manajemen bisnis 2

 



cara 

melihat bisnis yang ada. 

Tahap ini dinamakan sebagai reinvent sebab  perusahaan yang 

telah memiliki pengalaman sukses menerapkan konsep e-business 

pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang 

mekanisme dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-

peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business. 

Selanjutnya cara perusahaan retail dan distribusi mengubah 

total bisnisnya menjadi penyedia jasa informasi (portal) sehubungan 

dengan consumer products yang ditawarkan, atau perusahaan 

pembuat perangkat lunak aplikasi internet yang meredifinisikan 

ulang usahanya menjadi perusahaan outsourcing di bidang customer 

relationship management, atau perusahaan penjual buku-buku asing 

yang berubah menjadi perusahaan penerjemah bahasa-bahasa asing, 

dan sebagainya. 

Kata kunci di dalam tahap ini yaitu business transformation dan 

industry convergence. Hal itu disebab kan semakin kaburnya batas-

batas segmen industri yang ada, perusahaan dapat menawarkan 

berbagai jenis produk atau jasa yang belum pernah terpikirkan 

sebelumnya, yang pada akhirnya dapat mengubah bisnis inti yang 

sedang digelutinya. 

Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini yaitu perusahaan 

tidak dapat menerapkan konsep e-business murni tanpa adanya 

hubungan jejaring dengan berbagai mitra bisnis (internetworking). 

Dalam mengembangkan -- abad 21, ada  

tiga topik utama yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

-- 37

1. Peran Baru Manajemen Proyek pada Abad 21

Sebagai ilustrasi dalam peran baru manajemen proyek, antara 

lain sebagai berikut.

a. American Airlines memberi  jasa pemesanan karcis 

kepada suatu perusahaan yang juga dipakai  perusahaan 

penerbangan pesaing dalam menarik penumpang. 

b. Di Indonesia, PT Abadi Nusa Usaha Semesta menjadi pemasok 

bulb bagi perusahaan tensimeter di Eropa yang juga menjadi 

pesaingnya dalam memperebutkan bagian pasar produk 

tensimeter di Amerika. Di Indonesia memang sedang memasuki 

zaman baru, dengan salah satu cirinya, yaitu peralihan dari 

integrasi vertikal menuju spesialis. 

c. Selama dasawarsa terakhir, perusahaan sibuk melepaskan 

kegiatan tidak penting yang dapat dikontrakkan keluar. 

Kebanggaan konglomerat menguasai hulu-hilir sudah berubah 

menjadi kebanggaan memiliki unit usaha yang ramping, 

fleksibel, namun kompeten dalam bidangnya. 

Dengan demikian, keberhasilan operasional perusahaan akan 

sangat bergantung pada keberhasilan kerja sama antara unit usaha 

di perusahaan ini  dengan unit usaha dari perusahaan lain 

dalam pelaksanaan pekerjaan.

Setiap unit usaha, dalam kondisi di atas, yaitu  bidang 

kompetensi dari suatu perusahaan yang akan bekerja sama dengan 

berbagai perusahaan lain dalam menciptakan berbagai produk. Sifat 

pekerjaan menjadi berubah, dari produksi/operasi rutin menjadi 

proyek.

2. Loyalitas Baru

Dampak dari situasi ini pada karyawan yaitu munculnya 

loyalitas bentuk baru: dari perusahaan ke proyek. Di perusahaan 

tradisional, kesepakatan atau komitmen dibuat antara individu 

dan perusahaan.

-- 38

Organisasi baru yang lebih ramping tadi harus bekerja sama 

dengan berbagai unit usaha dari perusahaan lain dalam proyek-

proyek yang menjadi target bersama. Akibatnya, ikatan emosi antara 

karyawan dengan perusahaannya lebih renggang, dan hubungan 

dengan profesinya/teman sesama proyek menjadi lebih erat. 

Implikasi dari hal itu para profesional akan bekerja keras dan 

mempertahankan mutu yang tinggi, namun  mereka juga memperoleh 

kepuasan kerja dan identitas diri dari bidang yang mereka geluti, 

dan tidak lagi terlalu menggantungkan diri pada ikatan dengan 

perusahaaan.

3. Manajemen Proyek

Mamaknai kata proyek di sini menunjuk pada sifat pekerjaan. 

Pada prinsipnya, suatu pekerjaan akan dikatakan proyek jika 

memiliki karakteristik berikut: 

a. memiliki keluaran (output) spesifik,

b. melibatkan banyak pihak dan bidang keahlian, 

c. dibatasi oleh waktu (ada saat awal dan ada saat akhir), 

d. yaitu  kegiatan yang “kompleks” penuh faktor ketidak-

pastian dan risiko, dan memiliki  siklus hidup (life cycle).

Merujuk pada karakteristik di atas, manajemen proyek dalam 

pengertian awam selalu dikaitkan dengan manajemen terhadap 

proyek konstruksi, menjadi tidak relevan lagi. 

Untuk lebih jelasnya, pengetahuan dan keterampilan dalam 

manajemen proyek akan menjadi tuntutan yang harus dimiliki 

oleh semua manajer di Indonesia, apalagi masuk jalur global. 

Misalnya, saat seorang manajer memimpin kegiatan perancangan 

dan peluncuran produk baru yang akan melibatkan lintas fungsional, 

mulai R and D, produksi, pemasaran, keuangan, dan sebagainya 

maka harus memakai  teknik manajemen proyek.

Dalam mencapai sasaran ini , dunia mengenal tiga level 

manajemen proyek, yaitu manajemen misi proyek (project mission 

management), manajemen proyek (project management), dan manajemen 

-- 39

lapangan (field management). Levelling ini dibuat untuk membedakan 

tugas dan kompetensi yang dituntut penyandangnya, meskipun 

secara profesional ketiganya menyandang gelar manajer.

Fungsi utama manajemen misi proyek (MMP) yaitu melakukan 

manajemen terhadap misi proyek, bukan semata-mata menyelesaikan 

proyek tepat waktu dengan biaya terbatas dan mutu memadai. 

Pemimpin proyek “pengembangan produk baru” dengan 

misi meningkatkan citra perusahaan, tidak akan berhenti pada 

terbuatnya produk baru, namun  akan dilanjutkan dengan usaha-usaha 

peningkatan citra perusahaan melalui produk baru ini . 

Dalam praktik, MMP ini mewakili unsur pemilik proyek 

(owner), sehingga akan lebih banyak melakukan interaksi dan 

koordinasi tugas-tugas dan tanggung jawab pemilik, konsultan, 

dan pelaksana. Pemegang peran MMP harus mampu menciptakan 

persetujuan (dalam bentuk kontrak) mengenai hubungan kerja 

antara satu dengan yang lain secara detail dari proyek yang akan 

dibangun. 

Dengan demikian, keluaran (output) seorang pemegang 

mandat MMP yaitu kontrak dan kepatuhan para pihak (konsultan, 

pelaksana, dan pemilik) dalam melaksanakan kontrak ini .

berdasar  kapasitasnya, manajemen proyek lebih menitik-

beratkan pada cara para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan 

proyek menyelesaikan tugasnya. Dalam ini , proses perencanaan 

dan pengorganisasian proyek, pemantauan dan manajemen aliran 

sumber daya yang mendukung pelaksanaan proyek menjadi 

perhatian utama.

