ah perusahaan. Manajer puncak biasanya menentukan tujuan strategis
(jangka panjang) dan membuat rencana strategis perusahaan.
2. Manajer menengah (Middle manager)
Manajer menengah mewakili manajer puncak dalam mengawasi kegiatan
operasional perusahaan dan menyampaikan tujuan strategis dan rencana
strategis kepada manajer yang ada dibawah mereka. Manajer menengah
memiliki tanggung jawab untuk mengawasi manajer lini. Manajer menengah
biasanya mengelola tujuan jangka menengah dan mengimplementasikan
rencana taktis organisasi.
3. Manajer lini (Firstline manager)
Manajer ini memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kinerja karyawan
organisasi dan secara langsung berhubungan dengan karyawan. Manajer lini
berhubungan dengan kegiatan operasional rutin dalam organisasi dan
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan organisasi dapat
berjalan dengan lancar.
C. Peranan Manajemen
Peranan manajer untuk menjalankan aktivitas organisasi pada umumnya
terdiri dari tiga peran utama, yaitu:
1. Peran interpersonal
Peran interpersonal dilakukan manajer berhubungan dengan karyawan
dan orang – orang disekitarnya. Peran interpersonal meliputi:
Figurehead yaitu kewajiban pimpinan untuk mengikuti acara – acara sebagai
wakil perusahaan
Leader, yaitu manajer berperan sebagai pemimpin untuk memacu kinerja
karyawan
Liaison yaitu peran manajer dalam berhubungan dengan pihak lain diluar
hubungan atasan dan bawahan
--- 28
2. Peran informasi
Manajer berperan dalam memperoleh dan menyebarkan infomasi yang
berkaitan dengan organisasi. Peran ini meliputi:
Monitor, manajer berperan mengawasi kebutuhan informasi yang diminta
organisasi
Disseminator, manajer berperan menyebarkan informasi yang relevan dan
dibutuhkan oleh bawahannya
Spokeperson, manajer berperan sebagai juru bicara perusahaan kepada
pihak lain yang membutuhkan informasi.
3. Peran pengambil keputusan
Sebagai pimpinan harus dapat mengambil keputusan yang tepat. Peran
manajer sebagai pengambil keputusan meliputi:
Entrepreneur, yaitu manajer perlu memiliki sikap kreatif dan berjiwa
kewirausahaan dalam pengembangan organisasi
Disturbance handler, manajer berperan dalam menangani permasalahan
ataupun konflik yang timbul dalam organisasi
Resource allocator, manajer berperan dalam menentukan alokasi sumber
daya yang dimiliki sehingga dapat dipakai dengan optimal
D. Keterampilan Manajemen
Untuk dapat menjalankan peran yang dimiliki secara efektif, maka manajer
perlu dibekali keterampilan–keterampilan khusus yang dibutuhkan. Adapaun
keterampilan itu meliputi:
1. Keterampilan teknis
Keterampilan teknis berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan
manajer memahami dan menjalankan proses produksi ataupun operasi
sesuai tuntutan tugasnya. Contohnya: manajer akuntansi perlu memahami
konsep dan kemampuan tentang sistem akuntansi dan laporan keuangan.
2. Keterampilan interpersonal
Keterampilan interpersonal merupakan kemampuan manajer dalam
mengelola dan membina hubungan dengan pihak lain secara efektif sehingga
akan sesuai dengan tujuan organisasi. Contoh: kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan dalam bekerja dan bersosialisasi.
3. Keterampilan konseptual
Keterampilan ini mengacu pada kemampuan manajer untuk dapat
menjabarkan situasi lingkungan organisasi dan menjabarkannya kedalam ide
– ide yang dirangkum dalam suatu solusi ataupun gambaran kegiatan
organisasi di masa dating. Keterampilan ini menyangkut kemampuan
mengidentifikasi masalah, mencari alternatif solusi, dan juga mampu memilih
--- 29
alternatif terbaik bagi organisasi.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan pengaturan pekerjaan dan tanggung jawab
dalam organisasi untuk dilaksanakan dalam suatu bisnis. Struktur organisasi
berguna untuk membantu mewujudkan tujuan bisnis dengan cara mengatur
pekerjaan yang akan dilakukan dengan fungsi dan tanggung jawab yang telah
ditentukan. Dalam organisasi biasanya ada bagan organisasi yang
menggambarkan struktur organisasi dan hubungan pelaporan yang terjalin antar
bagian dari organisasi ini (rantai komando).
1. Konsep Dasar dalam Struktur Organisasi
Penyusunan struktur organisasi melibatkan dua tahap. Tahap pertama
yaitu proses mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan spesifik dalam organisasi
dan merancang orang untuk menjalankannya. Hasilnya yaitu spesifikasi
jabatan. Tahap kedua, setelah terspesialisasi, pekerjaan akan dikelompokkan ke
dalam unit-unit logis. Proses ini disebut dengan departemenisasi. Lima bentuk
departemenisasi yang dapat dipilih perusahaan yaitu (1) departemenisasi
berdasarkan pelanggan yang membagi toko-toko menjadi segmen sehingga lebih
efisien dan Memberi layanan pelanggan lebih baik karena tenaga penjual
cenderung melakukan spesialisasi; (2) departemenisasi produk, membagi
organisasi ke dalam segmen menurut produk atau jasa spesifik; (3)
departemenisasi berdasarkan proses, membagi organisasi menurut proses
produksi; (4) departemenisasi berdasarkan geografik di mana perusahaan dibagi
menurut wilayah yang dilayaninya dan (5) departemenisasi berdasarkan fungsi
dimana organisasi dibagi menurut fungsi-fungsi kelompok seperti produksi,
pemasaran dan penjualan, sumber daya manusia dan keuangan serta akuntansi.
Pada umumnya perusahaan besar mengkombinasikan jenis departemenisasi
yang berbeda untuk berbagailevel.
Apabila pekerjaan telah dispesialisasikan dan didepartemenisasi maka
perusahaan menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Pengembangan
hierarki merupakan hasil dari proses tiga langkah yaitu (1) Pemberian tugas, yaitu
menentukan siapa yang dapat mengambil keputusan dan menspesifikasi
bagaimana keputusan itu diambil; (2) Pelaksanaan tugas, yaitu
mengimplementasikan keputusan yang telah diambil; dan (3) Pendistribusian
wewenang yaitu memutuskan apakah organisasi itu tersentralisasi atau
terdesentralisasi.
Karyawan ataupun manajer dalam organisasi pasti memiliki wewenang dan
tanggung jawab tertentu. Tanggung jawab yaitu kewajiban untuk menjalankan
tugas yang sudah diberikan. Wewenang merupakan hak yang dimiliki seseorang
karyawan pada posisi tertentu untuk mengambil keputusan berkaitan dengan
--- 30
tuntutan pekerjaannya, yang telah diatur oleh organisasi. Setiap manajer juga
memiliki rentang kendali atas karyawan. Tiga bentuk wewenang dalam organisasi
yaitu :
e) Wewenang lini.
Wewenang ini mengalir ke atas dan ke bawah rantai komando. Bentuk
wewenang lini muncul karena banyak perusahaan saat ini bergantung pada
departemen lini yaitu departemen yang berkaitan langsung dengan produksi
dan penjualan produk tertentu.
f) Wewenang staff
yaitu wewenang yang didasarkan pada keahlian dan biasanya berupa tugas
Memberi nasihat kepada manajer lini. Para anggota staff membantu
departemen lini mengambil keputusan namun tidak memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan.
g) Wewenang komite dan kelompok.
