Perusahaan mengalami persaingan bisnis
yang semakin ketat di era globalisasi.
Persaingan bisnis tersebut menyebabkan
perusahaan harus pintar mengolah modal
kerja perusahaan. Manajemen modal
kerja yang dilakukan perusahaan
berguna untuk mencapai dan
meningkatkan keuntungan perusahaan
serta membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan. Keuntungan atau
laba merupakan sarana penting untuk
mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Makin tinggi laba yang
diperoleh, maka perusahaan akan
mampu bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang serta tangguh menghadapi
persaingan.
Profitabilitas perusahaan selalu menjadi
salah satu perhatian dan prioritas bagi
para pemilik perusahaan, manajemen
perusahaan, investor atau calon kreditor.
Bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas
digunakan sebagai alat ukur berhasil atau
tidak perusahaan yang dipimpinnya.
Profitabilitas
adalah menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
Ada beberapa alat ukur yang
dipergunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas, antara lain Net Profit
Margin (NPM), Return on Assets (ROA)
dan Return on Equity (ROE). Return on
Assets (ROA) merefleksikan seberapa
banyak perusahaan telah memperoleh
hasil atas seluruh sumberdaya keuangan
yang ditanamkan pada perusahaan
(Riyanto, 2008). Rasio ROA sering
digunakan oleh top manajemen untuk
mengevaluasi unit-unit usaha dalam
perusahaan yang multidivisional.
Semakin besar ROA, maka akan
semakin besar pula keuntungan yang
akan didapat oleh perusahaan dari segi
penggunaan assets ,
Faktor yang mempengaruhi profitabilitas
salah satunya adalah modal kerja. Modal
kerja adalah investasi perusahaan pada
aktiva jangka pendek, seperti kas,
sekuritas yang mudah dipasarkan,
piutang usaha dan persediaan , Ketersediaan modal
kerja yang memadai saja ternyata belum
dapat menjamin perusahaan untuk
memperoleh laba yang maksimal, tetapi
juga harus di dukung oleh manajemen
modal kerja yang baik.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan
yang mencakup semua fungsi
manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan , Tujuan utama
dari manajemen modal kerja adalah
untuk mempelajari dan menjaga
keseimbangan yang optimal di antara
masing-masing komponen dari modal
kerja ada ,Indikator
adanya manajemen modal kerja yang
baik adalah adanya efisiensi modal kerja.
Efisiensi Modal Kerja ,
adalah ketepatan cara (usaha dan kerja)
dalam menjalankan sesuatu yang tidak
membuang waktu, tenaga, biaya dan
kegunaan berkaitan penggunaan modal
kerja yaitu mengupayakan agar modal
kerja yang tersedia tidak kelebihan dan
tidak juga kekurangan. Efesiensi modal
kerja dapat dilihat dari perputaran modal
kerja (working capital turn over),
perputaran kas (cash turn over), dan
perputaran piutang (receivable turn
over).
Perputaran modal kerja adalah rasio
aktivitas yang mengukur hubungan
antara penjualan dengan jumlah modal
kerja. Perputaran modal kerja yang
rendah menunjukan adanya kelebihan
modal keja yang mungkin disebabkan
rendahnya perputaran piutang atau
adanya saldo kas yang terlalu besar.
Perputaran kas adalah perbandingan
antara penjualan dengan nilai rata-rata
kas yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran kas
akan semakin baik karena semakin tinggi
efisiensi penggunaan kasnya. Perputaran
piutang merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan berapa kali suatu piutang
perusahaan telah diputar kembali
menjadi kas selama tahun buku tersebut.
Semakin cepat periode berputarnya
piutang menunjukkan semakin cepat
perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dari penjualan kredit
tersebut
Paper ini akan mengkaji peranan modal
kerja dalam peningkatan profitabilitas
melalui sebuah telaah pustaka. Pada
bagian berikutnya akan dijelaskan
pengertian modal kerja, dan
hubungannya dengan profitabilitas.
Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan membutuhkan modal
kerja dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari. Kelangsungan hidup
perusahaan sangat tergantung pada
modal kerjanya. Modal kerja yang cukup
memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi dalam rangka pencapaian laba
yang ditargetkan. Modal kerja juga harus
dijaga agar tidak timbul masalah selama
perusahaan menjalankan aktivitasnya.
Pengertian modal kerja diartikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau
aktiva jangka pendek, seperti kas, bank,
surat-surat berharga, piutang, persediaan,
dan aktiva lancar lainnya.
modal kerja adalah jumlah dana yang
digunakan selama periode akuntansi
yang dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan jangka pendek saja, yaitu
berupa kas, persediaan barang, piutang
(setelah dikurangi profit margin), dan
penyusutan aktiva tetap.
Modal kerja mampu membiayai
pengeluaran atau operasi perusahaan
sehari-hari. Dengan modal kerja yang
cukup akan membuat perusahaan
beroperasi secara ekonomis dan efisien
serta tidak mengalami kesulitan
keuangan. Manfaat modal kerja
adalah:
a) Melindungi perusahaan terhadap
krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
b) Memungkinkan untuk dapat
membayar semua kewajiban-
kewajiban tepat pada waktunya.
c) Memungkinkan untuk memiliki
persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani para
konsumen.
d) Memungkinkan bagi perusahaan
untuk memberikan syarat kredit
yang lebih menguntungkan
kepada para langgananya
e) Memungkinkan bagi perusaahan
untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh
barang ataupun jasa yang
dibutuhkan.
Faktor yang Mempengaruhi Modal
Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja
yang dianggap cukup bagi suatu
perusahaan bukan merupakan hal yang
mudah, karena modal kerja yang
dibutuhkan oleh suatu perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut
1) Sifat atau jenis perusahaan.
Kebutuhan modal kerja
tergantung pada jenis dan sifat
dari usaha yang dijalankan oleh
suatu perusahaan.Modal kerja
dari perusahaan jasa relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan
kebutuhan modal kerja
perusahaan industri, karena untuk
perusahaan jasa tidak
memerlukan investasi yang besar
dalam kas, piutang maupun
persediaan.Kebutuhan uang tunai
untuk membayar pegawai
maupun untuk membiayai
operasinya dapat dipenuhi dari
penghasilan atau penerimaan-
penerimaan saat itu juga,
sedangkan piutang biasanya
ditagih dalam waktu relatif
pendek.
2) Waktu yang diperoleh untuk
memproduksi barang yang
akan dijual. Kebutuhan modal
kerja suatu perusahaan
berhubungan langsung dengan
jangka waktu yang diperlukan
untuk memproduksi barang yang
akan dijual. Semakin lama waktu
yang diperlukan untuk
memproduksi barang, maka
jumlah modal kerja yang
diperlukan semakin besar.
3) Syarat pembelian dan
penjualan. Syarat kredit
pembelian barang dagangan atau
bahan baku akan mempengaruhi
besar kecilnya modal kerja.
Syarat kredit pembelian yang
menguntungkan akan
memperkecil kebutuhan uang kas
yang harus ditanamkan dalam
persediaan dan sebaliknya. Di
samping itu modal kerja juga
dipengaruhi oleh syarat
penjualan. Semakin lunak kredit
(jangka kredit lebih panjang)
yang diberikan kepada langganan
akan semakin besar kebutuhan
modal kerja yang harus
ditanamkan dalam piutang.
4) Tingkat perputaran persediaan.
Semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan maka
jumlah modal kerja yang
ditanamkan dalam bentuk
persediaan (barang) akan
semakin rendah. Untuk dapat
mencapai tingkat perputaran
yang tinggi, maka harus diadakan
perencanaan dan pengawasan
persediaan yang efisien. Semakin
tinggi tingkat perputaran
persediaan akan mengurangi
risiko kerugian yang disebabkan
karena penurunan harga atau
perubahan selera konsumen, di
samping itu akan menghemat
ongkos penyimpanan dan
pemeliharaan terhadap
persediaan tersebut.