Pada tahap pelelangan,  manajemen proyek meliputi 

perencanaan pekerjaan, estimasi biaya, serta Analisa  finansial dan 

risiko dari proyek. sesudah pelelangan, manajemen proyek terdiri 

atas penjadwalan, pembelian, pengadaan, dan mobilisasi semua 

sumber daya yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan 

pekerjaan konstruksi. Pada tahap akhir, manajemen proyek termasuk 

juga memantau status dan kemajuan proyek, persiapan laporan 

kemajuan dan klaim serta manajemen cash-flow.

-- 40

Fungsi utama manajemen lapangan (ML) yaitu mengolah 

sumber daya yang tersedia dalam operasi proyek sehari-hari 

di tingkat lapangan, sehingga rencana pelaksanaan yang telah 

disusun pada level yang lebih tinggi dapat diimplementasikan 

secara teratur, efisien, dan efektif. Level manajemen lapangan 

berfokus pada detail teknis dari metode pelaksanaan proyek dengan 

mempertimbangkan keterbatasan kapasitas peralatan. Aspek-

aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen lapangan, yaitu 

perencanaan, penjadwalan, mobilisasi, dan pengarahan aktivitas 

kegiatan berdasar  ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan 

material.

-- 41

Dalam usaha  peningkatan pengakuan bahwa operasi harus 

menunjang perusahaan dalam mencapai posisi kompetitif di pasar, 

operasi hendaknya bukan hanya wadah menghasilkan produk 

dan jasa perusahaan, melainkan juga harus memberi  kekuatan 

kompetitif bagi bisnis. Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa 

realisasi operasi didorong oleh semakin bertambahnya persaingan 

dari mancanegara, kebutuhan untuk peningkatan produktivitas, 

dan peningkatan permintaan akan kualitas. Pencapaian keunggulan 

kompetitif melalui perbaikan unjuk kerja operasi membutuhkan 

tanggapan strategi dalam operasi.

Strategi produksi yaitu  serangkaian tindakan terpadu 

menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di suatu 

perusahaan. Perubahan di dunia usaha yang semakin cepat 

mengharuskan perusahaan untuk merespons perubahan yang 

terjadi. Problem sentral yang dihadapi perusahaan saat ini yaitu 

cara menciptakan strategi terbaik agar perusahaan dapat bertahan 

dan berkembang. Tujuan ini  akan tercapai jika perusahaan 

melakukan proses produksi secara tepat. 

Operasi sering dipandang sebelah mata dalam proses 

perencanaan strategis. Operasi dikemukakan sesudah dilakukan 

perencanaan strategis untuk pemasaran, keuangan, dan manajemen 

umum. Akibat dari hal itu, kemampuan operasi tidak dipakai 

sebagai kekuatan bersaing dalam bisnis. Keadaan ini hanya dapat 

diperbaiki dengan mengembangkan strategi operasi sebagai suatu 

bagian yang terpadu dan strategi bisnis dengan memasukkan 

operasi sebagai mitra yang sederajat dalam mengembangkan dan 

menerapkan strategi bisnis.

Strategi organisasi yang dikenal sebagai strategi bisnis 

memberi  informasi yang diperlukan untuk merancang suatu 

sistem produksi untuk perusahaan untuk mencapai tujuannya. 

Strategi juga memberi  informasi untuk semua fungsi lain dalam 

organisasi untuk mendukung sistem produksi dalam menjalankan 

tugasnya. Spesifikasi tentang cara tiap fungsi ini akan mendukung 

keseluruhan strategi bisnis dikenal sebagai strategi fungsional. 

Dengan demikian, ada strategi pemasaran, strategi keuangan, dan 

strategi operasi.

1. De nisi Strategi Operasi

Strategi operasi yaitu  turunan dari strategi perusahaan 

yang menjabarkan strategi secara keseluruhan dari visi dan misi 

perusahaan. 

Strategi operasi yaitu  seperangkat sasaran, rencana, dan 

kebijakan yang menjabarkan fungsi operasi—menunjang strategi 

bisnis organisasi. Untuk lebih jelasnya dalam memahami definisi 

strategi operasi, berikut ini penjelasan para ahli yang mendefinisikan 

strategi operasi.

Sumayang (2003) menjelaskan strategi operasi sebagai bayangan 

atau visi dari fungsi operasi, yaitu perangkat pendorong atau penentu 

arah untuk pengambilan keputusan. Strategi operasi yaitu  

fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan 

yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencanaan 

formal, menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang 

konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.

Strategi operasi yaitu  salah satu cara yang dapat 

dikembangkan oleh perusahaan dengan memanfaatkan operasi 

-- 43

pabrik dan jasa untuk berkompetisi di pasar global. Operasi 

seharusnya tidak hanya dianggap sebagai wadah kekuatan bersaing 

dalam bisnis dan sebagai wadah untuk mencapai keunggulan yang 

dapat berkesinambungan. Strategi operasi harus menjadi kekuatan 

penggerak proses transformasi agar selalu sehat dengan kondisi 

lingkungan baru, seperti era globalisasi. 

Hayes dan Wheelwright (1984) mendefinisikan strategi operasi 

sebagai suatu pola yang konsisten dalam keputusan operasi. Semakin 

konsisten keputusan itu dan semakin besar tingkatan strategi operasi 

menunjang strategi bisnis, akan semakin baik. Mereka menjelaskan  

cara keputusan utama dalam operasi dibuat dan dipadukan satu 

dengan yang lain. 

Pada pernyataan lain, Hayes dan Wheelwright (1988) memberi 

tekanan pada hasil dari strategi operasi sebagai suatu pola yang 

konsisten dalam pengambilan keputusan.

Di samping itu, Schroeder juga menekankan strategi operasi 

sebagai suatu yang mendahului (antecedent) pengambilan keputusan. 

Akan namun , keduanya menyetujui bahwa hasilnya yaitu pola 

pengambilan keputusan yang konsisten.

Wickham Skinner (1985)  menjelaskan  bahwa strategi 

operasi terkait erat dengan hubungan antara keputusan dalam 

operasi dan strategi korporasi. Ia mengingatkan, jika  operasi 

melangkah keluar strategi korporasi, keputuasn operasi sifatnya 

sering tidak konsisten dan berjangka pendek. Oleh sebab  itu, 

operasi menjadi terpisah dari bisnis, dan keterkaitannya lebih erat 

dengan strategi korporasi menjadi lemah. Cara memperbaikinya 

dengan mengembangkan strategi operasi, yang diturunkan dari 

strategi korporasi yang menetapkan suatu tugas utama (apa yang 

operasi harus dikerjakan dengan baik bagi bisnis dan berhasil) dan 

seperangkat kebijakan operasi yang konsisten untuk menentukan 

pengambilan keputusan.

Dengan demikian, strategi operasi berhubungan dengan 

pengembangan dari perencanaan jangka panjang untuk menentukan 

cara penggunaan yang baik dari sumber daya yang terbesar 

perusahaan dianggap sebagai ukuran tertinggi dari kesesuaian 

-- 44

antara sumber-sumber yang ada dan perencanaan jangka panjang 

strategi perusahaan.