Wewenang ini diberikan kepada komite atau tim kerja yang terlibat dalam
operasional perusahaan sehari-hari. Tim kerja yaitu kelompok operasi
karyawan yang diberi kuasa untuk merencanakan dan mengorganisasikan
kerja mereka sendiri dan menjalankannya dengan sedikit supervisi.
Perusahaan dapat lebih bersifat sentralisasi ataupun desentralisasi dalam
pemberian wewenang kepada karyawan. Sentralisasi merupakan filosofi
manajemen yang menekankan pada sekelompok kecil orang dalam struktur
organisasi yang memiliki wewenang membuat keputusan. Sedangkan
desentralisasi merupakan suatu filososfi organisasi dan manajemen yang
mendelegasikan wewenang membuat keputusan pada level manajemen
dibawahnya pada suatu organisasi.
Dengan lapisan manajemen yang lebih sedikit, perusahaan yang
terdesentralisasi mencerminkan suatu struktur organisasi datar. Perusahaan yang
tersentralisasi menuntut adanya berbagai lapisan manajemen dan dengan
demikian membentuk struktur organisasi tinggi. Distribusi wewenang juga
memengaruhi jumlah orang yang dikendalikan oleh seorang manajer, yang
disebut dengan rentang kendali (span of control). Dalam struktur organisasi
yang datar biasanya rentang kendali bersifat luas sementara dalam organisasi
yang tinggi rentang kendalinya lebih sempit.
2. Bentuk Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan memiliki empat bentuk dasar yaitu:
• Struktur organisasi fungsional.
Merupakan bentuk organisasi bisnis yang wewenangnya ditentukan oleh
keterkaitan antara fungsi dan aktivitas bisnis dasar, biasanya mencakup
pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan.
• Struktur organisasi divisional.
--- 31
yaitu struktur organisasi yang berdasarkan divisi-divisi yang beroperasi
sebagai unit bisnis yang relatif otonom, di bawah naungan korporasi yang
lebih besar. Divisi merupakan departemen yang menyerupai bisnis terpisah
yang memproduksi dan memasarkan produk-produknyasendiri.
• Struktur organisasi matriks.
yaitu struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan kelompok- kelompok
dan anggota kelompok melapor kepada dua manajer atau lebih, satu
dengan keahlian fungsional dan yang lain dengan orientasi produk atau
proyek.
• Struktur organisasi internasional
Merupakan struktur yang berkembang karena bisnis memasuki pasar
internasional dan dikembangkan untuk merespon kebutuhan memproduksi,
membeli ataupun menjual di pasar global.
Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis dan persaingan yang
semakin ketat maka perusahaan mengembangkan bentuk-bentuk struktur
organisasi yang baru, diantaranya yaitu :
a) Organisasi tanpa batas (boundaryless organization)
Dalam struktur ini, batas-batas dan struktur tradisional diminimalkan atau
dihapuskan.
b) Organisasitim
Bentuk struktur ini mengandalkan keberadaan tim-tim berbasis proyek
dengan sedikit atau tanpa hierarki fungsional. Individu berpindah dari satu
tim ke tim yang lain karena tuntutan proyek atau keterampilan yang dimiliki.
c) Organisasi virtual
yaitu organisasi yang memiliki sedikit struktur formal namun banyak
karyawan tetap, sedikit staf dan tidak terlalu banyak fasilitas administatif.
Agar tetap dapat menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan atau situasi
tertentu maka manajer mempekerjakan karyawan sementara, menyewa
fasilitas atau memakai tenaga luar untuk Memberi layanan
dukungan.
d) Organisasi pembelajaran
yaitu organisasi yang berfungsi untuk memudahkan pembelajaran dan
pengembangan pribadi karyawan sepanjang hidup sambil terus mengubah
dirinya untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan yang berubah.
Peningkatan bakat, keterampilan dan pengetahuan karyawan diperlukan
sebagai strategi untuk perbaikan terus-menerus.
--- 32
BAB V
MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS
A. Sudut Pandang Bisnis
Bisnis merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dari sebuah bisnis. Kompleksitas
kegiatan bisnis ini tentu saja berkaitan dengan realita warga modern yang
sangat kompleks sekarang ini. Sebagai kegiatan sosial sekurang-kurangnya bisnis
modern dapat disoroti dari tiga sudut pandang yang berbeda namun tidak bisa
dipisah-pisahkan, yaitu : sudut pandang ekonomis, hukum dan moral.
1. Sudut Pandang Ekonomis
Bisnis yaitu kegiatan ekonomis. Kegiatan bisnis dilakukan secara
sistematis dan terstruktur dengan maksud untuk memperoleh keuntungan.
Pencapaian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, melainkan
dilaksanakan dalam suatu interaksi sosial. Bisnis berlangsung dalam komunikasi
sosial yang menguntungkan untuk kedua belah pihak yang melibatkan diri.
Apapun bentuk kegiatannya, sebuah bisnis pasti memiliki tujuan untuk
memperoleh keuntungan – di samping mungkin ada beberapa tujuan yang
lainnya.
Dipandang dari sudut ekonomis, bisnis yang baik yaitu bisnis yang
membawa banyak untung. Bisnis yang baik diselenggarakan dengan
memanfaatkan sumber daya yang langka secara efisien untuk menghasilkan
barang atau jasa yang dibutuhkan warga . Efisiensi merupakan kata kunci
dalam bisnis modern. Sehingga bisnis yang tidak efisien dapat menyebabkan
biaya yang lebih besar dari pada pendapatan, akibatnya bisnis ini akan
mengalami kerugian.
--- 33
2 Sudut Pandang Hukum
Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Hukum mengatur hal-hal yang
relatif jelas dan pasti, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan
ada suatu sanksi tertentu jika terjadi pelanggaran. Bisnis harus mentaati
hukum dan peraturan yang berlaku. Seringkali ditemui sebuah bisnis yang
mengejar keuntungan sesaat dengan mengorbankan kepentingan jangka
panjangnya melaui kegiatan-kegiatan illegal misalnya pemalsuan merk produk
terkenal, penggandaan buku, kaset, perangkat lunak yang melanggar hak cipta
intelektual dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan illegal semacam itu mungkin saja
dalam janghka pendek dapat mengeruk keuntungan yang luar biasa, namun
demikian, sewaktu-waktu dapat menyeret pemilik perusahaan ke penjara. Di
samping itu perusahaan juga bisa terancam dihentikan operasinya. Jadi bisnis
yang baik yaitu bisnis yang patuh pada hukum.
3 Sudut Pandang Moral
Dalam sejarah industri modern, sangat banyak terjadi kecelakaan yang
sebenarnya dapat dihindari. Para manajer pabrik memikul tanggung jawab yang
besar, apabila terjadi kecelakaan yang menewaskan para pekerja, merugikan
kesehatan karyawan dan warga sekitar atau merusak lingkungan. Mengejar
keuntungan merupakan hal yang wajar asalkan tidak dicapai dengan merugikan
pihak lain. Jadi dalam mewujudkan tujuan perusahaan ada batasnya. Salah satu
faktor yang membatasi kegiatan bisnis dalam mencapai keuntungan yaitu
kendala etis atau pertimbangan moral.