5) Tingkat perputaran piutang.
Kebutuhan modal kerja juga
dipengaruhi jangka waktu
penagihan piutang. Apabila
piutang terkumpul dalam waktu
pendek berarti kebutuhan akan
modal kerja semakin rendah atau
kecil. Untuk mencapai tingkat
perputaran piutang yang tinggi
diperlukan pengawasan piutang
yang efektif dan kebijaksanaan
yang tepat sehubungan dengan
perluasan kredit, syarat kredit
penjualan, maksimum kredit bagi
langganan serta penagihan
piutang.
6) Volume Penjualan. Perusahaan
membutuhkan modal kerja untuk
mendukung kegiatan operasional
pada saat terjadi peningkatan
penjualan. Jika tingkat penjualan
tinggi maka modal kerja yang
diperlukan relatif tinggi,
sebaliknya bila penjualan rendah
dibutuhkan modal kerja yang
rendah.
7) Faktor Musim dan Siklus.
Fluktuasi dalam penjualan yang
disebabkan oleh faktor musim
dan siklus akan mempengaruhi
kebutuhan akan modal kerja.
Perusahaan yang dipengaruhi
oleh musim membutuhkan
jumlah modal kerja yang relatif
pendek. Modal kerja yang
ditanamkan dalam bentuk
persediaan barang berangsur-
angsur meningkat dalam bulan-
bulan menjelang puncak
penjualan.
Jenis-jenis Modal Kerja
Modal kerja dalam suatu perusahaan
dapat digolongkan berdasarkan
kebutuhan akan modal kerja itu sendiri
Berikut merupakan dua
penggolongannya:
a) Modal Kerja Permanen
(Permanent Working Capital).
Modal kerja yang harus selalu
ada pada perusahaan agar dapat
berfungsi dengan baik dalam satu
periode akuntansi. Modal kerja
permanen terbagi menjadi dua,
yaitu pertama modal kerja primer
(primary working capital) adalah
sejumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin kelangsungan
kegiatan usahanya. Kedua, modal
kerja normal (normal working
capital) yaitu sejumlah modal
kerja yang dipergunakan untuk
dapat menyelenggarakan
kegiatan produksi pada kapasitas
normal. Kapasitas normal
mempunyai pengertian yang
fleksibel menurut kondisi
perusahaannya.
b) Modal Kerja Variabel (Variable
Working Capital). Modal kerja
yang dibutuhkan saat-saat
tertentu dengan jumlah yang
berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan dalam satu
periode. Modal kerja variabel
dapat dibedakan menjadi tiga
macam, pertama modal kerja
musiman (seasonal working
capital) yaitu sejumlah modal
kerja yang besarnya berubah-
ubah disebabkan oleh perubahan
musim; kedua modal kerja siklis
(cyclis working capital) yaitu
sejumlah modal kerja yang
besarnya berubah-ubah
disebabkan oleh perubahan
permintaan produk; dan ketiga
modal kerja darurat (emergency
working capital) yaitu modal
kerja yang besarnya berubah-
ubah yang penyebabnya tidak
diketahui sebelumnya (misalnya
kebakaran, banjir, gempa bumi,
buruh mogok dan sebagainya).
Komponen Modal Kerja
Definisi pengertian dari modal kerja
yang telah disampaikan dapat
menunjukkan komponen yang terdapat
dalam modal kerja.
modal kerja seringkali diartikan sebagai
selisih antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Hal ini berarti dengan
mengetahui apa saja yang terdapat pada
aktiva lancar dan kewajiban lancar akan
dapat diketahui komponen apa saja yang
berada di dalam modal kerja.
