produksi roti 1

 



SENARAI  

AC  : Air Condition (penyejuk ruangan)  

Anti oksidan : Pencegah kerusakan oksidatif lemak, minyak dan bahan 

pangan berlemak. Direkomendasikan pemakaian 0,01-

0,1% Contoh BHA ( Butylated Hydroxyanisale) 

Auto gas Oven  : Mesin pemanggang roti menggunakan gas elpiji suhu 

maksimum 400 °C 

Bread Knife : Pisau bergerigi pemotong roti 

Bread Slicer : Mesin khusus pemotong roti tawar 

Candling : Alat untuk mengetahui keretakan kulit dan kantung 

udara telur, dan keadaan  kuning telur . 

Cokelat : Bubuk tepung dari biji tanaman cokelat ( Theobroma 

cacao ) 

Coklat : Warna coklat (brown) 

Container Plastik : Wadah plastik tempat menyimpan bahan  

Cookies Gutter Gun Set : Alat cetak manual membuat berbagai bentuk kue 

kering  

Dough Moulder : Mesin yang berfungsi untuk menyeragamkan pori – pori 

udara dalam adonan roti tawar 

Dough Sheeter : Alat yang berfungsi untuk memipihkan adonan dalam 

pembuatan puff pastry /  mie  

Elastis : Mudah berubah bentuknya dan mudah kembali 

kebentuk asal 

Enzim proteolitik : Enzim yang dapat mencerna atau memecah protein 

menjadi senyawa yang sederhana 

Food Processor : Mesin serbaguna untuk melumatkan buah, sayur, daging 

dan ikan  

Intrinsik : Terkandung didalamnya 

Invertase : Enzim yang menghidrolisa sukrosa menjadi glukosa dan 

fruktosa 

Kadar Air : Kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan, 

ditetapkan dengan cara mengeringkan contoh uji pada 

suhu 100 -105°C 

Karakteristik : Ciri-ciri khusus 

Kismis : Buah anggur yang dikeringkan dan dihilangkan bijinya 

Kitchen Board : Alas pemotong (talenan) terbuat dari plastik / kayu 

Konsitensi adonan : Ketahanan suatu material terhadap perubahan bentuk 

pada pengadukan  

Loaf Pan Alumunium : Alat cetak pembuatan roti tawar dan roti sobek  

Maltose : Enzim yang mengaktifkan perubahan maltosa menjadi 

gula 

Manual Dough Diveder : Alat pembagi adonan manual menjadi bagian yang sama 

(36 bagian) 

Measuring Cup : Alat yang digunakan untuk menakar air  

Meat Mincer : Mesin yang berfungsi untuk melumatkan daging ternak 

dan ikan  

Mixer Kitchen  : Alat pengocok telur dan adonan pembuatan kue  

Mixing Bowl  : Wadah tempat mencampur adonan dalam pembuatan 

roti  

Noodle Machine : Alat yang digunakan untuk membuat adonan pipih 

 ix 

dalam pembuatan mie dan kue basah  

Oven Gloves : Sarung pelindung tangan yang tahan sampai suhu 200°C 

Pan Alumunium : Wadah tempat hasil cetakan yang siap dibakar dalam 

oven 

Planetary Mixer : Mesin pengaduk adonan yanng berputar seperti rotasi 

planet 

Plastis : Bersifat mudah dibentuk 

Proofer 6 B : Mesin fermentasi terakhir yang dilengkapi pengaturan 

suhu dan kelembaban 

Ragi : Bahan yang mengandung spora mikroba tertentu dan 

digunakan dalam proses fermentasi makanan atau 

minuman 

Renyah : Kering, rapuh dan mudah remuk 

Roller : Alat bantu untuk memipihkan adoanan dalam 

pembuatan roti manis 

Scoop : Alat bantu untuk mengambil bahan yang akan 

ditimbang  

Sifat Ekstrinsik : Rupa dan keadaan yang nampak pada suatu benda yang 

berasal dari luar 

Tong : Alat bantu untuk mengambil atau memindahkan roti 

dalam loyang  

Top Loading balance : Alat untuk menimbang bahan  

Track Trolley : Wadah tempat untuk menyusun loyang dan hasil  

Viabilitas : Kemungkinan untuk dapat hidup 

Work Table SS : Meja kerja tahan karat  

Zymase : Sekumpulan enzim ragi yang memecah atau 

memfermentasi gula heksose menjadi alkohol dan 

karbondioksida 

 

  

Roti yaitu  produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang 

difermentasikan dengan ragi roti ( Saccharomyces cerevisiae ), air dan atau tanpa 

penambahan makanan lain dan dipanggang.. Kedalam adonan dapat ditambahkan 

gula, garam, susu atau susu bubuk, lemak, pengemulsi  dan bahan-bahan pelezat 

seperti cokelat, keju, kismis dan lain-lain. 

 Secara garis besar produk bakeri bisa dikelompokkan menjadi kelompok roti 

dan kelompok biskuit. Produk roti memiliki  struktur berongga-ronga dan 

dikembangkan dengan ragi roti  dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena 

kadar airnya relatif tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan 

memiliki  struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau renyah sampai 

relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti. 

 Diantara kedua kelompok bakeri tersebut ada jenis lain yaitu cake, yang 

merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan pengembang 

kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama 

putih telur) yang menyebabkan udara terperangkap dalam adonan, serta adanya 

pembentukan gas dari bahan pengembang dan terbentuknya uap air pada waktu 

pemanggangan.  

Produk lain yang dibuat dari terigu yaitu  donat.  Produk ini berbeda dengan 

produk-produk bakeri lainnya karena pada tahap akhir proses pembuatannya tidak 

dipanggang, melainkan digoreng. Donat mengembang karena ragi roti, juga akibat  

terbentuknya gas dari bahan pengembang dan uap air pada waktu penggorengan. 

Berdasarkan formulasi  adonan roti  dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu 

adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis yaitu  adonan 

yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan 

roti tawar yaitu  adonan roti yang mengunakan sedikit/tanpa gula, susu skim dan 

lemak. Sedangkan adonan soft roll  yaitu  adonan roti yang dibuat dari formula yang 

menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan roti tawar. 

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan 

baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan memiliki  kualitas 

yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan 

memiliki  kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakeri sangat bervariasi 

tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. 

Variasi produk ini diperlukan  untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya beli 

konsumen. 


Setiap bahan juga memiliki  karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang 

berbeda, demikian juga perubahan sifat – sifat tersebut akibat pengolahan mungkin 

berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui   cara pembuatan roti,  terlebih 

dahulu mengenal jenis bahan  yang akan digunakan,  fungsinya dalam pembuatan roti 

serta sifat – sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan 

secara ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan.  

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan 

utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti 

yaitu  tepung terigu, air, ragi roti dan garam. Bahan pembantu yaitu  bahan-bahan 

yang menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa 

dan tekstur yang diinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari shortening, bread 

improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi  serta flavoring. Pemberian anti 

oksidan (asam askorbat, bromat ), dan anti kapang seperti kalium propionat dan 

kalsium pospat ditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. 

Hasil belajar yang dicapai peserta diklat setelah menguasai unit modul ini 

yaitu  mampu menguasai kompetensi  tentang pengenalan bahan baku dan 

pembantu, serta pengoperasian alat-alat standar industri bakeri. Pada aspek 

kompetensi sikap, peserta diklat  mampu menjaga keselamatan dan kesehatan, 

menjaga keamanan pangan dan menerapkan sistem dan prosedur keselamatan dan 

kesehatan.  Setelah mampu mengusai teknik dasar proses pembuatan roti,  peserta 

diklat dapat  mengolah dan menguji secara organoleptik roti tawar dan roti manis 

sesuai  permintaan pasar. 

 

 

  

A. PRASYARAT  

 

Untuk memudahkan peserta diklat di dalam memahami unit modul ini, maka 

sebaiknya telah memahami terlebih dahulu :  

 

1. Penanganan Komoditas Pertanian : Menangani komoditas curai dan  komoditas 

nircurai. 

