pengantar bisnis 2

 



ah perusahaan. Manajer puncak biasanya menentukan tujuan strategis 

(jangka panjang) dan membuat rencana strategis perusahaan. 

2. Manajer menengah (Middle manager) 

Manajer menengah mewakili manajer puncak dalam mengawasi kegiatan 

operasional perusahaan dan menyampaikan tujuan strategis dan rencana 

strategis kepada manajer yang ada dibawah mereka. Manajer menengah 

memiliki tanggung jawab untuk mengawasi manajer lini. Manajer menengah 

biasanya mengelola tujuan jangka menengah dan mengimplementasikan 

rencana taktis organisasi. 

3. Manajer lini (Firstline manager) 

Manajer ini memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kinerja karyawan 

organisasi dan secara langsung berhubungan dengan karyawan. Manajer lini 

berhubungan dengan kegiatan operasional rutin dalam organisasi dan 

memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan organisasi dapat 

berjalan dengan lancar. 

 

C. Peranan Manajemen 

 Peranan manajer untuk menjalankan aktivitas organisasi pada umumnya 

terdiri dari tiga peran utama, yaitu: 

1. Peran interpersonal 

 Peran interpersonal dilakukan manajer berhubungan dengan karyawan 

dan orang – orang disekitarnya. Peran interpersonal meliputi: 

 Figurehead yaitu kewajiban pimpinan untuk mengikuti acara – acara sebagai 

wakil perusahaan 

 Leader, yaitu manajer berperan sebagai pemimpin untuk memacu kinerja 

karyawan 

 Liaison yaitu peran manajer dalam berhubungan dengan pihak lain diluar 

hubungan atasan dan bawahan 

---  28 

 

 

2. Peran informasi 

Manajer berperan dalam memperoleh dan menyebarkan infomasi yang 

berkaitan dengan organisasi. Peran ini meliputi: 

 Monitor, manajer berperan mengawasi kebutuhan informasi yang diminta 

organisasi 

 Disseminator, manajer berperan menyebarkan informasi yang relevan dan 

dibutuhkan oleh bawahannya 

 Spokeperson, manajer berperan sebagai juru bicara perusahaan kepada 

pihak lain yang membutuhkan informasi. 

 

3. Peran pengambil keputusan 

Sebagai pimpinan harus dapat mengambil keputusan yang tepat. Peran 

manajer sebagai pengambil keputusan meliputi: 

 Entrepreneur, yaitu manajer perlu memiliki sikap kreatif dan berjiwa 

kewirausahaan dalam pengembangan organisasi 

 Disturbance handler, manajer berperan dalam menangani permasalahan 

ataupun konflik yang timbul dalam organisasi 

 Resource allocator, manajer berperan dalam menentukan alokasi sumber 

daya yang dimiliki sehingga dapat dipakai  dengan optimal 

 

D. Keterampilan Manajemen 

 Untuk dapat menjalankan peran yang dimiliki secara efektif, maka manajer 

perlu dibekali keterampilan–keterampilan khusus yang dibutuhkan. Adapaun 

keterampilan itu meliputi: 

1. Keterampilan teknis 

Keterampilan teknis berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan 

manajer memahami dan menjalankan proses produksi ataupun operasi 

sesuai tuntutan tugasnya. Contohnya: manajer akuntansi perlu memahami 

konsep dan kemampuan tentang sistem akuntansi dan laporan keuangan. 

2. Keterampilan interpersonal 

Keterampilan interpersonal merupakan kemampuan manajer dalam 

mengelola dan membina hubungan dengan pihak lain secara efektif sehingga 

akan sesuai dengan tujuan organisasi. Contoh: kemampuan manajer untuk 

memotivasi karyawan dalam bekerja dan bersosialisasi. 

3. Keterampilan konseptual 

Keterampilan ini mengacu pada kemampuan manajer untuk dapat 

menjabarkan situasi lingkungan organisasi dan menjabarkannya kedalam ide 

– ide yang dirangkum dalam suatu solusi ataupun gambaran kegiatan 

organisasi di masa dating. Keterampilan ini menyangkut kemampuan 

mengidentifikasi masalah, mencari alternatif solusi, dan juga mampu memilih 

---  29 

 

alternatif terbaik bagi organisasi. 

 

E. Struktur Organisasi 

Struktur organisasi merupakan pengaturan pekerjaan dan tanggung jawab 

dalam organisasi untuk dilaksanakan dalam suatu bisnis. Struktur organisasi 

berguna untuk membantu mewujudkan tujuan bisnis dengan cara mengatur 

pekerjaan yang akan dilakukan dengan fungsi dan tanggung jawab yang telah 

ditentukan. Dalam organisasi biasanya ada  bagan organisasi yang 

menggambarkan struktur organisasi dan hubungan pelaporan yang terjalin antar 

bagian dari organisasi ini  (rantai komando). 

 

1. Konsep Dasar dalam Struktur Organisasi 

Penyusunan struktur organisasi melibatkan dua tahap. Tahap pertama 

yaitu  proses mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan spesifik dalam organisasi 

dan merancang orang untuk menjalankannya. Hasilnya yaitu  spesifikasi 

jabatan. Tahap kedua, setelah terspesialisasi, pekerjaan akan dikelompokkan ke 

dalam unit-unit logis. Proses ini disebut dengan departemenisasi. Lima bentuk 

departemenisasi yang dapat dipilih perusahaan yaitu  (1) departemenisasi 

berdasarkan pelanggan yang membagi toko-toko menjadi segmen sehingga lebih 

efisien dan Memberi  layanan pelanggan lebih baik karena tenaga penjual 

cenderung melakukan spesialisasi; (2) departemenisasi produk, membagi 

organisasi ke dalam segmen menurut produk atau jasa spesifik; (3) 

departemenisasi berdasarkan proses, membagi organisasi menurut proses 

produksi; (4) departemenisasi berdasarkan geografik di mana perusahaan dibagi 

menurut wilayah yang dilayaninya dan (5) departemenisasi berdasarkan fungsi 

dimana organisasi dibagi menurut fungsi-fungsi kelompok seperti produksi, 

pemasaran dan penjualan, sumber daya manusia dan keuangan serta akuntansi. 

Pada umumnya perusahaan besar mengkombinasikan jenis departemenisasi 

yang berbeda untuk berbagailevel. 

Apabila pekerjaan telah dispesialisasikan dan didepartemenisasi maka 

perusahaan menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Pengembangan 

hierarki merupakan hasil dari proses tiga langkah yaitu (1) Pemberian tugas, yaitu 

menentukan siapa yang dapat mengambil keputusan dan menspesifikasi 

bagaimana keputusan itu diambil; (2) Pelaksanaan tugas, yaitu 

mengimplementasikan keputusan yang telah diambil; dan (3) Pendistribusian 

wewenang yaitu memutuskan apakah organisasi itu tersentralisasi atau 

terdesentralisasi. 

Karyawan ataupun manajer dalam organisasi pasti memiliki wewenang dan 

tanggung jawab tertentu. Tanggung jawab yaitu  kewajiban untuk menjalankan 

tugas yang sudah diberikan. Wewenang merupakan hak yang dimiliki seseorang 

karyawan pada posisi tertentu untuk mengambil keputusan berkaitan dengan 

---  30 

 

tuntutan pekerjaannya, yang telah diatur oleh organisasi. Setiap manajer juga 

memiliki rentang kendali atas karyawan. Tiga bentuk wewenang dalam organisasi 

yaitu : 

e) Wewenang lini. 

Wewenang ini mengalir ke atas dan ke bawah rantai komando. Bentuk 

wewenang lini muncul karena banyak perusahaan saat ini bergantung pada 

departemen lini yaitu departemen yang berkaitan langsung dengan produksi 

dan penjualan produk tertentu. 

f) Wewenang staff 

yaitu  wewenang yang didasarkan pada keahlian dan biasanya berupa tugas 

Memberi  nasihat kepada manajer lini. Para anggota staff membantu 

departemen lini mengambil keputusan namun tidak memiliki wewenang untuk 

mengambil keputusan. 

g) Wewenang komite dan kelompok. 