Pengertian aktiva lancar adalah uang kas dan
aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi
uang tunai, dijual atau dikonsumer
dalam periode berikutnya. Secara lebih
rinci yang termasuk kedalam aktiva
lancar adalah:
a) Kas atau uang tunai yang dapat
digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan. Termasuk ke
dalam pengertian kas adalah cek
yang diterima dari para
pelanggan dan simpanan
perusahaan di bank yang dapat
diambil kembali dalam bentuk
giro atau demand deposit, yaitu
simpanan di bank yang dapat
diambil kembali setiap saat
diperlukan oleh perusahaan.
b) Investasi jangka pendek adalah
investasi yang sifatnya sementara
(jangka pendek) dengan maksud
memanfaatkan uang kas,
sementara belum dibutuhkan
dalam operesi.
c) Piutang wesel adalah tagihan
perusahaan kepada pihak lain
yang dinyatakan dalam suatu
wesel dan perjanjian yang diatur
dalam undangundang.
d) Piutang dagang adalah tagihan
kepada pihak lain sebagai akibat
adanya penjualan barang
dagangan secara kredit.
e) Persediaan adalah semua barang-
barang yang diperdagangkan
sampai tanggal neraca masih
digudang/belum laku dijual.
f) Piutang penghasilan atau
penghasilan yang masih harus
diterima adalah penghasilan yang
menjadi hak perusahaan karena
perusahaan telah memberikan
jasa/prestasinya, tetapi belum
diterima pembayarannya
sehingga merupakan tagihan.
bahwa
hutang lancar atau hutang jangka pendek
adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya ataupembayarannya
akan dilakukan dalam jangka pendek
(satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan.
Kewajiban lancar ini meliputi:
a) Hutang dagang adalah hutang
yang timbul karena adanya
pembelian barang dangangan
scara kredit.
b) Hutang wesel adalah hutang
yang disertai janji tertulis (yang
diatur dalam undang-undang)
untuk melakukan pembayaran
sejumlah tertentu pada waktu
tertentu dimasa yang akan
datang.
c) Hutang pajak, baik pajak untuk
perusahaan yang bersangkutan
maupun pajak pendapatan
karyawan yang belum
disetorkan ke kas negara.
Manajemen Modal Kerja
Agar modal kerja dapat menghasilkan
keluaran yang positif terhadap
perusahaan, maka perlu untuk mengelola
modal kerja tersebut dalam bingkai
manajemen modal kerja sebagai salah
satu pembahasan yang dibahas dalam
lingkup manajemen keuangan. Maka
dari itu, penjelasan mengenai
manajemen modal kerja diperlukan
sehingga tidak terjadi kesalahan
pengelolaan modal kerja yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap
perusahaan.
manajemen modal kerja adalah semua
aspek pengelolaan aktiva lancar dan
hutang lancar., manajemen modal
kerja adalah administrasi aktiva lancar
perusahaan dan pendanaan yang
dibutuhkan untuk mendukung aktiva
lancar.
Dengan demikian, manajemen modal
kerja berarti merupakan proses
mengelola tiap komponen yang terdapat
dalam modal kerja guna memberikan
dampak positif terhadap perusahaan.
Pengelolaan jangka waktu perputaran
modal kerja menjadi penting dalam
upaya agar modal kerja tidak terlalu
lama berputar dalam suatu periode
sehingga dapat makin efisien.
menyatakan bahwa manajemen modal
kerja juga mendasari dua keputusan
penting peusahaan. Manajemen modal
kerja ini merupakan penentu dari:
a) Tingkat optimal dari investasi
pada aktiva lancar. Mengurangi
tingkat investasi aktiva lancar,
namun masih mampu
mendukung penjualan, akan
meningkatkan pengembalian
perusahaan pada total aktiva.
Untuk kondisi ini, jika biaya
dari pembiayaan jangka pendek
lebih sedikit dari pada untuk
jangka menengah dan jangka
panjang, maka akan semakin
besar proporsi hutang jangka
pendek terhadap total hutang
dan semakin tinggi tingkat
kemampuan memperoleh laba
perusahaan.
b) Perpaduan yang sesuai antara
pembiayaan jangka panjang
yang digunakan untuk
mendukung investasi pada
aktiva lancar.
, tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan
adalah sebagai berikut:
a) Modal kerja digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas
perusahaan, artinya likuiditas
perusahaan sangat tergantung
kepada manajemen modal kerja.
b) Dengan modal kerja yang
cukup perusahaan memiliki
kemampuan untuk memenuhi
kewajiban pada waktunya.
Pemenuhan kewajiban yang
sudah jatuh tempo dan segera
harus dibayar secara tepat
waktu merupakan ukuran
keberhasilan manajemen modal
kerja.
c) Memungkinkan perusahaan
untuk memiliki sediaan yang
cukup dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelanggannya.
d) Memungkinkan perusahaan
untuk memperoleh tambahan
dana dari para kreditor,
apabilarasio keuangannya,
memenuhi syarat seperti
likuiditas yang terjamin.
e) Guna memaksimalkan
penggunaan aktiva lancar guna
meningkatkan penjualan dan
laba.
f) Perusahaan mampu melindungi
diri apabila terjadi krisis modal
kerja akibat turunnya nilaiaktiva
lancar.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen modal kerja adalah sebagai
berikut
a) Memaksimalkan nilai perusahaan
dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian
investasi marginal adalah sama
atau lebih besar dari biaya modal
yang digunakan untuk
membiayai aktiva-aktiva lancar
tersebut.
b) Meminimalkan dalam jangka
panjang biaya modal yang
digunakan untuk membiayai
aktiva lancar.
c) Pengawasan terhadap arus dana
dalam aktiva lancar dan
ketersediaan dana dari sumber
utang sehingga perusahaan selalu
dapat memenuhi kewajiban
keuangannya ketika jatuh tempo.
Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa
modal kerja perusahaan harus cukup
jumlahnya, dalam arti harus mampu
membiayai pengeluaran-pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari.
Tersedianya modal yang cukup akan
menguntungkan bagi perushaan untuk
beroperasi secara ekonomis atau efisien
dan perusahaan juga tidak akan
mengalami kesulitan keuangan.
Indikator adanya manajemen modal
kerja yang baik adalah adanya efisiensi
modal kerja. Efisiensi Modal Kerja
adalah ketepatan cara
(usaha dan kerja) dalam menjalankan
sesuatu yang tidak membuang waktu,
tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan
penggunaan modal kerja yaitu
mengupayakan agar modal kerja yang
tersedia tidak kelebihan dan tidak juga
kekurangan. Efisiensi modal kerja dapat
dilihat dari perputaran modal kerja
(working capital turnover) yang terdiri
dari perputaran kas (cash turnover), dan
perputaran piutang (receivable
turnover).
Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja (Working
Capital Turnover) adalah kemampuan
modal kerja berputar dalam suatu
periode siklus kas dari perusahaan
Perputaran modal kerja
mengukur efektifitas penggunaan aktiva
lancar untuk menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi rasio perputaran modal
kerja maka semakin baik kinerja suatu
perusahan dimana persentase modal
kerja yang ada mampu menghasilkan
penjualan dengan jumlah tertentu.
Semakin besar rasio ini menunjukkan
efektifnya pemanfaatan modal kerja
yang tersedia dalam meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Perputaran Kas
Dengan menghitung tingkat perputaran
kas akan diketahui sampai berapa jauh
tingkat efisiensi yang dapat dicapai
perusahaan dalam upaya
mendayagunakan persediaan kas yang
ada untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Perputaran kas mengukur
kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa
kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu ,
Perputaran kas juga mengukur tingkat
efisiensi penggunaan kas melalui tingkat
penjualan yang dilakukan perusahaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran kas
berarti makin cepat kembalinya kas
masuk pada perusahaan, begitu pula
sebaliknya.
Perputaran Piutang
Piutang dari penjualan secara kredit
kepada konsumen diharapkan dapat
segera dicairkan menjadi kas.
Perputaran Piutang (Receivable
Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode
atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu
periode.