2. Pencampuran Bahan : Menentukan cara dan jenis alat pencampuran, mengukur 

faktor pada proses pencampuran dan melakukan pencampuran semibasah/basah. 

3. Biokonversi : Mengidentifikasi komoditas, cara dan peralatan fermentasi dan  

melakukan fermentasi komoditas nabati. 

4. Penyimpanan dan Penggudangan : Menyimpan produk/bahan baku dan bahan  

tambahan di gudang dan menyimpan dingin/beku.  

5. Pengemasan : Memilih berbagai jenis bahan dan cara mengemas secara manual. 

 

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL  

Modul ini merupakan modul untuk mencapai Kompetensi Pilihan menyangkut 

kegiatan Memproduksi Roti, yang terdiri dari beberapa Kegiatan Belajar yang secara 

total memerlukan 3 Jam untuk kegiatan/kerja fisik  

a. Petunjuk Bagi Peserta Diklat  

1. Modul ini disusun sebanyak tiga unit pembelajaran yang saling berkaitan. 

Peserta diklat diwajibkan mampu menguasai masing – masing unit 

pembelajaran tersebut  secara mandiri. 

2. Unit pembelajaran 1 dan 2 membahas tentang  pengetahuan bahan baku dan 

bahan pembantu serta pengenalan dan pengoperasian peralatan bakeri. 

3. Unit pembelajaran 3 mengharuskan peserta diklat  berlatih sesering mungkin 

melaksanakan praktek, sehingga nantinya mampu menentukan titik  kritis 

pada setiap tahapan proses pengolahan bakeri 

4. Peserta diklat mengamati kegiatan pengolahan roti yang didemontrasikan oleh 

instruktur. Lakukan diskusi dengan teman sekelompok dan mulai menyiapkan  

bahan/alat untuk  melakukan pengolahan berbagai jenis roti..   

5. Setelah mampu menguasai modul ini, peserta diklat dapat mengajukan 

rencana pre konsultasi kepada instruktur  ( assesor internal ) dalam rangka 

sertifikasi. 

6. Rundingkan dengan instruktur waktu pelaksanaan penilaian keterampilan, 

sampai peserta  diklat  mendapat pengakuan kompenten pengolahan  dasar 

pembuatan roti. 

b. Petunjuk Bagi Instruktur  

1. Mewajibkan instruktur mempersiapkan atau mengusahakan ketersediaan 

bahan baku dan bahan tambahan  maupun peralatan yang diperlukan.  

2. Unit pembelajaran 1 dan 2  mewajibkan instruktur aktif menjelaskan tentang 

fungsi dan peranan bahan baku serta  mendemontrasikan standar operasional 

prosedur (SOP )penggunaan alat. Gunakan potensi alat yang ada di sekolah.. 

3. Membagi kelompok kerja untuk para peserta diklat sehingga memudahkan 

dalam pelaksanaan  kegiatan  sebelum melakukan  pengolahan roti secara 

mandiri. 

4. Lakukan kunjungan (exursi) di industri roti terdekat untuk mendapat 

gambaran dan pengetahuan bahan, alat, pemasaran dan kemungkinan 

menjalin kerjasama. 

5. Demonstrasikan kegiatan pengolahan roti untuk unit pembelajaran 3 sehingga 

pada tahapan berikutnya peserta diklat dapat melakukan secara mandiri. 

Instruktur seyogjanya kompeten mendemontrasikan unit pembelajaran 

tersebut. Datangkan instruktur tamu dari industri bakeri setempat apabila 

mengalami kesulitan 

6. Instruktur memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk melakukan 

pengulangan berkali-kali pada unit pembelajaran 3.  Fase pertama dilakukan 

dalam kelompok besar, selanjutnya jumlah kelompok diperkecil dan akhirnya 

peserta diklat mampu melakukan kegiatan one man one job sesuai unjuk kerja 

standar industri. 

7. Tidak ada alasan produk roti yang dibuat tidak bisa dijual atau dimakan, 

setelah  mengikuti dengan benar seluruh intruksi dalam modul ini. Dengan 

demikian hasil praktek khususnya unit pembelajaran 3 dapat dijual. Gunakan 

kembali modal  serta keuntungan yang didapat untuk mendrilling peserta 

diklat. 

8. Instruktur merencanakan  proses penilaian meliputi kegiatan merencanakan 

penilaian, mempersiapkan peserta, menyelenggarakan penilaian dan meninjau 

ulang penilaian.  

a. Tahap merencanakan penilaian : instruktur perlu mengidentifikasi 

konteks dan tujuan bagi penilaian, mengidentifikasi bukti apa yang 

diperlukan, memilih metoda dan mengembangkan alat-alat penilaian, 

membangun sebuah prosedur pengumpulan bukti dan mengorganisir  

penilaian. 

b. Tahap mempersiapkan peserta: identifikasi dan jelaskan tujuan 

penilaian, membahas unit yang sedang dinilai dan memastikan bahwa 

peserta diklat mengerti, membahas kebijakan apa saja yang relevan untuk 

memastikan peserta mengerti implikasinya, mengidentifikasi kesempatan 

mengumpulkan bukti, memastikan peserta diklat mengerti tentang kriteria 

unjuk kerja. 

c. Tahap menyelenggarakan penilaian: instruktur perlu mengumpulkan 

bukti, membuat keputusan penilaian, mencatat hasil dan memberikan 

umpan balik penilaian kepada peserta. 

d. Tahap meninjau ulang penilaian : instruktur perlu meninjau ulang 

metode dan prosedur dengan orang yang relevan termasuk peserta diklat, 

mengusulkan perubahan sesuai dengan prosedur. 

 

C. TUJUAN PEMBELAJARAN  

 

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu :  

 

      1. Aspek Pengetahuan 

? Mengenal dan memahami pengetahuan bahan baku serta bahan tambahan 

dalam pembuatan roti 

? Mengenal berbagai jenis dan prinsip kerja peralatan bakeri standar industri. 

 

2. Aspek Sikap 

? Melakukan Sanitasi peralatan dan lingkungan kerja 

? Menerapkan Higiene Personalia  

? Melaksanakan cara berproduksi yang baik  

 

3. Aspek Keterampilan 

? Disiplin, tanggap dan cakap dalam bekerja  

? Mengoperasikan peralatan  bakeri standar industri .  

? Memilih bahan baku dan bahan tambahan sesuai spesifikasi yang 

dipersyaratkan  

? Mengidentifikasi titik kritis yang perlu diperhatikan dalam tahapan pembuatan 

roti untuk menjamin hasil roti yang berkualitas 

? Membuat berbagai jenis roti standar pasar yang menguntungkan dan aman 

untuk dikonsumsi 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

D. KOMPETENSI  MEMPRODUKSI ROTI 

 

Kode Unit :  

AGIOPTFTBK1C 

Judul Unit : 

Melakukan Proses Produksi Roti  

Uraian Unit :  

Unit ini merupakan unit kompetensi Pilihan yang menunjukkan kemampuan 

seseorang untuk memproduksi roti, baik sebagai orang yang ingin membuat roti 

sendiri (bisnis mandiri) ataupun karyawan bagian produksi di perusahaan roti.  

Sub Kompetensi  Kriteria Unjuk Kerja  

1.  Memilih dan menangani bahan 

untuk proses produksi  

 

 

 

 

 

 

1.1. Jenis dan jumlah kebutuhan bahan baku 

dan jumlah bahan pembantu untuk satu 

periode proses tersusun  

1.2. Faktor mutu untuk bahan baku dan bahan 

pembantu telah terukur  

1.3. Bahan baku dan bahan pembantu 

dipastikan tersedia untuk memenuhi 

persyaratan produksi  

 

2. Memilih dan menyiapkan 

peralatan produksi  

 

2.1.  Peralatan produksi roti telah disiapkan  

2.2.  Persyaratan kebersihan dan status 

peralatan teridentifikasi dan siap   

2.3.  Jenis dan fungsi alat produksi telah 

dikuasai  

2.4.  Komponen peralatan yang terkait 

dicocokkan dan disesuaikan dengan 

kebutuhan proses produksi  

2.5.  Parameter proses dan operasi yang 

diperlukan memenuhi persyaratan 

keselamatan dan produksi  

2.6.  Pemeriksaan Pre-start dilaksanakan 

sebagaimana diperlukan oleh kebutuhan 

tempat kerja  

2.7.  Peralatan pencampur, pengaduk, 

pembagi, pemipih,  pemanggang dan alat 

bantu lain dioperasikan sesuai SOP alat. 