Wewenang ini diberikan kepada komite atau tim kerja yang terlibat dalam 

operasional perusahaan sehari-hari. Tim kerja yaitu  kelompok operasi 

karyawan yang diberi kuasa untuk merencanakan dan mengorganisasikan 

kerja mereka sendiri dan menjalankannya dengan sedikit supervisi. 

Perusahaan dapat lebih bersifat sentralisasi ataupun desentralisasi dalam 

pemberian wewenang kepada karyawan. Sentralisasi merupakan filosofi 

manajemen yang menekankan pada sekelompok kecil orang dalam struktur 

organisasi yang memiliki wewenang membuat  keputusan. Sedangkan 

desentralisasi merupakan suatu filososfi organisasi dan manajemen yang 

mendelegasikan wewenang membuat keputusan pada level manajemen 

dibawahnya pada suatu organisasi. 

Dengan lapisan manajemen yang lebih sedikit, perusahaan yang 

terdesentralisasi mencerminkan suatu struktur organisasi datar. Perusahaan yang 

tersentralisasi menuntut adanya berbagai lapisan manajemen dan dengan 

demikian membentuk struktur organisasi tinggi. Distribusi wewenang juga 

memengaruhi jumlah orang yang dikendalikan oleh seorang manajer, yang 

disebut dengan rentang kendali (span of control). Dalam struktur organisasi 

yang datar biasanya rentang kendali bersifat luas sementara dalam organisasi 

yang tinggi rentang kendalinya lebih sempit. 

 

2. Bentuk Struktur Organisasi 

 Struktur organisasi perusahaan memiliki empat bentuk dasar yaitu: 

• Struktur organisasi fungsional. 

Merupakan bentuk organisasi bisnis yang wewenangnya ditentukan oleh 

keterkaitan antara fungsi dan aktivitas bisnis dasar, biasanya mencakup 

pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan. 

• Struktur organisasi divisional. 

---  31 

 

yaitu  struktur organisasi yang berdasarkan divisi-divisi yang beroperasi 

sebagai unit bisnis yang relatif otonom, di bawah naungan korporasi yang 

lebih besar. Divisi merupakan departemen yang menyerupai bisnis terpisah 

yang memproduksi dan memasarkan produk-produknyasendiri. 

• Struktur organisasi matriks. 

yaitu  struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan kelompok- kelompok 

dan anggota kelompok melapor kepada dua manajer atau lebih, satu 

dengan keahlian fungsional dan yang lain dengan orientasi produk atau 

proyek. 

• Struktur organisasi internasional 

Merupakan struktur yang berkembang karena bisnis memasuki pasar 

internasional dan dikembangkan untuk merespon kebutuhan memproduksi, 

membeli ataupun menjual di pasar global. 

Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis dan persaingan yang 

semakin ketat maka perusahaan mengembangkan bentuk-bentuk struktur 

organisasi yang baru, diantaranya yaitu : 

a) Organisasi tanpa batas (boundaryless organization) 

Dalam struktur ini, batas-batas dan struktur tradisional diminimalkan atau 

dihapuskan. 

b) Organisasitim 

Bentuk struktur ini mengandalkan keberadaan tim-tim berbasis proyek 

dengan sedikit atau tanpa hierarki fungsional. Individu berpindah dari satu 

tim ke tim yang lain karena tuntutan proyek atau keterampilan yang dimiliki. 

c) Organisasi virtual 

yaitu  organisasi yang memiliki sedikit struktur formal namun banyak 

karyawan tetap, sedikit staf dan tidak terlalu banyak fasilitas administatif. 

Agar tetap dapat menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan atau situasi 

tertentu maka manajer mempekerjakan karyawan sementara, menyewa 

fasilitas atau memakai  tenaga luar untuk Memberi  layanan 

dukungan. 

d) Organisasi pembelajaran 

yaitu  organisasi yang berfungsi untuk memudahkan pembelajaran dan 

pengembangan pribadi karyawan sepanjang hidup sambil terus mengubah 

dirinya untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan yang berubah. 

Peningkatan bakat, keterampilan dan pengetahuan karyawan diperlukan 

sebagai strategi untuk perbaikan terus-menerus. 

 

 

 

 

 

---  32 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V 

MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS 

 

 

A. Sudut Pandang Bisnis 

 Bisnis merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Banyak faktor yang 

mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dari sebuah bisnis. Kompleksitas 

kegiatan bisnis ini tentu saja berkaitan dengan realita warga  modern yang 

sangat kompleks sekarang ini. Sebagai kegiatan sosial sekurang-kurangnya bisnis 

modern dapat disoroti dari tiga sudut pandang yang berbeda namun tidak bisa 

dipisah-pisahkan, yaitu : sudut pandang ekonomis, hukum dan moral. 

1. Sudut Pandang Ekonomis 

 Bisnis yaitu  kegiatan ekonomis. Kegiatan bisnis dilakukan secara 

sistematis dan terstruktur dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. 

Pencapaian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, melainkan 

dilaksanakan dalam suatu interaksi sosial. Bisnis berlangsung dalam komunikasi 

sosial yang menguntungkan untuk kedua belah pihak yang melibatkan diri. 

Apapun bentuk kegiatannya, sebuah bisnis pasti memiliki tujuan untuk 

memperoleh keuntungan – di samping mungkin ada beberapa tujuan yang 

lainnya. 

 Dipandang dari sudut ekonomis, bisnis yang baik yaitu  bisnis yang 

membawa banyak untung. Bisnis yang baik diselenggarakan dengan 

memanfaatkan sumber daya yang langka secara efisien untuk menghasilkan 

barang atau jasa yang dibutuhkan warga . Efisiensi merupakan kata kunci 

dalam bisnis modern. Sehingga bisnis yang tidak efisien dapat menyebabkan 

biaya yang lebih besar dari pada pendapatan, akibatnya bisnis ini  akan 

mengalami kerugian. 

---  33 

 

 

2 Sudut Pandang Hukum 

 Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang 

dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Hukum mengatur hal-hal yang 

relatif jelas dan pasti, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan 

ada  suatu sanksi tertentu jika terjadi pelanggaran. Bisnis harus mentaati 

hukum dan peraturan yang berlaku. Seringkali ditemui sebuah bisnis yang 

mengejar keuntungan sesaat dengan mengorbankan kepentingan jangka 

panjangnya melaui kegiatan-kegiatan illegal misalnya pemalsuan merk produk 

terkenal, penggandaan buku, kaset, perangkat lunak yang melanggar hak cipta 

intelektual dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan illegal semacam itu mungkin saja 

dalam janghka pendek dapat mengeruk keuntungan yang luar biasa, namun 

demikian, sewaktu-waktu dapat menyeret pemilik perusahaan ke penjara. Di 

samping itu perusahaan juga bisa terancam dihentikan operasinya. Jadi bisnis 

yang baik yaitu  bisnis yang patuh pada hukum.  

 

3 Sudut Pandang Moral 

 Dalam sejarah industri modern, sangat banyak terjadi kecelakaan yang 

sebenarnya dapat dihindari. Para manajer pabrik memikul tanggung jawab yang 

besar, apabila terjadi kecelakaan yang menewaskan para pekerja, merugikan 

kesehatan karyawan dan warga  sekitar atau merusak lingkungan. Mengejar 

keuntungan merupakan hal yang wajar asalkan tidak dicapai dengan merugikan 

pihak lain. Jadi dalam mewujudkan tujuan perusahaan ada batasnya. Salah satu 

faktor yang membatasi kegiatan bisnis dalam mencapai keuntungan yaitu  

kendala etis atau pertimbangan moral.  