Tidak semua yang bisa kita lakukan dalam bisnis untuk mengejar
keuntungan pantas kita lakukan. Kita harus menghormati hak dan kepentingan
pihak lain. Apabila seseorang menghormati hak dan kepentingan orang lain
sebenarnya ia telah menjaga kepentingan dan kelangsungan hidup bisnisnya
sendiri. Misalkan sebuah perusahaan penerbangan dengan sengaja
mempertahankan pesawat yang sudah tidak layak terbang dengan maksud untuk
menekan biaya investasi agar memperoleh keuntungan yang besar. Mungkin
untuk jangka waktu tertentu tidak terjadi kecelakaan. Namun demikian, potensi
terjadinya kecelakaan yang sangat besar sewaktu-waktu dapat mengancam
keselamatan penumpang dan awak pesawat. Apabila benar-benar terjadi
kecelakaan, maka perusahaan penerbangan ini akan mengalami kerugian
yang sangat besar. Bukan sajakerugian materiil karena harus menanggung ganti
rugi kepada keluarga korban dan pihak yang dirugikan, tetapi juga mengakibatkan
reputasi perusahaan jatuh karena lalai dalam memperhatikan keselamatan
penumpang.
Perilaku etis sangat penting demi kelangsungan hidup bisnis dan dan
--- 34
ketahanan posisi finansialnya. Bisnis yang etis tidak akan membawa kerugian,
terutama jika dilihat dalam perspektif jangka panjang. Jadi bisnis yang baik bukan
saja yang menguntungkan, tetapi juga bisnis yang baik secara moral yang
memenuhi standar etis
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan
identik dengan moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman
atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan benar
atau salah. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk
menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan. Jadi
ukuran yang dipergunakan dikonotasikan dengan istilah-istilah : tata krama, sopan
santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang perpijak pada norma-
norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen di dalam warga dan
lingkungannya.
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai dan norma
moral yang mengatur perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok dan institusi di dalam warga . Oleh karena itu disamping etika
merupakan ilmu yang Memberi pedoman norma tentang bagaimana hidup
manusia diatur secara harmonis, agar tercapai keselarasan dan keserasian dalam
kehidupan baik antar sesama manusia antar manusia dengan lingkungannya.
Juga mengatur tata hubungan antara institusi di dalam warga dengan
institusi lain dalam sistem warga dan environment (lingkungan)-nya.
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dipakai nya
etika dalam pergaulan antar elemen-elemen di dalam warga pada
hakekatnya agar supaya tercipta suatu hubungan yang harmonis, serasi dan
saling menguntungkan.
Etika merupakan konsepsi norma dan norma di mana ia layak dipakai
sebagai sumber acuan bagi kegiatan tertentu di warga dalam kontek
hubungan sosial dan antar personal di dalam warga universal. Oleh karena
itu etika kehidupan harus selalu mengacu norma, moralitas sosial dan undang-
undang atau hukum yang berlaku serta disesuaikan dan disosialisasikan dengan
dinamika yang berkembang di warga . Oleh karena itu norma dapat
dikelompokkan ke dalam norma tertulis dan norma tidak tertulis.
Norma tertulis merupakan serangkaian aturan formal yang diberlakukan
di warga , sedangkan norma tak tertulis merupakan suatu aturan yang secara
informal atau tradisional berlaku di warga . Sementara moralitas merupakan
nilai-nilai yang dianut atau dipercaya keabsahannya di warga . Unsur yang
dipergunakan oleh moralitas antara lain yaitu unsur kultur, adat istiadat, jiwa dan
naluri warga .
--- 35
C. ETIKA BISNIS
Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan peneterapan
norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Dalam
penerapan etika bisnis, bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan
moralitas yang berlaku di warga . Disamping itu etika bisnis dapat digerakan
dan dimunculkan dari dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang
kuat dengan profesionalisme bisnis.
Para pelaku bisnis dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungannya,
sehingga untuk meraih tujuan-tujuan bisnis secara sepihak tidak akan tercapai
kalau tidak mempertimbangkan kepentingan dan fenomena sosial dan budaya
yang berlaku di warga . Misalnya perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk menetralkan limbah yang dapat merugikan warga . Demikian
juga untuk menambah fungsi sosial lainnya yang secara fungsional seolah-olah
berada dalam fungsi perusahaan kurang memiliki keterkaitan langsung dengan
bisnis, maka etika bisnis harus benar-benar merupakan bagian integral dari
fungsi-fungsi perusahaan secara keseluruhan. Dari pemahaman dan pentingnya
etika bisnis di dalam kegiatan bisnis ini kita dapat menyatakan betapa kegiatan
bisnis ini harus concern atas kepeduliannya terhadap warga dan
lingkungannya. Hal ini secara logis diperkuat dengan argumentasi bahwa
perusahaan/bisnis merupakan bagian yang terintegrasi dengan warga dan
lingkungannya. Karena itu kegiatan bisnis harus memakai etika profesi
bisnis.
D. BISNIS MEMERLUKAN ETIKA
Mengapa bisnis memerlukan etika dalam rangka kiprah bisnis dengan
warga secara luas. Pertanyaan ini jelas terkait dengan fungsi dan peranan
yang akan dilakukan. Apalagi kita mengetahui bahwa bisnis membutuhkan
warga dan warga membutuhkan bisnis. Atas dasar itulah kebutuhan
bisnis dalam aspek kehidupannya tidak terlepas dengan eksistensi warga
dengan segala atribut dan simbul-simbul yang melekat pada warga .
Berkaitan dengan ini pertanyaannya mesti agak diperluas dengan pertanyaan
mengapa bisnis membutuhkan warga dan dibutuhkan warga itu harus
memakai etika dalam operasionalisasinya.
Setidaknya ada tiga alasan yang dapat Memberi argumentasi atas
pertanyaan ini seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Bisnis tidak bebas nilai
Pernyataan yang sering terlontar, bahwa bisnis yaitu bisnis, seolah-olah
--- 36
merupakan filosofi bisnis yang telah diterima secara umum di warga
(terutama warga di negara-negara sekuler). Pengertian statement bisnis
yaitu bisnis itu menyiratkan bahwa bisnis hanya bertumpu pada aspek komersial
saja, dimana mekanisme memperoleh keuntungan ekonomi dari warga dan
cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan seolah bebas nilai, bebas norma dan
bebas etika. Tetapi jika kita lihat lebih jauh, terutama jika kita tinjau dari teori dan
perkembangan ilmu bisnis, ternyata bisnis tidak bebas nilai, baik dari nilai moral
maupun nilai etika. Misalnya kita lihat dari tujuan yang umumnya ingin dicapai oleh
bisnis yaitu : meningkatkan kesejahteraan stake holders.
Dalam ilmu marketing jelas-jelas disebutkan bahwa keberhasilan untuk
memperoleh keuntungan komersial atau penerimaan atau revenue dengan cara
Memberi kepuasan terhadap pelanggan. Demikian juga di dalam ilmu
pengelolaan sumber daya manusia atau personalia, jelas-jelas mengantarkan
pemahaman bahwa reward yang layak dan adil sesuai dengan kontribusinya yang
diberikan oleh manajer atau pemilik kepada human resources akan menjamin
usaha peningkatan produktivitas perusahaan dan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. jika bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya senantiasa
berorientasi pada kesejahteraan stake holdersnya, maka dapat dipastikan bahwa
perusahaan akan hidup atau eksis dalam jangka panjang atau selama-lamanya.
