil. pernah menyerukan ganyang intel
asing, hakikatnya tidaklah berarti kita lakukan pembunuhan, melainkan
jadilah orang negara kita yang cerdas dan cinta tanah air. Kerjasama,
kompetisi, konflik, semua berputar dalam permainan politik, ekonomi dan
intelijen, maka jadilah bangsa negara kita yang cerdas. Janganlah malahan
menjadi komoditi politik dalam negeri untuk mainan menuju kekuasaan,
hal ini akan sangat buruk sebab intel asing akan mendapatkan ruang
untuk bermain-main dengan leluasa.
6. Kekuatan negara negara kita Raya terletak pada kekompakan rakyat
negara kita yang harus secara terus-menerus diberikan penjelasan tentang
kondisi nyata yang dihadapi baik di dalam maupun di luar negeri.
Janganlah rakyat negara kita berdiam diri dan berpangku tangan
menyerahkan nasib di tangan sedikit elit politik (eksekutif, legislatif,
yudikatif, civil society, dan media massa). Hal ini juga menjadi perhatian
untuk menyebarluaskan optimisme negara kita Raya dalam
keyakinan bahwa rakyat negara kita mampu bersatu padu dalam derap
langkah mewujudkan mimpi bersama.
---------------------------
Forum Komunitas Blog I-I
Sebuah ide yang baik untuk membuka warung kopi BLOG I-I, sekedar
untuk ngobrol ringan ataupun menggagas sebuah gerakan nasional
negara kita Raya. Tentu saja kita harus berupaya tidak bersikap partisan,
dan bicara untuk kepentingan bangsa dan negara negara kita. Sehingga
tidak takut untuk mengkritisi yang keliru dan tidak terbawa oleh rayuan
politik kekuasaan. Intelijen negara kita berjalan tegak menjunjung amanat
rakyat dan memperjuangkan idealisme negara kita Raya.
Saya menyambut baik usulan Mas Bajil.
Namun demikian, eksistensi sebuah forum tergantung pada kemauan
bersama seluruh komunitas untuk meramaikannya. Harus
dipahami bahwa disiplin intelijen telah menyebabkan cara pandang
mayoritas intel aktif yang tertutup atau sangat hati-hati.
Forum akan terbuka untuk seluruh komponen bangsa yang
berjiwa ksatria merah putih.
Saya pribadi menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh elemen
untuk mengintip, menyumbang saran, meramaikan diskusi, sumbang saran,
sharing informasi, menggagas gerakan, dan apapun yang positif bagi
negara kita Raya.
Saran pribadi saya sebaiknya hanya ada satu forum saja untuk
simplifikasi komunikasi.
sebab ada pilihan antara
BILIK SENOPATI
INTEL negara kita
maka saya serahkan kepada seluruh rekan-rekan untuk
memberikan pendapat tentang kedua forum ini . Termasuk apakah
peelu terus didukung dan dikembangkan ataukah akan layu sebelum
berkembang. Saya maklum bila sebagian besar masih merasa was-was
dengan komunikasi model ini.
Silahkan dipertimbangkan dan sampaikan kepada Blog I-I.
Kecelakaan Kecil
Sudah hampir dua minggu ini Bapak istirahat di sebuah desa yang asri dan
sejuk di Jawa Timur. Hal itu harus Bapak lakukan sebab kecelakaan kecil
sebab terjatuh saat turun dari mobil. Dengan sedikit luka di kepala, dan
terkilirnya kaki maka Bapak memutuskan untuk sementara absen dari
rumah Blog I-I.
Hari ini saya diminta Bapak untuk membuka sekaligus
menyampaikan perkembangan Blog I-I. Setelah saya sampaikan, maka
Bapak menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama: Mohon pengertian kepada rekan-rekan atas
kekosongan rumah sebab memang tidak ada yang membantu
Bapak untuk memeliharanya (mengisinya).
Kedua: Menyampaikan terima kasih atas kepedulian rekan-rekan dengan
terus menyampaikan berbagai informasi melalui maupun e-mail.
Ketiga: Menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas hidupnya
forum shoutbox kepada seluruh rekan yang meramaikannya
dengan diskusi yang positif.