 Tidak semua yang bisa kita lakukan dalam bisnis untuk mengejar 

keuntungan pantas kita lakukan. Kita harus menghormati hak dan kepentingan 

pihak lain. Apabila seseorang menghormati hak dan kepentingan orang lain 

sebenarnya ia telah menjaga  kepentingan dan kelangsungan hidup bisnisnya 

sendiri. Misalkan sebuah perusahaan penerbangan dengan sengaja 

mempertahankan pesawat yang sudah tidak layak terbang dengan maksud untuk 

menekan biaya investasi agar memperoleh keuntungan yang besar. Mungkin 

untuk jangka waktu tertentu tidak  terjadi kecelakaan. Namun demikian, potensi 

terjadinya kecelakaan yang sangat besar sewaktu-waktu dapat mengancam 

keselamatan penumpang dan awak pesawat. Apabila benar-benar terjadi 

kecelakaan, maka perusahaan penerbangan ini  akan mengalami kerugian 

yang sangat besar. Bukan sajakerugian materiil karena harus menanggung ganti 

rugi kepada keluarga korban dan pihak yang dirugikan, tetapi juga mengakibatkan 

reputasi perusahaan jatuh karena lalai dalam memperhatikan keselamatan 

penumpang.  

 Perilaku etis sangat penting demi kelangsungan hidup bisnis dan dan 

---  34 

 

ketahanan posisi finansialnya. Bisnis yang etis tidak akan membawa kerugian, 

terutama jika dilihat dalam perspektif jangka panjang. Jadi bisnis yang baik bukan 

saja yang menguntungkan, tetapi juga bisnis yang baik secara moral yang 

memenuhi standar etis 

 

B. Pengertian Etika 

Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan 

identik dengan moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman 

atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan benar 

atau salah. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk 

menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan. Jadi 

ukuran yang dipergunakan dikonotasikan dengan istilah-istilah : tata krama, sopan 

santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang perpijak pada norma-

norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen di dalam warga  dan 

lingkungannya.  

Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai dan norma 

moral yang mengatur perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai 

kelompok dan institusi di dalam warga . Oleh karena itu disamping etika 

merupakan ilmu yang Memberi  pedoman norma tentang bagaimana hidup 

manusia diatur secara harmonis, agar tercapai keselarasan dan keserasian dalam 

kehidupan baik antar sesama manusia antar manusia dengan lingkungannya. 

Juga mengatur tata hubungan antara institusi di dalam warga  dengan 

institusi lain dalam sistem warga  dan environment (lingkungan)-nya. 

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dipakai nya 

etika dalam pergaulan antar elemen-elemen di dalam warga  pada 

hakekatnya agar supaya tercipta suatu hubungan yang harmonis, serasi dan 

saling menguntungkan. 

 

Etika merupakan konsepsi norma dan norma di mana ia layak dipakai 

sebagai sumber acuan bagi kegiatan tertentu di warga  dalam kontek 

hubungan sosial dan antar personal di dalam warga  universal. Oleh karena 

itu etika kehidupan harus selalu mengacu norma, moralitas sosial dan undang-

undang atau hukum yang berlaku serta disesuaikan dan disosialisasikan dengan 

dinamika yang berkembang di warga . Oleh karena itu norma dapat 

dikelompokkan ke dalam norma tertulis dan norma tidak tertulis. 

Norma tertulis merupakan serangkaian aturan formal yang diberlakukan 

di warga , sedangkan norma tak tertulis merupakan suatu aturan yang secara 

informal atau tradisional berlaku di warga . Sementara moralitas merupakan 

nilai-nilai yang dianut atau dipercaya keabsahannya di warga . Unsur yang 

dipergunakan oleh moralitas antara lain yaitu  unsur kultur, adat istiadat, jiwa dan 

naluri warga . 

---  35 

 

 

 

C. ETIKA BISNIS 

Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal 

pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas 

yang berlaku secara universal  dan secara ekonomi/sosial, dan peneterapan 

norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Dalam 

penerapan etika bisnis, bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan 

moralitas yang berlaku di warga . Disamping itu etika bisnis dapat digerakan 

dan dimunculkan dari dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang 

kuat dengan profesionalisme bisnis.  

Para pelaku bisnis dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, 

sehingga untuk meraih tujuan-tujuan bisnis secara sepihak tidak akan tercapai 

kalau tidak mempertimbangkan kepentingan dan fenomena sosial dan budaya 

yang berlaku di warga . Misalnya perusahaan harus mengeluarkan biaya 

tambahan untuk menetralkan limbah yang dapat merugikan warga . Demikian 

juga untuk menambah fungsi sosial lainnya yang secara fungsional seolah-olah 

berada dalam fungsi perusahaan kurang memiliki keterkaitan langsung dengan 

bisnis, maka etika bisnis harus benar-benar merupakan bagian integral dari 

fungsi-fungsi perusahaan secara keseluruhan. Dari pemahaman dan pentingnya 

etika bisnis di dalam kegiatan bisnis ini kita dapat menyatakan betapa kegiatan 

bisnis ini harus concern atas kepeduliannya terhadap warga  dan 

lingkungannya. Hal ini secara logis diperkuat dengan argumentasi bahwa 

perusahaan/bisnis merupakan bagian yang terintegrasi dengan warga  dan 

lingkungannya. Karena itu kegiatan bisnis harus memakai  etika profesi 

bisnis.  

 

D. BISNIS MEMERLUKAN ETIKA 

 Mengapa bisnis memerlukan etika dalam rangka kiprah bisnis dengan 

warga  secara luas. Pertanyaan ini jelas terkait dengan fungsi dan peranan 

yang akan dilakukan. Apalagi kita mengetahui bahwa bisnis membutuhkan 

warga  dan warga  membutuhkan bisnis. Atas dasar itulah kebutuhan 

bisnis dalam aspek kehidupannya tidak terlepas dengan eksistensi warga  

dengan segala atribut dan simbul-simbul yang melekat pada warga . 

Berkaitan dengan ini pertanyaannya mesti agak diperluas dengan pertanyaan 

mengapa bisnis membutuhkan warga  dan dibutuhkan warga  itu harus 

memakai  etika dalam operasionalisasinya.  

 Setidaknya ada tiga alasan yang dapat Memberi  argumentasi atas 

pertanyaan ini seperti yang dijelaskan sebagai berikut : 

a.   Bisnis tidak bebas nilai 

Pernyataan yang sering terlontar, bahwa bisnis yaitu  bisnis, seolah-olah 

---  36 

 

merupakan filosofi bisnis yang telah diterima secara umum di warga  

(terutama warga  di negara-negara sekuler). Pengertian statement bisnis 

yaitu  bisnis itu menyiratkan bahwa bisnis hanya bertumpu pada aspek komersial 

saja, dimana mekanisme memperoleh keuntungan ekonomi dari warga  dan 

cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan seolah bebas nilai, bebas norma dan 

bebas etika. Tetapi jika kita lihat lebih jauh, terutama jika kita tinjau dari teori dan 

perkembangan ilmu bisnis, ternyata bisnis tidak bebas nilai, baik dari nilai moral 

maupun nilai etika. Misalnya kita lihat dari tujuan yang umumnya ingin dicapai oleh 

bisnis yaitu  : meningkatkan kesejahteraan stake holders. 

Dalam ilmu marketing jelas-jelas disebutkan bahwa keberhasilan untuk 

memperoleh keuntungan komersial atau penerimaan atau revenue dengan cara 

Memberi  kepuasan terhadap pelanggan. Demikian juga di dalam ilmu 

pengelolaan sumber daya manusia atau personalia, jelas-jelas mengantarkan 

pemahaman bahwa reward yang layak dan adil sesuai dengan kontribusinya yang 

diberikan oleh manajer atau pemilik kepada human resources akan menjamin 

usaha peningkatan produktivitas perusahaan dan loyalitas karyawan terhadap 

perusahaan. jika bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya senantiasa 

berorientasi pada kesejahteraan stake holdersnya, maka dapat dipastikan bahwa 

perusahaan akan hidup atau eksis dalam jangka panjang atau selama-lamanya. 