Jika dilihat dari pihak-pihak yang dijadikan partner bisnis, yakni warga dan
sumber daya ekonomi dan para pemiliknya, maka siapapun (tak terkecuali institusi
bisnis) yang berhubungan dan berinteraksi dengan warga , tentu di dalam
menjalankan kegiatan bisnis ini tidak lepas dari nilai sosial, nilai moral dan etika
yang dibutuhkan untuk mengatur harmoni perusahaan supaya tercipta hubungan
yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya. Dan jika ditinjau dari
sistem warga , dimana bisnis merupakan sub sistem atau substansinya,
tentunya mekanisme interaksi antara bisnis dan lignkungan bisnisnya ada
hubungan timbal balik yang mengharuskan penertiban dan pengaturan yang
didukung dengan etika atau norma-norma kehidupan untuk mendukung
terciptanya hubungan harmonis antara sub sistem dan sistem sosialnya.
b. Aplikasi etika bisnis identik dengan pengelolaan bisnis secara
profesional
Prinsip profesional dalam pengelolaan bisnis sebenarnya erat kaitannya
dengan aplikasi etika bisnis. Seperti dijelaskan ruang lingkup etika bisnis meliputi
keterkaitan yang harmonis, saling menguntungkan antar pihak di dalam stake
holder dan pihak-pihak eksternal lainnya. Pada hal ini merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi kalau ingin perusahaan mau tumbuh dan berkembang dan maju
secara kontinyu dalam jangka yang panjang. Dari kerangka pikiran seperti ini,
tentu usaha-usaha ini identik dengan pengelolaan bisnis secara ulet, jitu, efisien
dan efektif bagi alokasi sumber daya ekonomi yang tersedia baik di dalam
--- 37
perusahaan sendiri maupun alokasi sumber daya ekonomi yang berasal dari luar
perusahaan. prinsip-prinsip alokasi sumber daya ekonomi ini tentu dilakukan
dengan proses manajemen yang canggih dengan dasar keserasian hubungan
antara pihak terkait. Tentu hal ini harus dilakukan dengan penuh kesungguhan
dan kejujuran.
Jadi dari konsep pengelolaan bisnis yang berorientasi kepada usaha kemajuan
perusahaan didukung dengan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan semua
pihak yang terkait, baik pad pihak internal perusahaan itu sendiri maupun pada
pihak eksternal yang ikut berperan dalam sistem bisnis, sehingga perusahaan
mampu hidup dan berkembang dalam jangka panjang, maka mau tidak mau hal
ini harus diakui sebagai cermin pengelolaan bisnis secara profesional.
Oleh karena itu keberhasilan perusahaan sebenarnya sangat didukung kuat
oleh aplikasi konsep etika bisnis secara konsisten. Dengan kata lain aplikasi etika
bisnis merupakan kata kunci bagi keberhasilan pengelolaan bisnis. Dengan
demikian pengelolaan bisnis harus memiliki komitmen yang tinggi atas aplikasi
etika dalam bisnis.
c. Bisnis merupakan bagian dari sistem sosial
Dalam kenyataan memang tidak dapat disangkal bahwa sebuah institusi bisnis
membutuhkan warga dan dibutuhkan oleh warga . Sebagai sebuah
institusi yang hidup di tengah-tengah warga , tentu dalam kegiatannya
pertama-tama harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari warga ,
kalau warga dijadikan sebagai sumber dan sasaran yang ingin dituju oleh
bisnis, tentu kegiatan bisnis tidak boleh menimbulkan kontradiktif. Justru
menimbulkan hubungan keharmonisan dengan pihak-pihak terkait di dalam
warga .
Di sini sebenarnya kedudukan bisnis yang sebenarnya di dalam warga
bahwa bisnis harus dapat menempatkan diri sebagai sub sistem di dalam
warga . Artinya eksistensi bisnis memang diakui keberadaannya. Yakni
membutuhkan keberadaan bisnis. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
antara keduanya saling dibutuhkan dan diperlukan.
Perusahaan melihat warga sebagai sumber potensi yang dapat
menghidupi perusahaan. Sebaliknya poerusahan harus juga menempatkan diri
sebagai institusi yang eksistensinya memang dibutuhkan oelh warga . Oleh
karena itu bisnis harus tahu diri bahwa keberadaannya di warga merupakan
bagian dari warga . Selain melihat bahwa di dalam warga tersedia
peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan sebagai objek atau sasaran yang
menguntungkan, tetapi perusahaan juga harus melihat bahwa sasaran ini
sekaligus sebagai subyek yang akan menentukan kelangsungan perusahaan
dalam waktu selama mungkin. Di sini nampak bahwa antara bisnis dan sosial
--- 38
saling terkait, tergantung dan saling menentukan eksistensi masing-masing.
E. PRINSIP PRINSIP ETIKA BISNIS
Pengaturan dalam Pengelolaan bisnis tidak hanya mengatur bagaimana
bisnis itu dapat memperoleh kemajuan dan kejayaan. Permasalahannya harus
dilihat dari apa tujuan atau sasaran yang akan dicapai perusahaan. Akan tetapi
betapapun tujuan itu sangat baiknya, namun yang lebih penting lagi yaitu
bagaimana tujuan itu harus dicapai. Secara umum etika bisnis merupakan acuan
cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun
prinsip-prinsip etika bisnis ini yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip Otonom
Yang dimaksud dengan prinsip otonom yaitu bahwa perusahaan secara
bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang garap yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dipunyainya. Misalnya perusahaan
tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan, tapi perusahaan
memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diembannya dan
tidak bertentangan dengan pihak lain. Otonom di sini lebih diartikan sebagai
kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan
keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik
sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Di
samping itu tujuan dan maksud kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau
pihak eksternal. Oleh karenanya dalam pengertian Etika Bisnis, otonomi
bersangkut paut dengan policy eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi
perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja
ataupun komunitas yang dihadapinya. Cuma otonomi di sini harus mampu
mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam
memakai sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi
dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus
secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat komitmen
tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Dua perusahaan atau lebih sama-sama punya komitmen dalam
menjalankan etika bisnis. Namun masing-masing perusahaan dimungkinkan
memakai pendekatan berbeda-beda dalam menajalankannya. Sebab
masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan
yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi, meskipun dihadapkan
pada kondisi, karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan
memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis.
b. Prinsip Kejujuran
--- 39
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil dengan gemilang
jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang
paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasar kejujuran ini terutama dalam
pemakaian kejujuran terhadap diri sendiri. Jika prinsip kejujuran terhadap diri
sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelolan perusahaan,
maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis ini dijalankan dengan prinsip
kejujuran terhadap semua pihak terkait.
1) Kejujuran dalam Perjanjian Kontrak Kerja
Perjanjian kerja dibuat agar terjamin kepastian dalam menjalankan fungsi
masing-masing pihak sesuai dengan hak dan kewajiban yang mengikat. Masing-
masing pihak komitmen yang tinggi, dalam arti ingin selalu menepati sesuai
dengan yang perjanjian di dalam perjanjian. Jika kedua belah pihak mampu
memberi jaminan akan terpenuhi perjanjian dan terbukti secara konsisten, maka
kenyataan ini akan Memberi suatu kepercayaan pada masing-masing pihak.
Hal ini akan merupakan rintisan dibangunnya suatu kepercayaan di kedua belah
pihak. Ini merupakan momentum terbinanya suatu kerja sama lanjutan di bidang-
bidang bisnis yang lain. Kepercayaan yang terbina ini merupakan modal bisnis
yang maha besar bagi masing-masing pihak.