Dalam pernyataan lain, Skinner (1996) menjelaskan  bahwa:

a. operasi harus berhubungan penuh dengan strategi bisnis;

b. strategi operasi dan keputusan harus diisi secara penuh 

kebutuhan dari bisnis dan harus menambah keunggulan 

bersaing bagi perusahaan, semua fungsi dari perusahaan harus 

berkoordinasi dengan baik untuk mendukung perusahaan;

c. untuk mencapai keunggulan bersaing, koordinasi antarfungsi 

dari keputusan yang dibuat untuk memfasilitasi strategi operasi 

yang dikembangkan dengan tim manajer antarbisnis secara 

keseluruhan.

Ketiga pendekatan ini , memberi pengetahuan tentang 

arti penting mengenai strategi operasi dan cara strategi bisa 

dikembangkan atau diperbaiki. 

2. Proses Perumusan Strategi

Menurut Olsen dan Eadi (1982), untuk memahami proses 

perumusan strategi dapat diklasifikasikan dalam lima kategori, 

yaitu sebagai berikut.

a. Pernyataan misi dan tujuan.

b. Analisa  dan scanning lingkungan.

c. Profil internal dan audit sumber daya.

d. Perumusan, evaluasi, pemilihan strategi.

e. Implementasi dan pengendalian rencana strategis.

Untuk memfasilitasi perumusan strategi ini , selanjutnya 

Olsen dan Eadi (1982) menunjukkan delapan langkah dalam 

memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:

a. memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi,

b. identifikasi hal-hal yang menjadi mandat organisasi,

-- 45

c. klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi,

d. menilai lingkungan eksternal,

e. menilai lingkungan internal,

f. identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi,

g. perumusan strategi untuk mengatur isu,

h. menetapkan visi organisasi untuk masa depan.

Dalam memahami strategi bisnis organisasi, seperti strategi 

operasi, yaitu seperangkat sasaran, rencana, dan kebijakan bagi 

organisasi untuk bersaing dengan berhasil di pasarnya. 

Rencana strategi biasanya  dirumuskan pada tingkat 

komisi eksekutif (CEO, presiden, wakil presiden) dengan masukan 

utama dari dan pengulangan dengan tiap bidang fungsional. 

Hasilnya akan memperlihatkan karakteristik, sebagaimana dijelaskan 

Schroeder, Anderson, dan Claveland (1986) bahwa karakteristik 

umum dari strategi bisnis, yaitu sebagai berikut.

a. Berjangka sangat panjang, kurang lebih 5 sampai 10 tahun.

b. Bersifat spesifik dalam hal yang abstrak, namun  tidak spesifik 

dalam rincian konkret. Jadi, ada ruang gerak sehari-hari dalam 

kerangka strategi umum.

c. Strateginya yaitu  “perasaan” umum atau “budaya,” 

di seluruh organisasi. Strategi ini dapat dipakai  di semua 

tempat dalam perusahaan untuk menuntun pengambilan 

keputusan saat  tidak ada kebijakan.

d. Berfokus pada beberapa bidang spesifik (mungkin hanya 

satu) dan bukan pada kelompok besar. Bidang-bidang lain 

dan keputusan sehubungan dengan bidang-bidang ini , 

dianggap tunduk pada bidang  kritis ini.

Keputusan yang diambil oleh perusahaan sepanjang waktu 

akan memperlihatkan pada suatu pola konsisten yang mengukuhkan 

pandangan strategis ini. 

-- 46

Adapun keputusan yang diambil sepanjang waktu di 

perusahaan menjadi strategi jangka panjang. Pada kenyataannya 

di beberapa perusahaan, keputusan ini tidak memperlihatkan pola 

yang mencerminkan bahwa mereka tidak memiliki  strategi bisnis 

yang aktif, walaupun telah menjalankan suatu proses perencanaan 

strategis.

a. Perumusan Strategi: Analisa  Situasi dan Strategi Perusahaan

Hunger, J. Davis dan Wheelen, Thomas L. (2012) mengatakan 

bahwa perumusan strategi sering ditujukan sebagai perencanaan 

strategis atau jangka panjang. Analisa  situasi yaitu  awal dari 

proses perumusan strategi. 

Selain itu, Analisa  situasi juga mengharuskan para manajer 

strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang 

eksternal dan kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman 

eksternal dan kelemahan internal. 

Untuk melakukan perumusan strategi perusahaan, yang membaginya dalam 

empat langkah, yaitu mengAnalisa  situasi, menentukan strategi, 

menyediakan pertanyaan, dan menentukan orientasi. 

1) MengAnalisa  Situasi

Untuk mengAnalisa  situasi, dipakai  cara yang sistematis, 

yaitu Analisa  SWOT.  menyatakan bahwa 

Analisa  SWOT yaitu  cara sistematis untuk mengidentifikasikan 

faktor-faktor inti dan strategis yang menggambarkan kecocokan 

paling baik di antara mereka. 

 bahwa SWOT yaitu 

singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats 

yang yaitu  faktor-faktor strategis. 

Dengan demikian, Analisa  SWOT harus mengidentifikasikan 

kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan, yaitu keahlian 

tertentu dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan cara 

unggul yang dipakai . Penggunaan kompetensi langka perusahaan 

secara tepat (kapabilitas inti) akan memberi  keunggulan kompetitif 

yang berkelanjutan.

Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah 

perusahaan yaitu mengombinasikan faktor strategis eksternal 

dengan faktor strategis internal dalam sebuah ringkasan Analisa  

faktor-faktor strategi.

sesudah Analisa  situasi dan sebelum mempertimbangkan 

strategi alternatif, manajemen harus melakukan tinjauan misi dan 

tujuan perusahaan saat ini atau yang telah ditetapkan. jika  

tidak tepat dan tidak lagi sesuai dengan situasinya, manajemen 

harus mengubahnya.

2) Menentukan Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan diperlukan untuk menentukan:

a) orientasi perusahaan terhadap pertumbuhan,

b) industri atau pasar yang akan dimasuki.

Untuk perusahaan multibisnis yang beroperasi lebih dari 

satu industri atau pasar, strategi perusahaan yang dipakai nya, 

meliputi:

a) Keputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari 

dan ke unit bisnis mereka. Keputusan ini sangat mendasar 

terhadap masa depan perusahaan dan melibatkan manajemen 

puncak dan dewan direksi.

b) Strategi perusahaannya dapat menyediakan strategic platform 

atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi bisnis di lingkungan 

yang beragam dengan sekumpulan kemampuan strategis. 

3) Menyediakan Pertanyaan Strategi Perusahaan

Pada prisipnya, semua perusahaan mulai dari yang terkecil 

sampai terbesar, pada satu waktu harus memperhatikan pertanyaan-

pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan. Pertanyaan strategi 

perusahaan antara lain sebagai berikut.

a) Haruskah kita melakukan ekspansi, pemotongan, atau tidak 

mengubah operasi kita?

-- 48

b) Haruskah kita memusatkan kegiatan hanya dalam industri 

yang sekarang atau berekspansi ke industri lain?

c) jika  ingin tumbuh dan berkembang, haruskah kita 

melakukannya melalui pengembangan internal atau akuisisi 

eksternal, merger, atau usaha patungan?