Jika dilihat dari pihak-pihak yang dijadikan partner bisnis, yakni warga  dan 

sumber daya ekonomi dan para pemiliknya, maka siapapun (tak terkecuali institusi 

bisnis) yang berhubungan dan berinteraksi dengan warga , tentu di dalam 

menjalankan kegiatan bisnis ini tidak lepas dari nilai sosial, nilai moral dan etika 

yang dibutuhkan untuk mengatur harmoni perusahaan supaya tercipta hubungan 

yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya. Dan jika ditinjau dari 

sistem warga , dimana bisnis merupakan sub sistem atau substansinya, 

tentunya mekanisme interaksi antara bisnis dan lignkungan bisnisnya ada 

hubungan timbal balik yang mengharuskan penertiban dan pengaturan yang 

didukung dengan etika atau norma-norma kehidupan untuk mendukung 

terciptanya hubungan harmonis antara sub sistem dan sistem sosialnya.  

 

b.  Aplikasi etika bisnis identik dengan pengelolaan bisnis secara 

profesional 

Prinsip profesional dalam pengelolaan bisnis sebenarnya erat kaitannya 

dengan aplikasi etika bisnis. Seperti dijelaskan ruang lingkup etika bisnis meliputi 

keterkaitan yang harmonis, saling menguntungkan antar pihak di dalam stake 

holder dan pihak-pihak eksternal lainnya. Pada hal ini merupakan tuntutan yang 

harus dipenuhi kalau ingin perusahaan mau tumbuh dan berkembang dan maju 

secara kontinyu dalam jangka yang panjang. Dari kerangka pikiran seperti ini, 

tentu usaha-usaha ini identik dengan pengelolaan bisnis secara ulet, jitu, efisien 

dan efektif bagi alokasi sumber daya ekonomi yang tersedia baik di dalam 

---  37 

 

perusahaan sendiri maupun alokasi sumber daya ekonomi yang berasal dari luar 

perusahaan. prinsip-prinsip alokasi sumber daya ekonomi ini tentu dilakukan 

dengan proses manajemen yang canggih dengan dasar keserasian hubungan 

antara pihak terkait. Tentu hal ini harus dilakukan dengan penuh kesungguhan 

dan kejujuran. 

Jadi dari konsep pengelolaan bisnis yang berorientasi kepada usaha kemajuan 

perusahaan didukung dengan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan semua 

pihak yang terkait, baik pad pihak internal perusahaan itu sendiri maupun pada 

pihak eksternal yang ikut berperan dalam sistem bisnis, sehingga perusahaan 

mampu hidup dan berkembang dalam jangka panjang, maka mau tidak mau hal 

ini harus diakui sebagai cermin pengelolaan bisnis secara profesional. 

Oleh karena itu keberhasilan perusahaan sebenarnya sangat didukung kuat 

oleh aplikasi konsep etika bisnis secara konsisten. Dengan kata lain aplikasi etika 

bisnis merupakan kata kunci bagi keberhasilan pengelolaan bisnis. Dengan 

demikian pengelolaan bisnis harus memiliki komitmen yang tinggi atas aplikasi 

etika dalam bisnis. 

 

 

c.    Bisnis merupakan bagian dari sistem sosial 

Dalam kenyataan memang tidak dapat disangkal bahwa sebuah institusi bisnis 

membutuhkan warga  dan dibutuhkan oleh warga . Sebagai sebuah 

institusi yang hidup di tengah-tengah warga , tentu dalam kegiatannya 

pertama-tama harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari warga , 

kalau warga  dijadikan sebagai sumber dan sasaran yang ingin dituju oleh 

bisnis, tentu kegiatan bisnis tidak boleh menimbulkan kontradiktif. Justru 

menimbulkan hubungan keharmonisan dengan pihak-pihak terkait di dalam 

warga . 

Di sini sebenarnya kedudukan bisnis yang sebenarnya di dalam warga  

bahwa bisnis harus dapat menempatkan diri sebagai sub sistem di dalam 

warga . Artinya eksistensi bisnis memang diakui keberadaannya. Yakni 

membutuhkan keberadaan bisnis. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa 

antara keduanya saling dibutuhkan dan diperlukan. 

Perusahaan melihat warga  sebagai sumber potensi yang dapat 

menghidupi perusahaan. Sebaliknya poerusahan harus juga menempatkan diri 

sebagai institusi yang eksistensinya memang dibutuhkan oelh warga . Oleh 

karena itu bisnis harus tahu diri bahwa keberadaannya di warga  merupakan 

bagian dari warga . Selain melihat bahwa di dalam warga  tersedia 

peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan sebagai objek atau sasaran yang 

menguntungkan, tetapi perusahaan juga harus melihat bahwa sasaran ini  

sekaligus sebagai subyek yang akan menentukan kelangsungan perusahaan 

dalam waktu selama mungkin. Di sini nampak bahwa antara bisnis dan sosial 

---  38 

 

saling terkait, tergantung dan saling menentukan eksistensi masing-masing. 

 

E. PRINSIP PRINSIP ETIKA BISNIS 

 Pengaturan dalam Pengelolaan bisnis tidak hanya mengatur bagaimana 

bisnis itu dapat memperoleh kemajuan dan kejayaan. Permasalahannya harus 

dilihat dari apa tujuan atau sasaran yang akan dicapai perusahaan. Akan tetapi 

betapapun tujuan itu sangat baiknya, namun yang lebih penting lagi yaitu  

bagaimana tujuan itu harus dicapai. Secara umum etika bisnis merupakan acuan 

cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah 

ditentukan.  

 Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam 

melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun 

prinsip-prinsip etika bisnis ini  yaitu  sebagai berikut : 

a.   Prinsip Otonom 

 Yang dimaksud dengan prinsip otonom yaitu  bahwa perusahaan secara 

bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang garap yang dilakukan dan 

pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dipunyainya. Misalnya perusahaan 

tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan, tapi perusahaan 

memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diembannya dan 

tidak bertentangan dengan pihak lain. Otonom di sini lebih diartikan sebagai 

kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan 

keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik 

sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Di 

samping itu tujuan dan maksud kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau 

pihak eksternal.  Oleh karenanya dalam pengertian Etika Bisnis, otonomi 

bersangkut paut dengan policy eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi 

perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja 

ataupun komunitas yang dihadapinya. Cuma otonomi di sini harus mampu 

mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam 

memakai  sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi 

dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus 

secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat komitmen 

tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis. 

 Dua perusahaan atau lebih sama-sama punya komitmen dalam 

menjalankan etika bisnis. Namun masing-masing perusahaan dimungkinkan 

memakai  pendekatan berbeda-beda dalam menajalankannya. Sebab 

masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan 

yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi, meskipun dihadapkan 

pada kondisi, karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan 

memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis.  

b.   Prinsip Kejujuran 

---  39 

 

 Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung 

keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil dengan gemilang 

jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para 

pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang 

paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasar kejujuran ini terutama dalam 

pemakaian kejujuran terhadap diri sendiri. Jika prinsip kejujuran terhadap diri 

sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelolan perusahaan, 

maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis ini dijalankan dengan prinsip 

kejujuran terhadap semua pihak terkait.  

1)   Kejujuran dalam Perjanjian Kontrak Kerja 

 Perjanjian kerja dibuat agar terjamin kepastian dalam menjalankan fungsi 

masing-masing pihak sesuai dengan hak dan kewajiban yang mengikat. Masing-

masing pihak komitmen yang tinggi, dalam arti ingin selalu menepati sesuai 

dengan yang perjanjian di dalam perjanjian. Jika kedua belah pihak mampu 

memberi jaminan akan terpenuhi perjanjian dan terbukti secara konsisten, maka 

kenyataan ini akan Memberi  suatu kepercayaan pada masing-masing pihak. 

Hal ini akan merupakan rintisan dibangunnya suatu kepercayaan di kedua belah 

pihak. Ini merupakan momentum terbinanya suatu kerja sama lanjutan di bidang-

bidang bisnis yang lain. Kepercayaan yang terbina ini merupakan modal bisnis 

yang maha besar bagi masing-masing pihak. 