2) Kejujuran dalam Penawaran Produk
Perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis akan terdiri dari kegiatan
produksi adn penjualan, baik dilakukan sekaligus atau terpisah. Dilakukan
sekaligus diartikan bahwa perusahaan disamping melakukan produksi atas suatu
barang atau jasa, juga melakukan pemasaran sendiri atas barang atau jasa
ini .
Disamping itu perusahaan ada yang hanya melaksanakan kegiatan
produksi saja atau pemasaran saja. Terhadap kegiatan perusahaan ini baik
sebagai kegiatan produksi maupun pemasaran tentu memiliki pedoman bahwa
pasar yaitu sumber yang sangat mendukung eksistensi dan kontinyuitas
perusahaan. oleh karena itu jika perusahaan menganggap pasar sebagai mitra
usaha, maka perusahaan harus menjaga hubungan yang baik dengan pasarnya.
Produk yang dibuat dan dipasarkan harus benar-benar mencerminkan produk
yang sesuai dengan fakta, tidak ada unsur manipulasi. Seperti misalnya
barang yang berkualitas rendah dinyatakan sebagai barang berkualitas tinggi.
Barang yang secara riil berkualitas biasa dinyatakan sebagai barang berkuaitas
prima dan lain-lain.
3) Kejujuran dalam Menjalin Hubungan Kerja dengan Perusahaan Lain
Dalam hubungan dengan para pesaing dan partner usaha, perusahaan
dapat memperlakukan dan memandangnya sebagai teman atau kolega dan mitra
usaha yang wajar dan sehat. Hubungan antara perusahaan dengan perusahaan
--- 40
lain (apakah ia sebagai perusahaan supplier ataukah sebagai perusahaan agen
atau distributor) ini harus dilandasi prinsip kerja yang fair dan prinsip kerja sama
yang saling menguntungkan dan saling menghidupi, tidak saling membunuh atau
mematikan. Terhadap perusahaan lain yang berposisi sebagai pesaing harus
diterapkan berlomba dalam Memberi sesuatu yang bernilai optimal bagi
warga luas. Berlomba dalam Memberi pelayanan terbaik, Memberi
mutu terbaik secara fair dan lain-lain. Yang pada intinya berlomba dalam
kebaikan. Bahkan dapat dilakukan hubungan antar pesaing ini untuk saling
Memberi bantuan, sinergi dan lain-lain yang dilakukan dengan niat yang jujur
dan fair.
4) Kejujuran dalam Menjalin Hubungan dengan Tenaga Kerja
Perusahaan memiliki prinsip kejuuran terhadap para pekerja, baik
pekerja yang level atas maupun level bawah, bahwa pekerja harus dipandang
sebagai partner usaha. Prinsip kejujuran yang diaplikasikan terhadap pekerja
sebagai partner ini tercermin pada transformasi performance usaha perusahaan
terhadap para pekerja tanpa kecuali. Transformasi informasi performance yang
disosialisasikan kepada para pekerja hanya yang terkait dengan pemberian hak
dan kewajiban pekerja secara wajar dan adil menurut ukuran-ukuran kelayakan
sosial. Disamping juga sesuai dengan prestasi riil yang dicapai oleh perusahaan
dimana para pekerja bekerja.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat
Bisnis didirikan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan
warga konsumen dan warga umumnya. Ini merupakan komitmen yang
berlaku bagi para pelaku bisnis. Dari komitmen ini tentunya niatan yang ada pada
setiap pelaku bisnis terhadap stake holder yaitu untuk maksud-maksud
mencapai tujuan yang baik dan positif. Tidak sedikit terlintas niatan untuk maksud-
maksud jahat kepada warga . Prinsip ini justru akan dapat menyelamatkan
perusahaan. Sebab betapapun tersembunyinya niat jahat (seandainya terbetik di
dalamnya) lama kelamaan akan terkuak juga di mata warga . Dan justru
kondisi seperti inilah yang akan menjerumuskan perusahaan.
d. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis memakai
etika bisnis yaitu keadilan bagi semua pihak yang terkait Memberi kontribusi
langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini
terklasifikasi ke dalam stake holder. Oleh karena itu semua pihak ini harus
mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-
masing pihak ini kepada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari
bisnis. Tolok ukur yang dipakai menentukan atau Memberi kelayakan ini
sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh warga bisnis
--- 41
dan umum. Contoh yang dapat dikemukakan dalam menjalankan prinsip keadilan
misalnya dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor
ekonomi. Memberi harga yang layak bagi para konsumen. Memberi upah
yang layak bagi para eksekutif dan karyawan. Menyepakati harga yang pantas
bagi para pemasok bahan dan alat produksi. mendapat keuntungan yang
wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
e. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri
Pengertian prinsip ini merupakan prinsip tindakan bisnis yang dampaknya
berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Aktivitas bisnis tertentu ke
warga merupakan cermin dari bisnis yang bersangkutan. Jika bisnis
Memberi kontribusi yang menyenangkan bagi warga , tentu warga
Memberi respon sama. Sebaliknya jika bisnis Memberi image yang tidak
menyenangkan maka warga tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Jika para pengelola perusahaan ingin Memberi respek
kehormatan terhadap perusahaan maka lakukan respek ini terhadap para
pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala
aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam
perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk Memberi respek kepada semua
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Maka pasti para pihak ini akan
Memberi respek yang sama terhadap perusahaan.
Sebagai contoh, seandainya manajemen perusahaan dengan team
worknya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan Memberi kepuasan
kepada pelanggan, maka dapat dipastikan para pelanggan akan makin fanatis
terhadap perusahaan. Demikian juga jika para manajemen berorientasikan pada
pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadanannya
dengan prestasinya, maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap
perusahaan. Jadi hukum kausa prima akan senantiasa berlaku dalam bisnis atas
stake holdersnya. Oleh karena itu prinsip hormat pada diri sendiri mesti
diberlakukan pada etika bisnis.
--- 42
BAB VI
BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
A. Konsep Bisnis Dan Kewirausahaan
Dalam ilmu ekonomi, bisnis yaitu individu atau organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapat
keuntungan. Secara historis kata bisnis dari Bahasa Inggris business, atau dari
kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
warga . Sibuk diartikan dengan sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
yang mendatangkan keuntungan. Dalam sistem perekonomian kapitalis, di mana
kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapat
keuntungan dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan
operator dari sebuah bisnis mendapat imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau modal yang mereka berikan. Namun demikian, tidak semua bisnis mengejar
keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperasi yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan
sistem sosialistis, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
warga umum, atau serikat pekerja. Bisnis juga berarti keadaan dimana
seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang
menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga pemakaian ,
tergantung ruang lingkupnya, pemakaian singular kata bisnis dapat merujuk
pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. pemakaian yang lebih luas dapat
merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." pemakaian
yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas
penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih
menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Organisasi Bisnis yaitu organisasi yang mencoba mendapat
keuntungan dengan menyediakan barang atau produk dan Memberi jasa atau
layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengenal bisnis secara lebih
mendalam berhubungan dengan perubahan fundamental, perubahan produk dan
jasa untuk mendapat uang atau keuntungan. Bisnis harus dapat menghasilkan
dan menawarkan produk dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan.