Tinggi rendahnya perputaran piutang
akan mempengaruhi besar kecilnya
modal yang diinvestasikan kedalam
piutang. Semakin tinggi perputaran
piutang, akan semakin pendek pula
waktu terikat modal terhadap piutang,
oleh karena itu untuk mempertahankan
penjualan kredit tertentu, dengan
naiknya perputaran akan dibutuhkan
modal yang lebih kecil untuk
diinvestasikan dalam piutang.
Tingkat perputaran piutang dapat
diketahui dari jumlah penjualan kredit
selama periode tertentu dibagi dengan
jumlah piutang ,
Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu
perusahaan adalah memperoleh laba atau
keuntungan yang maksimal. Untuk
mengukur tingkat keuntungan suatu
perusahaan digunakan rasio keuntungan
atau rasio profitabilitas. Pengertian
profitabilitas
menggambarkan tentang kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
para pemilik
perusaahan terutama pihak manajemen
perusahaan akan berusaha meningkatkan
keuntungan karena disadari bahwa
betapa pentingnya arti keuntungan bagi
masa depan perusahaan. Untuk itu ada
beberapa indikator rasio profitabilitas
yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, antara lain:
a) Return On Assets (ROA). Rasio
ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat
aset tertentu ,
b) Return Of Equity (ROE). Rasio
ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal tertentu
c) Net Profit Margin (NPM). Rasio
ini diinterprestasikan juga
sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran
efisiensi) di perusahaan pada
periode tertentu ,
Hubungan Modal Kerja dan
Profitabilitas
Kegiatan usaha perusahaan tidak bisa
terlepas dari adanya modal kerja, sebab
modal kerja merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam kelangsungan
usaha tersebut. Indikator yang digunakan
dalam menilai efisien tidaknya modal
kerja suatu perusahaan dapat dilihat dari
perputaran modal kerja, perputaran kas,
dan perputaran piutang.
Perputaran modal kerja merupakan
berapa kali dalam satu periode modal
kerja dapat kembali ke dalam bentuk
semula, yaitu sebagai kas. Tingkat
profitabilitas yang rendah bila
dihubungkan dengan modal kerja dapat
menunjukkan kemungkinan rendahnya
pendapatan dibanding dengan beban
yang dikeluarkan, sehingga untuk
menghindari itu, diharapkan adanya
pengelolaan modal kerja yang tepat di
dalam perusahaan. Perusahaan yang
dikatakan memiliki tingkat profitabilitas
tinggi berarti tinggi pula efisiensi
penggunaan modal kerja yang digunakan
perusahaan tersebut ,
Perputaran kas merupakan perbandingan
antara penjualan dengan jumlah kas rata-
rata. Perputaran kas menunjukkan
kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa
kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu. Semakin tinggi
perputaran kas akan semakin baik karena
ini berarti semakin tinggi efisiensi
penggunaan kasnya dan keuntungan
yang diperoleh akan semakin besar
Perputaran piutang usaha yaitu
peredaran dana yang menunjukkan
berapa kali tiap tahunnya dana yang
tertanam dalam piutang usaha berputar
dari bentuk piutang menjadi kas. Tingkat
perputaran piutang yang tinggi berarti
pengambilan dana yang tertanam dalam
piutang berlangsung secara cepat
sehingga risiko kerugian piutang usaha
dapat diminimalisir. Semakin cepat
periode berputarnya piutang
menunjukkan semakin cepat perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan dari
penjualan kredit tersebut, sehingga
profitabilitas perusahaan tersebut juga
ikut meningkat.
Kegiatan operasional perusahaan sangat
berkaitan erat dengan pengelolaan modal
kerja. Modal kerja perlu dikelola dengan
baik agar aktivitas operasional
perusahaan berjalan dengan efektif dan
efisien melalui indikator-indikator dan
rasio-rasio keuangan yang berkaitan
dengan modal kerja, seperti perputaran
kas dan perputaran piutang. Dengan
melakukan manajemen modal kerja,
perusahaan akan dapat mencapai dan
meningkatkan keuntungan dan
profitabilitas perusahaan serta membantu
perusahaan dalam mengambil keputusan.
Dengan demikian, kelangsungan hidup
perusahaan akan tetap terjaga.