2)   Kejujuran dalam Penawaran Produk 

 Perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis akan terdiri dari kegiatan 

produksi adn penjualan, baik dilakukan sekaligus atau terpisah. Dilakukan 

sekaligus diartikan bahwa perusahaan disamping melakukan produksi atas suatu 

barang atau jasa, juga melakukan pemasaran sendiri atas barang atau jasa 

ini . 

 Disamping itu perusahaan ada yang hanya melaksanakan kegiatan 

produksi saja atau pemasaran saja. Terhadap kegiatan perusahaan ini baik 

sebagai kegiatan produksi maupun pemasaran tentu memiliki pedoman bahwa 

pasar yaitu  sumber yang sangat mendukung eksistensi dan kontinyuitas 

perusahaan. oleh karena itu jika perusahaan menganggap pasar sebagai mitra 

usaha, maka perusahaan harus menjaga hubungan yang baik dengan pasarnya. 

Produk yang dibuat dan dipasarkan harus benar-benar mencerminkan produk 

yang sesuai dengan fakta, tidak ada  unsur manipulasi. Seperti misalnya 

barang yang berkualitas rendah dinyatakan sebagai barang berkualitas tinggi. 

Barang yang secara riil berkualitas biasa dinyatakan sebagai barang berkuaitas 

prima dan lain-lain. 

3)  Kejujuran dalam Menjalin Hubungan Kerja dengan Perusahaan Lain 

 Dalam hubungan dengan para pesaing dan partner usaha, perusahaan 

dapat memperlakukan dan memandangnya sebagai teman atau kolega dan mitra 

usaha yang wajar dan sehat. Hubungan antara perusahaan dengan perusahaan 

---  40 

 

lain (apakah ia sebagai perusahaan supplier ataukah sebagai perusahaan agen 

atau distributor) ini harus dilandasi prinsip kerja yang fair dan prinsip kerja sama 

yang saling menguntungkan dan saling menghidupi, tidak saling membunuh atau 

mematikan. Terhadap perusahaan lain yang berposisi sebagai pesaing harus 

diterapkan berlomba dalam Memberi  sesuatu yang bernilai optimal bagi 

warga  luas. Berlomba dalam Memberi  pelayanan terbaik, Memberi  

mutu terbaik secara fair dan lain-lain. Yang pada intinya berlomba dalam 

kebaikan. Bahkan dapat dilakukan hubungan antar pesaing ini untuk saling 

Memberi  bantuan, sinergi dan lain-lain yang dilakukan dengan niat yang jujur 

dan fair. 

4)  Kejujuran dalam Menjalin Hubungan dengan Tenaga Kerja 

 Perusahaan memiliki prinsip kejuuran terhadap para pekerja, baik 

pekerja yang level atas maupun level bawah, bahwa pekerja harus dipandang 

sebagai partner usaha. Prinsip kejujuran yang diaplikasikan terhadap pekerja 

sebagai partner ini tercermin pada transformasi performance usaha perusahaan 

terhadap para pekerja tanpa kecuali. Transformasi informasi performance yang 

disosialisasikan kepada para pekerja hanya yang terkait dengan pemberian hak 

dan kewajiban pekerja secara wajar dan adil menurut ukuran-ukuran kelayakan 

sosial. Disamping juga sesuai dengan prestasi riil yang dicapai oleh perusahaan 

dimana para pekerja bekerja. 

 

c.   Prinsip Tidak Berniat Jahat 

 Bisnis didirikan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan 

warga  konsumen dan warga  umumnya. Ini merupakan komitmen yang 

berlaku bagi para pelaku bisnis. Dari komitmen ini tentunya niatan yang ada pada 

setiap pelaku bisnis terhadap stake holder yaitu  untuk maksud-maksud 

mencapai tujuan yang baik dan positif. Tidak sedikit terlintas niatan untuk maksud-

maksud jahat kepada warga . Prinsip ini justru akan dapat menyelamatkan 

perusahaan. Sebab betapapun tersembunyinya niat jahat (seandainya terbetik di 

dalamnya) lama kelamaan akan terkuak juga di mata warga . Dan justru 

kondisi seperti inilah yang akan menjerumuskan perusahaan. 

 

d.   Prinsip Keadilan 

 Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis memakai  

etika bisnis yaitu  keadilan bagi semua pihak yang terkait Memberi  kontribusi 

langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini 

terklasifikasi ke dalam stake holder. Oleh karena itu semua pihak ini harus 

mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-

masing pihak ini kepada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari 

bisnis. Tolok ukur yang dipakai menentukan atau Memberi  kelayakan ini 

sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh warga  bisnis 

---  41 

 

dan umum. Contoh yang dapat dikemukakan dalam menjalankan prinsip keadilan 

misalnya dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor 

ekonomi. Memberi  harga yang layak bagi para konsumen. Memberi  upah 

yang layak bagi para eksekutif dan karyawan. Menyepakati harga yang pantas 

bagi para pemasok bahan dan alat produksi. mendapat  keuntungan yang 

wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain. 

 

e.   Prinsip Hormat pada Diri Sendiri 

 Pengertian prinsip ini merupakan prinsip tindakan bisnis yang dampaknya 

berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Aktivitas bisnis tertentu ke 

warga  merupakan cermin dari bisnis yang bersangkutan. Jika bisnis 

Memberi  kontribusi yang menyenangkan bagi warga , tentu warga  

Memberi  respon sama. Sebaliknya jika bisnis Memberi  image yang tidak 

menyenangkan maka warga  tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang 

bersangkutan. Jika para pengelola perusahaan ingin Memberi  respek 

kehormatan terhadap perusahaan maka lakukan respek ini  terhadap para 

pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala 

aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam 

perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk Memberi  respek kepada semua 

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Maka pasti para pihak ini akan 

Memberi  respek yang sama terhadap perusahaan. 

 

 Sebagai contoh, seandainya manajemen perusahaan dengan team 

worknya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan Memberi  kepuasan 

kepada pelanggan, maka dapat dipastikan para pelanggan akan makin fanatis 

terhadap perusahaan. Demikian juga jika para manajemen berorientasikan pada 

pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadanannya 

dengan prestasinya, maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap 

perusahaan. Jadi hukum kausa prima akan senantiasa berlaku dalam bisnis atas 

stake holdersnya. Oleh karena itu prinsip hormat pada diri sendiri mesti 

diberlakukan pada etika bisnis. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

---  42 

 

BAB VI 

BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN 

 

 

A.  Konsep Bisnis Dan Kewirausahaan 

Dalam ilmu ekonomi, bisnis yaitu  individu atau organisasi yang menjual 

barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapat  

keuntungan. Secara historis kata bisnis dari Bahasa Inggris business, atau dari 

kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun 

warga . Sibuk diartikan dengan sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan 

yang mendatangkan keuntungan. Dalam sistem perekonomian kapitalis, di mana 

kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapat  

keuntungan dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan 

operator dari sebuah bisnis mendapat  imbalan sesuai dengan waktu, usaha, 

atau modal yang mereka berikan. Namun demikian, tidak semua bisnis mengejar 

keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperasi yang bertujuan meningkatkan 

kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan 

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan 

sistem sosialistis, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, 

warga  umum, atau serikat pekerja. Bisnis juga berarti keadaan dimana 

seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang 

menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga pemakaian , 

tergantung ruang lingkupnya, pemakaian  singular kata bisnis dapat merujuk 

pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang 

bertujuan mencari laba atau keuntungan. pemakaian  yang lebih luas dapat 

merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." pemakaian  

yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas 

penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih 

menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. 

Organisasi Bisnis yaitu  organisasi yang mencoba mendapat  

keuntungan dengan menyediakan barang atau produk dan Memberi  jasa atau 

layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengenal bisnis secara lebih 

mendalam berhubungan dengan perubahan fundamental, perubahan produk dan 

jasa untuk mendapat  uang atau keuntungan. Bisnis harus dapat menghasilkan 

dan menawarkan produk dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. 