Namun demikian, bisnis juga harus adil dan jujur dalam menghasilkan produk dan
jasa dan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, bisnis merupakan proses
perubahan nilai yang terintegrasi antara pihak perusahaan atau organisasi dan
pihak pelanggan. Bisnis memiliki beberapa aspek, yaitu keuntungan individu
dan kelompok, penciptaan nilai, penciptaan barang dan jasa, dan keuntungan
--- 43
melalui transaksi.
Seperti yang sudah disampaikan pada bagian pertama di depan bahwa bisnis
yang berhasil atau bisnis yang sehat yaitu bisnis yang dapat menciptakan
keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keuntungan bukan
hanya dalam bentuk uang, melainkan juga dalam bentuk moral dan komitmen
dalam jangka panjang. Untuk dapat memulai bisnis, ada beberapa langkah yang
perlu dilakukan, yaitu: 1. menentukan visi dan misi bisnis. Visi merupakan
deklarasi mengenai bisnis apakah yang akan dicapai atau dilakukannya,
sedangkan misi merupakan deklarasi alasan bisnis ini harus ada dan hal
yang akan dilakukan bisnis ini . Fungsi bisnis meliputi fungsi bisnis secara
mikro dan fungsi bisnis secara makro. Fungsi mikro yaitu kontribusi bisnis yang
berpengaruh pada beberapa pihak yang terlibat secara langsung dalam proses
bisnis ini , seperti karyawan, manajer atau pimpinan perusahaan, komisaris,
dan pemegang saham. Fungsi makro meliputi kontribusi bisnis pada pihak-pihak
yang tidak secara langsung terlibat dalam bisnis, seperti warga sekitar
perusahaan, bangsa, dan negara.
Bisnis memiliki beberapa elemen yang dapat menunjang kesuksesannya,
yaitu modal, material atau bahan-bahan, tenaga kerja, dan manajemen atau
keahlian. Semua elemen bisnis ini yang akan diproses atau ditransformasi
menjadi barang dan layanan yang siap dipasarkan kepada pelanggan. Untuk
melaksanakan bisnis dan mencapai tujuan bisnis, organisasi bisnis memerlukan
sistem bisnis. Sistem bisnis memiliki karakteristik yaitu kompleksitas dan
keanekaragaman, saling ketergantungan, serta perubahan dan inovasi.
Sedangkan tujuan bisnis meliputi keuntungan, pertumbuhan, kesinambungan,
stabilitas, pelayanan umum, dan kesejahteraan. 2. Menentukan indikator
kesuksesan bisnis. Ada lima indikator kesuksesan bisnis yang telah dipaparkan
pada subpokok bahasan sebelumnya, yaitu kinerja keuangan, kebutuhan dan nilai
pelanggan, kualitas produk dan jasa, inovasi dan kreativitas, dan komitmen
karyawan. 3. Menilai lingkungan bisnis dan dampaknya bagi bisnis yang
akan dilakukan. Ada enam faktor lingkungan yang berdampak bagi
kehidupan dan perkembangan bisnis, yaitu isu dan kecenderungan perbedaan,
kekuatan perekonomian, pengaruh global, pasar dan proses finansial, kekuatan
legal, dan peraturan-peraturan yang ada, serta struktur industri. 4. Menyediakan
produk dan jasa yang hebat dan memuaskan. Langkah keempat ini tentu saja
dilakukan setelah bisnis berjalan atau beroperasi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu memperoleh dan memakai sumber daya dan teknologi
yang tepat, mengintegrasikan kegiatan dan meningkatkan komitmen, berpikir
secara strategik, penyediaan nilai melalui kualitas produk dan jasa, serta
meningkatkan nilai produk dan jasa dengan berkomunikasi dengan pelanggan. 5.
Mengadakan evaluasi terhadap proses bisnis yang telah berjalan, yang
meliputi pencapaian kinerja keuangan, pemenuhian kebutuhan pelanggan,
--- 44
tercapainya kualitas produk dan jasa, kreativitas dan inovasi yang dilakukan, serta
mengevaluasi komitmen karyawan. Kelima hal ini akan dipakai
perusahaan sebagai cara mengadakan perbaikan.
Selanjutnya, istilah kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari Perancis
yang secara harafiah diterjemahkan sebagai perantara. Secara lebih luas,
kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya
dengan memakai usaha dan waktu yang diperlukan, memikul risiko finansial,
psikologi, dan sosial yang menyertainya, dan menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi. Kewirausahaan sering diterjemahkan menjadi wirausaha atau
wiraswasta. Kewirausahaan juga merupakan proses mencari kesempatan bisnis
pada kondisi yang berisiko.
Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke
dan akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan yaitu hal-hal yang
terkait dengan wirausaha. Wirausaha sama dengan wiraswasta. Wira berarti
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, paahlawan
kemajuan. Dalam bisnis, wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis
yang komersial atau nonkomersial. Oleh karena itu, kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis. Kewirausahaan juga menyakup kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Ada tiga perilaku utama dalam kewirausahaan, yaitu memiliki inisiatif,
mengorganisasi atau mereorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, serta mau menerima
resiko atau kegagalan. Kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
warga dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara. Dengan pengetahuan ini
diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia yang terjun dalam
dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran sehingga hal yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi warga luas.
Kewirausahaan merupakan pendekatan dalam pembaruan ekonomi dan
merupakan pilar untuk menciptakan kesempatan kerja. Dapat dikatakan bahwa
kewirausahaan dapat menciptakan ribuan kesempatan kerja bagi warga
sehingga dapat meningkatkan pembangunan perekonomian suatu negara. Namun
demikian, kewirausahaan bukan merupakan suatu proses yang mudah. Banyak
para wirausaha atau pebisnis yang gagal dalam menjalankan bisnisnya. Banyak
faktor yang memengaruhi keberhasilan wirausahawan, seperti tersedianya dana
dan fasilitas, kurangnya semangat kerja, dan kemampuan berusaha, serta faktor
kepribadian wirausaha atau pebisnis ini . Sifat kepribadian yang dimaksud
yaitu sifat kepribadian yang kreatif dan inovatif.
--- 45
Wirausahawan yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber
daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak, dan kemauan untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Beberapa konsep kewirausahaan seolah-olah
identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha. Dalam
kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri
wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang
yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik
karyawan swasta maupun pemerintahan. Wirausahawan yaitu mereka yang
melakukan upaya -upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide,
dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,
aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha. Oleh karena itu, konsep kewirausahaan tidak harus
selalu dikaitkan dengan bisnis swasta yang selalu menghasilkan dan menjual
produk, namun konsep ini terkait dengan kreativitas dan inovasi yang
dikembangkan di tempat kerjanya dengan membaca peluang yang ada untuk
mendapat keuntungan atau prestasi kerja yang lebih baik.
Wirausaha memang harus kreatif dan inovatif. Mereka harus mampu
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, mengubah nilai lama menjadi nilai
baru, mempraktikkan inovasi secara sistematik, dan sebagainya. Wirausahawan
yang berhasil harus mampu menciptakan hal-hal yang baru dan dengan
mengubah yang lama, atau menciptakan yang baru sama sekali. Kebaruan yang
diciptakan oleh wirausahawan yaitu kebaruan yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya. Hal yang baru ini tidak hanya sebatas pada gagasan
yang baru, namun harus mampu menciptakan atau mewujudkan gagasan baru
ini dalam praktek atau realita. Kepribadian adaptif dan inovatif ini ditunjukkan
dengan berbagai macam perilaku, seperti mudah bergaul, suka bekerja keras,
percaya diri, berani mengambil resiko, mandiri, mampu mengendalikan diri sendiri,
dan mau berinovasi atau mencoba hal-hal yang baru.