4) Menentukan Orientasi Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand 

strategies), yaitu pertumbuhan, stabilitas, dan pengurangan.

a) Strategi pertumbuhan

Strategi pertumbuhan yaitu strategi yang dirancang untuk 

mencapai pertumbuhan dalam penjualan, aktiva, laba atau kombinasi 

dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan artinya penjualan 

yang meningkat, dan dengan pengalamannya dapat melakukan 

efisiensi dan meningkatkan laba.

Alasan penggunaan strategi pertumbuhan yaitu perusahaan 

yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan ketidakefisienan 

dengan mudah dibandingkan perusahaan yang stabil, serta 

menawarkan banyak peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan 

menarik.

Dua strategi dasar pertumbuhan, yaitu konsentrasi pada satu 

industri dan diversifikasi di industri lain. jika  perusahaan 

memilih strategi konsentrasi, perusahaan dapat berkembang melalui 

integrasi vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal yaitu mengambil 

alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok (integrasi ke 

belakang/backward integration) atau oleh distributor (integrasi ke 

depan/forward integration). Strategi ini menarik untuk perusahaan 

yang kuat dalam posisi bersaingnya. Integrasi horizontal dengan 

cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan di lokasi geografis 

yang berbeda dan atau menambah rentang produk atau jasa yang 

ditawarkan kepada pasar.

jika  memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat 

berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi 

konglomerat. Diversifikasi konsentris dilakukan jika  perusahaan 

memiliki posisi kompetitif yang kuat, namun  daya tarik industri 

-- 49

rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi di 

industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat yaitu  

strategi perusahaan yang cocok jika  posisi kompetitif perusahaan 

rata-rata dan daya tarik industrinya rendah, sehingga perusahaan 

melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan masuk 

dalam industri yang tidak berkaitan.

b) Strategi stabilitas

Strategi stabilitas cocok dipakai  bagi perusahaan yang 

berada di industri dengan daya tarik yang sedang. Artinya industri 

ini  dalam menghadapi pertumbuhan yang biasa atau tidak 

ada pertumbuhan dan kekuatan utama dalam lingkungan ini  

berubah dan masa depannya tidak pasti. Oleh sebab  itu, ada  

dua strategi stabilitas. Pertama, strategi stabilitas yang dapat 

dilakukan yaitu berhenti sejenak atau berlanjut dengan waspada. 

Artinya sementara waktu perusahaan melakukan konsolidasi sumber 

dayanya untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Kedua, 

strategi stabilitas yang tidak berubah atau stabilitas laba sebab  

perusahaan pada posisi di industri dengan daya tarik sedang dan 

perusahaan hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata.

c) Strategi pengurangan

Strategi pengurangan atau retrenchment dapat dilakukan 

perusahaan jika  memiliki posisi kompetisi yang lemah tanpa 

memandang daya tarik industrinya. Posisi kompetisi yang lemah 

mengkibatkan kinerja buruk, penjualan menurun, dan laba berubah 

menjadi kerugian. Strategi ini meliputi strategi berputar, jual habis, 

kebangkrutan atau likuidasi.

Strategi berputar yaitu strategi yang menekankan peningkatan 

efisiensi operasional. Dua fase strategi ini yaitu kontraksi dan 

konsolidasi. Kontraksi yaitu usaha  awal untuk “menghentikan 

pendarahan” dengan cepat, dengan penurunan keseluruhan terhadap 

ukuran dan biaya. Konsolidasi yaitu pelaksanaan sebuah program 

untuk menstabilkan perusahaan yang lebih ramping.

Strategi jual habis dilakukan sebab  posisi kompetitif 

perusahaan yang lemah di industri dengan daya tarik yang sedang 

-- 50

atau mungkin menurun. Strategi ini dilakukan sebab  untuk 

melakukan strategi berputar sudah tidak mampu.

Kebangkrutan meliputi penyerahan manajemen perusahaan 

kepada pengadilan sebagai ganti penyelesaian kewajiban (utang) 

perusahaan. Manajemen perusahaan berharap bahwa sesudah 

pengadilan memutuskan tuntutan, perusahaan akan lebih kuat 

dan mampu untuk bersaing dalam industri yang menarik dengan 

baik.

Likuidasi yaitu strategi untuk mengakhiri perusahaan. 

Strategi ini dilakukan sebab  industri sudah tidak menarik lagi 

dan perusahaan juga terlalu lemah untuk dijual. Manajemen dapat 

memilih untuk mengubah sebanyak mungkin kekayaan yang dapat 

dijual dalam bentuk kas, kemudian dibagikan kepada pada pemegang 

saham sesudah membayar utang-utangnya.

Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan yaitu 

dewan komisaris sebagai perwalian pemegang saham perusahaan 

dan manajemen puncak melakukan pengambilan keputusan sendiri 

daripada menyerahkan kepada pengadilan, yang mungkin akan 

mengabaikan pemegang saham 

b. Merumuskan Strategi NSW

1) Proses Umum Perumusan Strategi Bisnis dan Strategi 

Fungsional Tambahan

Pada hakikatnya proses umum perumusan strategi bisnis dan 

strategi fungsional tambahan sebagaimana diilustrasikan oleh J. 

Tracy O’Rourke (1995) berikut ini. 


Strategi 

Bisnis


Masukan yang relevan untuk proses perencanaan strategis, 

di antaranya:

a) kebutuhan pelanggan akan produk/jasa, 

b) kekuatan dan kelemahan pesaing, 

c) lingkungan secara umum, 

d) kekuatan dan kelemahan, 

e) budaya dan sumber daya organisasi. 

Walaupun prosesnya digambarkan secara langsung dalam 

Bagan 3.1, pada kenyataannya proses ini  sangat berulang-

ulang dengan pembatasan dari bidang dan strategi fungsional yang 

mengubah strategi bisnis secara bolak-balik.

-- 52

Sebelum menjabarkan kategori strategi dan karakteristik, 

perlu memperhatikan beberapa aspek unik dari jasa yang harus 

dipertimbangkan saat  organisasi merumuskan strategi bisnis. 

Aspek-aspek unik dari jasa yang harus dipertimbangkan dalam 

suatu strategi antara lain sebagai berikut.

a) Ada penghalang jalan masuk, seperti peralatan modal yang 

mahal, untuk jasa.

b) Tidak ada inventarisasi untuk menimbun stok menghadapi 

permintaan yang berfluktuasi.

c) Personel yang terampil yaitu  bagian utama dari proses 

pelayanan. Jika mereka keluar, strategi mungkin dibatalkan.

d) sebab  bidang jasa memiliki kontak pelanggan yang tinggi, 

kualitas jasa sering didasarkan pada persepsi pelanggan.

e) sebab  jasa sering bersifat abstrak, kebijakan penetapan harga 

mungkin berada pada varian yang ekstrem dari harga, yang 

menyulitkan pelanggan dalam membuat perbandingan objektif 

antarperusahaan.

f) Jasa sering padat tenaga kerja, membatasi pemakaian strategi 

berbasis peralatan.

g) Lokasi sebagai faktor strategis yang penting sebab  jasa sering 

tidak dapat diangkut.