Namun demikian, bisnis juga harus adil dan jujur dalam menghasilkan produk dan 

jasa dan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, bisnis merupakan proses 

perubahan nilai yang terintegrasi antara pihak perusahaan atau organisasi dan 

pihak pelanggan. Bisnis memiliki beberapa aspek, yaitu keuntungan individu 

dan kelompok, penciptaan nilai, penciptaan barang dan jasa, dan keuntungan 

---  43 

 

melalui transaksi. 

Seperti yang sudah disampaikan pada bagian pertama di depan bahwa bisnis 

yang berhasil atau bisnis yang sehat yaitu  bisnis yang dapat menciptakan 

keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keuntungan bukan 

hanya dalam bentuk uang, melainkan juga dalam bentuk moral dan komitmen 

dalam jangka panjang. Untuk dapat memulai bisnis, ada beberapa langkah yang 

perlu dilakukan, yaitu: 1. menentukan visi dan misi bisnis. Visi merupakan 

deklarasi mengenai bisnis apakah yang akan dicapai atau dilakukannya, 

sedangkan misi merupakan deklarasi alasan bisnis ini  harus ada dan hal 

yang akan dilakukan bisnis ini . Fungsi bisnis meliputi fungsi bisnis secara 

mikro dan fungsi bisnis secara makro. Fungsi mikro yaitu  kontribusi bisnis yang 

berpengaruh pada beberapa pihak yang terlibat secara langsung dalam proses 

bisnis ini , seperti karyawan, manajer atau pimpinan perusahaan, komisaris, 

dan pemegang saham. Fungsi makro meliputi kontribusi bisnis pada pihak-pihak 

yang tidak secara langsung terlibat dalam bisnis, seperti warga  sekitar 

perusahaan, bangsa, dan negara. 

Bisnis memiliki beberapa elemen yang dapat menunjang kesuksesannya, 

yaitu modal, material atau bahan-bahan, tenaga kerja, dan manajemen atau 

keahlian. Semua elemen bisnis ini  yang akan diproses atau ditransformasi 

menjadi barang dan layanan yang siap dipasarkan kepada pelanggan. Untuk 

melaksanakan bisnis dan mencapai tujuan bisnis, organisasi bisnis memerlukan 

sistem bisnis. Sistem bisnis memiliki karakteristik yaitu kompleksitas dan 

keanekaragaman, saling ketergantungan, serta perubahan dan inovasi. 

Sedangkan tujuan bisnis meliputi keuntungan, pertumbuhan, kesinambungan, 

stabilitas, pelayanan umum, dan kesejahteraan. 2. Menentukan indikator 

kesuksesan bisnis. Ada lima indikator kesuksesan bisnis yang telah dipaparkan 

pada subpokok bahasan sebelumnya, yaitu kinerja keuangan, kebutuhan dan nilai 

pelanggan, kualitas produk dan jasa, inovasi dan kreativitas, dan komitmen 

karyawan. 3. Menilai lingkungan bisnis dan dampaknya bagi bisnis yang 

akan dilakukan. Ada enam faktor lingkungan yang berdampak bagi 

kehidupan dan perkembangan bisnis, yaitu isu dan kecenderungan perbedaan, 

kekuatan perekonomian, pengaruh global, pasar dan proses finansial, kekuatan 

legal, dan peraturan-peraturan yang ada, serta struktur industri. 4. Menyediakan 

produk dan jasa yang hebat dan memuaskan. Langkah keempat ini tentu saja 

dilakukan setelah bisnis berjalan atau beroperasi. Beberapa hal yang harus 

diperhatikan yaitu  memperoleh dan memakai  sumber daya dan teknologi 

yang tepat, mengintegrasikan kegiatan dan meningkatkan komitmen, berpikir 

secara strategik, penyediaan nilai melalui kualitas produk dan jasa, serta 

meningkatkan nilai produk dan jasa dengan berkomunikasi dengan pelanggan. 5. 

Mengadakan evaluasi terhadap proses bisnis yang telah berjalan, yang 

meliputi pencapaian kinerja keuangan, pemenuhian kebutuhan pelanggan, 

---  44 

 

tercapainya kualitas produk dan jasa, kreativitas dan inovasi yang dilakukan, serta 

mengevaluasi komitmen karyawan. Kelima hal ini  akan dipakai  

perusahaan sebagai cara mengadakan perbaikan. 

Selanjutnya, istilah kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari Perancis 

yang secara harafiah diterjemahkan sebagai perantara. Secara lebih luas, 

kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya 

dengan memakai  usaha dan waktu yang diperlukan, memikul risiko finansial, 

psikologi, dan sosial yang menyertainya, dan menerima balas jasa moneter dan 

kepuasan pribadi. Kewirausahaan sering diterjemahkan menjadi wirausaha atau 

wiraswasta. Kewirausahaan juga merupakan proses mencari kesempatan bisnis 

pada kondisi yang berisiko. 

Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke 

dan akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan yaitu  hal-hal yang 

terkait dengan wirausaha. Wirausaha sama dengan wiraswasta. Wira berarti 

manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, paahlawan 

kemajuan. Dalam bisnis, wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis 

yang komersial atau nonkomersial. Oleh karena itu, kewirausahaan dapat pula 

diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan 

bisnis. Kewirausahaan juga menyakup kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk 

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum 

terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi 

produksinya belum diketahui sepenuhnya. 

Ada tiga perilaku utama dalam kewirausahaan, yaitu memiliki inisiatif, 

mengorganisasi atau mereorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk 

mengubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, serta mau menerima 

resiko atau kegagalan. Kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi 

warga  dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi 

wirausahawan serta bangsa dan negara. Dengan pengetahuan ini  

diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia yang terjun dalam 

dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan 

kejujuran sehingga hal yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi warga  luas. 

Kewirausahaan merupakan pendekatan dalam pembaruan ekonomi dan 

merupakan pilar untuk menciptakan kesempatan kerja. Dapat dikatakan bahwa 

kewirausahaan dapat menciptakan ribuan kesempatan kerja bagi warga  

sehingga dapat meningkatkan pembangunan perekonomian suatu negara. Namun 

demikian, kewirausahaan bukan merupakan suatu proses yang mudah. Banyak 

para wirausaha atau pebisnis yang gagal dalam menjalankan bisnisnya. Banyak 

faktor yang memengaruhi keberhasilan wirausahawan, seperti tersedianya dana 

dan fasilitas, kurangnya semangat kerja, dan kemampuan berusaha, serta faktor 

kepribadian wirausaha atau pebisnis ini . Sifat kepribadian yang dimaksud 

yaitu  sifat kepribadian yang kreatif dan inovatif. 

---  45 

 

Wirausahawan yaitu  orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan 

menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber 

daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil 

keuntungan serta memiliki sifat, watak, dan kemauan untuk mewujudkan gagasan 

inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih 

sukses/meningkatkan pendapatan. Beberapa konsep kewirausahaan seolah-olah 

identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha. Dalam 

kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri 

wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang 

yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik 

karyawan swasta maupun pemerintahan. Wirausahawan yaitu  mereka yang 

melakukan upaya -upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, 

dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. 

Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan 

usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, 

aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan 

penciptaan organisasi usaha. Oleh karena itu, konsep kewirausahaan tidak harus 

selalu dikaitkan dengan bisnis swasta yang selalu menghasilkan dan menjual 

produk, namun konsep ini  terkait dengan kreativitas dan inovasi yang 

dikembangkan di tempat kerjanya dengan membaca peluang yang ada untuk 

mendapat  keuntungan atau prestasi kerja yang lebih baik. 