Wirausaha juga berhasil karena faktor keluarga yang juga menjadi wirausaha.
Seorang anak yang berasal dari keluarga wirausaha juga akan mampu menjadi
wirausahawan yang berhasil. Hal ini disebabkan keluarga wirausahawan biasanya
telah terbiasa mandiri, bekerja keras, berani menanggung risiko, dan memiliki
fleksibilitas tinggi. Seringkali kemampuan berwirausaha dipengaruhi oleh faktor
genetika. Anak yang terlahir dari orang tua yang wirausaha atau pebisnis pada
umumnya mereka juga mampu jadi wirausaha. Apabila faktor genetika ini
dipupuk dengan berbagai pengalaman berwirausaha yang dilakukan bersama
--- 46
dengan orang tuanya, dan didukung dengan kemampuan berkreasi dan berinovasi
maka kemampuannya berwirausaha akan semakin baik. Namun demikian,
menjadi wirausaha atau pebisnis yang berhasil juga dapat diraih dengan belajar
dan bekerja dengan tidak kenal lelah, bertanya kepada mereka yang
berpengalaman, dan mau mengadakan introspeksi dan evaluasi terhadap
kelemahan dan kelebihannya.
Konsep kewirausahaan dapat ditinjau dari pandangan bisnis, manajerial, dan
personal. Konsep kewirausahaan dari pandangan personal biasanya dihubungkan
dengan karakteristik kepribadian dan latar belakang sosial ekonomi keluarga.
Kewirausahaan juga merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru dengan
memerhatikan waktu dan usaha, mengasumsikan berbagai kondisi yang
mendukung seperti sosial, keuangan, fisik, risiko sosial, dan menerima
penghargaan yang bersifat moneter, kepuasan, dan kemandirian personal. Oleh
karena itu, ada empat aspek dasar dalam kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan melibatkan proses penciptaan nilai yang baru.
2. Kewirausahaan membutuhkan waktu dan usaha.
3. Kewirausahaan memiliki berbagai dukungan.
4. Kewirausahaan menghasilkan penghargaan.
Dalam dunia bisnis, kewirausahaan disebut dengan kewirausahaan bisnis.
Wirausaha atau pebisnis juga dituntut untuk mampu mengorganisasi,
mengoperasikan, dan mengasumsikan risiko bisnis. Selain itu, kewirausahaan
juga menunjukkan seperangkat keahlian yang diperlukan untuk memulai dan
menjalankan bisnis kecil. Keahlian ini meliputi keahlian dalam mengidentifikasi
kebutuhan pasar dan kemampuan menanggung risiko. Namun demikian, tidak
semua orang yang memulai dan menjalankan bisnis kecil disebut dengan
wirausaha atau pebisnis. Pemilik bisnis kecil bukan selalu seorang wirausaha.
Bisnis kecil yang tidak pernah menciptakan sesuatu yang baru, tidak pernah
mencapai kesejahteraan, tidak pernah mengoptimalkan penawaran dan
permintaan di pasar dan tidak peduli dengan nilai-nilai baru juga menunjukkan
tidak adanya wirausahawan yang menggerakkannya. Pada umumnya bisnis
ini dikelola secara stabil, baik penjualan maupun keuntungannya. Pemilik
bisnis kecil akan memulai sebagai wirausaha akan berfokus pada pertumbuhan
bisnis menjadi lebih besar.
Bisnis alami para wirausaha atau pebisnis yaitu bisnis kecil. Apabila bisnis
ini menjadi besar, maka muncul berbagai kerumitan yang semakin lama
tidak dapat diatasi oleh para wirausaha ini sehingga mereka harus
digantikan oleh para profesional bisnis. Para wirausahawan pada umumnya
yaitu orang yang cepat melihat kesempatan untuk mencapai hasil kerja,
sedangkan para profesional bisnis merupakan orang yang mengawal status quo.
Menjadi seorang wirausaha atau pebisnis memang dituntut untuk berani
mengambil risiko, terutama untuk yang baru memulai atau belajar menjadi
--- 47
wirausaha atau pebisnis. Apabila ada pepatah ’kegagalan yaitu kesuksesan
yang tertunda’, maka hal itulah yang harus disadari oleh wirausaha pemula. Para
wirausaha pemula juga harus berani memulai kegiatan bisnisnya dari kecil, yang
akan menjadi besar nanti apabila mereka tekun dan tidak pantang menyerah.
Para wirausaha atau pebisnis memiliki kelebihan dalam hal kesabaran dan
tenaga yang tidak terbatas. Beberapa wirausaha memiliki modal uang, namun
pada umumnya bukan berasal dari keluarga bangsawan, melainkan dari golongan
menengah ke bawah yang didorong untuk mewujudkan gagasan inovatif,
mewujudkan impiannya menjadi kenyataan, dan bukan menjadikan keuntungan
sebagai sasaran utama. Kata kunci mereka yaitu kreativitas dan inovasi yang
juga menjadi keuntungan yang dapat diraihnya. Keuntungan ini akan berkurang
manakala persaingan meningkat. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi ini harus
dilakukan secara berkesinambungan agar perusahaan dapat berumur panjang.
Karakteristik lain seorang wirausaha atau pebisnis yaitu memiliki keinginan
untuk berprestasi dan bertanggung jawab, memiliki persepsi pada risiko, aktif dan
enerjik, memiliki persepsi pada kemungkinan keberhasilan usahanya, memiliki
orientasi terhadap masa depan, dapat dirangsang dengan umpan balik yang
diterimanya, terampil dalam mengelola, dan memiliki sikap bahwa uang bukan
merupakan tujuan pertama. Beberapa ahli lain juga menyatakan bahwa para
wirausaha pada umum memiliki karakteristik seperti bertanggung jawab atas
usaha yang dilakukan, memilih risiko moderat, percaya diri, menginginkan umpan
balik yang jelas, berorientasi ke masa depan, suka bekerja keras dan
bersemangat, terampil mengorganisasi sumber daya untuk mendapat nilai
tambah, dan menilai keberhasilan dengan uang yang berhasil diperolehnya.
B. Mendirikan Bisnis Dan Kewirausahaan
Setiap kegiatan bisnis berkaitan dengan transaksi dengan orang. Orang-orang
ini dipengaruhi oleh bisnis dan terlibat di dalamnya dengan kepentingan
tertentu sehingga disebut pemangku kepentingan. Ada lima pemangku
kepentingan dalam bisnis, yaitu pemilik, kreditur, karyawan, pemasok, dan
pelanggan. Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide mengenai produk atau jasa oleh
satu atau beberapa orang yang disebut wirausaha atau pebisnis (entrepreneur),
yang mengorganisasi, mengelola, dan membuat asumsi mengenai risiko yang
dimulai dalam bisnis ini . Wirausaha atau pebisnis ini penting dalam
pengembangan bisnis baru karena mereka menciptakan produk baru yang
diinginkan pelanggan. Bila bisnis ini tumbuh, bisnis ini membutuhkan lebih
banyak dana daripada yang dimiliki wirausahawan. Oleh karena itu, wirausahawan
memerlukan orang atau pihak lain. Apabila wirausahawan telah menerima
investasi dari beberapa pihak lain, ia akan memperluas bisnisnya dan
mendapat keuntungan dengan berbagi kepemilikannya ini . Semakin
besar bisnisnya, wirausahawan bisa berpikir untuk menjual saham atau
--- 48
kepemilikannya kepada investor yang kemudian menjadi bagian dari pemilik bisnis
ini dan disebut stockholder atau shareholder.