 

3. Mengendalikan proses dan 

menilai mutu hasil  

3.1 Proses produksi dijalankan sesuai dengan 

persyaratan perusahaan dan kapasitas yang 

diperlukan  

3.2 Titik pengendalian dimonitor untuk 

konfirmasi bahwa kinerja proses berada 

pada kendali sesuai dengan spesifikasi.  

3.3 Proses pembuatan roti mencapai 

spesifikasi dan dipertahankan sesuai 

persyaratan produksi  

 

 

3.4 Proses produksi siap dioperasikan sesuai 

dengan kapasitas yang telah 

diperhitungkan 

3.5 Proses produksi dapat dilanjutkan bila 

mutu sesuai kriteria mutu. 

3.6 Kinerja peralatan, proses dan produk 

serta penyimpangannya diidentifikasi, 

dipastikan, dan/atau dilaporkan  

3.7 Proses produksi dihentikan sesuai dengan 

tata cara (prosedur) perusahaan. 

3.8 Limbah hasil dikumpulkan, ditangani 

atau didaur ulang sesuai dengan tata 

cara, manajemen limbah yang 

diterapkan diperusahaan. 

3.9 Menyimpan hasil produksi pada tempat 

higienis sebelum dikemas  

3.10 Informasi proses dicatat pada borang  

yang disesuaikan  

3.11    Produk hasil / hasil dari proses di luar 

          spesifikasi dikenali, diperbaiki dan atau 

          dilaporkan untuk mempertahankan 

proses agar sesuai spesifikasi.  

3.12   Tempat kerja dirawat sesuai dengan          

standar pemeliharaan tempat kerja  

4.  Mengemas hasil produksi 

sesuai spesifikasi yang 

ditentukan  

4.1. Menyiapkan tempat pengemasan yang 

disyaratkan  

4.2  Mengemas harus disesuaikan dengan tera 

yang diharapkan  

4.3.  Hasil kemasan telah memenuhi standar 

yang diterapkan. 

5.  Menghitung biaya  5.1. Komponen biaya proses pembuatan roti 

disusun. 

5.2. Satuan harga bahan dan alat  untuk  

pembuatan roti disiapkan.  

5.3.  Biaya untuk pembuatan roti telah dihitung 

 

Persyaratan Unjuk Kerja  

 

1. Konteks Unit Kompetensi  

 

Unit kompetensi ini untuk proses produksi suatu agroindustri khususnya terkait 

dengan prasyarat kompetensi pekerjaan memproduksi roti. Karena jenis produk dan 

ragam bahan cukup banyak maka unit ini merupakan unit generik yaitu dapat 

digunakan untuk berbagai jenis produk bakery sepanjang tersedianya prosedur 

bakunya (SOP), seperti produk pastry, cookies, biskuit dan crakkers.  

 

2. Kebijakan/Prosedur Tersedia 

 

Berbagai prosedur kerja yang berkaitan dengan produk roti antara lain :  

? Informasi proses yang ditempatkan dalam ruangan (work place information) yang 

meliputi SOP.  

? Spesifikasi dan jadwal tersedia. 

? Log Book  

? Deskripsi pekerjaan  

? Manual spesifikasi/mutu bahan baku dan produk 

? Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 

? Peraturan dan tata tertib di perusahaan yang bersangkutan 

 

3. Peralatan dan Fasilitas Yang Diperlukan 

 

 Peralatan yang berkaitan dengan proses produksi seperti mixer, dough 

moulder, dough sheeter, dough divider, final proofer, oven, bread slicer, working 

table dan alat penunjang harus tersedia. Disamping itu fasilitas seperti ruangan yang 

memadai, penyediaan sarana kebersihan, kenyamanan perlu mendapat perhatian. 

? Perlengkapan spesifik, fasilitas dan berbagai bahan terkait yang diperlukan sesuai 

kekhususan produk harus tersedia dan siap digunakan. 

 

10 

Acuan Penilaian  

1. Prosedur penilaian  

Unit ini harus dinilai melalui :  

? Peragaan keterampilan – keterampilan praktek baik di tempat kerja maupun 

dalam bentuk simulasi dimana disediakan perlengkapan minimum yang 

diperlukan.  

? Penilaian kemampuan penunjang, berupa jawaban terhadap pertanyaan – 

pertanyaan lisan dan tertulis yang standar. 

? Untuk standar kompetensi ditempat kerja, penilaian lain yang dianggap perlu 

dapat dilakukan, antara lain laporan pihak ketiga, dan kajian terhadap buku 

catatan laboratorium, dan laporan peserta 

2. Persyaratan Awal atau kaitan dengan Unit Kompetensi lain.  

Unit ini memerlukan pengetahuan komoditas, nabati maupun hewani, khususnya 

produk tepung – tepungan, penanganan bahan baku, mengukur faktor pencampuran 

dan mencampur bahan. Pengalaman bekerja (ikut berperan serta secara efektif) di 

pabrik roti akan sangat membantu pencapaian kompetensi ini. 

3. Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Penunjang  

Berbagai pengetahuan dan keterampilan penunjang diperlukan untuk dapat 

melaksanakan unit kompetensi ini, antara lain :  

? Pengetahuan/keterampilan mengenali secara umum berbagai jenis komoditas 

serealia dan tepung – tepungan. 

? Pengetahuan/keterampilan mengoperasikan peralatan  

? Pengetahuan/keterampilan menghitung formula, menimbang, mencampur, 

melakukan fermentasi dan menentukan titik kritis pada akhir proses. 

? Pengetahuan/pemahaman tentang K3, kebersihan dan SOP terkait yang 

berlakukan untuk bahan yang diolah 

? Memiliki sikap mental positif antara lain disiplin, jujur, rasa tanggung jawab, 

kreatifitas dan improvisasi 

? Mencatat dan membuat laporan 

4. Aspek Kritis Penilaian 

Aspek lain dapat dipertimbangkan seperti laporan kerja yang berkaitan dengan unit 

ini, laporan pihak ketiga, buku catatan tempat kerja/pabrik/pilot 

plant/laboratorium, logshet, atau pengalaman obyektif (dapat dibuktikan) lainnya 

dari peserta.   

 

11 

 

E. CHEK KEMAMPUAN PESERTA DIKLAT  

Isilah kotak di sebelah pertanyaan berikut dengan memberi tanda “ v “ jika jawaban 

“ Ya “  

No PERTANYAAN YA TIDAK 

1. 

 

2. 

3. 

 

 

4. 

 

5. 

 

6. 

 

 

7. 

8. 

 

9. 

 

10 

 

11. 

 

12. 

 

13. 

Apakah anda dapat menyebutkan bahan baku dan bahan 

tambahan dalam pembuatan roti ? 

Apakah anda mengetahui tentang penyimpanan bahan ? 

Apakah anda dapat menjelaskan pemahaman tentang 

fungsi – fungsi bahan baku serta bahan tambahan dan 

pengaruhnya terhadap roti yang dibuat ? 

Apakah anda dapat menghitung prosentase bahan dalam 

adonan ? 

Apakah anda dapat menyebutkan jenis dan fungsi alat 

dalam pembuatan roti ? 

Apakah anda dapat mengerti tentang sanitasi lingkungan 

kerja, Higiene Personalia, sanitasi peralatan dan proses 

pengolahan ?  

Apakah anda dapat mengoperasikan peralatan roti ? 

Apakah anda mengetahui tentang penanganan bahan 

baku dan bahan tambahan dalam pembuatan roti 

Apakah anda dapat menghitung formulasi dalam berbagai 

jenis  adonan ? 

Apakah anda dapat menyebutkan langkah – langkah kerja 

dalam pembuatan roti ? 