2) Produk sebagai Seperangkat Jasa

Perusahaan produk biasanya menawarkan seperangkat jasa 

dengan barang pemberi kemudahan. Contoh, pabrik Allen-Bradley 

yang dijabarkan oleh J. Tracy O’Rourke (1995) dalam Bagan 3.1 dapat 

menawarkan kinerja kompetitif melalui kombinasi harga murah, 

variasi tinggi (walaupun bukan menurut pesanan), penyerahan 

dalam 24 jam, dan volume rendah (bahkan unit satuan). 

Dengan demikian, Allen-Bradley tidak hanya menawarkan 

produk kepada pelangganya, namun  juga seperangkat jasa dengan 

barang pemberi kemudahan mereka. Allen-Bradley membuat 

kontaktor motor listrik atau tombol, dan menjual dalam jumlah 

jutaan. Mereka memiliki  pasar domestik yang menguntungkan 

-- 53

sampai Amerika mulai membeli mesin dan motor asing dengan 

kontaktor buatan luar yang kecil pada mesin dan motor ini  

yang berfungsi sama baiknya dengan kontaktor yang besar dan 

mahal buatan Allen-Bradley. Tracy O’Rourke (1995), mantan CEO 

Allen- Bradley, melihat dengan jelas ancaman ini.

Sebagai responsnya, ia memprakarsai sebuah studi untuk 

menentukan harga termurah di seluruh dunia untuk kontaktor kecil. 

Perusahaan mendapatkan bahwa kontaktor dijual di Australia pada 

waktu itu hanya $8 per buah, setengah dari $16 yang akan dijual di 

Eropa (bahkan lebih murah daripada harga di Amerika). 

O’Rourke (1995) memberi  kesimpulan, jika mereka ingin 

bertahan di pasar, harus mampu menghasilkan laba pada harga 

$8 per buahnya. Pada harga yang lebih tinggi, mereka akan terus-

menerus desaingi dengan harga yang lebih murah dari pesaing.

Selanjutnya menurut O’Rourke (1995), mereka bahkan 

mendirikan sebuah pabrik “kecil” untuk percobaan, untuk melihat 

bahwa mereka dapat memperoleh laba dengan harga $8. Walaupun 

produksi berjalan lancar dan cepat di pabrik yang terpadu dan 

kecil, akan rugi dengan harga jual $8. Walaupun tidak ada tenaga 

kerja langsung, mereka tetap akan kehilangan uang. Para eksekutif 

melihat angka-angkanya: $5 juta untuk merancang ulang produk 

dan $15 juta lagi untuk melengkapi peralatan pabrik, sehingga 

mereka dapat kehilangan uang dengan harga $8 per unit. ini  

tidak masuk akal.

Akan namun , mereka mengusahakannya lebih jauh jika dapat 

menyingkirkan semua orang dan semua pekerjaan tulis menulis, 

dan semua inventori pada akhir hari, mereka dapat membenarkan 

investasi ini  dengan harga $8. Hal itu berarti sebuah pabrik 

yang otomatis sepenuhnya, terpadu, berkualitas tinggi. Walaupun 

sulit untuk dilakukan, itulah persisnya yang mereka kerjakan. 

Pabrik ini sekarang menghasilkan 600 kontaktor per jam, dalam 

777 variasi dan banyak ukuran, hampir tanpa orang, dokumen, 

atau inventori akhir. Biaya kualitas mereka yang disebabkan barang 

cacat sebelumnya yaitu 3,5 persen dari penjualan (sama dengan 

lebih 35.000 barang apkiran per juta yang dihasilkan) dan sekarang 

menjadi 15 barang apkiran per juta. 

ini lah yang diperlukan untuk bersaing dengan berhasil 

di pasar dunia saat ini. ini  bukan persoalan produktivitas yang 

sedikit lebih tinggi di sini dan kualitas yang sedikit lebih baik di 

sana. 

biasanya , perusahaan memerlukan peningkatan pada 

pesanan sepuluh hingga dua puluh kali lebih baik daripada sekarang, 

hanya untuk bertahan dalam bisnis. Tanpa itu, bisnis ini tidak akan 

bertahan untuk waktu yang lama.

3) Segmen Siklus Hidup Mengarahkan Strategi

Beberapa dari strategi bisnis terikat pada tahap-tahap dalam 

siklus hidup standar dari semua produk dan jasa, 

Pengenalan Penerimaan

Waktu

Penjenuhan


Studi tentang pengenalan produk baru menunjukkan bahwa 

siklus hidup memberi  pola yang bagus untuk pertumbuhan 

permintaan akan keluaran baru. 

Kurva ini  dapat dibagi menjadi tiga segmen besar, yaitu 

pengenalan dan penggunaan dini, penerimaan dan pertumbuhan 

pasar, dan pematangan dengan penjenuhan pasar. 

-- 55

sesudah penjenuhan pasar, permintaan mungkin tetap tinggi 

atau menurun; atau keluaran mungkin diperbaiki dan mungkin 

dimulai pada kurva pertumbuhan yang baru.

Panjangnya siklus hidup produk dan jasa telah menyusut 

secara berarti dalam dasawarsa terakhir ini. Pada masa lalu, siklus 

hidup mungkin lima tahun, namun  sekarang hanya enam bulan. 

ini  menimbulkan beban yang luar biasa di perusahaan untuk 

terus-menerus memonitor strateginya kemudian dengan cepat 

mengubahnya melalui sikap responsif yang fleksibel dan cepat 

saat  strategi ini  menjadi tidak sesuai dengan pasar.

4) Inovasi dan Rekacipta

Siklus hidup dimulai dengan inovasi yang menawarkan produk 

jasa yang baru ke pasar. Inovasi yaitu pengenalan sesuatu yang 

baru, sementara rekacipta melibatkan produksi, pembuatan, atau 

penciptaan sesuatu. Inovasi yaitu  rekacipta yang dipatenkan, 

yaitu kombinasi baru unsur-unsur yang sudah ada, yang telah 

menciptakan suatu produk unik atau jasa yang sebelumnya tidak 

tersedia. Versi awal dari produk atau jasa mungkin berubah relatif 

sering. Volume produksi kecil sebab  keluaran belum mengejar 

margin tinggi. saat  volume meningkat, rancangan keluaran 

menjadi stabil dan lebih banyak pesaing memasuki pasar dengan 

peralatan yang padat modal. Pada fase matang, keluaran yang 

sekarang bervolume tinggi yaitu  komoditas yang sebenarnya, 

dan perusahaan yang dapat menghasilkan versi yang dapat diterima 

dengan harga paling rendah biasanya mengendalikan pasar.