Beberapa bisnis juga adakalanya didkung oleh sumber dana lain di luar
pemilik, dengan cara meminjam dana dari institusi atau lembaga keuangan yang
disebut kreditor. Peminjaman dana ini tentu saja ada periode atau jangka
waktunya. Bisnis yang meminjam dana dari kreditor akan dikenai bunga setiap
periode waktu tertentu. Kreditor akan meminjamkan dananya kepada perusahaan
bisnis yang dapat dipercaya dapat mengembalikan pokok pinjaman dan
bunganya. Selain kreditor yang membantu menyediaan dana, kegiatan
operasional perusahaan bisnis tidak dapat berjalan apabila tidak ada individu atau
orang yang mengerjakannya, baik sebagai manajer maupun sebagai karyawan.
Manajer bertindak sebagai pihak yang mengelola kegiatan operasional bisnis
ini yang berusaha mencapai tujuan melalui orang lain, sedangkan karyawan
merupakan pelaksana operasional di lapangan.
Kegiatan bisnis juga memerlukan berbagai pasokan, baik bahan baku atau
material, bahan pembantu, mesin atau peralatan, maupun tenaga kerja.
Perusahaan manufaktur sangat membutuhkan pemasok untuk dapat menjalankan
kegiatan operasionalnya dengan menjamin keberlanjutan proses bisnis dengan
penyediaan bahan baku atau material. Pemangku kepentingan lainnya yaitu
pelanggan. Perusahaan bisnis tidak dapat hidup tanpa pelanggan. Untuk
menjamin kelangsungan hidupnya, bisnis harus memahami kebutuhan dan
harapan pelanggan dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau. Bila harapan
pelanggan tidak dapat terpenuhi, mereka akan beralih ke perusahaan lain yang
menjadi pesaing.
Selanjutnya, bisnis akan tercipta bila ada interaksi yang harmonis diantara
para pemangku kepentingan ini . Namun demikian, kehidupan bisnis juga
tidak terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan, seperti dampak kemajuan
teknologi dan teknologi informasi. Teknologi yaitu pengetahuan atau alat yang
dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa. Aspek penting dari teknologi
ini yaitu teknologi informasi, yaitu teknologi yang memungkinkan
informasi dapat dipakai untuk menghasilkan produk dan jasa. Kemajuan
teknologi informasi ini mendorong para pelaku bisnis atau wirausahawan
melakukan bisnis di dunia melalui internet atau yang sering disebut e-business.
Sementara itu, fungsi kunci dalam bisnis yaitu manajemen, yang menangani
bisnis dalam pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, sistem
informasi, dan akuntansi.
Awal berdirinya bisnis tentu dimulai dari keinginan para pemilik ide kreatif
untuk melakukan bisnis. Pemilik bisnis lokal seperti rumah makan atau bisnis
kuliner, bisnis cucian (laundry), salon kecantikan, desain percetakan undangan
atau kartu ucapan lainnya, bisnis rumah kost, dan sebagainya merupakan suatu
bisnis kecil yang dapat dikembangkan menjadi bisnis besar. Bisnis kecil ini
--- 49
memang tidak dapat memengaruhi pasar, namun dapat dikembangkan menjadi
besar dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik dan pengelolanya. Lain halnya
dengan industri raksasa seperti Toyota, Dell, Starbucks, dan sebagainya yang
dapat menguasai pasar dan menentukan harga. Di antara dua sisi ini (bisnis
kecil dan industri raksasa), ada berbagai jenis perusahaan yang sulit
dikategorisasikan.
Namun demikian, bisnis kecil pun dapat memengaruhi kondisi perekonomian
suatu negara, misalnya dalam hal pengurangan jumlah pengangguran dan
peningkatan kesempatan kerja. Bisnis kecil pun dapat berkontribusi pada industri
besar yang diukur dari pencipkaan pekerjaan atau lapangan kerja, inovasi yang
dilakukan, dan kontribusinya pada industri besar. Dalam hal penciptaan pekerjaan,
bisnis kecil lebih cepat dan sering merekrut karyawan dibandingkan industri besar,
tetapi mereka juga dengan cepat memutuskan hubungan kerja manakala produk
perusahaannya tidak laku. Demikian pula dalam inovasi, bisnis kecil lebih cepat
melakukan inovasi daripada industri raksasa karena bisnis kecil yang baru
ini berusaha mencari keistimewaan dari kondisi yang ada saat ini. Selain itu,
kebanyakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan raksasa akan dijual ke
konsumen melalui bisnis kecil. Sementara itu, kewirausahaan merupakan proses
menciptakan dan mengelola bisnis untuk mencapai sasaran tertentu. Perusahaan
atau organisasi selalu mengadakan inovasi dengan memfokuskan pada segmen
pemasaran tertentu dan menyampaikan kombinasi karakteristik produk yang
dibutuhkan pelanggan. Wirausaha atau pebisnis yaitu orang yang berani
menanggung risiko dalam kepemilikan. Kewirausahaan yaitu proses mencari
kesempatan dalam bisnis dan berani menanggung risiko. Namun demikian, tidak
setiap wirausaha memiliki tujuan yang sama.
Banyak bisnis dilakukan oleh wirausaha untuk melakukan bisnis baru dengan
tujuan mendapat kemandirian dengan cara bekerja untuk orang lain dan
mengamankan kondisi keuangan di masa depan. Namun demikian, para
wirausaha tidak akan melaksanakan bisnis yang tidak sesuai dengan
kemampuannya. Sama halnya dengan bisnis kecil, wirausaha memiliki tiga
kegiatan utama, yaitu penciptaan pekerjaan, inovasi, dan Memberi kontribusi
pada bisnis yang lebih besar. Para wirausaha merupakan sumber penting dalam
penciptaan pekerjaan baru. Pada umumnya mereka juga menyewa karyawan
secara lebih cepat daripada perusahaan besar dan lebih sering melakukan
pemutusan hubungan kerja daripada perusahaan besar. Selain itu, para
wirausaha atau pebisnis melakukan inovasi yang lebih besar daripada perusahaan
besar karena para wirausaha juga ingin menjadi yang ‘berbeda’ dibandingkan
orang lain yang melakukan bisnis yang sama. Selain itu, wirausaha merupakan
orang yang berani menanggung risiko akibat usahanya ini akan cenderung ingin
mencoba hal-hal yang baru untuk menemukan business position-nya. Wirausaha
juga banyak Memberi kontribusi pada perusahaan besar. Hal ini dapat dilihat,
--- 50
pada umumnya perusahaan besar membeli beberapa bahan atau produk
kreatifnya pada para wirausahawan.
Langkah pertama untuk memulai bisnis baru yaitu adanya komitmen
individual untuk menjadi pemilik bisnis. Pada awal berdirinya, pemilik bisnis ini
selain merupakan pemilik modal juga merupakan pelaku bisnis atau orang yang
menjalankan kegiatan operasional bisnisnya. Dalam menyiapkan perencanaan
bisnisnya, wirausaha atau pebisnis ini harus memahami karakteristik bisnis
yang akan dimasukinya. Para wirausaha pada umumnya memulai bisnisnya
dengan ukuran kecil yang kemudian berkembang menjadi bisnis berskala besar.
Pada umumnya, tujuan awal para wirausaha tidak ter