Apakah anda mengetahui tentang titik kritis yang perlu 

diperhatikan dalam tahapan pembuatan roti ? 

Apakah anda dapat melakukan uji mutu eksternal 

meliputi: volume, warna  kulit, bentuk, keseragaman, 

karakteristik ? 

Apakah anda dapat melakukan uji mutu internal 

meliputi: keremahan, warna,  aroma, rasa, tekstur ? 

  

 

 

PEMBELAJARAN  

Bila jawaban Anda yaitu  “Ya” untuk semua pertanyaan, maka disarankan   mengikuti 

uji  kompetensi untuk meraih sertifikasi  Mahir Dasar Pembuatan Roti 

12 

II. PEMBELAJARAN 

 

A. Rencana Belajar Peserta Diklat  

Kompetensi   :  

Sub Kompetensi   : 

Jenis Kegiatan 

Tanggal 

/ Bulan Waktu 

Tempat 

Belajar 

Alasan 

Perubahan 

Tanda 

tangan 

instruktur 

 

 

 

 

 

 

 

 

     

 

Sub Kompetensi   : 

Jenis Kegiatan 

Tanggal 

/ Bulan 

Waktu 

Tempat 

Belajar 

Alasan 

Perubahan 

Tanda 

tangan 

instruktur 

 

 

 

 

 

 

 

 

     

 

Sub Kompetensi   : 

Jenis Kegiatan 

Tanggal 

/ Bulan Waktu 

Tempat 

Belajar 

Alasan 

Perubahan 

Tanda 

tangan 

instruktur 

 

 

 

 

 

 

 

 

     

 

13 

B. KEGIATAN BELAJAR  

 

     1. PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN  PRODUKSI  ROTI  

 

a. Tujuan Pembelajaran  

 

? Mengetahui  jenis dan sifat karakteristik  bahan baku utama dan bahan 

pembantu  dalam pembuatan roti  

? Menjelaskan  fungsi bahan baku dan bahan pembantu serta  pengaruhnya 

terhadap roti yang dibuat. 

? Dapat menangani bahan sesuai dengan karakteristik jenis bahan baku. 

 

b.  Uraian Materi  

 

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk bakeri yaitu  tepung 

terigu, air, ragi roti dan garam. Bahan pembantu yaitu  bahan-bahan yang menyertai 

bahan utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa dan tekstur 

yang diinginkan. 

Bahan pembantu antara lain shortening, gula, produk susu, telur serta bahan 

pengisi seperti selai, keju, kismis, pisang dan cokelat. Bahan pengembang (kimia) 

seperti soda kue atau natrium bikarbonat atau baking powder biasa digunakan untuk 

produk cookies, cake maupun donat, meskipun adonan donat dikembangkan dengan 

ragi roti. Bahan tambahan lainnya untuk memperbaiki mutu produk sering digunakan 

improver ataupun emulsifier.  

Untuk lebih mengenal bahan – bahan tersebut serta mengetahui sifaf – sifat dan 

fungsinya dalam pembuatan roti akan dibahas lebih lanjut dalam uraian materi 

berikut. 

 

1). Tepung Terigu  

Umumnya produk bakeri bahan dasarnya yaitu  tepung terigu. Komponen 

terpenting yang membedakan dengan bahan lain yaitu  kandungan protein. Protein 

terigu glutenin dan gliadin pada kondisi tertentu misalnya dalam pengadonan bila 

dicampur dengan air akan dapat membentuk massa yang elastis dan ekstensibel, yang 

populer dalam dunia bakeri dikenal dengan gluten.  

? Glutenin menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada 

adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi.  

14 

? Gliadin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk perenggangan terhadap 

gluten. 

Sifat – sifat fisik gluten yang ekstensibel dan elastis memungkinkan dapat 

menahan gas pengembang dan adonan dapat menggelembung seperti balon. Hal 

itulah yang memungkinkan produk roti mengembang dengan struktur berongga – 

rongga yang halus dan seragam serta tekstur yang yang lembut serta elastis. Oleh 

karena itu sifat tersebut sangat penting dalam pembuatan roti. 

Dalam penggilingan tepung gandum dan pembuatan produk bakeri dikenal 

istilah tepung lemah dan tepung kuat.   

? Tepung kuat (Hard Wheat ) yaitu  tepung terigu yang mampu menyerap air 

dalam jumlah banyak untuk mencapai konsistensi adonan yang tepat untuk 

pembuatan produk bakeri, dan adonan tersebut memiliki ekstensibilitas dan sifat 

elastis yang baik, akan dapat menghasilkan roti dengan remah yang halus, tekstur 

yang lembut, dan volume pengembangan yang besar dan mengandung 11 – 13 % 

protein.  Tepung ini cocok untuk pembuatan roti dan produk bakeri yang 

dikembangkan dengan ragi.  

? Tepung lemah ( Soft Wheat) yaitu  tepung terigu yang sedikit saja dapat 

menyerap air dan hanya mengandung 8 – 9 % protein  kemudian adonan yang 

terbentuk kurang ekstensibel dan kurang elastis sehingga kurang cocok digunakan 

untuk pembuatan roti, biasanya sangat cocok bila digunakan untuk pembuatan 

cake atau bolu, biskuit, cookies dan cracker. 

Tepung kuat biasanya berwarna krem, terasa kering bila dipegang tidak 

menggumpal kalau digenggam dan mudah menyebar kalau ditabur. Tepung lemah 

memiliki  warna yang lebih putih, mudah menggumpal jika digenggam, demikian 

juga kalau ditabur tidak mudah menyebar karena ada gumpalan – gumpalan kecil. 

Jenis tepung yang beredar dipasaran produksi PT ISM Bogasari Flour Mills ada 3 

jenis tepung terigu yaitu  cap Kunci Biru,  Segitiga Biru dan Cakra Kembar.   

? Tepung terigu cap Kunci Biru yang merupakan tepung lemah dibuat dari gandum 

dan digunakan dalam pembuatan bolu atau cake, biskuit dan kue – kue kering.  

? Tepung terigu cap Segitiga Biru merupakan tepung medium dihasilkan dari 

campuran gandum lunak dan gandum keras digunakan dalam berbagai keperluan 

atau disebut general purpose.  

? Tepung terigu cap Cakra Kembar merupakan tepung kuat yang dibuat dari 

gandum keras, dan sering digunakan dalam pembuatan roti. 

15 

Tepung terigu yang digunakan sebagai bahan baku utama produk bakeri harus 

memenuhi kriteria mutu. Pengamatan secara organoleptik   tepung yang baik 

memenuhi kriteria berikut : 

a). Pengamatan visual  

? Warna dari tepung terigu putih kekuningan 

? Tidak terdapat belatung atau hama ( Tribolium confusum ) mati dan hidup 

? Tepung terigu tidak menggumpal 

? Tepung terigu tidak terdapat jamur warna hitam  

b). Pengamatan perabaan (finger filling ) 

? Kalau dirasa dengan jari agak kasar / berpasir  Terasa lembut seperti tepung 

tapioka sudah rusak 

? Bila tepung terigu dikepal ambyar  

c). Pengamatan bau dan rasa 

? Bau tepung terigu tidak aneh / tidak tengik  

? Bila dikunyah 3 menit terasa manis berarti tepung terigu rusak. 

2). Air  

Air merupakan bahan yang paling murah dalam pembuatan produk bakeri, 

tetapi sangat vital dan besar peranannya pada produk yang mengembang seperti roti 

dan donat.  Fungsi air dalam pembuatan roti sebagai berikut :  

? Diperlukan dalam pembentukan gluten.  

? Menentukan konsistensi dan karakteristik rheologis adonan  

? Menentukan kemudahan penanganan adonan selama proses 

? Menentukan mutu produk yang dihasilkan.  

? Berfungsi sebagai pelarut bahan – bahan seperti garam, gula, susu dan mineral 

sehingga bahan tersebut menyebar merata dalam tepung. 