Wirausaha memang harus kreatif dan inovatif. Mereka harus mampu 

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, mengubah nilai lama menjadi nilai 

baru, mempraktikkan inovasi secara sistematik, dan sebagainya. Wirausahawan 

yang berhasil harus mampu menciptakan hal-hal yang baru dan dengan 

mengubah yang lama, atau menciptakan yang baru sama sekali. Kebaruan yang 

diciptakan oleh wirausahawan yaitu  kebaruan yang dapat beradaptasi dengan 

lingkungan sekitarnya. Hal yang baru ini  tidak hanya sebatas pada gagasan 

yang baru, namun harus mampu menciptakan atau mewujudkan gagasan baru 

ini  dalam praktek atau realita. Kepribadian adaptif dan inovatif ini ditunjukkan 

dengan berbagai macam perilaku, seperti mudah bergaul, suka bekerja keras, 

percaya diri, berani mengambil resiko, mandiri, mampu mengendalikan diri sendiri, 

dan mau berinovasi atau mencoba hal-hal yang baru. 

Wirausaha juga berhasil karena faktor keluarga yang juga menjadi wirausaha. 

Seorang anak yang berasal dari keluarga wirausaha juga akan mampu menjadi 

wirausahawan yang berhasil. Hal ini disebabkan keluarga wirausahawan biasanya 

telah terbiasa mandiri, bekerja keras, berani menanggung risiko, dan memiliki 

fleksibilitas tinggi. Seringkali kemampuan berwirausaha dipengaruhi oleh faktor 

genetika. Anak yang terlahir dari orang tua yang wirausaha atau pebisnis pada 

umumnya mereka juga mampu jadi wirausaha. Apabila faktor genetika ini  

dipupuk dengan berbagai pengalaman berwirausaha yang dilakukan bersama 

---  46 

 

dengan orang tuanya, dan didukung dengan kemampuan berkreasi dan berinovasi 

maka kemampuannya berwirausaha akan semakin baik. Namun demikian, 

menjadi wirausaha atau pebisnis yang berhasil juga dapat diraih dengan belajar 

dan bekerja dengan tidak kenal lelah, bertanya kepada mereka yang 

berpengalaman, dan mau mengadakan introspeksi dan evaluasi terhadap 

kelemahan dan kelebihannya. 

Konsep kewirausahaan dapat ditinjau dari pandangan bisnis, manajerial, dan 

personal. Konsep kewirausahaan dari pandangan personal biasanya dihubungkan 

dengan karakteristik kepribadian dan latar belakang sosial ekonomi keluarga. 

Kewirausahaan juga merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru dengan 

memerhatikan waktu dan usaha, mengasumsikan berbagai kondisi yang 

mendukung seperti sosial, keuangan, fisik, risiko sosial, dan menerima 

penghargaan yang bersifat moneter, kepuasan, dan kemandirian personal. Oleh 

karena itu, ada  empat aspek dasar dalam kewirausahaan, yaitu: 

1. Kewirausahaan melibatkan proses penciptaan nilai yang baru. 

2. Kewirausahaan membutuhkan waktu dan usaha. 

3. Kewirausahaan memiliki berbagai dukungan. 

4. Kewirausahaan menghasilkan penghargaan. 

Dalam  dunia  bisnis,  kewirausahaan  disebut  dengan  kewirausahaan bisnis. 

Wirausaha atau pebisnis juga dituntut untuk mampu mengorganisasi, 

mengoperasikan, dan mengasumsikan risiko bisnis. Selain itu, kewirausahaan 

juga menunjukkan seperangkat keahlian yang diperlukan untuk memulai dan 

menjalankan bisnis kecil. Keahlian ini meliputi keahlian dalam mengidentifikasi 

kebutuhan pasar dan kemampuan menanggung risiko. Namun demikian, tidak 

semua orang yang memulai dan menjalankan bisnis kecil disebut dengan 

wirausaha atau pebisnis. Pemilik bisnis kecil bukan selalu seorang wirausaha. 

Bisnis kecil yang tidak pernah menciptakan sesuatu yang baru, tidak pernah 

mencapai kesejahteraan, tidak pernah mengoptimalkan penawaran dan 

permintaan di pasar dan tidak peduli dengan nilai-nilai baru juga menunjukkan 

tidak adanya wirausahawan yang menggerakkannya. Pada umumnya bisnis 

ini  dikelola secara stabil, baik penjualan maupun keuntungannya. Pemilik 

bisnis kecil akan memulai sebagai wirausaha akan berfokus pada pertumbuhan 

bisnis menjadi lebih besar. 

Bisnis alami para wirausaha atau pebisnis yaitu  bisnis kecil. Apabila bisnis 

ini  menjadi besar, maka muncul berbagai kerumitan yang semakin lama 

tidak dapat diatasi oleh para wirausaha ini  sehingga mereka harus 

digantikan oleh para profesional bisnis. Para wirausahawan pada umumnya 

yaitu  orang yang cepat melihat kesempatan untuk mencapai hasil kerja, 

sedangkan para profesional bisnis merupakan orang yang mengawal status quo. 

Menjadi seorang wirausaha atau pebisnis memang dituntut untuk berani 

mengambil risiko, terutama untuk yang baru memulai atau belajar menjadi 

---  47 

 

wirausaha atau pebisnis. Apabila ada pepatah ’kegagalan yaitu  kesuksesan 

yang tertunda’, maka hal itulah yang harus disadari oleh wirausaha pemula. Para 

wirausaha pemula juga harus berani memulai kegiatan bisnisnya dari kecil, yang 

akan menjadi besar nanti apabila mereka tekun dan tidak pantang menyerah. 

Para wirausaha atau pebisnis memiliki kelebihan dalam hal kesabaran dan 

tenaga yang tidak terbatas. Beberapa wirausaha memiliki modal uang, namun 

pada umumnya bukan berasal dari keluarga bangsawan, melainkan dari golongan 

menengah ke bawah yang didorong untuk mewujudkan gagasan inovatif, 

mewujudkan impiannya menjadi kenyataan, dan bukan menjadikan keuntungan 

sebagai sasaran utama. Kata kunci mereka yaitu  kreativitas dan inovasi yang 

juga menjadi keuntungan yang dapat diraihnya. Keuntungan ini akan berkurang 

manakala persaingan meningkat. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi ini harus 

dilakukan secara berkesinambungan agar perusahaan dapat berumur panjang. 

Karakteristik lain seorang wirausaha atau pebisnis yaitu  memiliki keinginan 

untuk berprestasi dan bertanggung jawab, memiliki persepsi pada risiko, aktif dan 

enerjik, memiliki persepsi pada kemungkinan keberhasilan usahanya, memiliki 

orientasi terhadap masa depan, dapat dirangsang dengan umpan balik yang 

diterimanya, terampil dalam mengelola, dan memiliki sikap bahwa uang bukan 

merupakan tujuan pertama. Beberapa ahli lain juga menyatakan bahwa para 

wirausaha pada umum memiliki karakteristik seperti bertanggung jawab atas 

usaha yang dilakukan, memilih risiko moderat, percaya diri, menginginkan umpan 

balik yang jelas, berorientasi ke masa depan, suka bekerja keras dan 

bersemangat, terampil mengorganisasi sumber daya untuk mendapat  nilai 

tambah, dan menilai keberhasilan dengan uang yang berhasil diperolehnya. 

 

B. Mendirikan Bisnis Dan Kewirausahaan 

Setiap kegiatan bisnis berkaitan dengan transaksi dengan orang. Orang-orang 

ini  dipengaruhi oleh bisnis dan terlibat di dalamnya dengan kepentingan 

tertentu sehingga disebut pemangku kepentingan. Ada lima pemangku 

kepentingan dalam bisnis, yaitu pemilik, kreditur, karyawan, pemasok, dan 

pelanggan. Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide mengenai produk atau jasa oleh 

satu atau beberapa orang yang disebut wirausaha atau pebisnis (entrepreneur), 

yang mengorganisasi, mengelola, dan membuat asumsi mengenai risiko yang 

dimulai dalam bisnis ini . Wirausaha atau pebisnis ini  penting dalam 

pengembangan bisnis baru karena mereka menciptakan produk baru yang 

diinginkan pelanggan. Bila bisnis ini  tumbuh, bisnis ini membutuhkan lebih 

banyak dana daripada yang dimiliki wirausahawan. Oleh karena itu, wirausahawan 

memerlukan orang atau pihak lain. Apabila wirausahawan telah menerima 

investasi dari beberapa pihak lain, ia akan memperluas bisnisnya dan 

mendapat  keuntungan dengan berbagi kepemilikannya ini . Semakin 

besar bisnisnya, wirausahawan bisa berpikir untuk menjual saham atau 

---  48 

 

kepemilikannya kepada investor yang kemudian menjadi bagian dari pemilik bisnis 

ini  dan disebut stockholder atau shareholder. 