5) Mencocokkan Strategi dengan Tahap Siklus Hidup

Strategi bisnis suatu perusahaan harus cocok dengan tahap-

tahap siklus hidup dari produk/jasanya. Jika suatu perusahaan 

ahli dalam inovasi, seperti Hewlett-Packard, mungkin memilih 

untuk fokus pada porsi pengenalan penerimaan dalam siklus hidup 

produk kemudian menjual atau memberi  lisensi produksi produk 

bersangkutan kepada pihak lain saat  telah bergerak keluar dari 

tahap pengenalan. Seandainya kekuatannya ada pada produksi 

volume tinggi dengan biaya rendah, perusahaan ini  harus 

-- 56

berpegang pada produk yang sudah terbukti, yang berada pada 

tahap matang. Mungkin yang paling lazim yaitu perusahaan yang 

berusaha untuk berpegang pada produk di seluruh siklus hidup 

dan mengubah strategi mereka dalam tiap tahap.

c. Kategori Strategi Bisnis

Sebelum memerinci strategi bisnis, harus mempertimbangkan 

beberapa cara penggolongan strategi ini . ini  akan membantu 

memberi  beberapa perspektif dan makna pada kumpulan 

bermacam strategi. 

Satu pendekatan yang dikembangkan oleh P. R. Richardson dan 

kelompok sarjana membagi berbagai strategi dalam enam kategori 

utama, yang banyak berhubungan langsung dengan konsep siklus 

hidup.

1) Arus Konstan Keluaran Baru

Strategi inovasi teknologi didasarkan pada inovasi dini/fase 

pengenalan dalam siklus hidup. Strateginya yaitu untuk terus-

menerus memperkenalkan produk atau jasa baru yang menawarkan 

kinerja unggul berkat keahlian teknologi perusahaan. 

Fungsi litbang dan perekayasaan rancangan memainkan 

peranan besar dalam strategi ini. Margin laba untuk tawaran baru 

pada mulanya tinggi, namun  saat  volume meningkat hingga 

saat para pesaing memasuki pasar dan mengurangi margin yang 

tersedia, perusahaan meninggalkan pasar ini  dan pindah 

ke tawaran lain. Hewlett-Packard yaitu sebuah contoh tentang 

perusahaan yang terus-menerus memperkenalkan produk baru di 

pasar peralatan elektronik. Banyak bank dan perusahaan pialang 

juga sangat inovatif dalam menciptakan wahana investasi untuk 

pelanggan dan kliennya.

2) Bersaing Sepanjang Siklus Hidup dengan Pemenang

Strategi eksploitasi teknologi serupa dengan strategi inovasi, 

namun  perusahaan tetap dengan produk/jasa bersangkutan sepanjang 

siklus hidupnya. saat  para pesaing memasuki pasar, perusahaan 

mengambil margin yang lebih kecil, namun  dengan volume yang 

lebih tinggi. Perusahaan selalu mencari produk atau jasa yang dapat 

menjadi “pemenang” di pasar dan menjadi tawaran permanen 

perusahaan. Texas Instruments dari IBM yaitu contoh dari 

pendekatan ini di industri elektronik. Demikian pula, McDonald’s 

terus-menerus berinovasi dengan menu fast-food-nya, berpegang 

pada barang yang populer.

3) Melayani Kekompleksan

Strategi pelayanan teknologi ini menawarkan pelayanan 

untuk sistem yang kompleks dan sering menurut pesanan yang 

dihasilkan dalam volume rendah atau per unit. Keahlian teknologi 

perusahaan dan fleksibilitas pelayanan harus tinggi untuk melayani 

sistem yang relatif unik, namun  margin yang dihasilkan lumayan 

besar. Pelayanan perbaikan alat pemanas dan alat pengatur suhu 

yaitu contoh yang lazim di sini. Pelayanan perbaikan komputer 

di Computerland dimanfaatkan dengan baik oleh para pemakai 

komputer rumah.

4) Pembuatan berdasar  Pesanan untuk Harga

Perusahaan yang memakai  strategi ini akan menyesuaikan 

tawarannya berdasar  spesifikasi pelanggan. Perusahaan harus 

sangat fleksibel, namun  tidak harus inovatif. Margin tinggi sebab  

volume yang rendah. Cincinnati Milacron dikenal sebab  kecanggihan 

perekayasaannya dengan peralatan mesin dan sistem manufakturing 

yang kompleks. Departemen trust dan Wells Fargo, banyak pengacara 

individual, akan menyesuaikan trust dan wasiat keuangan agar 

cocok dengan situasi dan kebutuhan masing-masing klien.

5) Variasi Modular dengan Harga Murah

Strategi modularisasi menawarkan variasi yang terbatas dengan 

harga yang relatif rendah dengan merakit modul-modul standar 

berlainan yang diproduksi massal menjadi kombinasi yang ditetapkan 

oleh pelanggan. Produk atau jasanya harus relatif stabil atau 

matang dalam rancangan sehingga produksi massal dimungkirkan 

sehingga inovasi bukan faktor yang penting di sini. Strateginya 

yaitu kombinasi strategi pembuatan berdasar  pesanan dan 

strategi ekonomi, yang dilaksanakan melalui keuntungan yang 

ditambahkan pada modularitas. Paket asuransi jiwa Prudential dan 

menu restoran Denny’s yaitu contoh-contoh dalam sektor jasa ini, 

dan pendekatan sistem suara komponen Radio Shack’s dikenal baik 

di pasar eceran.

6) Harga Murah untuk Keluaran Matang

Ekonomi yaitu strategi margin unit-rendah, volume-tinggi 

untuk produk/jasa pada tahap matang (tidak berubah) dalam silklus 

hidup. Perusahaan seperti White Consolidated harus sangat efisien 

dan mengusahakan harga tetap rendah agar berhasil dengan strategi 

ini 

Saat ini, Sears memakai  pendekatan ini dengan strategi 

“harga murah setiap hari” untuk mengatasi ancaman toko-toko rabat 

seperti Wal-Mart dan K-Mart, yang telah memakai  strategi ini 

secara berhasil selama bertahun-tahun.

a) White consolidated industries, inc.

Mungkin tidak ada perusahaan yang mengilustrasikan dengan 

lebih baik sebuah strategi terfokus yang ditujukan pada produksi 

biaya rendah daripada operasi peralatan rumah tangga dari White 

Consolidated selama tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. 

Di industri peralatan rumah tangga, harga bukan pemasaran 

konsumen yang canggih, yang yaitu  dasar persaingan. Melalui 

penghematan dalam proses produksi, perusahaan ini mengusir keluar 

dan/atau menguasai merek-merek yang jauh lebih besar. Sebagai 

contoh, pada tahun 1967 perusahaan ini membeli lemari es Gibson 

dan Franklin Appliances, pada tahun 1968 membeli Kelvinator, 

pada tahun 1971 membeli pabrik kompresor Bendix, pada tahun 

1973 membeli Athens Stove Works, pada tahun 1975 membeli 

peralatan rumah tangga Westinghouse, pada tahun 1977 membeli 

sebagian PhiIco dari Ford, dan pada tahun 1979 membeli Firgidaire 

dari General Motors. Pengambilalihan Frigidaire menempatkan 

White di tempat ketiga dalam bisnis lemari es, di belakang GE dan 

Whirlpool.

Rahasia White bukan sulap, melainkan kefanatikan tentang 

pengurangan biaya. Melalui proses pengurangan biaya, perusahaan 

ini mengubah operasi yang sebelumnya memboroskan uang menjadi 

pemenang besar. Beberapa dari tekniknya yaitu sebagai berikut.

- Setiap lini produk dan model bisnis yang baru diambil alih 

diAnalisa , dan tawaran volume rendah dijatuhkan.