Keempat: Ide copy darat yang lalu menjadi perwujudan pertemuan
di dunia maya yaitu hal baik untuk memperkuat hubungan diantara
rekan-rekan Blog I-I. Namun perlu dipahami bahwa sesuai dengan
pelajaran dasar intelijen, komunikasi yaitu titik terlemah operasi
intelijen yang selalu menjadi incaran lawan. Sehingga metode pengamanan
yang tepat harus dilakukan. Kepada saudara Bajil, forumnya cukup
bagus...semoga rekan-rekan yang lain mau ikut serta bertukar
pikiran di sana. Saya sedang meminta bantuan rekan di Taiwan untuk
melakukan sedikit investigasi atas forum yang sedang saudara Bajil
garap. Perlu diketahui bahwa forum Intelijen yang ada di Kaskus regional
negara kita semuanya berada dalam perangkap pengumpul informasi
intelijen terbesar di dunia yaitu CIA. Metode forum melalui media
internet telah dikembangkan sekitar 10 tahun silam di Amerika Serikat
untuk mempercepat diskusi para analis intelijen yang terpisah yang juga
melibatkan pakar dari dunia akademis. Basis programnya mengacu pada
model bulletin board Keanggotaan forum yang bisa mencapai ratusan ribu
orang merupakan sumber informasi yang cukup valid sebab crosscheck
akan terjadi dengan sendirinya. Tiga orang pendiri Kasak Kusuk (kaskus)
yang telah dilatih oleh CIA di Amerika Serikat ini telah
memberikan akses untuk seluruh informasi yang ada. Namun dengan
strategi terselubung oleh beragam informasi positif, terjadi pertukaran
informasi serta penjaringan dan komunikasi antara agen dan case
officernya. Sementara sifat sukarela dan aspek bisnisnya juga semakin
menutupi misi-misi tersembunyinya. Dengan demikian seorang moderator,
anggota, donatur atau apapun posisi anda dalam Kaskus tidak memahami
keseluruhan skenarionya. Dalam hal ini, terjadi pemanfaatan keaktifan
para members dan moderatornya, sangat mungkin mereka tidak mengerti.
Semoga ide saudara Bajil bisa terwujud dan berkembang, sebab saya
ada keyakinan kepada rekan-rekan bahwa kita semua berdarah
merah-putih dan tidak memiliki mental penghianat atau kebodohan untuk
diperalat kepentingan asing. Namun saya butuh waktu, selain pemulihan
juga menunggu komentar rekan di luar negeri.
Kelima : Saya kira model komunikasi YM juga bisa dijadikan pilihan meski
tetap tidak aman, namun bisa diatasi bila kita lakukan secara terputus
(ada cut outnya) dan berganti tuan rumah. Saya sendiri selalu menyusun
komunikasi yang aman bagi saya dengan cara perantara anak saya dan
seorang asisten setia yang telah ikut saya sejak puluhan tahun silam.
Namun ide ini tentu mudah diintai dan ditelusuri para pemainnya.
Yah...hidup tanpa resiko rasanya kurang berarti bukan, bila resiko itu
demi tanah tumpah darah kita rasanya cukup pantas untuk ditempuh.
Keenam : sekali lagi tidak bermaksud memanfaatkan keadaan
dunia intelijen negara kita yang gamang dengan masa depannya.
juga tidak ada hubungan dengan "operasi sandi jakarta" yang telah
berlangsung selama setahun lebih di Jakarta. Operasi ini membidik
penghancuran sendi-sendi kekuatan intelijen negara kita dengan
memanfaatkan kebodohan orang-orang yang merasa pintar di dunia
intelijen.
Ketujuh : Mohon dibaca secara santai sebagai informasi
alternatif dan bukan sebagai rujukan utama untuk menilai setiap situasi
yang disoroti oleh Blog I-I.
Kedelapan : Mohon semua rekan-rekan buka mata dan telinga
mulai sekarang menyikapi semakin parahnya persoalan bangsa dan negara
Republik negara kita. Khususnya terkait dengan meruncingnya hubungan
antar elit militer maupun sipil. Perhatikan masuknya pengaruh dan
kepentingan asing yang memanfaatkan ambisi kelompok dalam mencapai
kekuasaan. Perhatikan juga kelemahan mendasar pimpinan nasional kita.
Namun semua itu tanpa kepentingan pribadi maupun kelompok, melainkan
semata-ma