? Mempertahankan rasa lezat roti lebih lama bila dalam roti terkandung cukup air 

? Bertindak sebagai bahan pengikat yang memungkinkan terjadinya fermentasi 

adonan 

? Salah satu bahan yang dapat menentukan suhu adonan 

Penentuan jumlah air yang optimum untuk adonan dilakukan dengan cara 

memeriksa/melihat konsistensi adonan secara visual selama pengadukan atau dengan 

menggunakan alat misalnya Farinograf. Jika penggunaan air terlalu banyak, adonan     

akan menjadi lengket dan susah ditangani selama proses pembuatan roti. Sebaliknya 

16 

jika terlalu sedikit air yang digunakan, produk akhir roti setelah baking akan menjadi 

keras. 

Rata-rata ratio tepung : air yaitu  100:60-65. Ini berarti 100 kg tepung gandum 

menyerap 60-65 l air.  Untuk menentukan perkiraan jumlah air yang ditambahkan 

dapat dilihat contoh berikut : 

 

Komposisi Resep Jumlah Keterangan 

Tepung Terigu 1000 gr Rasio tepung dan air    1000gr : 600 ml air 

Ragi roti     15 gr Jenis bahan yang dianggap mengandung air 

yaitu : 

Garam     20 gr 1. Telur  mengandung cairan berat          : 200 gr 

Ragi Instant     15 gr 2. Margarine 50% mengandung cairan   :   75 gr 

Bread Improver     30 gr                                                 Jumlah      : 275 

gr 

Telur   200 gr  

Margarine   150 gr Air yang dibutuhkan : 

 Jumlah Total bahan 1430 gr 600 ml – 275 gr = 325 gr 

 Jumlah air dibutuhkan   325 gr  

Berat adonan total 1755 gr  

 

Kandungan mineral dan keasaman air sangat berpengaruh terhadap sifat 

adonan. Jika menggunakan air yang lunak seperti air destilata atau air hujan 

cenderung menyebabkan adonan lengket dan produk kurang mengembang. Jika 

digunakan air yang demikian sebaiknya gunakan peragi kimia atau mineral yeast food 

yang mengandung garam – garam mineral, dan jumlah garam ditingkatkan tanpa 

menyebabkan rasa asin berlebihan. 

Sebaliknya bila air yang digunakan terlalu banyak mengandung garam karbonat 

(magnesium karbonat, kalsium karbonat) penggunaan garam dikurangi dan jika 

menggunakan ragi,  jumlah ragi perlu ditingkatkan karena gluten akan menjadi lebih 

keras. 

 

3). Ragi Roti  

Ragi roti atau yeast yaitu  mikroorganisme hidup jenis khamir yang sering 

disebut Saccharomyces cerevisiae,  berkembang biak melalui cara membelah diri 

atau budding. Yeast memfermentasikan adonan sehingga menghasilkan gas 

karbondioksida yang akan mengembangkan adonan. Jika proses fermentasi terkendali 

dengan baik, maka akan menghasilkan produk bakeri seperti roti dan donat yang 

baik, dalam arti memiliki  volume dan tekstur yang baik serta cita rasa yang enak. 

Selama proses fermentasi akan terbentuk CO2 dan ethyl alkohol. Gula-gula 

sederhana seperti glukosa dan fruktosa digunakan sebagai substrat penghasil CO2. Gas 

CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti mengembang dan alkohol berkontribusi 

17 

dalam membentuk aroma roti. Kondisi fermentasi yang ideal pada temperatur 30-38 

°C dan kelembaban 75-80%. 

Kondisi untuk ragi yang penting dalam pengembangan membelah diri yaitu  

tersedianya air, subtrat (glukosa), suhu 26-28 °C dan tersedianya oksigen. Suhu ideal 

absolut fermentasi yaitu  38 °C pada kelembaban relatif 80 %. 

Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang 

terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi yaitu  invertase, maltase dan 

zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak difermentasi secara langsung oleh ragi.  

? Invertase mengubah sukrosa menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa) yang 

difermentasi secara langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah 

menjadi glukosa pada tahap akhir mixing.  

? Maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup menjadi 

dekstrosa. Dekstrosa difermentasi secara langsung oleh ragi.  

? Zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa menjadi gas karbondioksida yang 

akan menyebabkan adonan menjadi mengembang dan terbentuk alkohol.  

 

Reaksi yang dihasilkan dari aktivitas enzim ini yaitu  ;  

C12H22O11 + H2O     2 C6H12O6 

Sukrosa     + air     invert sugar  

C6H12O6      2 C2H5OH + 2 CO2  

Dekstrosa      etil alkohol + karbondioksida 

 

Ada dua jenis ragi komersial, yaitu ragi segar yang telah dipres membentuk 

lempengan atau balok, dan ragi kering yang berbentuk granula. Ragi kering ada yang 

berbentuk butiran kasar, ada juga yang berbentuk pelet-pelet halus. 

Ragi yang berbentuk kasar biasanya tidak mudah larut dan tidak cepat tumbuh 

sehingga perlu dilarutkan dulu dalam air pada waktu penggunaannya. Demikian juga 

ragi segar yang dipres, perlu dilarutkan dalam air sebelum dicampurkan supaya 

mudah menyebar dalam adonan.  

Ragi kering berbentuk pelet halus biasanya mudah larut dan tersebar dalam 

adonan serta cepat tumbuh berkembang pada saat dicampurkan dengan adonan, ragi 

ini populer disebut ragi instan ( misalnya SAF, Mauri Pan dan Fermipan). Ragi segar 

yang dipres banyak digunakan karena harganya relatif murah ( misalnya merk 

Pinnacle ) 

Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti yaitu  untuk proses aerasi adonan 

dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga  mematangkan dan 

18 

mengempukan gluten dalam adonan. Pengkondisian dari gluten ini akan 

memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya, 

membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi.  

Ragi yang telah lama atau telah rusak sebaiknya tidak digunakan karena akan 

menghasilkan enzim proteolitik yang dapat  merusak gluten dari tepung dan 

menurunkan kualitas roti. Ragi basah maupun ragi kering memiliki  aktivitas yang 

baik jika disimpan pada suhu sekitar 6 °C. Suhu dibawah 25 °C menurunkan 

aktivitasnya. Pada tingkat suhu di atas 40 °C ragi roti mati. Ragi tidak boleh 

berhubungan langsung dengan garam, gula, lemak atau asam.  Oleh karena itu 

predough dihasilkan dengan campuran air, ragi, dan tepung .  

 

4). Garam  

 

Setiap produk bakeri tidak bisa dikatakan baik jika tidak memiliki rasa dan 

aroma yang enak. Garam dan flavor (penambah rasa dan aroma) biasanya 

ditambahkan dalam jumlah kecil, namun peranannya untuk meningkatkan 

penerimaan konsumen sangat besar.  

Fungsi garam dalam produk bakeri : 

? Memberi rasa supaya tidak hambar 

? Memperkuat cita rasa bahan lain, rasa manis gula akan lebih terasa jika ada 

garam 

? Mengontrol perkembangan khamir (ragi) untuk produk yang dikembangkan dengan 

ragi 

? Memperkuat keliatan gluten ( daya regang) dalam adonan 

? Membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki 

? Meningkatkan daya absorpsi air dari tepung. 

? Salah satu bahan pengeras, bila adonan tidak memakai garam, adonan agak basah 

? Mengatur warna kulit roti 

Kesalahan penanganan garam juga bisa membuat masalah dalam fermentasi, 

misalnya jika ragi dilarutkan dalam air yang telah ditambah garam, maka 

pertumbuhannya ragi akan terhambat hal ini bisa mengakibatkan fermentasi yang 

lambat dan cita rasa produk yang kurang baik. 

Penimbangan garam harus dilakukan seteliti mungkin jangan memakai sendok 

atau alat-alat sebagai takaran karena akan sangat besar pengaruhnya terhadap 

proses fermentasi. Selisih pemakaian garam lebih dari 1 % sudah menghambat proses 

19 

fermentasi. Selain itu, pada waktu penimbangan bahan-bahan jangan mencampur 

garam dengan yeast bersama-sama karena garam merupakan racun bagi yeast. 