- Operasi dirampingkan dan digabungkan untuk skala 

ekonomi.

- Angkatan kerja dari pengambilalihan yang baru mungkin 

dikurangi 40 persen untuk menjadikannya bersaing.

- Tiap pabrik dioperasikan sebagai pusat laba terpisah, dengan 

pengendalian keuangan sentral di markas besar perusahaan.

- Semua pembelian dan pengeluaran diteliti dengan cermat 

untuk memastikan semuanya itu mutlak diperlukan.

- Hampir semua penelitian ditujukan untuk meningkatkan 

produksi dan membuat penghematan lebih jauh, bukan 

merancang lini produk yang baru.

- Jumlah yang minimum dipakai  untuk periklanan dan 

pemasaran dengan menjual hampir setengah produknya 

sebagai merek berlabel pribadi.

- Markas besar perusahaan relatif spartan, dengan sedikit 

kemudahan dan hak istimewa.

- Upah tenaga kerja ditekan hingga tingkat minimum, dengan 

tekanan konstan pada serikat pekerja untuk membuat upah 

ini  tetap rendah, termasuk kesediaan untuk menghadapi 

pemogokan jika perlu.

Pada masa resesi, penderitaan White Consolidated lebih ringan 

dibandingkan dengan kebanyakan pembuat peralatan rumah tangga, 

dengan mengandalkan strategi pengurangan biaya dan penetapan 

harga yang agresif untuk memberi  tekanan lebih besar pada 

para pesaingnya. saat  resesi berakhir, White muncul sebagai 

pesaing yang lebih kuat lagi (Catatan: pada bulan Maret 1986, White 

Consolidated diambil alih oleh perusahaan Swedia Electrolux).


b) Mengoordinasi trade off agar sesuai dengan strategi bisnis

Beberapa trade off yang implisit terlibat dalam pengembangan 

suatu strategi. Oleh sebab  itu, gunakan strategi inovasi teknologi 

untuk memperlihatkannya. Untuk mendapatkan personel dengan 

keterampilan teknis yang diperlukan untuk inovasi yang cepat dan 

berkualitas tinggi, kita harus membayar lebih besar. Sebaliknya, 

kita tidak perlu melakukan investasi dalam peralatan khusus 

bervolume tinggi pula. Kita memerlukan organisasi yang fleksibel 

dengan pengambilan keputusan terdesentralisasi, namun  kebutuhan 

akan keputusan manajemen puncak yang cepat berkurang sesuai 

dengannya. Walaupun harus mampu mengantisipasi kebutuhan 

pelanggan dan berespons dengan cepat, kita tidak perlu terlalu 

khawatir tentang pelanggan yang mengubah atau membatalkan 

pesanan mereka.

Trade off seperti ini yaitu dasar bagi konsep pemilihan strategi 

bisnis. Walaupun tugas spesifik harus dikerjakan dengan baik untuk 

melaksanakan strategi yang dipilih, tidak semuanya perlu sangat 

menonjol hanya beberapa. Jika strategi fungsional terkoordinasi 

dengan baik untuk mendukung strategi bisnis dan strategi bisnis 

bijaksana untuk memenuhi kebutuhan pelanggan maka perusahaan 

mungkin akan berhasil. Strategi yang didasarkan pada apa pun 

yang lain pengambilalihan, merger, bahkan arus produk teknologi 

tinggi tidak akan berhasil seandainya pelanggan diabaikan dalam 

prosesnya.

3. Fokus Operasi

Dalam bagian sebelumnya, kita membicarakan strategi bisnis 

dan cara menggolongkan banyak strategi yang ada. Saat ini melihat 

secara lebih mendalam pada tujuan dasar strategi. Tujuan dari tiap 

strategi yaitu menegakkan dan mempertahankan kekuatan unik 

atau fokus untuk perusahaan yang membawa pada keberhasilan. 

Beberapa studi tentang industri bahwa perusahan sukses yaitu 

perusahaan yang telah memperlihatkan tekad tulus yang terus-

menerus untuk mencapai dua posisi kompetitif dasar keberhasilan 

berikut ini.

a. Memiliki harga terendah dibandingkan dengan pesaing. 

Jika keluaran memiliki tingkat kualitas yang dapat diterima, 

-- 61

perusahan dapat memakai  kebijakan penetapan harga 

yang sangat kompetitif, yang akan memperoleh volume yang 

menghasilkan laba dan pertumbuhan pangsa pasar (market 

share growth).

b. Memiliki kekuatan menonjol (sedikit waktu tunggu, teknologi 

maju, kualitas tinggi, dan seterusnya) yang membedakannya 

dengan pesaing dan dihargai di pasar. Jika memiliki  struktur 

harga yang dapat diterima, mereka dapat memakai  

kebijakan penetapan harga untuk mendapatkan margin yang 

besar dan investasi ulang dana sehingga kekuatan mereka 

dapat dibedakan.

4. Harga Murah, Keluaran yang Bisa Dibedakan, Posisi 

yang Tepat

Sudah menjadi rahasia umum dibidang pemasaran bahwa 

tiga strategi penjualan dasar menetapkan harga rendah, pemilikan 

produk/jasa yang dapat dibedakan (misalnya kualitas yang menonjol, 

penyesuaian total), atau penempatan posisi yang tepat. Posisi yang 

tepat yaitu jenis pembedaan yang khusus dan mungkin suatu 

keuntungan geografis (misalnya, pemasok lokal), pengetahuan yang 

akrab sehubungan dengan jenis pelanggan tertentu, lini produk 

yang khusus secara ekstrem, saluran distribusi yang luar biasa, atau 

sesuatu lain yang tidak seorang pun menawarkan.

Keuntungan pertama dari pendekatan strategi terhadap 

pengambilan keputusan operasi yaitu membantu memfokuskan 

operasi untuk mendapatkan seperangkat kebijaksanaan yang 

terpadu. Skinner (1974) yang mengembangkan pendekatan ini untuk 

perusahaan manufaktur menamakannya dengan pabrik terpusat 

(focused faktory). Skinner menceritakan tentang perusahaan elektronik 

yang membuat instrumen pilot otomatis dan meteran pengukur 

bahan bakar dalam pabrik yang sama. sesudah bertahun-tahun gagal 

menghasilkan laba pada meteran pengukur bahan bakar, perusahaan 

ini  siap untuk menjual bagian bisnis ini . Sebagai usaha 

terakhir manajer pabrik memutuskan untuk membuat dinding di 

sekililing fasilitas produksi meteran pengukur bahan bakar dan 

memanajemeni fasilitas-fasilitas ini  secara terpisah. 

-- 62

Akibatnya, peralatan ini  dan teknologi proses menjadi 

tersendiri, produksi dan pengendalian persediaan dilakukan 

secara terpisah. Operasi meteran pengukur bahan bakar memiliki 

fungsi pengendalian kualitas tersendiri, dan kebijakan tenaga kerja 

dipisahkan sampai batas tertentu. sesudah empat bulan, bisnis meteran 

pengukur bahan bakar dapat memberi  laba sebab  adanya 

pengembangan pabrik di pabrik (a plant within a plant/pwp).


Inti dari strategi operasi  terdiri 

atas empat elemen, yaitu misi, kemampuan khusus, tujuan, dan 

kebijakan.