Beberapa bisnis juga adakalanya didkung oleh sumber dana lain di luar 

pemilik, dengan cara meminjam dana dari institusi atau lembaga keuangan yang 

disebut kreditor. Peminjaman dana ini  tentu saja ada periode atau jangka 

waktunya. Bisnis yang meminjam dana dari kreditor akan dikenai bunga setiap 

periode waktu tertentu. Kreditor akan meminjamkan dananya kepada perusahaan 

bisnis yang dapat dipercaya dapat mengembalikan pokok pinjaman dan 

bunganya. Selain kreditor yang membantu menyediaan dana, kegiatan 

operasional perusahaan bisnis tidak dapat berjalan apabila tidak ada individu atau 

orang yang mengerjakannya, baik sebagai manajer maupun sebagai karyawan. 

Manajer bertindak sebagai pihak yang mengelola kegiatan operasional bisnis 

ini  yang berusaha mencapai tujuan melalui orang lain, sedangkan karyawan 

merupakan pelaksana operasional di lapangan. 

Kegiatan bisnis juga memerlukan berbagai pasokan, baik bahan baku atau 

material, bahan pembantu, mesin atau peralatan, maupun tenaga kerja. 

Perusahaan manufaktur sangat membutuhkan pemasok untuk dapat menjalankan 

kegiatan operasionalnya dengan menjamin keberlanjutan proses bisnis dengan 

penyediaan bahan baku atau material. Pemangku kepentingan lainnya yaitu  

pelanggan. Perusahaan bisnis tidak dapat hidup tanpa pelanggan. Untuk 

menjamin kelangsungan hidupnya, bisnis harus memahami kebutuhan dan 

harapan pelanggan dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau. Bila harapan 

pelanggan tidak dapat terpenuhi, mereka akan beralih ke perusahaan lain yang 

menjadi pesaing. 

Selanjutnya, bisnis akan tercipta bila ada interaksi yang harmonis diantara 

para pemangku kepentingan ini . Namun demikian, kehidupan bisnis juga 

tidak terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan, seperti dampak kemajuan 

teknologi dan teknologi informasi. Teknologi yaitu  pengetahuan atau alat yang 

dipakai  untuk menghasilkan barang dan jasa. Aspek penting dari teknologi 

ini  yaitu  teknologi informasi, yaitu teknologi yang memungkinkan 

informasi dapat dipakai  untuk menghasilkan produk dan jasa. Kemajuan 

teknologi informasi ini mendorong para pelaku bisnis atau wirausahawan 

melakukan bisnis di dunia melalui internet atau yang sering disebut e-business. 

Sementara itu, fungsi kunci dalam bisnis yaitu  manajemen, yang menangani 

bisnis dalam pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, sistem 

informasi, dan akuntansi. 

Awal berdirinya bisnis tentu dimulai dari keinginan para pemilik ide kreatif 

untuk melakukan bisnis. Pemilik bisnis lokal seperti rumah makan atau bisnis 

kuliner, bisnis cucian (laundry), salon kecantikan, desain percetakan undangan 

atau kartu ucapan lainnya, bisnis rumah kost, dan sebagainya merupakan suatu 

bisnis kecil yang dapat dikembangkan menjadi bisnis besar. Bisnis kecil ini  

---  49 

 

memang tidak dapat memengaruhi pasar, namun dapat dikembangkan menjadi 

besar dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik dan pengelolanya. Lain halnya 

dengan industri raksasa seperti Toyota, Dell, Starbucks, dan sebagainya yang 

dapat menguasai pasar dan menentukan harga. Di antara dua sisi ini  (bisnis 

kecil dan industri raksasa), ada  berbagai jenis perusahaan yang sulit 

dikategorisasikan. 

Namun demikian, bisnis kecil pun dapat memengaruhi kondisi perekonomian 

suatu negara, misalnya dalam hal pengurangan jumlah pengangguran dan 

peningkatan kesempatan kerja. Bisnis kecil pun dapat berkontribusi pada industri 

besar yang diukur dari pencipkaan pekerjaan atau lapangan kerja, inovasi yang 

dilakukan, dan kontribusinya pada industri besar. Dalam hal penciptaan pekerjaan, 

bisnis kecil lebih cepat dan sering merekrut karyawan dibandingkan industri besar, 

tetapi mereka juga dengan cepat memutuskan hubungan kerja manakala produk 

perusahaannya tidak laku. Demikian pula dalam inovasi, bisnis kecil lebih cepat 

melakukan inovasi daripada industri raksasa karena bisnis kecil yang baru 

ini  berusaha mencari keistimewaan dari kondisi yang ada saat ini. Selain itu, 

kebanyakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan raksasa akan dijual ke 

konsumen melalui bisnis kecil. Sementara itu, kewirausahaan merupakan proses 

menciptakan dan mengelola bisnis untuk mencapai sasaran tertentu. Perusahaan 

atau organisasi selalu mengadakan inovasi dengan memfokuskan pada segmen 

pemasaran tertentu dan menyampaikan kombinasi karakteristik produk yang 

dibutuhkan pelanggan. Wirausaha atau pebisnis yaitu  orang yang berani 

menanggung risiko dalam kepemilikan. Kewirausahaan yaitu  proses mencari 

kesempatan dalam bisnis dan berani menanggung risiko. Namun demikian, tidak 

setiap wirausaha memiliki tujuan yang sama. 

Banyak bisnis dilakukan oleh wirausaha untuk melakukan bisnis baru dengan 

tujuan mendapat  kemandirian dengan cara bekerja untuk orang lain dan 

mengamankan kondisi keuangan di masa depan. Namun demikian, para 

wirausaha tidak akan melaksanakan bisnis yang tidak sesuai dengan 

kemampuannya. Sama halnya dengan bisnis kecil, wirausaha memiliki tiga 

kegiatan utama, yaitu penciptaan pekerjaan, inovasi, dan Memberi  kontribusi 

pada bisnis yang lebih besar. Para wirausaha merupakan sumber penting dalam 

penciptaan pekerjaan baru. Pada umumnya mereka juga menyewa karyawan 

secara lebih cepat daripada perusahaan besar dan lebih sering melakukan 

pemutusan hubungan kerja daripada perusahaan besar. Selain itu, para 

wirausaha atau pebisnis melakukan inovasi yang lebih besar daripada perusahaan 

besar karena para wirausaha juga ingin menjadi yang ‘berbeda’ dibandingkan 

orang lain yang melakukan bisnis yang sama. Selain itu, wirausaha merupakan 

orang yang berani menanggung risiko akibat usahanya ini akan cenderung ingin 

mencoba hal-hal yang baru untuk menemukan business position-nya. Wirausaha 

juga banyak Memberi  kontribusi pada perusahaan besar. Hal ini dapat dilihat, 

---  50 

 

pada umumnya perusahaan besar membeli beberapa bahan atau produk 

kreatifnya pada para wirausahawan. 

Langkah pertama untuk memulai bisnis baru yaitu  adanya komitmen 

individual untuk menjadi pemilik bisnis. Pada awal berdirinya, pemilik bisnis ini 

selain merupakan pemilik modal juga merupakan pelaku bisnis atau orang yang 

menjalankan kegiatan operasional bisnisnya. Dalam menyiapkan perencanaan 

bisnisnya, wirausaha atau pebisnis ini  harus memahami karakteristik bisnis 

yang akan dimasukinya. Para wirausaha pada umumnya memulai bisnisnya 

dengan ukuran kecil yang kemudian berkembang menjadi bisnis berskala besar. 

Pada umumnya, tujuan awal para wirausaha tidak ter