Penambahan jumlah garam yang terlalu banyak akan menurunkan kemampuan 

gluten dalam menahan gas, sebaliknya jika terlalu sedikit garam yang digunakan akan 

menyebabkan adonan menjadi hambar dan akan mengurangi volume adonan, karena 

gluten tidak memiliki  daya regang yang cukup. Jika tidak ada garam yang 

ditambahkan kedalam adonan maka hasilnya yaitu  kulit akan terlihat sangat pucat 

dan terjadi pengerutan pada roti dan rasanya tidak akan memuaskan. 

 

5). Shortening  

 

Istilah shortening  digunakan oleh pekerja dibidang bakeri untuk semua lemak 

atau minyak yang dicampurkan ke dalam adonan untuk memperbaiki mutu 

produknya.  

Tujuan penggunaan lemak dalam pembuatan roti terutama untuk meningkatkan 

volume, meningkatkan keseragaman dan kelunakan remah, memperpanjang daya 

simpan dan memudahkan proses pemotongan roti ( slicing ability ). 

Fungsi shortening dalam produk bakeri : 

? Memperkaya gizi dan memperbaiki tekstur/pori-pori (crumb)  

? Meningkatkan kelezatan dan keempukan (softess) 

? Memperbaiki aerasi sehingga produk bisa mengembang,  

? Memperbaiki cita rasa (terutama mentega atau margarin) untuk pembentukan 

lapisan – lapisan pada produk pastry  

? Sebagai pengemulsi untuk mempertahankan kelembaban. 

? Memperbaiki kehalusan kulit (crust) 

Lemak atau minyak tidak larut dalam air tetapi akan berada dalam bentuk 

emulsi water-in-fat atau air-in-fat jika dibuat krim. Karena sangat berpengaruh 

terhadap tekstur produk, partikel – partikel lemak harus menyebar secara merata 

dalam campuran adonan. 

Di pasaran bisa kita temui jenis shortening misalnya mentega (butter), mentega 

putih, margarin dan pengganti mentega (butter substitute). Mentega putih dan 

margain umumnya dibuat dari minyak yang dihidrogenisasi. Mentega (butter) dibuat 

dari lemak (bagian krim susu) jika margarin dalam resep digantikan dengan mentega 

maka jumlah mentega cukup 85 % dari berat margarin dan air yang harus 

ditambahkan sekitar 10 % dari berat mentega. 

20 

Dalam proses mixing, pencampuran shortening harus benar-benar merata. 

Pencampuran yang tidak sempurna akan menyebabkan tektur roti menjadi kasar dan 

tidak seragam. Jumlah lemak yang ditambahkan pada adonan roti bervariasi antara 2-

6%. Sifat-sifat shortening yang biasa digunakan dalam proses baking seperti pada 

tabel berikut : 

Tabel  1. Karakteristik Berbagai Jenis Shortening 

Jenis Lemak Sumber Warna Konsistensi Kandungan 

Lemak (%) 

Vegetable 

Shortening 

Vegetable oil  Putih  Padat  100 

Butter Animal (milk) Kuning Padat 80 

Oil Vegetable Netral-Kuning Cair 100 

Lard Animal  Putih  Padat  98 

Margarine Animal / 

vegetable 

Putih-Kuning Padat  80 - 85 

Puff paste Animal / 

vegetable 

Putih  Padat  80 - 85 

Cocoa butter Vegetable 

(cocoa bean) 

Cream-Kuning  Padat  92 

6). Gula  

Gula yang biasa digunakan dalam pembuatan produk bakeri yaitu  gula sukrosa 

(gula putih dari tebu atau dari beet) baik berbentuk kristal maupun berbentuk 

tepung, tetapi ada juga roti yang menggunakan gula merah yaitu roti gambang. 

Penggunaan gula pada produk bakeri ditujukan untuk : 

? Memberi rasa manis 

? Menyediakan makananan bagi ragi dalam fermentasi 

? Membantu dalam pembentukan krim dari campuran 

? Memperbaiki tekstur produk,  

? Membantu memepertahankan air sehingga memperpanjang kesegaran 

? Menghasilkan kulit (crust) yang baik 

? Menambah nilai nutrisi pada produk 

Dalam adonan gula dapat menyerap air dan membuat adonan lebih encer atau 

lengket sehingga perlu diperhatikan dalam penambahan atau pengurangan air agar 

menghasilkan produk yang baik. Penambahan gula ke dalam adonan bervariasi 

jumlahnya yaitu 5-20% dari berat tepung. Gula dapat memperlambat aktivitas ragi 

karena gula meningkatkan tekanan osmotik dari adonan sehigga perlu dilakukan 

penambahan ragi untuk menjamin kecukupan gas yang diproduksi. Pada proses 

mixing, pencampuran gula harus merata. Pencampuran gula yang tidak merata akan 

menyebaban bintik-bintik hitam pada kulit roti dan membentuk lubang besar atau 

kantong udara pada produk roti. 

21 

 

7). Telur 

Fungsi telur dalam pembuatan bakeri yaitu  : 

? Membentuk warna dan flavor yang khas 

? Memperbaiki cita rasa dam kesegaran roti 

? Meningkatkan pengembangan  

? Meningkatkan nilai gizi dan kelembutan produk 

? Digunakan untuk mengoles permukaan roti manis sehingga permukaannya 

mengkilap.  

Telur juga akan meningkatkan krim dan jumlah sel udara yang terbentuk. 

Selama pemanggangan, sel udara mengembang dan uap air yang terbentuk akan 

meningkatkan pengembangan. Albumin pada telur menyebabkan pengikatan air yang 

lebih baik pada crumb roti. Protein putih telur memiliki  sifat yang mirip dengan 

gluten karena dapat membentuk lapisan yang cukup kuat untuk menahan gas yang 

dihasilkan selam proses fermentasi. 

Pada proses baking, lapisan protein ini mengeras dan memberikan struktur yang 

baik pada remah (crumb). Telur juga memberikan pengaruh emulsifying dengan 

adanya lesitin sehingga dapat memperbaiki stabilitas crumb. Lesitin sebagian besar 

terdapat di dalam kuning telur yaitu sekitar 7-10% dari total kandungan lemak   pada 

telur. Telur yang digunakan dalam pembuatan bakeri yaitu  telur ayam.  Telur 

seharusnya tidak disimpan bersama-sama dengan produk makanan atau bahan 

mentah lain, karena kontaminasi salmonela. Untuk menentukan kesegaran telur 

dapat dilakukan dengan memasukkan telur dalam air. Telur yang segar tenggelam 

didasar dengan posisi mendatar, telur yang telah berumur lebih dari 20 hari akan 

tampak mengapung atau tenggelam dengan posisi berdiri. 

 

8).  Susu  

 

Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakeri yaitu  : 

? Memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa dan 

kalsium.  

? Memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan 

gula),  

? Digunakan untuk mengoles permukaan roti  

? Memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya 

? Menghasilkan kulit yang enak dan crispy serta bau aromatik (aromatic smell) 

22 

 

Jenis susu yang banyak digunakan dalam proses bakeri yaitu  susu bubuk, skim 

dan krim. Krim mengandung lemak yang tinggi sehingga memberikan kelembutan dan 

aroma yang menyenangkan. Susu skim banyak mengandung protein (kasein) yanng 

cenderung meningkatkan penyerapan dan daya menahan air, sehingga mengeraskan 

adonan dan memperlambat proses fermentasi adonan roti. 

Susu yang digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalam bentuk bubuk 

(powder). Hal ini disebabkan alasan kemudahan penyimpanan dan memiliki  umur 

simpan yang lebih panjang dari pada susu segar. Susu bubuk yang biasa digunakan 

yaitu  susu skim atau susu krim. Keuntungan susu skim yaitu  kandungan air dan 

kandungan lemaknya rendah  sehingga dapat disimpan lebih lama dan tidak cepat 

tengik. Kada air susu skim yaitu  2,5% dan kandungan lemaknya 1,1%. Sebaiknya 

penyimpanan susu bubuk senantiasa dijaga agar tetap kering,  hal ini dilakukan 

karena susu bubuk bersifat sangat rentan terhadap kerusakan dari lingkungan 

terutama air. 