1. Misi

Misi harus menyatakan prioritas di antara tujuan operasi yang 

menyangkut biaya, kualitas, fleksibilitas, tepat waktu, pengiriman 

cepat, pelayanan, dan sebagainya. 

Satu misi operasi yang dapat diandalkan jika strateginya 

dengan cara memasang biaya yang pantas (bukan berarti biaya 

rendah), dan pentingnya pengenalan produk baru.

a. Operation Mission

Operation mission yaitu  fungsi pokok yang terkait dengan 

business strategy dan functional strategy. jika  business strategy 

berupa product leadership maka dalam operation mission harus dapat 

mendukung business strategy, seperti menciptakan produk baru dan 

inovasi sehingga satu sama lain saling mendukung. jika  business 

strategy berupa product leadership, namun  operation mission melakukan 

efisiensi dan melakukan penurunan harga pokok produksi, akan 

memicu  ketidakcocokan satu sama lain, sehingga organisasi 

tidak akan berjalan dengan sempurna.

b. Distinctive Competence

Kemampuan operasi yang membedakan dengan yang lain 

sehingga perusahaan bisa beroperasi lebih baik dari perusahaan 

atau organisasi yang lain. 

Distinctive competence bisa berupa teknologi, paten, keahlian 

sumber daya manusia dan lain-lain yang tidak dimiliki atau sukar 

dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang lain.

c. Operation Objective

Operation objective yaitu  turunan dari operation mission, 

yang meliputi:

1) cost atau biaya produksi atau operasi atau manufacturing cost, 

quality atau target kualitas yang ingin dicapai oleh perusahaan 

atau organisasi, 

2) delivery atau lead time atau target waktu pengiriman atau 

pelayanan, 

3) flexibility atau keluwesan dalam menerima pesanan.

d. Operation Policy

Operation policy yaitu menjelaskan cara agar tujuan dapat 

dicapai. biasanya , operation policy harus berhubungan dengan 

empat bidang keputusan, yaitu process, quality sistem, capacity, dan 

inventory. Masing-masing dari empat keputusan ini  yaitu 

bidang-bidang tersendiri sehingga membutuhkan penjelasan secara 

khusus dan terpisah.

2. Kemampuan Khusus

Kemampuan khusus operasi yaitu menciptakan operasi yang 

unggul secara relatif dari para kompetitor yang terkait dengan misi 

operasi. 

Kemampuan khusus ini harus mampu bersaing dan yaitu  

inti dari strategi operasi di berbagai hal, seperti biaya yang 

pantas, kualitas tinggi, pelayanan terbaik, fleksibilitas tinggi, dan 

sebagainya. 

Bisnis yang berhasil berada pada mereka yang mengenal 

dengan baik kemampuan khusus yang dimilikinya dan berusaha 

untuk mempertahankan agar bisa unggul bersaing dengan 

berkelanjutan.

3. Tujuan

Tujuan operasi ada empat, yaitu biaya, kualitas, fleksibilitas, 

pengiriman, dan pelayanan. Tujuan ini  harus ditetapkan dalam 

bentuk kuantitatif agar dapat terukur besarnya pencapaian yang 

akan diraih.

4. Kebijakan 

Kebijakan operasi yaitu  penjabaran dan menjelaskan 

tujuan operasi akan dicapai. Kebijakan ini harus dibentuk untuk 

setiap sisi keputusan yang menyangkut proses, kapasitas, kualitas, 

persediaan, dan barisan kerja. 

Kebijakan operasi harus dibuat oleh manajemen senior dengan 

melibatkan pertimbangan yang strategis, yang terhimpun dalam 

empat elemen strategi operasi. Menurut E. Tandelin (1991), keempat 

elemen strategi kebijakan operasi ini  telah mendapatkan 

masukan dari strategi bisnis, yaitu Analisa  internal dan eksternal.

Lingkungan internal dapat memengaruhi strategi operasi 

melalui kelangkaan (scarcity) dan keterbatasan (constraints) sumber 

daya manusia melalui budaya perusahaan (corporate culture), lokasi, 

fasilitas, sistem pengawasan, dan sebagainya. Analisa  internal 

ini akan mengarahkan pada identifikasi terhadap kekuatan dan 

kelemahan operasi perusahaan. Mengembangkan kemampuan inti 

di bidang operasi pada era persaingan yang semakin ketat yaitu 

tindakan yang sangat tepat. 

Lingkungan eksternal perlu diAnalisa  agar dapat mengarahkan 

pada identifikasi terhadap peluang dan ancaman operasi perusahaan 

yang diciptakan akibat perubahan faktor-faktor eksternal, seperti 

persaingan ekonomi, teknologi, politik, regulasi pemerintah, 

perubahan nilai tukar, dan sebagainya.

Perumusan strategi yaitu pengembangan rencana jangka 

panjang untuk efektivitas manajemen yang didasari oleh peluang 

dan acaman lingkungan yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan 

perusahaan. Perumusan strategi perusahaan meliputi hal-hal berikut 

ini. 

1. Misi dan Tujuan Organisasi 

Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan 

tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan 

dengan perusahaan lain. Misi perusahaan bermaksud menjawab 

pertanyaan, “What business are we in?” 

Oleh sebab  itu, misi perusahaan penting sebab  menjamin 

kesatuan pendapat mengenai maksud perusahaan, memberi  

dasar untuk mendorong penggunaan sumber daya yang optimal, 

memberi  standar pengalokasian sumber daya organisasi dan 

menciptakan sikap serta pandangan yang senada, memudahkan 

pengenalan/penjabaran maksud perusahaan dalam tujuan-tujuan 

lebih terperinci. 

Tujuan merumuskan hal-hal yang akan diselesaikan, waktu 

akan diselesaikan dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. W.F. 

Glueck dan L.R. Jauch mendefinisikan tujuan perusahaan yaitu 

suatu sasaran akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui 

kehadiran/keberadaan dan operasinya. 

Alasan diperlukannya tujuan perusahaan sebab  membantu 

perusahaan untuk memahami l ingkungannya,  membantu 

mengoordinasikan pengambilan keputusan, memberi  tolok 

ukur bagi penilaian perusahaan, memperjelas sasaran perusahaan 

yang hendak dicapai. 

2. Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan yaitu  rumusan perencanaan 

komprehensif tentang cara perusahaan mencapai misi dan 

tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan komparatif 

dan meminimalkan keterbatasan bersaing. Secara singkat, strategi 

perusahaan yaitu suatu rencana yang yaitu  satu kesatuan 

(unified), yaitu mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu, 

bersifat luas meliputi semua aspek penting dalam perusahaan, dan 

terpadu (integrated), yaitu semua bagian strategi selaras dan serasi 

antara satu dengan yang lainnya.

3. Kebijakan

Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan 

keputusan organisasi secara keseluruhan serta menghubungkan 

perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan yaitu petunjuk 

untuk bertindak dalam organisasi, kebijakan menunjukkan cara 

mengalokasikan sumber daya yang ada di perusahaan dan cara 

menyerahkan tugas-tugas kepada bagian di perusahaan agar dapat 

dilaksanakan dengan baik sehingga manajer pada tingkat fungsional 

dapat menjalankan