9).  Improver dan Bahan Pengembang Kimia 

Improver biasa disebut juga pengembang, namun sebenarnya berbeda dengan 

bahan pengembang kimia (chemical leavening agents).  Improver memang berfungsi 

membantu pengembangan terutama roti dan donat, tetapi tidak menghasilkan gas 

pengembang karena senyawa atau bahan yang mengembangkan produk tersebut 

yaitu  gas yang dihasilkan oleh ragi (yeast).  Bahan pengembang kimia dapat 

menghasilkan gas dalam adonan sehingga membuat adonan mengembang tanpa perlu 

bantuan ragi. 

Bahan tambahan yang sering digunakan untuk membantu pengembangan roti 

maupun donat atau biasa disebut improver  antara lain Dimodan, Serrol-500, 

Supermix, Baker’s Bonus, Puratos dan CA-50.  

Tujuan penggunaan improver yaitu  : 

? Berfungsi melengkapi zat makanan yang dibutuhkan ragi, sehingga ragi tumbuh 

sempurna  

? Menghasilkan gas serta prekursor flavor pada produk 

? Merupakan penstabil (buffer) agar kondisi adonan tetap sesuai untuk 

perkembangan ragi  

? Penguat gluten. 

? Memperbaiki warna kulit dan remah (crumb) 

? Meningkatkan volume 

? Memperpanjang masa simpan  

23 

 

Ada dua kelompok bahan pengembang yang sering dijumpai di pasaran yaitu 

baking Powder dan Soda kue (Baking soda).  Baking powder terdiri dari sodium 

bikarbonat dan bahan yang bereaksi asam serta tepung. Bahan yang bereaksi asam 

sangat menentukan kecepatan pembentukan gas, adonan yang ditambahkan baking 

powder jenis ini harus segera dipanggang, karena gas yang terbentuk bisa hilang. 

 

10). Bahan Pengisi  

Bahan pengisi digunakan sebagai bahan pembantu dalam produk roti manis dan 

donat untuk meningkatkan cita rasa dan variasi produk yang dihasilkan. Bahan pengisi 

yang sering digunakan dalam pembuatan roti manis dan donat antara lain keju, 

cokelat, kismis, selai nenas, strawbery, pisang, mentega kacang, kacang hijau dan 

kelapa. 

 

 

 

 

24 

c. RANGKUMAN   

Berikut ini yaitu  rangkuman pengetahuan dasar yang harus dikuasai oleh 

peserta diklat, meliputi : 

 

1. Komponen bahan  

 

? Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk bakeri yaitu  tepung 

terigu, air, ragi roti dan garam. Bahan pembantu yaitu  shortening (lemak ), 

gula, produk susu, telur serta bahan pengisi seperti selai, keju, kismis, pisang 

dan cokelat.  

? Bahan pengembang (kimia) yaitu   soda kue atau natrium bikarbonat atau 

baking powder biasa digunakan untuk produk cookies, cake maupun donat,  

? Bahan tambahan untuk memperbaiki mutu produk sering digunakan improver 

ataupun emulsifier.  

 

2. Karakteristik bahan  

 

? Tepung terigu mengandung  protein  glutenin dan gliadin, apabila dicampur 

dengan air dan diadon akan membentuk massa yang elastis dan ekstensibel, 

yang disebut gluten.  

? Fungsi gluten  dalam pembuatan roti yaitu   menahan gas pengembang dan 

adonan dapat menggelembung seperti balon, sehinga roti dapat mengembang 

dengan struktur berongga – rongga  halus dan seragam serta tekstur lembut 

dan  elastis.  

? Berdasarkan proses pembuatannya, dikenal dua istilah tepung terigu yaitu 

tepung kuat (Hard Wheat )  mengandung 12,5 – 13,5 % protein. Tepung lemah 

(Soft Wheat ) mengandung 9 – 9,5 % protein. 

? Dipasaran terigu cap Cakra Kembar termasuk tepung kuat khusus untuk 

pembuatan roti serta produk bakeri yang dikembangkan dengan ragi. Terigu  

cap Kunci Biru termasuk terigu lemah  cocok  digunakan untuk pembuatan 

cake atau bolu, biskuit, cookies dan cracker. Tepung campuran contohnya cap 

Segitiga Biru  digunakan untuk kue dan biskuit.  

 

? Air yang digunakan dalam membuat adonan harus sesuai dengan takaran. 

Penggunaan air terlalu banyak, adonan   akan menjadi lengket dan susah 

25 

ditangani selama proses Sebaliknya jika terlalu sedikit air yang digunakan, 

produk akhir roti setelah baking akan menjadi keras. 

? Ragi roti atau yeast yaitu  mikroorganisme hidup jenis khamir Saccharomyces 

cerevisiae.  Menghendaki suhu diatur 30-38 °C dan kelembaban nisbi 75-80% 

agar ragi ini berkembang baik selama proses fermentasi  adonan. 

? Selama proses fermentasi enzym Zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa 

menjadi gas karbondioksida yang akan menyebabkan adonan menjadi 

mengembang dan terbentuk alkohol.  

? Jenis ragi  instan yang banyak dijual dipasar yang digunakan untuk membuat 

roti yaitu   merk SAF, Mauri Pan dan Fermipan.  

? Penambahan jumlah garam yang terlalu banyak akan menurunkan kemampuan 

gluten dalam menahan gas. 

? Sebaliknya  sedikit garam yang digunakan akan menyebabkan adonan menjadi 

hambar dan akan mengurangi volume adonan, karena gluten tidak memiliki  

daya regang yang cukup.  

? Jika tidak ada garam yang ditambahkan kedalam adonan maka hasilnya yaitu  

kulit akan terlihat sangat pucat dan terjadi pengerutan pada roti dan rasanya 

tidak akan memuaskan. 

? Istilah shortening  untuk semua lemak atau minyak yang dicampurkan ke 

dalam adonan untuk memperbaiki mutu produknya.  

? Di pasaran  jenis shortening yang ada  misalnya mentega (butter), mentega 

putih, margarin dan pengganti mentega (butter substitute). Mentega putih 

dan margain umumnya dibuat dari minyak yang dihidrogenisasi. Mentega 

(butter) dibuat dari lemak (bagian krim susu)  

? Telur yang digunakan dalam pembuatan bakeri yaitu  telur ayam.  Protein 

putih telur memiliki  sifat yang mirip dengan gluten karena dapat 

membentuk lapisan yang cukup kuat untuk menahan gas yang dihasilkan selam 

prose fermentasi. 

? Pada proses baking, lapisan protein ini mengeras dan memberikan struktur 

yang baik pada remah (crumb).    

 

? Jenis susu yang banyak digunakan dalam proses bakeri yaitu  susu bubuk, 

skim dan krim. Krim mengandung lemak yang tinggi sehingga memberikan 

kelembutan dan aroma yang menyenangkan.  

26 

? Bahan tambahan yang sering digunakan untuk membantu pengembangan roti 

maupun donat  disebut improver  antara lain merk Emplek ,Dimodan, Serrol-

500, Supermix, Baker’s Bonus, Puratos,  dan CA-50.  

? Bahan pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan roti manis dan donat 

antara lain keju, cokelat, kismis, selai nenas, strawbery, pisang, mentega 

kacang, kacang hijau dan kelapa. 

 

3. Penanganan bahan 

  

? Menggunakan air yang lunak seperti air destilata atau air hujan cenderung 

menyebabkan adonan lengket dan produk kurang mengembang. Gunakan  

mineral yeast food yang mengandung garam – garam mineral, dan jumlah 

garam ditingkatkan tanpa menyebabkan rasa asin berlebihan. 

? Sebaliknya bila air yang digunakan terlalu banyak mengandung garam 

karbonat (magnesium karbonat, kalsium karbonat) penggunaan garam 

dikurangi dan jika menggunakan ragi,  jumlah ragi perlu ditingkatkan karena 

gluten akan menjadi lebih keras. 

? Kondisi untuk ragi yang penting dalam pertumbuhannya yaitu  tersedianya 

air, subtrat (glukosa), suhu 26-28 °C dan tersedianya oksigen. Suhu ideal 

absolut fermentasi yaitu  38 °C pada kelembaban relatif 80 %. 

? Ragi yang telah lama atau telah rusak sebaiknya tidak digunakan karena akan 

menghasilkan enzim proteolitik yang dapat  merusak gluten dari tepung dan 

menurunkan kualitas roti.  

? Ragi basah maupun ragi kering memiliki  aktivitas yang baik jika disimpan 

pada suhu sekitar 6 °C. Suhu dibawah 25 °C menurunkan aktivitasnya. Pada 

tingkat suhu di atas 40 °C ragi roti mati. Ragi tidak boleh berhubungan 

langsung dengan garam, gula, lemak atau asam.   

? Penimbangan garam harus dilakukan seteliti mungkin jangan memakai sendok 

atau alat-alat sebagai takaran.Selisih pemakaian garam lebih dari 1 % sudah 

menghambat proses fermentasi. Pada waktu penimbangan bahan-bahan 

jangan mencampur garam dengan yeast bersama-sama karena garam 

merupakan racun bagi yeast. 

 

? Dalam proses mixing, pencampuran shortening harus benar-benar merata. 

Pencampuran yang tidak sempurna akan menyebabkan tekstur roti menjadi 

27 

kasar dan tidak seragam. Jumlah lemak yang ditambahkan pada adonan roti 

bervariasi antara 2-6 % 

? Gula yang biasa digunakan dalam pembuatan produk bakeri yaitu  gula 

sukrosa (gula putih dari tebu atau dari bit)  berbentuk kristal maupun 

berbentuk tepung,  

? Untuk menentukan kesegaran telur dapat dilakukan dengan memasukkan telur 

dalam air. Telur yang segar tenggelam di dasar dengan posisi mendatar, telur 

yang telah berumur lebih dari 20 hari akan tampak mengapung atau 

tenggelam dengan posisi berdiri. Telur seharusnya tidak disimpan bersama-

sama dengan produk makanan atau bahan mentah lain, karena kontaminasi 

salmonela.  

? Penyimpanan susu bubuk senantiasa dijaga agar tetap kering,  hal ini 

dilakukan karena susu bubuk bersifat sangat rentan terhadap kerusakan dari 

lingkungan terutama air. Kadar air melebihi 8 % mudah terjadi kerusakan.  

 

 

 

 

 

  

28 

 d. TES FORMATIF 

 

1. Berdasarkan pengelompokan produk bakeri dikenal  roti, biskuit, donat dan cake. 

Coba jelaskan perbedaannya.  

2. Komposisi roti terdiri dari  bahan utama, bahan pembantu dan bahan tambahan . 

Jelaskan pengertian bahan-bahan tersebut. 

3. Setelah anda menjawab dengan benar soal no 2, berikut sebutkan  contoh – 

contoh bahan baku utama, bahan tambahan dan bahan pengisi yang dijual di 

pasaran. 

4. Roti manis mengembang dengan menggunakan yeast, sedangkan   cake (kue bolu )   

menggunakan bahan kimia. Jelaskan prinsip kerjanya. 

5. Jelaskan secara organoleptik cara menentukan mutu tepung terigu dan  telur 

yang  digunakan untuk bahan membuat roti ? 

6. Dalam pembuatan roti sering fungsi gluten sangat penting, coba jelaskan fungsi 

gluten itu sendiri ?  

7. Untuk mengembangkan roti, ragi perlu disesuaikan suhu dan kelembaban. Coba 

jelaskan pada suhu dan kelembaban berapa agar roti dapat mengembang dengan 

baik ?  

8. Apa yang terjadi jika garam tidak ditambahkan dalam adonan dan Jika garam 

yang ditambahkan terlalu banyak pada adonan, jelaskan yang terjadi pada 

adonan ?  

9. Sebutkan telur yang digunakan dalam pembuatan roti dan jelaskan mengapa 

harus menggunakan telur tersebut ?  

10. Bolehkah ragi yang telah lama /rusak digunakan dalam pembuatan roti, jika todak 

mengapa demikian ? 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

29 

 

e. KUNCI  JAWABAN 

 

1.      Perbedaan antara roti, biskuit, donat dan cake yaitu  sebagai berikut :  

 

a.  Roti yaitu  produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang 

difermentasikan  dengan ragi roti ( Saccharomyces cerevisiae ), air dan atau 

tanpa penambahan makanan lain dan dipanggang. 

? Kedalam adonan dapat ditambahkan gula, garam, susu atau susu bubuk, lemak, 

emulsifier dan bahan-bahan pelezat seperti cokelat, keju, kismis dan lain-lain. 

?  Produk roti memiliki  struktur berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi 

roti  dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar airnya relatif 

tinggi. Berdasarkan formulasi  adonan roti  dapat dibedakan menjadi adonan 

roti manis dan  roti tawar. 

b.  Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan memiliki  struktur lebih padat 

dengan tekstur mulai dari rapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar 

airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti. 

c. Cake, merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan 

pengembang kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara 

pengocokan (terutama putih telur) yang menyebabkan udara terperangkap 

dalam adonan, serta adanya pembentukan gas dari bahan pengembang dan 

terbentuknya uap air pada waktu pemanggangan.  

d.  Donat merupakan produk bakeri  pada tahap akhir proses pembuatannya tidak 

dipanggang, melainkan digoreng. Donat mengembang karena ragi roti, juga 

akibat  terbentuknya gas dari bahan pengembang dan uap air pada waktu 

penggorengan. 

 

2. Pengertian  bahan utama, bahan pembantu dan bahan tambahan dalam 

pembuatan roti    sebagai berikut : 

 

a. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk bakeri yaitu  tepung 

terigu, air, ragi roti dan garam. 

b. Bahan pembantu yaitu  shortening (lemak ), gula, produk susu, telur. 

c. Bahan tambahan untuk memperbaiki mutu produk sering digunakan improver 

ataupun emulsifier, soda kue atau natrium bikarbonat atau baking powder biasa 

digunakan untuk produk cookies, cake maupun donat, bahan pengisi seperti 

selai, keju, kismis, pisang dan cokelat. 

30 

 

3.    Contoh – contoh bahan baku utama, bahan tambahan dan bahan pengisi yang     

dijual di pasaran sebagai berikut :  

 

a. Bahan Baku Utama 

? Tepung terigu yaitu Cap Cakra Kembar cocok untuk pembuatan roti serta 

produk bakeri yang dikembangkan dengan ragi.  

? Tepung terigu  cap Kunci Biru cocok  digunakan untuk pembuatan cake atau 

bolu, biskuit, cookies dan cracker. 

? Tepung terigu cap Segitiga biru  untuk berbagai jenis roti dan kue. 

? Jenis ragi  instan  untuk membuat roti yaitu   merk SAF, Mauri Pan dan 

Fermipan, White rose.  

b. Bahan Tambahan  

? Bahan tambahan yang sering untuk roti maupun donat  disebut improver  

antara lain merk Emplek ,Dimodan, Serrol-500, Supermix, Baker’s Bonus, 

Puratos, dan CA-50.  

? Jenis shortening yang ada  misalnya mentega (butter), mentega putih, 

margarin dan pengganti mentega (butter substitute).  

c. Bahan pengisi  

? Bahan pengisi seperti selai, keju, kismis, pisang dan cokelat. 

 

4. Prinsip kerja pengembangan menggunakan yeast dan bahan kimia  

 

a. Prinsip pengembangan roti dengan yeast ini yaitu  : 

 

Enzim zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa menjadi gas karbondioksida 

yang akan menyebabkan adonan menjadi mengembang dan terbentuk alkohol.  

Reaksi pengembangan dengan menggunakan yest : 

 

C12H22O11 + H2O     2 C6H12O6 

Sukrosa     + air     invert sugar  

C6H12O6      2 C2H5OH + 2 CO2  

Dekstrosa      etil al